BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Indonesia sendiri merupakan negara tropis banyak ditumbuhi jenis

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

PENDAHULUAN. terus melemah dan akhirnya tidak laku di pasaran. Menurut perkiraan United State Department of Agriculture (USDA)yang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian menjadi daerah permukiman, industri, dan lain-lain. Menurut BPN

PENDAHULUAN. singkong, ubi, talas dan lain-lainnya. Gandum berpotensi sebagai pengganti beras

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. umbi umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan manfaat atau keuntungan apabila dijalankan.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. Diversifikasi pangan merupakan program alternatif yang digunakan dalam

PROSPEK TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perindustrian saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

Tabel I.1 Luas Panen dan Jumlah Produksi Singkong Provinsi Jawa Barat Tahun

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

POTENSI INDUSTRI TEPUNG LOKAL DI JAWA TIMUR BAGIAN SELATAN PENDAHULUAN

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. beras/padi. Komoditas yang memiliki nama lain Zea mays merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

beras atau sebagai diversifikasi bahan pangan, bahan baku industri dan lain sebagainya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pembangunan pertanian tidak lagi berorientasi semata - mata

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

PERKEMBANGAN UBI JALAR DAN PELUANG PENGEMBANGANNYA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN DI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

Ubijalar. Potensi Pengembangan. dalam mendukung Diversifikasi Pangan. Diversifikasi Pangan Pokok. Riset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas) /E~F~/T

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

I. PENDAHULUAN. Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi suatu negara, terutama negara

I. PENDAHULUAN. serealia, umbi-umbian, dan buah-buahan (Kementan RI, 2012). keunggulan yang sangat penting sebagai salah satu pilar pembangunan dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakenaragaman (diversifikasi) pangan sudah diusahakan sejak tahun 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu belum dapat dihilangkan. Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2011 menunjukkan selama periode 2009-2011 pola konsumsi pangan sumber karbohidrat masih didominasi oleh beras dan terigu dengan nilai kontribusi konsumsi karbohidrat sebesar 64,1% (diatas angka anjuran sebesar 50%). Hal ini mendorong pencarian sumber pangan pengganti tepung terigu dan beras yang difokuskan pada sumber daya lokal. Salah satu sumber daya lokal yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah singkong. Singkong sebagai bahan baku utama mocaf merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang jumlahnya besar. Indonesia termasuk sebagai negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga (13.300.000 ton) setelah Brazil (25.554.000 ton), Thailand (13.500.000 ton) serta disusul negara-negara seperti Nigeria (11.000.000 ton), India (6.500.000 ton) dari total produksi dunia sebesar 122.134.000 ton per tahun (Bigcassava.com, 2007). Di DIY sendiri Produksi Ubi Kayu pada tahun 2008-2012 mengalami kenaikan setiap tahunnya sebesar 3,68%. Kemudian untuk Luas Panen Ubi Kayu dari tahun 2008-2012 juga mengalami kenaikan sebesar 1,69% dan kenaikan 4,81% untuk Produktivitas Ubi Kayu tahun 2008-2012 di DIY.

2 Tabel 1.1. Hasil bahan pangan ubi kayu propinsi DIY Tahun 2008-2012 Satuan Tahun Kenaikan 2008 2009 2010 2011 2012 (%) Produksi (Ton) 892.907 1.047.684 1.114.665 867.596 855.404 3.68 Luas Panen (Ha) 62.543 63.275 62.563 62.414 61.073 1.69 Produktivitas (Ton/Ha) 14.277 16.558 17.817 13.940 13.714 4.81 Sumber Data : Data BPS Propinsi DIY Pengembangan tepung mocaf di Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional yang merupakan diversifikasi produk berbasis potensi lokal agar dapat mengurangi ketergantungan impor terigu dan beras. Kemudian dapat menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja baru dengan produksi mocaf sebagai industri hulu dan penggunaan mocaf oleh industri hilir. Selain itu juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan mengajak kerjasama serta meningkatkan pemanfaatan lahan marginal karena sangat luas lahan marginal di Indonesia yang dapat menyebabkan erosi, kebakaran dan kesuburan tanah. Perkembangan konsumsi mie yang pesat memberi pelajaran bahwa mie merupakan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan atau preferensi konsumen Indonesia. Sementara itu, pembangunan pertanian nasional telah mampu menghasilkan beragam komoditas sumber karbohidrat yang perlu ditingkatkan pemanfaatannya, terutama dalam rangka penyediaan pangan alternatif bagi masyarakat. Oleh sebab itu, pemikiran yang paling sering muncul adalah perlunya pengembangan teknologi mie berbahan baku tepung selain terigu, yaitu tepung mocaf.

3 Industri PUTRI 21 saat ini sudah berjalan secara masinal dan mendapatkan tawaran dari pemerintah daerah untuk membuat mie bagi rakyat miskin (sebagai substitusi beras miskin) dan sebagai bantuan untuk tanggap darurat apabila ada bencana alam yang jumlahnya tidak sedikit dan tetap memenuhi permintaan kebutuhan pelanggan yang sudah berjalan sampai saat ini. Namun belum ada penelitian lebih lanjut mengenai kelayakan dari industri PUTRI 21 ini dari aspek pasar, teknis dan finansialnya. Informasi mengenai penerimaan pasar oleh konsumen perlu diketahui oleh produsen maupun distributor agar dapat menentukan produk mie kering yang sesuai dengan keinginan konsumen. Selain itu, dapat dijadikan dasar untuk memposisikan industri ini agar dapat bersaing dengan mie kering yang terbuat dari tepung terigu. Dari aspek teknis, banyak hal yang perlu dipetimbangkan dalam menjalankan suatu industri antara lain ketersediaan bahan baku, proses produksi yang efisien, kebutuhan mesin dan tenaga kerja agar dapat menentukan kapasitas produksi serta pemilihan lokasi. Penilaian investasi untuk jangka panjang mengenai kemampuan finansial dalam menjalankan industri mie kering mocaf PUTRI 21 juga perlu untuk diperhatikan. Kendala yang sering menjadi penyebab suatu industri berhenti atau bangkrut adalah tidak adanya perencanaan yang baik dari aspek pasar, teknis maupun finansialnya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kelayakan industri yang ditinjau dari aspek pasar, teknis dan finansial.

4 B. Perumusan Masalah Industri PUTRI 21 masih berpotensi untuk dikembangkan karena sejauh ini telah memiliki peranan penting bagi pengembangan inovasi dan mendukung penganekaragaman pangan lokal yang mengolah tepung mocaf menjadi mie kering mocaf. Industri mie kering mocaf saat ini telah meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambahkan alat dan mesin (proses produksi secara masinal) agar dapat memenuhi permintaan dari konsumen. Namun, belum ada perencanaan secara pasti baik dari aspek pasar, teknis dan finansial produk mie kering mocaf apabila dikembangkan menjadi suatu industri yang lebih besar. Sehingga, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kelayakan industri dari aspek pasar, teknis dan finansial pada produk tersebut agar mengetahui layak atau tidaknya industri ini untuk dijalankan. C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian diperlukan agar hasil penelitian menjadi lebih fokus. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan di Industri Olahan Pangan Mie Kering PUTRI 21 Desa Ngawu, Kec. Playen, Kab. Gunung kidul, Yogyakarta. 2. Analisis aspek dalam penelitian ini didukung dengan data kualitatif maupun kuantitatif yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian. 3. Analisis dari aspek pasar dibatasi pada pemasaran produk, penerimaan konsumen dan uji kesukaan.

5 4. Analisis dari aspek teknis dibatasi pada ketersediaan bahan baku, proses produksi (Peta Proses Operasi), kapasitas produksi, peralatan dan mesin yang digunakan, tenaga kerja yang tersedia serta kebutuhan ruang produksi. 5. Analisis dari aspek finansial meliputi penentuan biaya awal, penentuan biaya operasional, penentuan pendapatan, penyusunan aliran kas, perhitungan nilai BEP dan perhitungan kriteria investasi meliputi nilai NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP serta analisis sensitivitas. D. Tujuan Penelitian 1. Analisa kelayakan industri mie kering mocaf dengan proses produksi secara masinal (menggunakan mesin) dari aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial. 2. Analisa tingkat sensitivitas proyek terhadap kenaikan harga bahan baku, penurunan harga jual produk dan kenaikan gaji pegawai. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi tentang tingkat kelayakan industri mie kering mocaf tersebut sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam memproduksi mie kering mocaf untuk skala yang lebih besar.