BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Composite. Fiber - Reinforced. Continous. Disontinous Streng. (Aligned) (Short) thened. Aligned. Matriks Penguat Komposit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian ini dilakukan re-desain marka kerucut, oleh karena itu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kelancaran serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka diperlukan

KEKUATAN KOMPOSIT POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA PEMBEBANAN DINAMIK

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM :

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

FISIKA XI SMA 3

BAB 1 PENDAHULUAN. juta ton berat basah per tahun. PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN-III) sendiri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

ENERGI DAN MOMENTUM. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI

Uji Kompetensi Semester 1

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

MOMENTUM DAN IMPULS MOMENTUM DAN IMPULS. Pengertian Momentum dan Impuls

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sawit (PKS) jumlahnya cukup banyak, yaitu 1,9 juta ton berat kering atau setara 4

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAHAN AJAR PENERAPAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Gaya merupakan besaran yang menentukan sistem gerak benda berdasarkan Hukum Newton. Beberapa fenomena sistem gerak benda jika dianalisis menggunakan

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha

Antiremed Kelas 11 FISIKA

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar

SOAL TRY OUT FISIKA 2

MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

Pendahuluan. dari energi: Bentuk. Energi satu ke bentuk yang lain. mekanik. kimia elektromagnet Inti. saat ini. Fokus

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

Copyright all right reserved

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

MAKALAH MOMEN INERSIA

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA. Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri

Bab XI Momentum dan Impuls

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

SASARAN PEMBELAJARAN

Momentum Linier. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri.

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

USAHA DAN ENERGI. W = = F. s

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut.

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

GERAK HARMONIK SEDERHANA

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

Soal No. 1 Bola bermassa M = 1,90 kg digantung dengan seutas tali dalam posisi diam seperti gambar dibawah.

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

MOMENTUM LINEAR DAN IMPULS MOMENTUM LINEAR DAN IMPULS

MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

03. Sebuah kereta kecil bermassa 30 kg didorong ke atas pada bidang miring yang ditunjukan dengan gaya F hingga ketinggian 5 m.

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman).

Hukum Newton dan Penerapannya 1

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANALISA RESPON PARKING BUMPER REDISAIN DARI BAHAN POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK

Home» fisika» Momentum dan Impuls - Materi Fisika Dasar MOMENTUM DAN IMPULS - MATERI FISIKA DASAR

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Materi Pendalaman 01:

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM

BAB VI Usaha dan Energi

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

FIsika USAHA DAN ENERGI

BAB 9 T U M B U K A N

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ke 21 ini, kebutuhan akan trasportasi dalam suatu masyarakat meningkat. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan pergerakan alat-alat angkut tersebut secara keseluruhan menimbulkan lalu lintas. Tingkat kebutuhan akan angkutan menunjukan aktifitas masyarakat. Dengan demikian perkembangan lalu lintas mengikuti perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Pertumbuhan volume lalu lintas yang cepat menyebabkan jalan-jalan menjadi macet dan angka rata-rata kecelakaan di kota menjadi tinggi. Untuk mengantisipasi kemacetan dan kecelakaan yang terjadi diperlukan marka kerucut. Marka kerucut yang sering dijumpai adalah marka kerucut polyvinylchloride. Seiring dengan itu perkembangan pabrik menghasilkan limbah, sebagai contoh pabrik kelapa sawit yang menghasilkan limbah padat berupa tandan kosong kelapa sawit Hal ini menjadi alasan menarik bagi penulis dalam melakukan riset suatu marka kerucut (traffic cone) yang terbuat dari polymericfoam yang diperkuat dari tandan kosong kelapa sawit. Fungsi dari marka kerucut itu sendiri adalah sebagai marka jalan yang dirancang sebagai usaha penertiban lalu lintas. Sebagai marka jalan yang tidak permanen, marka kerucut harus bisa dipindah-pindahkan dengan mudah dengan tetap mempertimbangkan berat total dari suatu marka kerucut. Marka kerucut yang biasa digunakan di jalan raya menggunakan material polimer Polypropylene dan polimer polyvinylchloride. Pada penelitian ini marka kerucut yang digunakan mengunakan material polimer polymeric foam dicamur dengan serat tandan kosong kelapa sawit. Pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dari marka kerucut yang dijual di pasaran. Persamaanya yaitu pada kerucut ini memiliki berat yang hampir sama dengan marka kerucut yang ada di jual secara komersial. Marka kerucut ini dicetak seperti marka kerucut yang ada di pasaran. Sedangkan

perbedaannya yaitu kerucut yang akan di cetak ulang memiliki bahan dasar polymericfoam dan serat tandan kosong kelapa sawit. 1.2. Perumusan Masalah Kekuatan struktur yang masih rendah dari suatu marka kerucut menjadi alasan menarik dan perlu diteliti oleh peneliti. Permasalahan yang ingin diteliti adalah mengetahui stabilitas dari marka kerucut polymericfoam yang menggunakan uji bandul. Dengan dilandasi pada latar belakang diatas peneliti memandang perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui respon pada marka kerucut polymericfoam terhadap beban impak dengan menggunakan simulasi Msc. Nastran. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini mencakup dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisa struktur marka kerucut yang terbuat dari polymericfoam dan serat tandan kosong kelapa sawit yang dilakukan dengan uji bandul dan impak. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Membandingkan stabilitas marka kerucut polymericfoam dan marka kerucut re-desain. 2. Mengetahui distribusi tegangan secara menyeluruh pada kerucut jalan dengan menggunakan software Msc Nastran 4.5. 3. Membandingkan distribusi tegangan yang terjadi pada marka kerucut polymericfoam dan re-desain menggunakan software Msc Nastran 4.5. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana stabilitas sebuah marka kerucut yang menggunakan bahan polymericfoam dan serat tandan kosong kelapa sawit. Dengan demikian diperoleh data marka kerucut yang telah di desain ulang. Selain itu penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan industri maupun instansi pemerintah, juga kepada para

peneliti-peneliti lain dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang material dan kekuatan bahan. 1.5. Sistematika Penulisan Tugas akhir ini terbagi dua tahap yaitu penganalisaan dengan hasil uji dan penganalisaan secara simulasi. Kemudian hasil akan disajikan kedalam tulisan yang terdiri dari 5 bab. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai Tugas Akhir yang meliputi, pembahasan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Berisikan landasan teori dan studi literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan serta metode pendekatan yang digunakan untuk menganalisa persoalan. BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN Berisikan metode dari uji bandul. Berisi juga spesifikasi marka jalan yang dijadikan studi kasus dan juga mengenai langkah permodelan dari kerucut jalan dengan menggunakan software autocad 2002 serta pembuatan simulasi dengan menggunakan MscNastran 4.5 for windows. BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN Berisikan penyajian hasil yang diperoleh dari uji badul dan uji simulasi. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan jawaban dari tujuan dari penelitian. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Bahan komposit merupakan bahan teknologi yang mempunyai potensi yang tinggi. Komposit dapat memberikan gabungan sifat-sifat yang berbeda - beda pada penggunaan yang tidak akan diperoleh melalui penggunaan logam, polimer dan seramiks,khususnya tentang sifat kekuatan spesifik serta kekakuan spesifik. Composite Particle - Reinforced Fiber - Reinforced Structural Large - Disper Laminates Sanwidch Panel Particle sion- Continous Disontinous Streng (Aligned) (Short) thened Aligned Randomly Gambar 2.1. Klasifikasi / Skema Struktur Komposit (Calliester, 1994) Secara umum bahan komposit terdiri dari dua bagian utama, yaitu : (1) matriks yang mengisolasi fasa, dan (2) penguat (reinforcement) atau fasa sebaran. Matriks Penguat Komposit Gambar 2.2 Gabungan makroskopis fasa-fasa pembentuk komposit Foam didefenisikan sebagai penyebaran gelembung gelembung gas yang terjadi pada material cair dan padat. Foam berkembang menjadi rongga rongga mikro yang memiliki diameter 10µm. Foam yang tersebar dalam polymer dapat mencapai 10 8 /cm 3 (Kumar,2005).

Pada saat ini, perkembangan penelitian ini telah menghasilkan karakteristik fisik dan mekanik material foam (Klemper dan Sendijarevic,2004). Karakteristik fisik tersebut meliputi factor geometri, separti ukuran rongga dan ketebalan dinding rongga. Selain karakteristik fisik juga terdapat karakteristik mekanik. Karakteristik mekanik terdiri atas densitas dan modulus elastisitas. Material foam memiliki susunan rongga yang bervariasi. Susunan rongga tersebut dapat diketahui melalui pengamatan strutur mikro material foam. Susunan rongga dibagi atas dua jenis, yaitu susunan rongga terbuka (open cell) dan tertutup (closed cell). Pada material foam dengan susunan rongga terbuka terdapat pemutusan dinding rongga yang fleksibel. Material foam dengan susunan rongga tertutup tidak terdapat pemutusan dinding rongga dan bersifat kaku. Perbedaan kedua jenis ini susunan rongga tersebut ditunjukan oleh gambar. a.rongga terbuka b.rongga tertutup Gambar 2.3 Jenis Material Berongga Rongga rongga pada polimer terbentuk akibat adanya campuran fase padat dan gas. Dua fase tersebut terjadi dengan cepat dan membentuk permuakaan material yang berongga. Foam yang dihasilkan dari polimer merupakan gelembung udara atau rongga udara yang bergabung di dalam polimer tersebut. Gas yang digunakan untuk membentuk foam disebut blowing agent. Pemberian blowing agent dilakukan secara kimia dan fisika. Blowing agent secara kimia menimbulkan dekomposisi unsur unsur material dalam suatu reaksi kimia. Blowing agent secara fisika terjadi akibat adanya gas yang diberikan pada material.

Polymericfoam yang flexible dihasilkan dari reaksi polyuretene. Polyuretene dalam pembentukan polymericfoam juga berfungsi sebagai blowing agent. Proses pembentukan rongga dari hasil reaksi polyuretene flexible berlangsung relative cepat. Pada saat reaksi pembentukan polyuretene terjadi pengeluaran panas (eksoterm) dengan kenaikan temperature mencapai 75-160 0 C. Peningkatan volume polyuretene sekitar 20-50 kali volume mula mula. Sifat sifat dari komposit sangat tergantung kepada sifat sifat dari fasa fasa pembentuknya, jumlah relative masing masing fasa, bentuk dari fasa, ukuran fasa dan distribusi ukuran dari fasa fasa dan sebarannya. Bila komposit tersusun dari dua material yaitu : (1) M Sebagai Matriks dan (2) P sebagai penguat maka secara teoritis sifat sifat hasil pencampuran kedua material tersebut memiliki sifat diantara sifat dari masing masing material yang bercampur. Matriks berfungsi sebagai pelindung dan pengikat fasa pengikat. Biasanya matriks mempunyai kerapatan / densitas, kekukuhan dan kekuatan yang jauh lebih rendah daripada serat. Namun gabungan matriks dengan serat bisa mempunyai kekuatan dan ketegaran yang tinggi, tetapi masih mempunyai kerapatan yang rendah. Matriks jenis ini tergolong polimer thermoset, dan memiliki sifat dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses pembentukannya. Struktur material yang dihasilkan berbentuk crosslink dengan keunggulan pada daya tahan yang lebih baik terhadap jenis pembebanan statik dan impak. Hal ini disebabkan molekul yang dimiliki bahan ini ialah dalam bentuk rantai molekul raksasa atom-atom karbon yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian struktur molekulnya menghasilkan efek peredaman yang cukup baik terhadap beban yang diberikan. Data mekanik bahan matriks diperlihatkan pada table 2.1 Tabel 2.1. Karakteristik Mekanik Poliester Resin Tak Jenuh. Sifat Mekanik Satuan Besaran Berat jenis (ρ) Mg.m -3 1,2 s/d 1,5 Modulus Young (E) GPa 2 s/d 4,5 Kekuatan Tarik (σ T ) MPa 40 s/d 90

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa penguat komposit yang digunakan ialah dari bahan TKKS yang kemudian dibentuk menjadi ukuran halus dan dicampurkan dalam matriks. Berdasarkan Penelitian Subiyanto B,dkk : tiap kandungan serat TKKS secara fisik mengandung bahan-bahan serat seperti lignin (16,19%), selulosa(44,14%) dan hemiselulosa (19,28%) yang mirip dengan bahan kimia penyusun kayu. Ukuran serat TKKS yang belum dicacah adalah 13-18 cm dan serat ini dihaluskan lagi hingga mencapai ukuran 0,1-0,8 mm. 2.2. Teori Ayunan bola bandul Dengan pendekatan empiris dengan asumsi sebuah bandul, dengan massa m diikiatkan pada sebuah tali dengan panjang L. Kemudian masssa ini ditarik kesamping sehingga tali membentuk sudut θ 0 dengan sudut vertikal dan dilepas dari keadaan diam. Gambar 2.4. Prinsip ayunan bola bandul. Kedua gaya yang bekerja pada beban (dengan mengabaikan hambatan udara) adalah gaya gravitasi mg, yang bersifat konservatif, dan tegangan T, yang tegak lurus terhadap gerakan dan karena itu tidak melakukan kerja. Oleh karena itu, dalam persoalan ini energi mekanik sistem beban-bumi adalah kekal. Kita pilih energi potensial gravitasi bernilai nol didasar ayunan. Semula beban berada pada ketinggian h didasar ayunan dan diam. Energi kinetiknya

bernilai nol dan energi potensial sistem bernilai mgh. Jadi energi total awal dari sistem adalah : E i = K i + U i = 0 + mgh (2.1) Dimana: E i = energy total awal system K i = energy kinetic awal U i = energy potensial awal Ketika bandul berayun turun, energi potensial berubah menjadi energi kinetik. Maka energi akhir dari dasar ayunan menjadi : E f = K f + U f = ½ mv 2 + 0 = ½ mv 2 (2.2) Dimana : E f = energy total akhir system K f = energy kinetic akhir U f = energy potensial akhir Selanjutnya kekekalan energi memberikan : E f =E i 1 2 mv = mgh 2 (2.3) Untuk mendapatkan kelajuan yang dinyatakan dalam sudut awal θ 0, harus dihubungkan h dengan θ 0. Jarak h berhubungan dengan θ 0 dan panjang bandul L melalui : h = L L cosθ 0 = L(1 cosθ 0 ) Sehingga kelajuan didasar bandul didapat dari : (2.4) 2 v = 2gh = 2gL(1 cosθ 0 ) (2.5) 2.3. Impuls dan Momentum 2.3.1 Impuls Impuls didefinisikan sebagai gaya yang bekerja dalam waktu singkat. Secara matematis ditulis : I = F.Δt = F (t 2 -t 1 ) Dimana : I = Impuls (Ns) F = Gaya (N) (2.6)

Δt = selang waktu (s) Ketika terjadi tumbukan, gaya biasanya melonjak dari nol pada saat kontak menjadi nilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat, dan kemudian dengan drastis kembali ke nol lagi. Selang waktu Δt biasanya cukup nyata dan sangat singkat. Gambar 2.5. Grafik Gaya vs Waktu 2.3.2 Momentum Momentum adalah ukuran kecenderungan benda untuk terus bergerak. Momentum merupakan ukuran mudah atau sukarnya suatu benda mengubah keadaan geraknya (mengubah kecepatannya, diperlambat atau dipercepat) Secara matematis ditulis : P = m.v (2.7) Dimana : P = Momentum benda (kgms -1 ) m = massa benda yang bergerak (kg) v = kelajuan benda ( ms -1 ) Sesuai dengan Hukum II Newton : F = m.a v2 v1 F = m. t 2 t1 Δv F = m. Δt F.Δt = m.δv I = m.v I = p m. 2 v 1 (2.8)

Sehingga Impuls merupakan perubahan momentum. 2.4 Kesetimbangan Benda dikatakan mencapai kesetimbangan jika benda tersebut dalam keadaan diam/statis atau dalam keadaan bergerak beraturan/dinamis. Ditinjau dari keadaannya, kesetimbangan terbagi dua, yaitu: 1. Kesetimbangan Translasi (a = 0) v = 0 (statis) ; v = konstan (dinamis) Untuk setiap bidang acuan,disini perlu bahwa jumlah vektor dari gaya gaya yang bekerja adalah nol. F = 0 (2.9) Fx = 0 ; Fy = 0 (2.10) Persamaan persamaan ini adalah persamaan persamaan Newton untuk kasus khusus benda dalam keadaan diam,atau bergerak dengan suatu kecepatan konstan yang membatasi keseimbangan. Komponen komponen gaya yang saling tegak lurus dalam arah arah x dan y dipandang telah menggantikan gaya gaya resultan. 2. Kesetimbangan Rotasi (alpha = 0) w = 0 (statis) ; w = konstan (dinamis) τ = 0 pilih pada suatu titik dimana gaya-gaya yang bekerja terbanyak WR cos θ = 0 (keseimbangan gaya gaya horizontal) WR sin θ = 0 (keseimbangan gaya gaya vertikal) Keterangan : W = Gaya berat (N) R = jari jari (m) θ = simpangan sudut ( 0 ) Macam Kesetimbangan Statis : 1. Kesetimbangan Stabil : setelah gangguan (dikenakan gaya), benda berada pada posisi semula. Contoh :Mula-mula benda berada dalam keseimbangan statis / benda diam (gambar 2.5). Seperti yang tampak pada gambar 2.5, jumlah gaya total yang bekerja pada benda = 0. Pada benda hanya bekerja gaya berat (w)

dan gaya normal (N), di mana besar gaya normal = besar gaya berat. Karena arahnya berlawanan, maka kedua gaya ini saling melenyapkan. Gambar 2.6. Contoh dari keseimbangan stabil Fx = 0 Pada arah x tidak ada gaya yang bekerja sehingga tidak ada pengaruh terhadap gaya pada arah x. Fy = 0 Pada arah y terdapat dua gaya yaitu gaya normal dan gaya berat dari benda tersebut dan dapat dikembangkan menjadi: N W = 0 N = W N= m.g Pada gambar nomor 1 saat N = W maka benda tersebut berada dalam keadaan stabil. Ketika pada gambar 2 dan gambar 3 titik tumpuh menjadi berbeda sehingga gaya normal dan gaya berat menjadi berbeda. Pada saat perbedaan ini tidak telalu besar maka benda akan kembali pada posisi seperti gambar 1 dan apabila perbedaan ini terlalu besar benda akan menggelinding dan merubah titik tumpuhnya. 2. Kesetimbangan Labil : setelah gangguan, benda tidak kembali ke posisi semula.

Contoh : Sebuah bola, mula-mula sedang diam di atas pantat wajan yang dibalik (gambar 2.6). Setelah ditiup angin, bola bergerak ke kanan. Amati gaya-gaya yang bekerja pada bola tersebut. Komponen gaya berat yang tegak lurus permukaan wajan (w cos θ ) dan gaya normal (N) saling melenyapkan karena kedua gaya ini mempunyai besar yang sama tapi arahnya berlawanan. Pada bola bekerja juga komponen gaya berat yang sejajar permukaan wajan (w sin θ ). w sin θ merupakan gaya total yang menyebabkan bola terus berguling ria ke bawah menjahui posisinya semula. Gambar 2.7. Contoh dari keseimbangan labil Fy = 0 N W cos θ = 0 N = W cos θ Pada saat bola menggelinding maka berlaku N= W cos θ. Bola akan terus menggelinding sampai permukaan benda menjadi datar. 3. Kesetimbangan Indiferen (netral) : setelah gangguan, titik berat tetap benda tetap pada satu garis lurus seperti semula. Contoh : Bola berada di atas permukaan horisontal (bidang datar). Jika bola didorong, bola akan bergerak. Setelah bergerak, bola tetap diam di posisinya yang baru. Dengan kata lain, bola sudah malas balik ke

posisinya semula; bola juga malas bergerak lebih jauh lagi dari posisinya semula. Gambar 2.8. Contoh dari keseimbangan netral 2.5. MSC/NASTRAN 4.5 Metode Elemen Hingga (MEH) yang digunakan untuk menganalisa struktur diselesaikan dengan bantuan NASTRAN, suatu paket program yang dikembangkan di Amerika Serikat oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA). Perangkat Schwendler Corporation adalah program analisa elemen hingga untuk analisa tegangan (stress), getaran (vibration), dan perpindahan panas (heat transfer) dari struktur dan komponen mekanika. Dengan MSC/NASTRAN, kita dapat mengimport geometri CAD (Computer Aided Design) atau dengan membuat geometri sendiri dengan MSC/NASTRAN. Mesh, dapat dibuat dengan banyak metode: secara manual sampai automatis. Pemakaian material dan penentuan sifat material dapat dibuat atau dipilih dari MSC/NASTRAN s libraries. Demikian juga banyak tipe kondisi batas dan kondisi pembebanan dapat diterapkan. Analisa tegangan dengan metode elemen hingga dapat memecahkan beberapa kasus banyak menggunakan pendekatan prosedur dua dimensi. Prosedur dua dimensi digunakan karena praktis lebih mendekati, dan modelnya lebih sederhana. Pada kasus yang sebenarnya analisa tiga dimensi yang banyak digunakan karena analisa tegangan tiga dimensi dengan metode elemen hingga mendekati masalah yang sebenarnya. Kajian numerik yang umum digunakan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan beda hingga dan elemen hingga. Beda hingga (finite difference) dilakukan

dengan mendiskretisasi persamaan differensial. Metode ini memiliki kelemahan utama yaitu syarat-syarat batasnya sangat susah dipenuhi. Kelemahan yang lain adalah akurasi hasil perhitungan yang relatif rendah. Kajian elemen hingga adalah analisis pendekatan yang berasumsi peralihan atau asumsi tegangan atau berdasarkan kombinasi keduanya pada setiap elemennya. Mesh dapat dibuat dengan berbagai metode yaitu Generate Between, Generate Region, On Geometry, Boundary Mesh, dan Transition. Material dan sifat material dapat dibuat atau dipilih dari MSC/NASTRAN libraries. MSC/NASTRAN juga dapat menampilkan secara grafik setiap langkah proses modelling dan masih banyak lagi keunggulan dan kemudahan yang disediakannya.

2.6. Kerangka Konsep Penelitian 2.7 Permasalahan: Stabilitas marka kerucut masih rendah. Beban impak yang diperoleh dengan menggunakan teknik uji bandul dengan variasi jarak l 0 dan x 0. Melakukan pengujian stabilitas marka kerucut polymericfoam menggunakan teknik uji bandul. Peneliti melihat, membandingkan dan menghitung hasil akhir. Variabel yang dibutuhkan : 1. h dengan variasi jarak l 0 dan x 0. 2. Ep dengan variasi jarak l 0 dan x 0. Hasilnya : a. Mengetahui stabilitas kerucut polymericfoam yang dikenai beban impak dengan metode uji bandul. b. Mendapatkan energi impak untuk menjatuhkan marka kerucut c. Mengetahui distribusi tegangan yang terjadi pada marka kerucut dengan menggunakan software MSc. NASTRAN 4.5. Gambar 2.9. Kerangka Konsep Penelitian