BIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ

dokumen-dokumen yang mirip
BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

1. Gangguan Bipolar. A. Definisi

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

REFERAT GANGGUAN BIPOLAR. Disusun oleh: Brigitta Intan P.S Pembimbing : dr.asmarahadi,sp.kj KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin

PRESENTASI KASUS GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN)

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ

EARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS. Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

Gangguan Suasana Perasaan. Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man

PEDOMAN DIAGNOSTIK. Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan

Diskriminatif insight tidak

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of

MOOD DISORDER. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id

C. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari referat ini adalah : 1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. disertai suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas. 1. Gangguan afektif bipolar adalah salah satu gangguan mood yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi I. Epidemiologi I I. Etiologi 1. Genetik

APLIKASI PROBABILITAS BAYES DALAM SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN KEJIWAAN BIPOLAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

Tujuan Instruksional:

Tujuan Instruksional:

LATAR BELAKANG EPIDEMIOLOGI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

REFRESHING GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

REFERAT Penatalaksanaan Pada Gangguan Bipolar

PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER

KEHIDUPAN ACARA KHUSUS: GANGGUAN BIPOLAR DIBANDINGKAN DENGAN DEPRESI UNIPOLAR

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR, EPISODE KINI MANIK TANPA GEJALA PSIKOTIK

DEPRESI. Oleh : dr. Moetrarsi, SKF, DTM&H, SpKJ

Universitas Sumatera Utara

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Epilepsi merupakan penyakit kronis di bidang neurologi dan penyakit

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

BUNUH DIRI DAN GANGGUAN BIPOLAR

Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania

Fenasetin (anti piretik jaman dulu) banyak anak2 mati, Prodrug Hasil metabolismenya yg aktif

Gangguan Mood dan Afek ( Suasana Perasaan ) Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) Sept 2013

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

MAKALAH CLINICAL SCIENCE SESSION TERAPI GANGGUAN BIPOLAR

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-Faktor Pendulung..., Nisa Nur Fauziah, FPSI UI, 2008

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

EATING DISORDERS. Silvia Erfan

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari penanganan yang tepat. Salah satu masalah kejiwaan yang masih kurang

Peran keluarga / caregiver dalam perawatan pasien dengan epilepsi. Dr. Guntara Hari, SpKJ

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Yayan A. Israr, S. Ked

Pengaruh umum Pengaruh faktor genetik Reaksi idiosinkrasi Interaksi obat. Faktor yang mempengaruhi khasiat obat - 2

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN

GANGGUAN TIDUR. Dr. Moetrarsih SKF, DTM&H, Sp.KJ

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Demensia Delirium

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

CASE REPORT SESSION. Oleh: Denny Maulana Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penderita gangguan skizifrenia di seluruh dunia ada 24 juta jiwa dengan angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

Pengantar Farmakologi

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, proses penuaan merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

Pada tanggal 8 Mei 2002, salah seorang karyawan rumah hunian melaporkan bahwa korban mengalami gejala ketidakstabilan, hampir tidak bisa bergerak,

Transkripsi:

BIPOLAR oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ

Definisi Bipolar Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manic, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. Setiap episode dipisahkan sekurangnya dua bulan tanpa gejala penting mania atau hipomania. Tetapi pada beberapa individu, gejala depresi dan mania dapat bergantian secara cepat, yang dikenal dengan rapid cycling. Episode mania yang ekstrim dapat menunjukkan gejala-gejala psikotik seperti waham dan halusinasi.

EPIDEMIOLOGI Menurut American Psychiatric Association GB I mencapai 0.8% dari populasi GB II mempengaruhi sekitar 0,5% dari populasi GB II lebih umum pada wanita

Etiologi Faktor lingkungan Faktor biologis Faktor genetik

Gejala klinis Episode manik Episode depresif

Episode manik 1. Peningkatan aktivitas 2. Peningkatan pembicaraan 3. Pengurangan kebutuhan tidur 4. Sosialisasi / pergaulan yang berlebihan

Episode depresif 1. Konsentrasi dan perhatian berkurang 2. Kepercayaan diri berkurang 3. Gagasan perasaan bersalah 4. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri

Diagnosis Ganggu an mood bipolar I Berdasark an DSM IV Ganggu an mood bipolar

Berdasarkan PPDGJ III F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT

PENGOBATAN BIPOLAR TERBAGI ATAS DUA YAITU SECARA FARMAKOLOGI DAN NON FARMAKOLOGI 1. Litium Farmakologi : Sejumlah kecil litium terikat dengan protein. Litium dieksresikan dalam bentuk utuh hanya melalui ginjal. Indikasi : Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai terapi rumatan GB.

Dosis : Respons litium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan menitrasi dosis hingga mencapai dosis terapeutik yang berkisar antara 1,0-1,4 meq/l. Perbaikan terjadi dalam 7-14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis untuk mengatasi keadaan akut lebih tinggi bila dibandingkan dengan untuk terapi rumatan. Untuk terapi rumatan, dosis berkisar antara 0,4-0,8 meql/l. Dosis kecil dari 0,4 meq/l, tidak efektif sebagai terapi rumatan. Sebaliknya,

2.valproat Farmakologi: Terikat dengan protein. Diserap dengan cepat setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma valproat sodium dan asam valproat dicapai dalam dua jam sedangkan sodium divalproat dalam 3-8 jam. Awitan absorbsi divalproat lepas lambat lebih cepat bila dibandingkan dengan tablet biasa. Absorbsi menjadi lambat bila obat diminum bersamaan dengan makanan. Ikatan valproat dengan protein meningkat bila diet mengandung rendah lemak dan menurun bila diet mengandung tinggi lemak. Dosis: Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam serum berkisar antara 45-125 mg/ml. Untuk GB II dan siklotimia diperlukan divalproat dengan konsentrasi plasma < 50 mg/ml. Dosis awal untuk mania dimulai dengan 15-20 mg/kg/hari atau 250 500 mg/hari dan dinaikkan setiap 3 hari hingga mencapai konsentrasi serum 45-125 mg/ml. Efek samping, misalnya sedasi, peningkatan nafsu makan, dan penurunan leukosit serta trombosit dapat terjadi bila konsentrasi serum > 100 mg/ml. Untuk terapi rumatan, konsentrasi valproat dalam plasma yang dianjurkan adalah antara 75-100 mg/ml.

Indikasi: Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut, terapi rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium, siklus cepat, GB pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia.. Mekanisme kerja : mengurangi hambatan lepasan listrik abnormal didalam otak. Asam valproat bisa memperkuat kerja GABA pada sinapssinaps inhibisi. Mekanisme kerjanya di perkirakan berdasarkan hambatan enzim yang menguraikan GABA (g-amino-butyric acid) sehingga kadar neorotrasnmitor ini di otak meniingkat.

3. lamotrigin Lamotrigin efektif untuk mengatasi episode bipolar depresi. Ia menghambat kanal Na+. Selain itu, ia juga menghambat pelepasan glutamat. Farmakokinetik :Lamotrigin oral diabsorbsi dengan cepat. Ia dengan cepat melewati sawar otak dan mencapai konsentrasi puncak dalam 2-3 jam. Sebanyak 10% lamotrigin dieksresikan dalam bentuk utuh. Indikasi: Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut maupun rumatan. Lamotrigin juga efektif untuk GB, siklus cepat. Dosis: Berkisar antara 50-200 mg/hari. Mekanisme kerja : slah satu mekanisme yang di usulkan tindakan untuk lamotrigin melibatkan efek pada saluran sodium. Farmakologi menunjukkan bahwa tegangan sensitif menghambat saluran sodium sehingga menstabilkan membran dan akibatnya modulasi pemancar rilis presinaptif asam amino terangsang (misalnya glutamat dan aspartam)

Terapi non farmakologis 1. Konsultasi Suatu konsultasi dengan seorang psikiater atau psikofarmakologis selalu sesuai bila penderita tidak menunjukkan respon terhadap terapi konvensional dan medikasi. 2. Diet Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada diet khusus yang dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam, karena peningkatan asupan garam membuat kadar litium serum menurun dan menurunkan efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam dapat meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas.

3.Aktivitas Penderita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan olahraga/aktivitas fisik. Jadwal aktivitas fisik yang reguler harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal yang reguler meupakan kunci untuk bertahan dari penyakit ini. Namun, bila aktivitas fisik ini berlebihan dengan peningkatan perspirasi dapat meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas litium. 4.Edukasi Penderita Pengobatan penderita gangguan bipolar melibatkan edukasi penderita awal dan lanjutan. Tujuan edukasi harus diarahkan tidak hanya langsung pada penderita, namun juga melalui keluarga dan sistem disekitarnya. Lagipula, fakta menunjukkan peningkatan dari tujuan edukasi ini, tidak hanya meningkatkan ketahanan dan pengetahuan mereka tentang penyakit, namun juga kualitas hidupnya.