Jurnal Hutan Tropis Volume 13 No. 1 Maret 2012 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertukangan dan termasuk kelas kuat dan awet II (Martawijaya et al., 1981). sebagai pilihan utama (Sukmadjaja dan Mariska, 2003).

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

SELEKSI POHON INDUK JENIS MERANTI (Shorea spp) PADA AREAL TEGAKAN BENIH IUPHHK-HA PT. SUKA JAYA MAKMUR KABUPATEN KETAPANG

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISA PERTUMBUHAN TEGAKAN MUDA MERANTI (Shorea sp.) DENGAN TEKNIK SILVIKULTUR INTENSIF (SILIN) DI PT. TRIWIRAASTA BHARATA KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

PERTUMBUHAN HUTAN TANAMAN JATI (Tectona grandis Linn.f.) DI KALIMANTAN TIMUR

EFISIENSI PEMASARAN KAYU JABON (Anthocephalus cadamba) (STUDI KASUS HASIL HUTAN RAKYAT DESA WAMBULU KECAMATAN KAPONTORI)

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Tridharma Ujung No.1 Kampus USU Medan (Penulis Korespondensi,

ANALISIS KERAPATAN TEGAKAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN BERBASIS QUANTUM-GIS

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

II. METODOLOGI. A. Metode survei

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN POTENSI BIOMASSA TEGAKAN DI AREAL REHABILITASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT MENGGUNAKAN METODE TREE SAMPLING INTAN HARTIKA SARI

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini

PENILAIAN KEGIATAN GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN BEKASI. Ridwan Lutfiadi dan Ikhwan Rahmanto

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perhutani sebanyak 52% adalah kelas perusahaan jati (Sukmananto, 2014).

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

PENDUGAAN SERAPAN KARBON DIOKSIDA PADA BLOK REHABILITASI CONOCOPHILLIPS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI PRASASTI RIRI KUNTARI

1 BAB I. PENDAHULUAN. tingginya tingkat deforestasi dan sistem pengelolan hutan masih perlu untuk

FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

Kenapa Perlu Menggunakan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Teknik Silvikultur Intensif (Silin) pada IUPHHK HA /HPH. Oleh : PT.

BAB III METODE PENELITIAN

STEVIA ISSN No Vol. II No. 01-Januari 2012

RESPONS PERTUMBUHAN ANAKAN JELUTUNG MERAH

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Silvilkultur. Hasil Hutan Kayu. Pemanfaatan. Pengendalian. Areal.

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang menjadi sentra penanaman jati adalah puau Jawa (Sumarna, 2007).

APLIKASI CRYSTAL SOIL DI LAPANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN (Artocarpus communis Forst)

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIDANG

ANALISA TEBAL DAN KADAR AIR KULIT POHON SERTA KECEPATAN TERPICUNYA API (Quick-Fire Start) JENIS GMELINA, SUNGKAI DAN SENGON

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Suginingsih (2008), hutan adalah asosiasi tumbuhan dimana pohonpohon

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

I. PENDAHULUAN. Pertanian dan sektor-sektor yang terkait dengan sektor agribisnis

KONSEPSI HUTAN, PENGELOLAAN HUTAN DAN PENERAPANNYA DALAM PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI DI INDONESIA

EVALUASI KESEHATAN TANAMAN JATI (Tectona grandis) PADA LAHAN GNRHL DI DESA KARANG LANGIT KALIMANTAN TENGAH. Oleh/By Dina Naemah 1 ABSTRACT

Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September

Abstract. Pendahuluan

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. unsur unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air, vegetasi serta

PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis )

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman (tegakan seumur). Salah satu hutan tanaman yang telah dikelola dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERTUMBUHAN BIBIT Avicennia marina PADA BERBAGAI INTENSITAS NAUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis kayu keras tropis yang paling berharga di pasar

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Petani PENDAHULUAN umumnya lebih memusatkan pada Hutan rakyat merupakan hutan yang pendapatan atau faktor ekonominya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

BAB I PENDAHULUAN. hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Hutan sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Kayu jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu jenis kayu komersial

KERAGAMAN STRUKTUR TEGAKAN HUTAN ALAM TANAH KERING BEKAS TEBANGAN DI KALIMANTAN HERI EKA SAPUTRA

PERBANDINGAN UNIT CONTOH LINGKARAN DAN UNIT CONTOH N-JUMLAH POHON DALAM PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DITO SEPTIADI MARONI SITEPU

POLA PERTUMBUHAN PULAI DARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi hutan di Indonesia saat ini dalam keadaan krisis. Banyak tumbuhan

PENYUSUNAN TABEL VOLUME POHON Eucalyptus grandis DI HUTAN TANAMAN PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk SEKTOR TELE, KABUPATEN SAMOSIR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.67/Menhut-II/2006 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR INVENTARISASI HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : POTENSI HUTAN RAKYAT DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Oleh : Sukadaryati 1) ABSTRAK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

I. PENDAHULUAN. Hutan jati merupakan bagian dari sejarah kehidupan manusia di Indonesia

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BERBAGAI PENUTUPAN TUMBUHAN BAWAH DAN ARAH SADAP TERHADAP PRODUKTIVITAS GETAH PINUS (Pinus merkusii) EVA DANIAWATI

BAB IX ANGGARAN PENDAPATAN PERUSAHAAN HUTAN

JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; November 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : POTENSI, KEGUNAAN DAN NILAI TAMBAH KAYU DARI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BOGOR

PEMADATAN TANAH AKIBAT PENYARADAN KAYU DENGAN TEKNIK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DI KALIMANTAN BARAT

ANALISIS PEMASARAN KEMENYAN (Styrax spp.) (Studi Kasus: Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. . Gambar 4 Kondisi tegakan akasia : (a) umur 12 bulan, dan (b) umur 6 bulan

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PE ELITIA

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Transkripsi:

Jurnal Hutan Tropis Volume 13 No. 1 Maret 2012 ISSN 1412-4645 EVALUASI PERTUMBUHAN TANAMAN JATI PADA AREAL GERAKAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN Evaluation of plant growth in Teak on National Movement for Forest and Land Rehabilitation Adistina Fitriani Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Jl.A.Yani KM 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan ABSTRACT. This study aims to determine the percentage of life of Teak Standing, the average diameter and height of the stand Teak, Teak stand diameter classifying and knowing the standing volume Teak in Pakutik. The research sites in the village of Banjar Regency. Results showed percentage living in the area of standing teak stands in the research location is at 82.8%, indicating that the state of the stand is good and maintained Growth stands at the site showed a fairly good growth, it is characterized by an average diameter of 15.06 cm and the stand is the average height of 7.44 m was found standing in the field has reached a diameter of 22.29 cm and Height rod reaches 9.10 meters. In Standing Teak there are three (3) groups namely the trunk diameter of 10 cm Ø <15 cm by 54.11%, the Group of 15 cm Ø <20 cm by 39.13% and the third 20 cm up by 6.76%. Volume calculations for stands in sample plots of 0.5 ha which amounts to as many as 207 trees or for m 3 5.4788, so the potential for mature teak with area of 5 ha is equal to 54.788 m 3. Keywords: Standing, Growth, Teak ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui persentase hidup tegakan Jati, rata-rata diameter dan tinggi tegakan Jati, mengelompokkan diameter tegakan Jati dan mengetahui volume tegakan Jati dengan lokasi penelitian di Desa Pakutik Kabupaten Banjar. Hasil penelitian menunjukkan Persentase hidup tegakan di areal tegakan Jati di lokasi penelitian adalah sebesar 82,8%, hal ini menunjukkan bahwa keadaan tegakan tersebut baik dan terpelihara. Pertumbuhan tegakan di lokasi penelitian menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, hal ini ditandai dengan diameter rata-rata tegakan adalah 15,06 cm dan tinggi rata-rata 7,44 m. Di lapangan ditemukan tegakan yang sudah mencapai diameter batang 22,29 cm dan Tinggi mencapai 9,10 meter. Pada Tegakan Jati terdapat tiga (3) kelompok diameter batang yaitu kelompok 10 cm Ø < 15 cm sebesar 54,11%, Kelompok 15 cm Ø < 20 cm sebesar 39,13% dan kelompok ketiga 20 cm up sebesar 6,76 %. Perhitungan volume tegakan dalam petak sampel sebesar 0,5 ha yaitu sebanyak 207 pohon adalah sebesar 5,4788 m 3 atau sebesar, sehingga potensi tegakan Jati dengan luas areal 5 ha adalah sebesar 54,788 m 3. Kata Kunci: Tegakan, Pertumbuhan, Jati Penulis untuk korespondensi: e-mail adistina_fitriani@yahoo.co.id PENDAHULUAN Kalimantan dikenal memiliki hutan yang sangat luas dan kaya akan hasil hutan baik hasil hutan berupa kayu maupun non kayu. Dimana terdapat bermacam-macam jenis tumbuhan, baik dari tumbuhan menjalar sampai dengan tingkat pohon. Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia. Selama masa periode tahun 1970 sampai dengan akhir periode 1990 hutan telah menjadi sumber pendapatan devisa terbesar no 55

Jurnal Hutan Tropis Volume 13 No. 1 edisi Maret 2012 2 (dua) setelah minyak bumi. Lebih dari 50 % Hak Pengusahaan Hutan (HPH) berada di pulau nomor tiga terbesar di dunia ini dan sampai saat ini pun kalimantan masih memegang peran penting. Total produksi kayu nasional sekitar 70% masih berasal dari sini. Akibat dari sumbangan hutan yang begitu besar dalam berbagai sektor, hutan banyak kehilangan pohon pohonnya. Akibat yang ditimbulkan dari menyusutnya hutan adalah makin seringnya terjadi banjir, hilangnya berbagai macam satwa dan flora dan efek rumah kaca yang makin lama makin besar. Untuk itu pemerintah melalui instansi terkait melakukan suatu usaha penyelamatan. Salah satu upaya pemerintah adalah melalui Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan atau yang dikenal dengan GNRHL. Gerakan ini adalah salah satu usaha pemerintah dalam menyelamatakan kembali hutan hutan yang ada di Indonesia dengan cara menanam kembali lahan lahan ataupun hutan hutan yang sudah mulai gundul. Berbagai jenis tanaman yang ditanam pada gerakan ini, dimana salah satunya adalah (Tectona grandis). merupakan tumbuhan penutup tanah yang sangat berharga pada tanah kering, bahkan pada tanah yang tidak subur. Pemberian tanaman pada masyarakat diharapakan bisa menjadi salah satu sumber penghasilan nantinya bagi masyarakat itu sendiri. Walaupun pada umumnya ditanam di pulau Jawa dengan kondisi tanah yang relatif lebih basa ketimbang dikalimatan yang relatif lebih asam, tetapi tidak menutup kemungkinan dihasilkan yang sama baiknya atau bahkan jauh lebih baik daripada yang dihasilkan di pulau Jawa. Desa Pakutik merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar Kalimatan Selatan. Desa ini merupakan salah satu desa tempat dilaksanakannya kegiatan GNRHL oleh pemerintah. Selama kurun waktu dari tahun 2003 sampai dengan 2007 desa ini telah mengalami kemajuan yang berarti dalam kegiatan GNRHL. Sehingga oleh pemerintah desa ini dinyatakan cukup berhasil dalam melaksanakan kegiatan GNRHL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase hidup tegakan Jati, rata-rata diameter dan tinggi tegakan Jati, mengelompokkan diameter tegakan Jati dan mengetahui volume tegakan Jati. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat di sekitar hutan dan di luar kawasan hutan dalam rangka pengelolaan hutan secara lestari yang berbasis masyarakat. Bagi instansi-instansi terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pertumbuhan tanaman yang berada di pulau Kalimatan pada umumnya dan Kabupaten Banjar pada khususnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Lokasi GN-RHL Desa Pakutik, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Waktu penelitian selama 4 (tiga) bulan yaitu mulai bulan Januari 2009 sampai dengan bulan April 2009, mulai dari pengambilan data, pengolahan data dan penyusunan laporan hasil penelitian. Bahan atau objek dalam penelitian ini adalah tanaman Jati yang berada di lokasi GN-RHL tahun 2003 tahun tanam 2004 yang terdapat di dalam petak-petak pada jalur pengamatan di Desa Pakutik 56

Fitriani,A: Evaluasi Pertumbuhan Tanaman..(1):55-61 Peralatan yang digunakan untuk kegiatan ini adalah peta penutupan vegatasi areal penelitian, GPS untuk menentukan arah jalur pangamatan dan lokasi penelitian, parang untuk merintis, spigel relascope untuk menentukan tinggi tanaman, thally sheet dan alat tulis menulis, untuk mencatat data primer, kamera untuk dokumentasi, phiband untuk mengukur diameter, tali rafia untuk membuat petak-petak pengamatan dan komputer untuk pengolahan data. Selain objek dan peralatan tersebut, untuk memudahkan kegiatan pengambilan data di lapangan, peneliti dibantu oleh 3 (tiga) orang pembantu umum. Data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer mengenai keadaan tanaman yang berada di lokasi GN- RHL Desa Pakutik meliputi persentase hidup tanaman, diameter tanaman dan tinggi tanaman baik tinggi bebas cabang maupun tinggi tanaman secara keseluruhan. Sedangkan untuk data sekunder yang berupa letak dan luas, topografi, iklim dan peta lokasi Desa Pakutik dilakukan dengan meminta informasi dan publikasi dari instansi terkait. Pengambilan data dilakukan pada petak tanaman satu hamparan seluas 5 ha. Penilaian tanaman dilakukan melalui teknik sampling dengan metode Purposive Sampling, yaitu petak dibuat secara sengaja. Di buat sebanyak 5 petak sampel. Intensitas Sampling (IS) 10% yaitu dengan menempatkan petak seluas 0,1 ha berbentuk persegi panjang (40 m x 25m). Dengan jumlah 50 pohon / petak sehingga jumlah pohon yang di ukur adalah sebanyak 250 pohon. Data yang dicatat dan diukur pada setiap petak contoh meliputi data tanaman (jenis tanaman, jumlah tanaman hidup, diameter tanaman,dan tinggi tanaman). Pengukuran berdasarkan petunjuk pelaksanaan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN- RHL) tahun 2007 (Dephut, 2007). Persentase Hidup Tegakan Jati Hasil pengukuran persentase tegakan Jati yang dilakukan di Desa Pakutik Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar dapat dilihat pada Tabel 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pengamatan di lapangan rata-rata persentase hidup sebesar 82,8 % termasuk tingkat keberhasilan hidup tanaman jati di desa Pakutik Relatif besar di karenakan tegakan jati dekat berada dekat dengan wilayah kelompok tani yang memanfaatkan areal sekitar untuk tumpang sari. Tabel 1. Persentase Hidup Tegakan Jati The percentage of Life Stand Teak No petak Jumlah Pohon Persentase hidup (%) Di tanam Hidup Mati 1 50 42 8 84 2 50 43 7 86 3 50 41 9 82 4 50 40 10 80 5 50 41 9 82 total 250 207 43 82,8 57

Jurnal Hutan Tropis Volume 13 No. 1 edisi Maret 2012 Pertumbuhan Diameter dan Tinggi Pohon Hasil pengukuran pertumbuhan tegakan Jati yang dilakukan di Desa Pakutik Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar dapat dilihat pada Tabel 2. Parameter yang diamati adalah ukuran diameter dan tinggi pohon yang dapat dilihat pada lampiran 1 sampai dengan 5. Dari hasil pengukuran pada petak 1 di dapatkan data yang bervariasi, hal ini ditunjukkan dengan perbandingan diameter terbesar mencapai 21,02 cm sedangkan diameter terkecil adalah 10,83 cm dan rata-rata diameter adalah 15,19. Untuk Pengukuran tinggi didapat tegakan tertinggi mencapai 9,10 m sedangkan tinggi terendah adalah 6,10 m dan ratarata tinggi tegakan adalah 7,54 m. Dari Hasil Pengukuran pada petak ukur kedua diketahui bahwa diameter yang terendah adalah 10,19 cm dan diameter batang yang terbesar adalah 22,29 cm dengan rata-rata diameter 15,06 cm. Pada pengukuran tinggi tegakan diketahui tinggi tegakan terendah adalah 6,10 m dan tegakan tertinggi adalah 9,10 m dengan ratarata tinggi tegakan sebesar 7,47 m. Data hasil pengukuran pada petak ketiga diketahui bahwa diameter batang yang terkecil adalah 10,19 cm dan diameter batang terbesar adalah 21,97 cm dengan rata-rata diameter sebesar 14,45 cm. Untuk tinggi tegakan yang tertinggi adalah 8,80 m dan tegakan yang terendah adalah 6,10 m, sedangkan rata-rata tinggi tegakan adalah sebesar 7,34 m. Petak pengukuran keempat didapatkan hasil dimana diameter terkecil adalah 10,51 cm, diameter batang terbesar adalah 22,29 cm dengan diameter rata-ratanya sebesar 15,92 cm. Sedangkan untuk data tinggi tanaman diperoleh hasil tegakan tertinggi adalah 9,10 m dan tinggi terendah sebesar 6,10 m. Petak pengukuran petak kelima didapatkan hasil dimana diameter terkecil adalah 10,19 cm dan diameter terbesar adalah 21, 97 cm dengan ratarata diameter sebesar 15, 48 cm. sedangkan untuk data tinggi diketahui tinggi terendah adalah 6,00 m dan tegakan tertinggi adalah 9,02 m sedangkan tinggi rata-rata tegakan pada petak ini sebesar 7,28 m. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan dilapangan diketahui besarnya rata-rata diameter batang dan tinggi tegakan pada kelima petak pengukuran relatif sama hanya saja pada petak kedua dan keempat terdapat diamater terbesar sebesar 22,29 dan diameter terkecil terdapat pada petak kedua, ketiga dan kelima sebesar 10,19. Tabel 2. Rekapitulasi Data Rata-rata dan Tinggi Jati Table 2. Recapitulation Data Average and High Teak Diameter (cm) Tinggi Total (m) No. Petak Ratarata Terkecil Terbesar Rata-rata Terendah Tertinggi 1 10,83 21,02 15,19 6,10 9,10 7,54 2 10,19 22,29 15,06 6,10 9,10 7,47 3 10,19 21,97 14,45 6,10 8,80 7,34 4 10,51 22,29 15,12 6,10 9,10 7,58 5 10,19 21,97 15,48 6,00 9,02 7,28 Rata-Rata Keseluruhan 15,06 7,44 58

Fitriani,A: Evaluasi Pertumbuhan Tanaman..(1):55-61 Dari tabel 2 di atas diketahui bahwa tegakan di Desa Pakutik Kecamatan Sungai Pinang mempunyai diameter rata-rata sebesar 15,06 cm dan tinggi rata-rata 7,44. Sedangkan untuk diameter batang yang terbesar adalah 22,29 dan tegakan yang paling tinggi mencapai 9,10 m. Pengelompokkan Diameter Tegakan Dari hasil pengukuran diameter batang di lapang sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tegakan jati terdapat 3 kelompok diameter yang ditemukan di lapangan yaitu kelompok pertama dengan kisaran/range 10 cm Ø < 15 cm sebesar 54,11 % dengan jumlah 112 tegakan, kelompok kedua dengan kisaran/range 15 cm Ø < 20 cm sebesar 39,13 % atau sebanyak 81 tanaman, dan kelompok ketiga dengan kisaran/range 15 cm Ø < 20 cm besar persentasenya adalah 6,76 % atau sebanyak 14 tanaman. Dengan pengelompokkan diameter batang tegakan dapat diketahui bahwa yang paling banyak atau mendominasi adalah kelompok pertama kisaran/range 10 cm Ø < 15 cm. Volume Tegakan Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka untuk perhitungan volume tegakan hanya dilakukan pada Tabel 3 Data Kelompok diameter Table 3. Data Group of diameter kelompok diameter 10 cm up yaitu sebesar 100 % dari seluruh sampel yang di ukur (0.5) ha karena untuk pemanenan kayu didaerah tersebut adalah dengan cara tebang pilih dengan melihat ukuran diameter yang sudah bisa dimanfaatkan. Hal tersebut juga berkaitan dengan kebutuhan kayu yang semakin meningkat khususnya untuk bahan baku seperti meubel jati, pembuatan rumah. perkembangannya alat yang digunakan saat ini mampu untuk mengupas kayu hingga tersisa diameter 4 cm. Namun berkenaan dengan umur tegakan yang masih muda serta ukuran diameter batang yang masih bisa meningkat lagi, saat ini hal tersebut belum dapat dilakukan karena masih dalam tahap penelitian sehingga perhitungan volume tegakan ini hanya untuk mengetahui potensi tegakan. Data hasil perhitungan volume tegakan dapat dilihat pada lampiran 10. berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa volume tegakan dalam petak sampel seluas 0,5 ha dengan persentase 100 % atau sebanyak 207 pohon yang masuk dalam kelompok diameter kisaran/range 10 cm Ø < 15 cm, Kisaran/range 15 cm Ø < 20 cm dan Kisaran/range 20 Cm up adalah sebesar 5,4788 m3, Dengan demikian potensi tegakan seluas 5 ha adalah sebesar 54,788 m3. di Desa Pakutik Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar. Jumlah Kelompok Persenta Petak Petak Petak Petak Petak Total Diameter se (%) 1 2 3 4 5 1 cm Ø < 5 cm 0 0 0 0 0 0 0 5 cm Ø < 10 cm 0 0 0 0 0 0 0,00 10 cm Ø < 15 cm 19 27 29 20 17 112 54,11 15 cm Ø < 20 cm 22 12 11 16 20 81 39,13 20 cm up 1 4 1 4 4 14 6,76 Jumlah 42 43 41 40 41 207 100 59

Jurnal Hutan Tropis Volume 13 No. 1 edisi Maret 2012 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Persentase hidup tegakan di areal tegakan Jati Desa Pakutik Kabupaten Banjar adalah sebesar 82,8%, hal ini menunjukkan bahwa keadaan tegakan tersebut baik dan terpelihara Pertumbuhan tegakan di Desa Pakutik menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, hal ini ditandai dengan diameter rata-rata tegakan adalah 15,06 cm dan tinggi rata-rata 7,44 m. Di lapangan ditemukan tegakan yang sudah mencapai diameter batang 22,29 cm dan tinggi mencapai 9,10 meter. Pada Tegakan Jati terdapat tiga (3) kelompok diameter batang yaitu kelompok 10 cm Ø < 15 cm sebesar 54,11%, Kelompok 15 cm Ø < 20 cm sebesar 39,13% dan kelompok ketiga 20 cm up sebesar 6,76 % Perhitungan Volume tegakan dalam petak sample sebesar 0,5 ha yaitu sebanyak 207 pohon adalah sebesar 5,4788 m 3 atau sebesar, sehingga potensi tegakan Jati dengan luas areal 5 ha adalah sebesar 54,788 m 3 Saran Perlunya Kegiatan pemeliharaan yang lebih intensif seperti pemangkasan cabang untuk meningkatkan volume sehingga hasil yang dapat dicapai nantinya dapat lebih maksimal. Perlunya koordinasi lebih lanjut antara petani dengan instansi pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan tanaman tersebut antara lain bantuan bibit tanaman bawah dan sarana prasarana produksi. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kehutanan, 1997. Handbook Of Indonesia Forestry. Departemen Kehutanan. Jakarta. Departemen Kehutanan, 2003. Prosiding Seminar Ilmiah Hasil- Hasil Penelitian Balai Penelitian Dan Pengembangan Hutan Tanaman Indonesia Bagian Timur. Departemen Kehutanan. Banjarbaru. Departemen Kehutanan, 2007. Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL). Departemen Kehutanan. Jakarta. Departemen kehutanan, 2007. SILVIKULTUR HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU PERTUKANGAN. Departemen Kehutanan. Banjarbaru. Departemen Kehutanan, 2008. Apa itu Gerhan. http://gerhan.net. Akses internet tanggal 20 Desember 2008. Khairuddin, 1994. Pembibitan Tanaman Hutan Tanaman Industri. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Martawijaya, A, I. Kartasujana, K. Kadir dan S. A. Prawira, 1981. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan. Bogor. Novendra, Ilyasa Yanu, 2008. Karakteristik Biometrik Pohon Jati (Tectona grandis L.f). Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nugroho, Y. 2009. Evaluasi Pertumbuhan Tanaman Jati (Tectona grandis L.f) Pada 60

Fitriani,A: Evaluasi Pertumbuhan Tanaman..(1):55-61 Tanaman Pekarangan. Banjarbaru Kalimantan Selatan. Rachmawati. 2000. Genetika dan Fisiologis Jati (Tectona grandis L.f). Indonesia Seed Project (IFSP). Bogor. Racmawati, H, Djoko Irianto, Christian P. Hansen. 2002. Informasi Singkat Benih Tectona grandis.. http://dephut.go.id/informasi/ RRL/IFS/ Tectona_grandis.pdf. Akses internet tanggal 20 Desember 2008. Siregar, E. B. M. 2005. Potensi Budidaya Jati. Fakultas Pertanian Program Studi Kehutanan Universitas Sumatera Utara. 61