PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 4 TAHUN 1989 (4/1989) TENTANG USAHA PERKEMAHAN WISATA

dokumen-dokumen yang mirip
NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

NOMOR : 2 TAHUN 1989 (2/1989) USAHA PROMOSI PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 15 TAHUN 1987 (15/1987) TENTANG USAHA PETERNAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 15 TAHUN 1996 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1996 TENTANG USAHA HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

NOMOR : 7 TAHUN 1989 (7/1989)

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 11 Tahun 2000 T E N T A N G USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 10 Tahun 2000 T E N T A N G USAHA RUMAH MAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA RESTORAN, RUMAH MAKAN, TEMPAT MAKAN DAN JASA BOGA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri : C

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 6 TAHUN 2002 (6/2002) TENTANG PERIZINAN USAHA PERJALANAN WISATA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA HOTEL DAN PENGINAPAN

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 8 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 6 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1996 TENTANG USAHA RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 12 TAHUN : 1992 SERI : B NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 4 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 17 TAHUN 1996 TENTANG USAHA JASA BOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 06 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG USAHA DAN PENGGOLONGAN HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 20 TAHUN : 1993 SERI :A.1

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta )

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 120 TAHUN 1987 SERI : D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 8 Tahun 2003 TENTANG : RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LEMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN USAHA ANGKUTAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 9 TAHUN : 1990 SERI : A.1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : 4 Tahun 1992 Seri : A No. 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PERIZINAN INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENEBANGAN POHON PADA PERKEBUNAN BESAR DI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG USAHA BAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA IMPRESARIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK RUMAH BOLA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA Nomor : 1 Tahun 2005 Seri : C

PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG RETRIBUSI USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG TERMINAL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA RESTORAN, RUMAH MAKAN, TEMPAT MAKAN DAN JASA BOGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 10 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 5

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DALAM KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 18 TAHUN : 1996 SERI : A NO : 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 02 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA RESTORAN, RUMAH MAKAN DAN JASA BOGA DI KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JAYAPURA NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 23 TAHUN 1997 SERI B.8

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 7 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 2 TAHUN 2002 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 16 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KOTA PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA RESTORAN, RUMAH MAKAN, BAR DAN JASA BOGA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 6 TAHUN 2006 SERI : E NOMOR : 2

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1990 TENTANG IJIN TEMPAT USAHA DAN IJIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN (HINDER ORDONNANTIE)

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG PEMBERIAN IZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN ( HO )

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN : 1998 SERI : B

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR NOMOR 13 TAHUN 1997 SERI C NOMOR SERI 1 PERATURAN DAERAH KABUPAREN DAERAH TINGKAT II BANJAR

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PRAMUWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU IZIN USAHA PERKEBUNAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 10 TAHUN : 1992 SERI : D NOMOR : 2

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 1990 SERI B PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 4 TAHUN 1989 (4/1989) TENTANG USAHA PERKEMAHAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang: a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan dalam Bidang Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I; Urusan Perkemahan merupakan salah satu Urusan Urusan Pemerintah dalam Bidang Kepariwisataan yang diserahkan kepada Daerah Tingkat I; b. bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tersebut, dengan Berita Acara pada tanggal 17 Desember 1980, telah dilaksanakan serah terima secara nyata dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap 12 (dua belas) urusan dalam bidang Kepariwisataan antara lain Urusan Perkemahan; c. bahwa sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 dimaksud, telah dikeluarkan Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor : KM.71/PW.105/MPPT- 85 tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Perkemahan, dengan tujuan untuk Pedoman, Pembinaan di Daerah demi tercapainya kesatuan tata cara pengaturan dan pembinaan Urusan Peraturan Usaha dan Penggolongan Perkemahan; d. bahwa Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama dan Kota Pendidikan serta mengingat pula mempunyai banyak tempat yang memungkinkan untuk Perkemahan, agar perkembangannya dapat tercapai keserasian dan kelestarian lingkungan, oleh karena itu perlu adanya pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian secara berdaya guna dan berhasil guna; e. bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan

tersebut di atas, perlu segera menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Usaha Perkemahan Wisata; Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yoogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 1959; 3. Undang-undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah jo Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1969 tentang penertiban Pungutan-pungutan Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup jo Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I jo Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor : KM.292/HK.205/Phb - 79 ---------------------- 208 Tahun 1979 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I; 6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1969 tentang Pedoman Pembinaan Pengembangan Kepariwisataan Nasional jo Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1984 tentang Pedoman Penyederahanaan Pengendalian Perizinan Bidang Usaha; 7. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.71/PW.105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Perkemahan; 8. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG USAHA PERKEMAHAN WISATA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah yang dimaksud dengan: a. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. c. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; d. Perkemahan Wisata adalah suatu bentuk wisata dengan menggunakan tenda yang dipasang di alam terbuka atau kereta gandengan dengan bawaan sendiri sebagai tempat menginap; e. Usaha Perkemahan Wisata adalah suatu Usaha bentuk wisata dengan menggunakan tenda yang dipasang di alam terbuka atau kereta gandengan bawaan sendiri sebagai tempat menginap; f. Bupati/Walikotamadya adalah Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II; g. Pengusaha Perkemahan Wisata adalah orang atau badan Hukum/Badan Usaha yang memiliki Usaha Perkemahan Wisata; h. Pemimpin Usaha Perkemahan Wisata adalah orang yang memimpin sehari-hari dan bertanggungjawab atas pengusahaan Perkemahan Wisata; i. Tamu Perkemahan Wisata adalah setiap orang yang mempergunakan sarana usaha Perkemahan Wisata dengan membayar; j. Persetujuan Prinsip adalah persetujuan yang diberikan oleh Gubernur kepada Badan Usaha atau Usaha Perorangan untuk dapat membangun atau memperluas Perkemahan Wisata; k. Izin Usaha adalah Izin Usaha yang diberikan oleh Gubernur untuk mengusahakan Perkemahan Wisata; l. Izin Mendirikan Bangunan adalah Izin yang diberikan oleh Bupati/Walikotamadya untuk mendirikan Bangunan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan tujuan dikeluarkannya Peraturan Daerah ini adalah : a. membina, mengatur, mengawasi dan mengendalikan Usaha Perkemahan Wisata di Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; b. memperluas lapangan usaha di bidang Perkemahan Wisata dan meningkatkan pelayanan di bidang Usaha Kepariwisataan.

BAB III PERIZINAN Pasal 3 (1) Untuk membangun atau memperluas usaha Perkemahan Wiata harus memiliki Persetujuan Prinsip; (2) Untuk dapat beroperasi setiap usaha Perkemahan Wisata harus memiliki Izin Usaha; (3) Persetujuan Prinsip dan Izin Usaha hanya dapat diberikan kepada Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum/Badan Usaha Indonesia. (4) Setiap pemindah tanganan pemilikan usaha Perkemahan Wisata harus seizin Gubernur. Pasal 4 (1) Persetujuan Prinsip membangun Perkemahan Wisata harus dipergunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal di tetapkan dan batal karena hukum bilamana belum dimulai dalam jangka waktu tersebut. (2) gubernur dapat menyetujui atau menolak Permohonan Persetujuan Prinsip. (3) Persetujuan atau penolakan Persetujuan Prinsip diselesaikan dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah Permohonan diterima. Pasal 5 (1) Izin Usaha berlaku untuk jangka waktu yang tidak terbatas. (2) Gubernur dapat menyetujui atau menolak permohonan Izin Usaha. (3) Persetujuan atau penolakan Permohonan Izin Usaha diselesaikan dalam waktu 2 (dua) bulan setelah Permohonan di terima. (4) Izin Usaha tersebut ayat (1) Pasal ini harus didaftar ulang setiap 5 (lima) tahun sekali kepada Gubernur. Pasal 6 (1) Persetujuan Prinsip dan Izin Usaha dikeluarkan oleh Gubernur. (2) Bentuk Izin Usaha dan Tanda Surat Izin Usaha akan diatur oleh Gubernur. Pasal 7 (1) Izin Usaha tidak berlaku apabila: a. Pemegang izin meninggal dunia; b. tidak mendaftar ulang setiap 5 (lima) tahun sekali kepada gubernur. (2) Izin Usaha dapat dicabut apabila: a. memperoleh Izin Usaha secara tidak sah; b. tidak melakukan kegiatan-kegiatan pokok sesuai dengan Izin yang diberikan; c. tidak memenuhi ketentuan, persyaratan dan kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini;

d. menyelenggarakan perluasan tanpa Persetujuan Prinsip; BAB IV TATACARA DAN SYARAT-SYARAT PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP DAN IZIN USAHA Pasal 8 Tatacara Permohonan Persetujuan Prinsip dan Izin Usaha: Pemohon Persetujuan Prinsip dan Izin Usaha mengajukan surat Permohonan kepada gubernur dengan mengisi formulir yang telah disediakan. Pasal 9 Syarat-syarat Permohonan Persetujuan Prinsip membangun Usaha Perkemahan Wisata: a. melampirkan Rekomendasi dari Bupati/Walikotamadya setempat: b. melampirkan salinan/foto copy Akte Pendirian Badan Hukum/badan Usaha Indonesia/Perorangan dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); c. melampirkan rencana Pembangunan dan gambar Pra rencana tapak Perkemahan Wisata. Pasal 10 Syarat-syarat Permohonan Izin Usaha : a. melampirkan Persetujuan Prinsip; b. melampirkan Izin Mendirikan Bangunan; c. melampirkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); d. melampirkan Izin Tempat Usaha (H.O); e. telah memenuhi persyaratan kesanggupan mengikuti Penggolongan Kelas Perkemahan Wisata yang ditetapkan oleh Gubernur. BAB V BENTUK USAHA DAN PERMODALAN Pasal 11 (1) Usaha Perkemahan Wisata dapat berbentuk Badan Hukum/Badan Usaha Indonesia atau Usaha Perorangan. (2) Modal Usaha Perkemahan Wisata dimiliki oleh Badan Hukum/Badan Usaha Indonesia dan Warga Negara Indonesia. BAB VI PERSYARATAN PENGUSAHAAN Pasal 12 (1) Pengusaha Perkemahan Wisata pada pokoknya menyediakan fasilitas perkemahan dengan luas areal sekurang-kurangnya 2,5 Ha. (2) Pengusaha Perkemahan Wisata harus sesuai Persyaratan

Penggolongan Perkemahan Wisata sebagaimana Peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Usaha Perkemahan Wisata yang berada di kawasan konservasi harus mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII PENGGOLONGAN PERKEMAHAN WISATA Pasal 13 (1) Perkemahan Wisata digolongkan dalam 4 (empat) Kelas terdiri dari: a. Kelas Ideal; b. Kelas Lengkap; c. Kelas Sedang; d. Kelas Sederhana. (2) Tatacara untuk mendapatkan Golongan Kelas Perkemahan Wisata akan diatur oleh Gubernur. Pasal 14 Penentuan Golongan Kelas Perkemahan Wisata dinyatakan dengan Piagam yang dikeluarkan oleh Gubernur setelah diadakan penilaian terhadap Perkemahan Wisata yang bersangkutan. Pasal 15 (1) Gubernur dapat menaikkan atau menurunkan Golongan Kelas suatu Usaha Perkemahan Wisata apabila Persyaratan Perkemahan Wisata yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan golongan kelas yang dimilikinya. (2) Perubahan golongan kelas Perkemahan Wisata seperti tersebut ayat (1) Pasal ini dapat didasarkan atas permohonan Pemimpin Usaha Perkemahan Wisata yang diajukan kepada Gubernur atau atas dasar hasil yang dilakukan secara berkala goleh Gubernur. Pasal 16 Semua Perkemahan Wisata yang telah digolongkan harus menggunakan nama Perkemahan Wisata. Pasal 17 Piagam Golongan Kelas Perkemahan Wisata harus diletakkan di Kantor dan mudah dilihat dan dibaca oleh Tamu Perkemahan Wisata. Pasal 18 Piagam Golongan Kelas Perkemahan Wisata berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal dikeluarkan dan dapat diperbaharui setelah diadakan penilaian kembali oleh Gubernur. BAB VIII

RETRIBUSI Pasal 19 (1) Untuk memperoleh: a. Persetujuan Prinsip/Perluasan; b. Izin Usaha; c. Piagam Penggolongan Kelas Perkemahan Wisata; d. Daftar Ulang Izin Usaha; dikenakan Retribusi; (2) Besarnya Retribusi sebagaimana tersebut ayat (1) Pasal ini adalah sebagai berikut : ------------------------------------------------------------- Golongan Persetu- Izin Daftar Penggo- Persetujuan kelas juan Usaha Ulang longan Prinsip Prinsip Kelas Perluasan Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. ------------------------------------------------------------- Ideal 15.000,- 50.000,- 50.500,- 10.000,- 7.500,- Lengkap 11.000,- 37.500,- 37.500,- 8.000,- 5.000,- Sedang 8.000,- 25.000,- 25.000,- 6.500,- 4.000,- Sederhana 6.000,- 15.000,- 15.000,- 5.000,- 3.000,- ------------------------------------------------------------- Pasal 20 Hasil pungutan Retribusi tersebut pada Pasal 19 Peraturan Daerah ini disetor ke Kas Daerah dalam hal ini Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX KEWAJIBAN Pasal 21 Pemimpin Perkemahan Wisata berkewajiban untuk : a. memberi perlindungan kepada Tamu Perkemahan Wisata; b. mengadakan Tatabuku sesuai dengan peraturan perundangundanganyang berlaku; c. mencegah penggunaan Perkemahan Wisata untuk kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum serta melanggar kesusilaan; d. melakukan upaya secara terus menerus untuk meningkatkan mutu tenaga kerja dan mutu pelayanan sehingga mampu menaikkan golongan Kelas Perkemahan Wisata yang dikelolanya; e. memelihara higiene dan sanitasi di dalam Perkemahan Wisata dan lingkungannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. menetapkan persyaratan berkemahan termasuk tarip penyewaan yang diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh Tamu Perkemahan Wisata;

g. memberikan laporan statistik setiap bulan kepada Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. h. penempatan Izin Usaha di Kantor yang mudah dilihat dan dibaca oleh para Tamu Perkemahan Wisata; i. mentaati ketentuan ketenagakerjaan seuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; BAB X PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 22 (1) Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian terhadap Perkemahan Wisata ditugaskan kepada Dinas Pariwisata dan Instansi lain yang terkait secara koordinatif. (2) Kepala Dinas Pariwisata atas nama Gubernur dapat meminta laporan dalam hal-hal yang dianggap perlu kepada Pemimpin Usaha Perkemahan Wisata. BAB XI KETENTUAN PIDANA Pasal 23 (1) Barang siapa melanggarm ketentuan sebagaimana tersebut Pasal 3 ayat (1), (2) dan Pasal 21 Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,00 (Limapuluh ribu rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana tersebut ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. BAB XII PENYIDIKAN Pasal 24 Selain oleh Pejabat Penyidik Umum, Penyidikan atas tindak Pidana sebagaimana dimaksud Pasal 23 Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 25 Dalam melaksanakan tugas Penyidikan para Penyidik sebagaimana dimaksud Pasal 24 Peraturan Daerah ini berwenang: a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak Pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian serta melakukan pemeriksaan;

c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 26 (1) Izin Usaha Perkemahan Wisata yang ada sebelum Peraturan Daerah ini masih tetap berlaku sampai berakhirnya jangka waktu izin tersebut dan setelah itu harus menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Usaha Perkemahan Wisata yang belum memiliki Persetujuan Prinsip dan Izin Usaha diwajibkan mengajukan Persetujuan Prinsip Izin Usaha selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sesudah berlakunya Peraturan Daerah ini. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Hal-hal yang belum diatur di dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur oleh Gubernur. Pasal 28 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua peraturan Usaha Perkemahan Wisata yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Ketua ttd. PARWOTO Yogyakarta, 4 Pebruari 1989 Pejabat Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta ttd. PAKU ALAM VIII. Diundangkan dalam Lembaran Pisahkan oleh Menteri Dalam Daerah Propinsi Daerah Istimewa Negeri dengan Surat Keputusan. Yogyakarta Negeri Seri : B Nomor : 3 Tanggal : 15 Pebruari 1990 Tanggal : 1 Nopember 1989 Nomor : 556.34.828 Sekretaris Wilayan/Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, ttd. DRS. SUPRASTOWO -------------- NIP. 490008854 PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 1989 TENTANG USAHA PERKEMAHAN WISATA I. PENJELASAN UMUM : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan Sebagian urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kepariwisataan/kepada Daerah Tingkat I, urusan Perkemahan Wisata termasuk salah satu urusan dari 12 (dua belas) urusan yang telah diserahkan kepada Daerah Tingkat I. Sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tersebut telah dikeluarkan Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor KM.292/HK.205/Phb-79 tentang Ketentuan Pelaksanaan -------------------- 208 Tahun 1979 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat I. Selanjutnya sebagai tindak lanjut dari ketentuanketentuan di atas, telah dilaksanakan penyerahan secara nyata dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta terhadap 12 (dua belas) urusan Dalam Bidang Kepariwisataan dalam Berita Acara pada tanggal 17 Desember 1980, antara lain Urusan Perkemahan. Sebagai Pedoman Pembinaan Urusan Perkemahan, oleh Pemerintah Pusat telah dikeluarkan Keputusan Menteri Paiwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor : KM.71/PW.105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Perkemahan. Mengingat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama dan berpredikat pula sebagai kota pendidikan serta mengingat pula banyak tempat yang memungkinkan untuk Perkemahan maka Usaha Perkemahan wisata yang ruang lingkupnya menyediakan sarana dan prasarana Perkemahan agar perkembangannya dapat tercapai keserasian dan kelestarian lingkungan perlu diadakan pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian yang diatur dalam Peraturan Daerah. Atas dasar hal-hal tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Usaha Perkemahan Wisata. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL : Pasal 1 s.d Pasal 3 : Cukup jelas. Pasal 4 ayat (1) : Cukup jelas. ayat (2) : Dalam rangka memberikan persetujuan prinsip maupun menolak bila dipandang perlu Gubernur dapat menugaskan kepada Kepala Dinas Pariwisata untuk meninjau ke lokasi Usaha Perkemahan Wisata. ayat (3) : Penolakan Persetujuan Prinsip disertai dasar-dasar yang cukup jelas. Pasal 5 dan Pasal 6 : Cukup jelas. Pasal 7 ayat (1) : Cukup jelas. ayat (2) : Setelah dilakukan peringatan secukupnya ternyata belum mengindahkan peringatan dimaksud maka Izin Usahanya dicabut. Pasal 8 s.d Pasal 11 : Cukup jelas. Pasal 12 ayat (1) dan : Cukup jelas. (2) ayat (3) : Yang dimaksud konservasi disini adalah konservasi sumber daya alam yang berarti pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya terbaharui menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan

keanekaragamannya. Pasal 13 ayat (1) : Penggolongan kelas Perkemahan diatur sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor : KM.71/PW.105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Penggolongan Perkemahan. ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 14 s.d Pasal 21 : Cukup jelas. Pasal 22 ayat (1) : Cukup jelas. ayat (2) : Yang dimaksud dengan laporan tertentu adalah meminta laporan apabila terjadi penyalah gunaan Izin Usaha yang telah diberikan misalnya Kawasan Usaha Perkemahan dipakai sebagai tempat perjudian dan kegiatan lain yang melanggar ketertiban umum dan kesusilaan. Pasal 23 s.d Pasal 29 : Cukup jelas.