BAB 3 METODOLOGI 3.1 Tahapan Penelitian Adapun rencana tahap penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasikan masalah yang dilakukan terkait dengan topik pembahasan penelitian ini. 2. Tahap selanjutnya yaitu studi literatur, bahan referensi yang dibutuhkan berasal dari buku-buku dan jurnal yang berhubungan dengan topik pembahasan pada penelitian ini. 3. Setelah itu dilakukan pengambilan data volume lalu lintas, International Roughness Index (IRI), beban sumbu kendaraan, dan tebal perkerasan diambil dari data IRMS (Interurban Road Management System) yang didapat dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum untuk 4 tahun terakhir. 4. Tahap selanjutnya melakukan analisis dengan metoda SNI 1732-1989-F dan AASHTO 1993, setelah mendapatkan tebal lapis tambah kemudian dilakukan studi parameter. 5. Pada tahap ini menganalisis biaya dari hasil yang didapatkan dengan kedua metoda tersebut. 6. Terakhir dapat ditarik kesimpulan dan pemberian saran. 53
54 3.2 Bagan Alir Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Studi Literatur Mengumpulkan Data: 1. Volume Lalu Lintas 2. IRI 3. Beban Sumbu Kendaraan 4. Tebal Perkerasan Analisis Perhitungan Menggunakan Metoda SNI 1732-1989-F Analisis Perhitungan Menggunakan Metoda AASHTO 1993 Studi Parameter Lalu Lintas Terhadap Tebal Lapis Tambah Analisis Biaya Pekerjaan Lapis Tambah Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
55 3.3 Teknik Pengumpulan Data Data lalu lintas yang diperoleh adalah data volume Lalu Lintas Harian Ratarata Tahunan (LHRT) 4 tahun terakhir dari tahun 2008 s/d tahun 2011, data International Roughness Index (IRI), data beban sumbu kendaraan, dan data tebal perkerasan pada jalur Pantura untuk ruas Ciasem-Pamanukan. Data-data tersebut diambil dari data IRMS (Interurban Road Management System) yang didapatkan dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum. 3.3.1 Data Volume Lalu Lintas Data volume lalu lintas digunakan pada perhitungan nilai repetisi beban lalu lintas untuk kedua metoda dibagi dalam 10 jenis golongan kendaraan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan oleh Bina Marga seperti pada tabel 2.14, tetapi untuk jalur Pantura ruas Ciasem-pamanukan data lalu lintas yang akan digunakan untuk analisis hanya terdiri dari Gol 2 s/d Gol 7C. Untuk data Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT) dari tahun 2008 s/d 2011 untuk arah Pamanukan dan arah Ciasem dapat di lihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2. Tabel 3.1 Volume Lalu Lintas Tahun 2008-2011 Arah Pamanukan RUAS Batas Kab. Subang - Batas Kota Pamanukan Cikampek - Pamanukan Batas Kab. Subang - Batas Kota Pamanukan Ciasem - Pamanukan Sumber : Frisky, RAMC, 2012 LHR (Kendaraan/Hari) TAHUN Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Gol 2 Gol 3 Gol 4 Gol 5A Gol 5B Gol 6A Gol 6B Gol 7A Gol 7B Gol 7C 2008 2.786 3.443 1.967 325 575 1.391 1.770 443 50 159 2009 3.722 4.597 2.627 495 34 2.111 1.807 1.040 83 402 2010 2.645 3.306 1.914 435 830 1.458 1.872 561 118 215 2011 6.189 3.657 2.693 354 2.195 485 2.773 3.260 2.033 711 Tabel 3.2 Volume Lalu Lintas Tahun 2008-2011 Arah Ciasem RUAS Batas Kab. Subang - Batas Kota Pamanukan Cikampek - Pamanukan Batas Kab. Subang - Batas Kota Pamanukan Ciasem - Pamanukan Sumber : Frisky, RAMC, 2012 LHR (Kendaraan/Hari) TAHUN Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Gol 2 Gol 3 Gol 4 Gol 5A Gol 5B Gol 6A Gol 6B Gol 7A Gol 7B Gol 7C 2008 2.786 3.443 1.967 325 575 1.391 1.770 443 50 159 2009 2.434 3.007 1.718 546 48 2.326 1.820 1.095 124 465 2010 2.645 3.306 1.914 435 830 1.458 1.872 561 118 215 2011 3.171 3.042 1.110 145 1.913 370 2.933 1.719 899 439
56 3.3.2 Data IRI Data International Roughness Index (IRI) merupakan salah satu parameter yang digunakan sebagai fungsi untuk memperoleh nilai Present Serviceability Index (PSI) dalam melakukan penilaian kondisi perkerasan secara fungsional. Data IRI yang diperoleh antara tahun 2008 s/d tahun 2011 pada kedua arah ruas Ciasem- Pamanukan. Tabel 3.3 Nilai IRI Tiap Segmen Arah Pamanukan Segmen KM Jarak IRI (Km) Rata-rata 1 117.000-117.150 0,150 3,13 2 117.150-117.750 0,600 4,79 3 117.750-118.350 0,600 4,66 4 118.350-119.750 1,400 4,30 5 119.750-119.950 0,200 3,02 6 119.950-121.200 1,250 3,56 7 121.200-121.750 0,550 2,86 8 121.750-121.850 0,100 2,13 9 121.850-121.950 0,100 2,27 10 121.950-122.150 0,200 2,08 11 122.150-122.250 0,100 2,01 12 122.250-122.950 0,700 2,14 13 122.950-123.000 0,050 2,00 Sumber : Frisky, RAMC., 2012 Tabel 3.4 Nilai IRI Tiap Segmen Arah Ciasem Segmen KM Jarak IRI (Km) Rata-rata 1 123.000-122.500 0,500 2,20 2 122.500-121.200 1,300-3 121.200-120.500 0,700 5,24 4 120.500-120.000 0,500 2,40 5 120.000-118.500 1,500 3,76 6 118.500-118.000 0,500 4,53 7 118.000-117.000 1,000 4,26 Sumber : Frisky, RAMC., 2012 Tabel 3.5 Nilai IRI Rata-Rata Ruas IRI Rata-rata Ciasem 3,34 Pamanukan 3,00 Sumber : Hasil Analisis
57 3.3.3 Data Beban Sumbu Data sekunder beban sumbu diperoleh melalui survey dengan sistem penimbang Weight in Motion (WIM). Survey WIM ini berupa survey proses perhitungan berat kotor (gross weight) kendaraan yang bergerak dan proporsi pembagian berat kendaraan terhadap roda dan sumbu kendaraan tersebut dengan cara mengukur dan menganalisa hasil tekanan dinamis roda kendaraan yang tercatat. Salah satu kegunaan dari data WIM adalah untuk memperoleh nilai truk faktor dari tiap jenis golongan kendaraan yang nantinya akan digunakan pada perhitungan nilai ESAL. Data beban sumbu yang diperoleh dari survey WIM pada ruas Cikampek-Pamanukan pada tahun 2009 dan ruas Cirebon-Losari pada tahun 2010. Data beban sumbu yang diperoleh hanya beban sumbu kendaraan golongan 6B, 7A, dan 7C. Data survey WIM pada kedua ruas ini digunakan dengan asumsi bahwa karakteristik dan berat kendaraan pada ruas tersebut relatif sama dengan karakteristik dan berat kendaraan yang melewati ruas Ciasem-Pamanukan. Tabel 3.6 Data Beban Sumbu Ruas Cikampek-Pamanukan Golongan Gol 6B Gol 7A Gol 7C Jenis Kendaraan Truk 2 As Truk 3 As Semi Trailer 1.2 1.2-2 1.22-222 Beban Roda Rata-rata (Kg) W1 6.677 7.750 8.414 W2 13.390 12.311 16.097 W3 11.436 16.649 W4 15.079 W5 15.811 W6 18.073 Sumber : Subdit Teknik Jalan, 2009
58 Tabel 3.7 Data Beban Sumbu Ruas Pamanukan-Cikampek Golongan Gol 6B Gol 7A Gol 7C Jenis Kendaraan Truk 2 As Truk 3 As Semi Trailer 1.2 1.2-2 1.22-222 Beban Roda Rata-rata (Kg) W1 6.253 7.986 7.901 W2 11.862 12.408 15.904 W3 10.231 15.904 W4 14.073 W5 16.665 W6 18.284 Sumber : Subdit Teknik Jalan, 2009 Tabel 3.8 Data Beban Sumbu Ruas Cirebon-Losari Golongan Gol 6B Gol 7A Gol 7C Jenis Truk 2 As Truk 3 As Semi Trailer Kendaraan 1.2 1.2-2 1.22-222 Beban Roda Rata-rata (Kg) W1 4.752 4.055 6.101 W2 11.880 10.107 15.252 W3 15.685 17.583 W4 17.169 W5 16.556 W6 17.079 Sumber : Subdit Teknik Jalan, 2010 Tabel 3.9 Data Beban Sumbu Ruas Losari-Cirebon Golongan Gol 6B Gol 7A Gol 7C Jenis Truk 2 As Truk 3 As Semi Trailer Kendaraan 1.2 1.2-2 1.22-222 Beban Roda Rata-rata (Kg) W1 4.984 4.18 4.252 W2 11.996 10.449 10.629 W3 16.925 14.851 W4 13.693 W5 12.555 W6 16.194 Sumber : Subdit Teknik Jalan, 2010
59 3.3.4 Data Tebal Perkerasan Data tebal perkerasan pada jalur Pantura untuk ruas Ciasem-Pamanukan meliputi jenis material, tebal lapisan, dan ketebalan overlay yang pernah dilakukan hingga tahun 2011. Data tebal perkerasan ini nantinya akan digunakan pada analisis menggunakan metoda SNI 1732-1989-F dan AASHTO 1993 bersama dengan data lalu lintas, dan data WIM. Data tebal perkerasan memiliki ketebalan yang berbedabeda, seperti yang terlihat pada gambar 3.2 dan gambar 3.3. Overlay 2011 Laston 50 mm Surface Laston (ATB) 290 mm Sirtu 710 mm CBR 8.71 % 2008 Sub Base Sub Grade CBR 9.9% Sumber : Subdit Teknik Jalan KPU, 2008 dan 2011 Gambar 3.2 Tebal Perkerasan Arah Pamanukan
60 Lean Concrete 50 mm Overlay 2011 Laston 50 mm Surface Laston (ATB) 260 mm 2008 Sub Base Sirtu 690 mm CBR 20.2 % Sub Grade CBR 4.75% Sumber : Subdit Teknik Jalan KPU, 2008 dan 2011 Gambar 3.3 Tebal Perkerasan Arah Ciasem