2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kupu-kupu Langka T. helena dan Penyebarannya. T. helena sering disebut Common Birdwing dan di Indonesia dikenal dengan kupu

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

ABSTRACT. Keywords: Graphium agamemnon, Graphium doson, Mechelia champaca, Annona muricata, life cycle, food consumption.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

II. TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Asih Zulnawati. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. Dahelmi dan Dr. Resti Rahayu) RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

PENDAHULUAN Latar belakang

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

2 c. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 461/Kpts-II/1999 telah ditetapkan Penetapan Musim Berburu di Taman Buru dan Areal Buru; b. ba

4 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU (Lepidoptera) YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PEMANFAATAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/ MEN/2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. endemik pulau Jawa yang dilindungi (Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

STUDI SPESIES KUPU-KUPU FAMILI Papilionidae DAN Lycanidae SERTA STATUS PERLINDUNGANNYA DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN COBAN RAIS KOTA BATU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua)

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan satu dari sedikit tempat di dunia dimana penyu laut

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

SATU. Taman Nasional Bantimurung- Bulusaraung

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

I. PENDAHULUAN. berbagai tipe vegetasi dan ekosistem hutan hujan tropis yang tersebar di

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayai dan Ekosistemnya;

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati dianggap sangat penting untuk kehidupan

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nom

Jawaban. 1 Metamorfosis Sempurna (Holometabola)

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

LAPORAN IVENTARISASI KUPU-KUPU Di Hutan Banyuwindu, Limbangan Kabupaten Kendal

51 INDIVIDU BADAK JAWA DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. hidup saling ketergantungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan diciptakan oleh

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

BAB II METAMORFOSIS KUPU-KUPU PAPILIO DEMOLEUS SEBAGAI PEMICU PERKEMBANGAN POLA PIKIR DAN KREATIFITAS ANAK

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

I. PENDAHULUAN. Satwa liar merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

bio.unsoed.ac.id Di dalam konsep Agrowisata, usaha pertanian unggulan dikembangkan a. Latar belakang 1. PENDAHULUA}{

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. menguntungkan antara tumbuhan dan hewan herbivora umumnya terjadi di hutan

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

MANAJEMEN PENANGKARAN KUPU-KUPU DAN TINGKAT KEBERHASILANNYA DI TAMAN KUPU-KUPU CIHANJUANG BANDUNG CLARA TRESNA DANGIANG SARI DENLI

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang

BAB II PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU. menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BIOLOGI Troides helena helena DAN Troides helena hephaestus (PAPILIONIDAE) DI PENANGKARAN ST. NURJANNAH

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5. Metagenesis. Metamorfosis. Regenerasi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.83/Menhut-II/2014 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keanekaragaman Hayati dan Konservasi

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

Setiap hewan pasti mengalami tahap pertumbuhanan dan perkembangan. Daur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beruang madu (H. malayanus) merupakan jenis beruang terkecil yang tersebar di

Keanekaragaman kupu-kupu (Insekta: Lepidoptera) di Wana Wisata Alas Bromo, BKPH Lawu Utara, Karanganyar, Jawa Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kupu kupu adalah kelompok serangga yang termasuk ke dalam bangsa Lepidotera, yang berarti mempunyai sayap bersisik. Kupu-kupu merupakan bagian kecil dari 155.000 spesies Lepidoptera yang dikenal di dunia (Peggie, 2011). Sebagian besar Ordo Lepidoptera merupakan polinator yang secara ekologis berperan dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keragaman hayati. Selain sebagai polinator, kupu-kupu juga dapat digunakan dalam evaluasi kualitas lingkungan dan sebagai indikator perubahan lingkungan karena kupu-kupu sangat sensitif terhadap perubahan kondisi habitatnya, terutama ketika struktur tumbuhan mengalami perubahan (Khan et al. 2011). Kekayaan spesies kupu-kupu Indonesia diperkirakan mencapai 2.500 spesies. Sebagai negara kepulauan di kawasan tropis, Indonesia memiliki tingkat endemisitas yang tinggi dalam hal sebaran fauna, hal ini berarti banyak spesies mempunyai sebaran yang terbatas, hanya dapat dijumpai di beberapa pulau saja. Kupu-kupu Indonesia mempunyai tingkat endemisitas yang sangat tinggi, yang mencapai lebih dari 35 persen dari total jumlah spesiesnya (Peggie, 2014) banyak diantara spesies kupu-kupu ini yang sangat indah dan diminati oleh banyak kolektor. Dalam hidupnya kupu-kupu mengalami perubahan bentuk dengan metamorfosis lengkap, siklus hidup ini meliputi bentuk dewasa-telur-larvapupa (Peggie, 2011). Embrio di dalam telur akan berkembang menjadi larva. Fase telur biasanya berlangsung dalam beberapa hari atau lebih pendek bahkan sudah menetas sebelum diletakkan. Larva memiliki tahapan perkembangan yang disebut instar, dimana pada setiap tahapan melalui proses pergantian kulit (ecdysis) yang diatur oleh hormon ecdysone, karena setiap peningkatan ukuran tubuh pada satu fase memerlukan integumen baru yang lebih besar. Larva berkembang menjadi pupa (cocoon) sampai menjadi 1

2 kepompong, dan serangga dewasa (kupu-kupu) yang diatur oleh hormon juvenil (Chu, 1949). Kupu-kupu yang dilindungi di Indonesia meliputi 19 spesies yang termasuk kedalam marga Ornithoptera, Trogonoptera dan Troides. Melalui UU no. 5 tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999, pemerintah Indonesia menetapkan perlindungan terhadap 12 spesies dari 15 spesies Troides yang ada di Indonesia. Salah satu spesies yang dilindungi dan hampir punah tersebut adalah Troides helena. Spesies ini berdasarkan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) temasuk dalam CITES Appendix II. Spesies-spesies yang termasuk dalam CITES Appendix II diijinkan pemanfaatannya untuk keperluan penelitian, pendidikan ataupun koleksi ilmiah di museum (Peggie,2011). Troides helena merupakan kupu-kupu yang berukuran besar dengan rentang sayap 9,8-15cm dan panjang sayap depan 6-9,5 cm. Kupu-kupu ini memiliki nama lain common birdwing, kupu-kupu raja helena atau kupu-kupu raja umum (Peggie,2011). T. helena memiliki warna sayap yang menarik sehingga sering diambil dari alam untuk dijadikan koleksi dan diperdagangkan. Hal ini menjadi salah satu penyebab keberadaan kupu-kupu ini di alam semakin hari semakin berkurang. Penyebab lain semakin berkurangnya jumlah T. helena adalah keterbatasan jumlah pakan. Terdapat keterkaitan yang sangat erat antara kupukupu dengan tumbuhan untuk pakan larva, yang dikenal sebagai tanaman inang. Umumnya tiap jenis kupu-kupu memilih tanaman inang tertentu sebagai sumber makanan larva (Peggie,2014). Larva T. helena bersifat monofagus yaitu hanya memakan satu macam tumbuhan saja yaitu Aristolochia tagala. Hal ini menyebabkan A. tagala merupakan salah satu faktor kunci bagi kehidupan T. helena (Soekardi, 2005). A. tagala umumnya tumbuh di hutan, merambat pada pohon atau semak-semak (Chin, 2014). Adanya pembukaan hutan dan penggunaan herbisida yang berlebihan menyebabkan berkurangnya tumbuhan pakan tersebut sehingga secara tidak langsung menyebabkan T. helena menjadi langka dan terancam punah (Peggie, 2011). Menurut Jones (2000) kurang dari 7% kupu-kupu di alam

3 mampu bersiklus hidup sampai stadium kupu-kupu dewasa, sedangkan melalui program penangkaran laju kelangsungan hidupnya dapat mencapai 70%-90%. Proses yang paling berpengaruh pada perkembangan kupu-kupu adalah saat stadium larva. Upaya untuk mencegah terus terjadinya kepunahan T. helena dapat dilakukan dengan mencoba penggunaan pakan sintetis selain pakan alami. Pakan sintetis adalah campuran berbagai bahan yang diperlukan dalam upaya perbanyakan serangga yang akan digunakan sebagai bahan penelitian di laboratorium (Yoshio dan Ishii, 1996). Pakan sintetis yang digunakan untuk serangga memberikan banyak manfaat antara lain : berkembangnya teknik pemeliharaan, peningkatan pemahaman kebutuhan nutrisi serangga, pengembangan penelitian di bidang fisiologi, biokimia serta bioteknologi terutama pengembangan penelitian tentang patologi serangga dan konservasi (Yoshio dan Ishii, 1996; Veda et al. 1997). Penambahan pakan sintetis digunakan untuk menambah nilai gizi pada makanan larva Lepidoptera (Yushio dan Ishii, 1996). Penelitian sebelumnya menunjukan keberhasilan pada penggunaan pakan sintetis terhadap siklus pertumbuhan kupu-kupu Papilio machoon, Pyrgus malvae, Pieris brassicae, Lycaena phlaeas, dan Aglais urticae (Morton,1979). Adanya keberhasilan sebelumnya mendorong diadakannya penelitian lain untuk penggunaan pakan sintetis sebagai alternatif pakan alami yang semakin sulit ditemukan. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu penelitian untuk mempelajari pengaruh pakan alami dan sintetis terhadap lamanya siklus hidup Troides helena (Lepidoptera : Papilionidae). B. Rumusan Masalah Peneltian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu Bagaimana pengaruh pemberian pakan sintetis dan pakan alami terhadap lamanya siklus hidup T. helena (Lepidoptera : Papilionidae)? C. Pertanyaan Penelitian

4 Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, terdapat beberapa pertanyaan penelitian seperti dibawah ini : 1. Berapa lama siklus hidup T. helena dengan pemberian pakan alami? 2. Berapa lama siklus hidup T. helena dengan pemberian pakan sintetis? 3. Bagaimana perbandingan lama siklus T. helena dengan pemberian pakan alami dan pakan sintetis? D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pakan alami dan sintetis terhadap lamanya siklus hidup T. helena (Lepidoptera: Papilionidae) seperti dibawah ini: 1. Dapat mengetahui lama siklus hidup T. helena dengan pemberian pakan alami 2. Dapat mengetahui lama siklus hidup T. helena dengan pemberian pakan sintetis 3. Dapat mengetahui perbandingan lama siklus T. helena dengan pemberian pakan alami dan pakan sintetis E. Manfaat Peneltian Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan : 1. Memberikan informasi terhadap pengaruh pemberian pakan sintetis terhadap lama stadia larva T. helena 2. Memberikan referensi mengenai pakan sintetis sebagai salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi pakan alami bagi para penggiat kupu-kupu 3. Dapat mengawali pendirian taman kupu-kupu di kebun botani UPI sehingga dapat menjadi tambahan sumber speciemen dan pengamatan bagi mahasiswa biologi UPI. F. Batasan Masalah Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian menjadi lebih terarah dan tidak terlalu meluas, maka dibuat beberapa batasan masalah sebagai berikut:

5 1. Pengambilan telur dilakukan dari tanaman inang yang sama yaitu A. tagala 2. Pakan sintetis yang digunakan dibuat dengan modifikasi formulasi dari Morton 3. Pemberian pakan alami dan pakan sintetis diberikan pada stadia larva 4. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah a. Lama perkembangan setiap fase b. Warna dan bentuk telur c. Warna, bentuk dan panjang larva d. Jenis kelamin dan cacat/tidaknya imago G. Hipotesis Terdapat perbedaan siklus hidup T. helena yang diberikan pakan alami dan pakan sintetis H. Sistematika Penulisan skrispsi ini terdiri dari lima bab, setiap bab saling berhubungan. Bab I yang merupakan pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan skripsi. Pada bab II berisi tentang kajian pustaka atau teori-teori yang mendukung penelitian tentang pengaruh konsumsi pakan alami dan pakan sintetis yang berbeda terhadap lamanya siklus hidup kupu-kupu Troides helena namun sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu tentang kupu-kupu secara umum yang mencakup morfologi, siklus hidup, reproduksi, peranan,keterkaitan dengan tanaman inang, faktor yang mempengaruhi, karakteristik tentang T. helena, perilaku terbang, perilaku kawin, karakteristik tentang Aristholcia tagala, pakan sintetis, penjelasan tentang rearing teknik serta. Bab III tentang metode penelitian menjelaskan tentang jenis penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, batasan penelitian, alat dan bahan, prosedur penelitian, serta analisis data. Pada bab IV berisi hasil dan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab V berisi

6 tentang simpulan akhir penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya..