BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Hadi Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kupu-kupu Menurut Borror dkk (1992) klasifikasi kupu-kupu adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Kelas : Insekta Subkelas : Pterygota Ordo : Lepidoptera Subordo : Rhopalocera Subordo Rhopalocera ini memiliki beberapa famili, antara lain: Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Danaidae, Satyridae dan Lycaenidae Morfologi Kupu-Kupu Menurut Smart (1975) dalam Syaputra (2011), tubuh kupu-kupu terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Kepala kupukupu berbentuk bulat kecil, terdapat sepasang antena, mata majemuk, dan alat penghisap nektar (haustellate) dalam bentuk probosis yang dapat digulung pada saat tidak digunakan, dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2 6 Gambar 2.1. Morfologi Kupu-kupu [Sumber: Menurut Mastright & Rosariyanto (2005); Davies & Butler, (2008) dalam Utami (2012), menyatakan bahwa kepala mempunyai sepasang antena yang berfungsi sebagai peraba dan perasa. Fungsi antena juga sebagai alat penciuman dan terkadang untuk mendeteksi suara. Selain sepasang antena di kepala terdapat sepasang mata yang terdiri atas mata majemuk yang tersusun atas ratusan ommatidia. Mata tersebut dapat mendeteksi gerakan dengan baik, tetapi tidak dapat fokus dan melihat jarak dengan jelas. Kupu-kupu memiliki dua jenis mata, yaitu mata majemuk dan mata tunggal. Mata majemuk terletak di kedua sisi kepala dan tersusun oleh unit optik yang disebut ommatidia. Kupu-kupu memiliki mata yang cukup tajam terutama pada jarak dekat. Hal tersebut memungkinkan kupu-kupu mampu terbang diantara pepohonan. Mata tunggal kupu-kupu terletak tersembunyi tertutup oleh rambutrambut halus. Fungsinya belum diketahui sepenuhnya dan diperkirakan berfungsi sebagai alat bantu untuk mempertajam penglihatan dari kerja mata majemuk (Noerdjito & Aswari, 2003 dalam Indriani, 2010). Bagian dada merupakan tempat melekatnya kepala yang dihubungkan oleh selaput tipis yang merupakan leher, bagian ini terdiri dari tiga segmen, terdapat sepasang kaki pada setiap segmennya dan sepasang sayap pada segmen kedua dan ketiga. Sayap merupakan organ terpenting bagi pergerakan kupu-kupu, organ ini
3 7 berupa selaput tipis dan dilengkapi dengan vena-vena sehingga memperkuat melekatnya sayap pada toraks (Smart, 1975 dalam Syaputra, 2011). Toraks merupakan tempat melekatnya kepala yang dihubungkan oleh selaput tipis yang merupakan leher sehingga kepala dapat digerakkan. Toraks terbagi menjadi protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Protoraks biasanya kecil dan tereduksi. Mesotoraks merupakan bagian yang terbesar dan metatoraks lebih kecil dari mesotoraks. Pada masing-masing ruas toraks terdapat sepasang kaki sedangkan sayap terdapat pada ruas mesotoraks dan metatoraks (Preston-Mafham, 1988 dalam Bariyah, 2011). Bagian perut kupu-kupu, pada dasarnya terdiri atas sepuluh ruas, namun ruas terakhir mengalami modifikasi menjadi alat kelamin. Pada sisi-sisi bagian perut juga terdapat spirakel yang berjumlah 6 hingga 7 pasang spirakel. Pada bagian dalam perut, terdapat alat pencernaan, jantung, organ eksktresi, dan organ kelamin serta sistem otot yang kompleks (Noerdjito & Aswani, 2003 dalam Indriani, 2010). Kaki kupu-kupu atau tungkai terdiri atas 9 ruas, yaitu coxa, trochanter, femur, tibia, 5 ruas tarsus dengan dua cakar di ruas tarsus paling ujung. Pada semua kelompok kupu-kupu, pasangan tungkai tengah dan belakang selalu berkembang dengan baik. Pasangan tungkai depan pada beberapa suku kupu-kupu tidak berkembang dengan baik serta terdapat struktur khusus seperti duri atau cakar dan menjadi salah satu dasar penggolongan kupu-kupu ke dalam tingkat suku (Peggie, 2014) Bagian Venasi pada Sayap Kupu-kupu Sayap kupu-kupu memiliki banyak venasi. Venasi tersebut diberi nama atau kode. Pemberian nama atau kode tersebut dilakukan untuk memudahkan dalam memberi keterangan mengenai gambar dan warna terkait identifikasi (Mastright & Rosariyanto, 2005 dalam Utami, 2012). Bagian pada sayap yang meliputi tepi sayap dan venasi sayap perlu diketahui untuk memahami pertelaan kupu-kupu. Bagian pada tepi sayap meliputi: Tepi atas pada sayap dikenal sebagai costa (1) Tepi luar dikenal sebagai tepi distal (2)
4 8 Tepi bawah disebut tepi posterior (3) atau dapat juga disebut tepi anal pada sayap belakang Sudut atas pada sayap depan disebut apex (4) Sayap belakang pada beberapa kelompok membentuk sudut bawah yang terbentuk oleh tepi distal dan tepi anal yang disebut tornus (Peggie, 2014). Pada sayap depan dan sayap belakang perlu diperhatikan venasi sayap atau yang dapat disebut juga sebagai urat sayap. Ada vena Sc (subcosta), R (radius), M (median), Cu (cubitus), dan vena A (anal). Venasi sayap ini diberi nama berdasarkan letak atau lokasi vena tersebut pada sayap. Penamaan ini mengikuti sistem Comstock. Ada juga yang mengikuti penamaan numerik yaitu pemberian angka yang dimulai dari posisi bawah ke atas (Peggie, 2014). Gambar 2.2. Bagian Venasi Sayap Kupu-kupu Padanan penamaan venasi berdasarkan sistem Comstock dan sistem numerik dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sesuai yang dikutip dari Corbet & Pendlebury (1992). Pada kupu-kupu, vena cubitus kedua tidak ada dapat dilihat pada Tabel 2.1.
5 9 Tabel 2.1. Penamaan Venasi pada Sayap Kupu-kupu Pada sayap juga dikenal 5 area berupa lengkungan-lengkungan yang dimulai dari pangkal sayap ke arah luar, yaitu area basal, discal, postdiscal, submarginal, dan marginal dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3. Area Lengkungan pada Sayap Kupu-kupu 2.4. Siklus Hidup Kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna. Metamorfosis berasal dari bahasa Yunani metamorphous yang artinya berubah, dan tersusun dari kata meta yang artinya setelah dan morphe yang artinya bentuk. Jadi, metamorfosis ialah perubahan bentuk secara internal dan eksternal (morfologi) dari suatu hewan yang berlangsung dalam perkembangan normal (Davis & Butler 2008). Tahap metamorfosis kupu-kupu meliputi tahap telur, ulat atau larva, pupa atau kepompong dan dewasa atau imago, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
6 10 Gambar 2.4. (New 1997; Mastright & Rosariyanto 2005; Peggie & Amir, 2006 dalam Utami, 2012). Gambar 2.4. Siklus Hidup Kupu-kupu [Sumber: Modifikasi dari Leeming] Telur Telur kupu-kupu berukuran kecil, berbentuk bulat, bulat telur, atau agak panjang. Warna telur beraneka ragam tergantung pada jenisnya, cangkang telur dapat berpola pahatan ataupun halus. Bagian bawah selalu rata, pada bagian atas telur terdapat lubang kecil disebut mikropile yang berfungsi sebagai tempat masuknya spermatozoid ke dalam telur. Kupu-kupu betina biasa meletakkan telur-telurnya diatas atau berada dekat dengan tumbuhan pakan dari serangga mudanya (Pallister, 1986 dalam Syaputra, 2011). Kupu-kupu betina biasa meletakkan telurnya pada permukaan bawah daun muda, secara berkelompok atau satu-satu (Allen dkk., 2005). Beberapa jenis ada yang meletakkan telur di pucuk bunga. Telur-telur tersebut diletakkan oleh kupukupu betina dewasa pada tumbuhan inang tertentu yang spesifik, tergantung jenisnya, misalnya jenis Delias hyparete meletakkan telur pada benalu semi parasit, Dendrophtoe pentandra (Wee & Ng, 2008 dalam Utami, 2012). Bentuk telur pada kupu-kupu dapat dilihat pada Gambar 2.5.
7 11 Gambar 2.5. Telur Hypolimnas bolina [Sumber: Utami, 2012] Larva (Ulat) Makhluk yang menetas dari telur kupu-kupu merupakan ulat, yang secara ilmiah dikenal sebagai larva. Larva kebanyakan kupu-kupu merupakan pemakan tumbuhan, beberapa jenis lainnya memakan daging, seperti pemakan kutu daun dan kutu perisai. Fase larva merupakan satu-satunya fase metamorfosis yang mengalami proses pertumbuhan. Larva memakan tumbuhan dengan sangat rakus, apabila kulit dari tubuhnya mengetat maka kulit ini akan berganti mengikuti pertumbuhan tubuhnya. Rata-rata larva berganti kulit sebanyak 5 atau 6 kali, walaupun beberapa jenis dapat bertukar kulit hingga 20 kali. Ulat memiliki 3 pasang kaki sejati pada setiap segmen toraksnya dan 1-5 pasang kaki pengganti pada bagian abdomen. Matanya sederhana dan tersusum dalam pasangan, terdapat 2-6 pasang pada setiap sisi kepala (Pallister, 1986 dalam Syaputra, 2011). Larva pada kupu-kupu dapat dilihat pada Gambar 2.6.
8 12 Gambar 2.6. Larva Papilio nephelus pada Tumbuhan Citrus hystrix [Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014] Pupa (Kepompong) Pupa dikenal juga sebagai kepompong, merupakan stadium peralihan dari ulat menjadi kupu-kupu dewasa. Di dalam tubuh yang seolah-olah diam dan istirahat ini, terjadi proses perubahan yang besar sehingga akan terbentuk kupu-kupu dewasa yang siap keluar dari kulit kepompong. Tidak seperti ngengat, kepompong kupu-kupu umumnya tidak membentuk kokon, kecuali pada Hesperiidae yang kepompongnya terbentuk dalam balutan benang sutera di antara daun-daun. Kepompong ini umumnya menggantung pada cabang atau ranting pohon dan benang penyangga. Waktu dalam fase ini umumnya sekitar 10 hari sampai 2 minggu, tergantung spesiesnya (Peggie, 2014). Berbagai bentuk pupa pada kupukupu dapat dilihat pada Gambar 2.7. Gambar 2.7. Berbagai Bentuk Pupa Kupu-kupu [Sumber: Allen dkk, 2005]
9 Imago (Dewasa) Setelah masa pupa selesai, pupa tersebut robek dan keluar tubuh kupu-kupu yang masih basah oleh cairan pupa. Kupu-kupu yang baru keluar dari pupa tersebut masih lemah dan warna tubuhnya juga belum terlihat keindahannya, kupu-kupu membutuhkan waktu untuk menjadi kuat dan dapat terbang. Tidak beberapa lama kemudian, kupu-kupu dapat menggunakan sayapnya untuk terbang mencari nektar pada bunga (Putra, 1994). Kupu-kupu adalah stadia dewasa (imago) dari Lepidoptera, stadia untuk berkembang biak (Amir dkk, 2003 dalam Bariyah, 2011). Kupu-kupu dewasa dapat dilihat pada Gambar 2.8. Gambar 2.8. Kupu-kupu Dewasa Danaus melanippus [Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014] 2.5. Ekologi Kupu-kupu Penyebaran kupu-kupu di dunia sangat luas pada tempat-tempat dimana terdapat tumbuhan yang menjadi sumber pakan maupun shelter. Satu-satunya kawasan yang tidak ditemukan anggota Lepidoptera yaitu wilayah Antartika (Grzimek 1975). Penyebaran jenis kupu-kupu dibatasi oleh faktor-faktor geologi, faktor ekologi yang cocok dan sebaran tanaman inang yang menjadi pakan bagi kupukupu dewasa maupun pada saat fase larva (Amir dkk., 2003 dalam Bariyah 2011). Kupu-kupu dapat dijumpai pada hampir seluruh tipe habitat yang memiliki tumbuhan inang yang sesuai untuk jenis kupu-kupu tersebut (Peggie & Amir
10 ). Berbagai jenis kupu-kupu ada yang bersifat endemik, artinya sebaranya terbatas pada tempat tertentu, seperti jenis Trogonoptera dan Ornithoptera. Selain itu banyak pula yang bersifat kosmopolit yang sebarannya sangat luas dan mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan misalnya Papilio memnon (Amir dkk., 2003 dalam Bariyah, 2011). Smart (1975) dalam Saputro (2007), menyatakan bahwa keteraturan ukuran populasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dependen (saling tergantung) dan faktor independen (tidak saling tergantung). Faktor dependen adalah faktor yang memiliki ketergantungan terhadap individu yang ada dalam habitat, misalnya ketersediaan sumberdaya (pakan dan ruang). Faktor independen ialah faktor yang mempengaruh yang sama kuat dalam suatu populasi, tanpa memperhatikan jumlah dari satwa yang ada itu, misalnya iklim. Selanjutnya Smart (1975), menjelaskan bahwa pada kebanyakan kupu-kupu faktor dependen lebih banyak berperan. Berdasarkan aktivitasnya, kupu-kupu dikenal dua kelompok, yaitu kupukupu siang (aktif siang hari atau diurnal) dan ngengat (aktif malam hari atau nokturnal). Kupu-kupu siang mempunyai tubuh yang langsing, sayap pada umumnya berwarna cerah, indah dan menarik, serta antena pada ujungnya membesar. Pada waktu istirahat sayapnya menutup dan tegak lurus dengan tubuh sehingga yang terlihat adalah permukaan sebelah bawah. Kupu-kupu malam tubuhnya lebih gemuk, warna sayapnya kusam dan antena berbentuk seperti bulu ayam. Pada waktu istirahat sayapnya terbuka, menutup abdomen (perut) sehingga yang terlihat adalah permukaan atas dari sayap (Salmah dkk., 2002 dalam Maulidia, 2011) Tanaman Pakan Kupu-kupu Tanaman pakan merupakan tempat larva mendapatkan nutrisi penting dan zat-zat kimia yang diperlukan untuk memproduksi warna dan karateristik kupukupu dewasa. Kupu-kupu apabila ditinjau dari kelakuan makannya dikategorikan sebagai herbivor atau fitofagus (pemakan tumbuhan). Makanan kupu-kupu pada waktu larva adalah vegetasi. Larva makan dengan cara mengunyah daun, sedangkan kupu-kupu dengan cara menghisap cairan dengan probosis. Tipe dan
11 15 jumlah makanan yang dimakan oleh kupu-kupu dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, tingkah laku dan sifat-sifat morfologi (Sihombing, 1999 dalam Dewi, 2003) Tanaman penghasil nektar yang berfungsi sebagai pakan kupu-kupu dewasa. Tanaman ini memiliki ciri-ciri utama yaitu warna bunga yang cerah. Berbeda halnya dengan larva, setelah kupu-kupu memasuki fase imago atau kupu dewasa, kupu-kupu tidak memiliki tanaman pakan yang spesifik dan kupu-kupu menyukai tanaman bernektar (Syaputra, 2011) Peran dan Manfaat Kupu-Kupu Kupu-kupu merupakan hewan yang menarik bagi manusia karena memiliki keindahan tubuhnya. Di alam, kehadiran kupu-kupu bermanfaat bagi manusia karena membantu proses penyerbukan tumbuhan. Selain itu, kupu-kupu yang indah dan unik juga menjadi incaran para kolektor untuk perdagangan. Oleh karena itu, kupu-kupu yang terdapat di Asia, terutama di Indonesia, telah menjadi komoditas Internasional. Keanekaragaman kupu-kupu di alam juga memberikan informasi penting bagi para peneliti tentang kualitas lingkungan. Kupu-kupu ini dapat digunakan sebagai indikator perubahan lingkungan dan perubahan fungsi alam (Departemen Kehutanan, 2008 dalam Sumah, 2012). Kupu-kupu memiliki beberapa manfaat baik untuk manusia, tanaman atau lingkungan, diantaranya: 1) Mempunyai nilai artistik/keindahan sehingga digunakan sebagai hiasan dinding, meja, penindih kertas, tatakan gelas, tirai, dompet dan motif kecil. 2) Bahan penelitian biologi (Bima, 2007 dalam Bariyah, 2011).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kupu-kupu 2.1.1 Taksonomi Kupu-kupu termasuk kedalam kelas serangga (insekta) yang memiliki ciri tubuh beruas-ruas dan memiliki tiga pasang kaki. Sebagai anggota
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut : Kerajaan Filum Kelas Bangsa : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kupu-Kupu Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga yang masuk ke dalam ordo Lepidoptera, yang berasal dari kata lepis yang berarti sisik dan pteron yang berarti
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera, kelas Insekta yang dicirikan dengan sayap tertutup oleh sisik. Ordo Lepidoptera mempunyai 47 superfamili, salah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau di Yogyakarta Open space atau ruang terbuka menurut William, et al. (1969), merupakan suatu daerah hijau yang relatif tidak berkembang dan disediakan dalam suatu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Kupu-kupu Pieridae Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu Pieridae, Papilionidae, Nymphalidae, Lycanidae dan Hesperiidae. Kupu-kupu famili
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU
BAB II KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU A. Keanekaragaman Keanekaragaman diartikan sebagai jumlah total spesies dalam suatu area tertentu atau dapat dijelaskan juga sebagai jumlah spesies yang terdapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Capung
TINJAUAN PUSTAKA Capung Klasifikasi Capung termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, klas Insecta, dan ordo Odonata. Ordo Odonata dibagi ke dalam dua subordo yaitu Zygoptera dan Anisoptera. Kedua
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lepidoptera merupakan salah satu ordo dari ClassisInsecta(Hadi et al., 2009). Di alam, lepidoptera terbagi menjadi dua yaitu kupu-kupu (butterfly) dan ngengat
Lebih terperinciMetamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa
Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kupu-kupu Troides helena (Linn.) Database CITES (Convention on International Trade of Endangered Spesies of Wild Flora and Fauna) 2008 menyebutkan bahwa jenis ini termasuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinci2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kupu kupu adalah kelompok serangga yang termasuk ke dalam bangsa Lepidotera, yang berarti mempunyai sayap bersisik. Kupu-kupu merupakan bagian kecil dari 155.000 spesies
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus
12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Peranan dan Fungsi Kupu-kupu Ekologi Kupu-kupu
TINJAUAN PUSTAKA Peranan dan Fungsi Kupu-kupu Kupu-kupu mempunyai nilai yang penting dalam ekosistem hutan, yaitu sebagai penyerbuk (pollinator) untuk menjaga keanekaragaman tumbuhan. Keberadaan serangga
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang
PENDAHULUAN Latar belakang Lepidoptera adalah serangga bersayap yang tubuhnya tertutupi oleh sisik (lepidos = sisik, pteron = sayap) (Kristensen 2007). Sisik pada sayap kupu-kupu mengandung pigmen yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciBAB II PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU. menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur
BAB II PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU 2.1 Metamorfosis Metamorfosis adalah suatu proses biologi dimana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Identifikasi Berdasarkan hasil wawancara terhadap peternak yang memiliki sapi terinfestasi lalat Hippobosca sp menyatakan bahwa sapi tersebut berasal dari Kabupaten
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)
II. TELH PUSTK Nyamuk edes spp. dewasa morfologi ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family
Lebih terperinciGambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila
I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kristensen et al. (2007) superfamili Papilionoidea terdiri dari lima
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kupu-kupu Famili Nymphalidae Menurut Kristensen et al. (2007) superfamili Papilionoidea terdiri dari lima famili, yaitu Papilionidae, Pieridae, Riodinidae, Lycaenidae dan Nymphalidae.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Salah satu kekayaan fauna di Indonesia yang memiliki daya tarik tinggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Sycanus sp. (Hemiptera: Reduviidae) Telur Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa
Lebih terperinciSIMULASI METAMORFOSIS KUPU-KUPU MENGGUNAKAN 3Ds MAX7. Indra Dwi Aris Wibowo
SIMULASI METAMORFOSIS KUPU-KUPU MENGGUNAKAN 3Ds MAX7 Indra Dwi Aris Wibowo D3 Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Majunya teknologi dunia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang
5 4 TINJAUAN PUSTAKA A. Kutu Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang memiliki bagian-bagian mulut seperti jarum (stilet) yang dapat masuk ke dalam kulit inangnya. Bagian-bagian mulut
Lebih terperinciLampiran 1. Modul Keanekaragaman Kupu-kupu di Taman. Kyai Langgeng Magelang
Lampiran 1 Modul Keanekaragaman Kupu-kupu di Taman Kyai Langgeng Magelang 174 Disusun oleh : Munifah KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Alloh SWT atas terselesaikannya modul keanekaragaman
Lebih terperinciLepidoptera SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI
Lepidoptera SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI Lepidoptera Serangga dewasa mudah dikenal karena seluruh badan dan sayapnya ditutupi oleh sisik. Sayap berupa membran yang ditutupi oleh sisik. Imago Lepidoptera
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem maupun bagi kepentingan kehidupan manusia dan membantu penyebaran Tumbuhan yang ada disuatu kawasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Jenis jenis Hama Pada Caisim Hasil pengamatan jenis hama pada semua perlakuan yang diamati diperoleh jenis - jenis hama yang sebagai berikut : 1. Belalang hijau Phylum :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Morfologi Capung Capungdiklasifikasikankedalam kingdom animalia, kelasinsekta, ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies) dansubordozygopteraa (damselflies)
Lebih terperinciBAB II KUPU-KUPU DAN TANAMAN INANG. pada sayapnya. Lepidoptera sendiri terbagi menjadi 2 yaitu kupu-kupu yang
7 BAB II KUPU-KUPU DAN TANAMAN INANG A. Ordo Lepidoptera Lepidoptera berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "sayap bersisik" dan mengacu pada karakteristik yang mencakup sisik mikroskopis yang mirip
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA
BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas akhir ini diperoleh dari : Literature, sumber dan data melalui buku tentang kupu-kupu seperti (Kupukupu dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ulat Api 1. Biologi Setothosea asigna Klasifikasi S. asigna menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut : Phylum Class Ordo Family Genus Species : Arthropoda : Insekta : Lepidoptera
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biodiversitas Ekologi Kupu-kupu Superfamili Papilionoidea
20 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biodiversitas Biodiversitas atau keanekaragaman hayati merupakan suatu istilah yang mencakup pada kelimpahan spesies, komposisi genetik, komunitas, dan ekosistem. Biodiversitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas
HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Attacus atlas Attacus atlas merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (Chapman, 1969). Klasifikasi A. atlas menurut Peigler (1989) adalah sebagai berikut: Kelas
Lebih terperinciBALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK
IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Morfologi Telur Anopheles Culex Aedes Berbentuk perahu dengan pelampung di kedua sisinya Lonjong seperti peluru senapan Lonjong seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki keindahan warna dan bentuk sayap sehingga mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Kupu-Kupu Taman Lestari dengan alamat Jalan Batu Karu, Sandan Lebah, Sesandan Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali.
Lebih terperinciDaur Hidup Hewan Di Lingkungan Sekitar. 4. Memahami daur hidup berbagai jenis mahluk hidup
Ayam betina dewasa dapat bertelur. Jika di erami, telur akan menetas dan menghasilkan anak ayam. Anak ayam akan tumbuh menjadi ayam dewasa. Kemuadian, ayam betina dewasa akan bertelur dan menghasilkan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA KOMUNITAS KUPU-KUPU (ORDO LEPIDOPTERA: PAPILIONOIDEA) DI KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, JAWA BARAT SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA KOMUNITAS KUPU-KUPU (ORDO LEPIDOPTERA: PAPILIONOIDEA) DI KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, JAWA BARAT SKRIPSI EKA NURLAILA UTAMI 0606069685 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Biologi Kupu-Kupu
5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Kupu-Kupu Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera yang memiliki ciri bentuk dewasanya mempunyai dua pasang sayap yang ditutupi dengan bulu-bulu atau sisik. Bentuk tubuh kupu-kupu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ulat Sutera (Bombyx mori L.) 2.1.1 Klasifikasi Ulat Sutera (Bombyx mori L.) Ulat sutera merupakan serangga yang memiliki keuntungan yang ekonomis bagi manusia karena mampu menghasilkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis) Kumbang koksi adalah salah satu serangga dari ordo Coleoptera. Famili Coccinellidae secara umum mempunyai bentuk tubuh bulat, panjang tubuh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi baik flora maupun fauna. Flora dan fauna tersebut tersebar luas di Indonesia baik di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang
5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Trichogrammatidae) Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang bersifatgeneralis. Ciri khas Trichogrammatidae terletak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati namun belum dimanfaatkan secara optimal.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Attacus atlas (L.) Klasifikasi Attacus atlas (L.) menurut Peigler (1980) adalah Filum Klasis Ordo Subordo Superfamili Famili Subfamily Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Parasit Lalat S. inferens Towns. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda
Lebih terperinciSetiap hewan pasti mengalami tahap pertumbuhanan dan perkembangan. Daur
A. Macam-Macam Daur Hidup pada Makhluk Hidup Setiap hewan pasti mengalami tahap pertumbuhanan dan perkembangan. Daur hidup dimulai saat keluar dari perut induknya hingga dewasa. Setelah dewasa hewan dapat
Lebih terperinciBAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua
BAB IV Hasil Dari Aspek Biologi Ulat Sutera Liar Attacus atlas (Lepidoptera : Saturniidae) Selama Proses Habituasi dan Domestikasi Pada Pakan Daun Sirsak dan Teh 4.1. Perubahan tingkah laku Selama proses
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong
TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Ngengat meletakkan telur di atas permukaan daun dan jarang meletakkan di bawah permukaan daun. Jumlah telur yang diletakkan
Lebih terperinciPerkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi
Filum Arthropoda Perkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi 1. Filum Arthropoda memiliki anggota spesies yang paling banyak dari filum lainnya dalam Kingdom Animalia. 2. Diperkirakan sekitar 1 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keanekaragaman hayati di suatu negara memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Keanekaragaman hayati merupakan sumber penghidupan dan kelangsungan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)
TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam
Lebih terperinciBAB II SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU Papilio memnon DAN REARING TEKNIK
7 BAB II SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU Papilio memnon DAN REARING TEKNIK A. TentangLepidoptera 1. Lepidoptera Termasuk ClassisInsecta Lepidoptera termasuk kedalam classisinsecta yang merupakan bagian dari phyllum
Lebih terperinci2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kupu-kupu merupakan satwa liar yang menarik untuk diamati karena keindahan warna dan bentuk sayapnya. Sebagai serangga, kelangsungan hidup kupu-kupu sangat
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Oleh : MUHAMMAD AMIN NIM
KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Oleh : MUHAMMAD AMIN NIM. 100500025 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN
Lebih terperinciKERAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN WISATA ALAM BANING SINTANG. Hilda Aqua Kusuma Wardhani 1 Abdul Muis 2 1. Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang 2
ISSN 2580-5703 KERAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN WISATA ALAM BANING SINTANG Hilda Aqua Kusuma Wardhani 1 Abdul Muis 2 1 Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang 2 Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Univrsitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai
Lebih terperinciBioLink JURNAL BIOLOGI LINGKUNGAN, INDUSTRI, KESEHATAN
BioLink Vol. 4 (1) Agustus 2017 p-issn: 2356-458x e-issn:2597-5269 BioLink JURNAL BIOLOGI LINGKUNGAN, INDUSTRI, KESEHATAN Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink INVENTARISASI KUPU-KUPU
Lebih terperincikeadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Suksesi dan Restorasi Hutan Hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang di dominasi oleh pepohonan. Masyarakat hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang hidup dan tumbuh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BABI PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciDAUR HIDUP BERAGAM JENIS HEWAN
DAUR HIDUP BERAGAM JENIS HEWAN A. Hewan yang Mengalami Metamorfosis Setiap hewan pasti mengalami tahap pertum-buhanan dan perkembangan. Daur hidup dimulai saat keluar dari perut induknya hingga dewasa.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam
Lebih terperinciMODUL VI PENGAMATAN ORGAN-ORGAN HEWAN
35 MODUL VI PENGAMATAN ORGAN-ORGAN HEWAN TUJUAN Mempelajari organ-organ bagian luar dan dalam pada hewan. TEORI Umumnya hewan dibedakan dalam 2 kelompok utama yaitu vertebrata dan avertebrata. Golongan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ulat Api (Setothosea asigna van Eecke) berikut: Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai Kingdom Pilum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran
TINJAUAN PUSTAKA Ulat kantong Metisa plana Walker Biologi Hama Menurut Borror (1996), adapun klasifikasi ulat kantong adalah sebagai berikut: Kingdom Phyllum Class Ordo Family Genus Species : Animalia
Lebih terperinciMusca domestica ( Lalat rumah)
PARASITOLOGI LALAT SEBAGAI VEKTOR PENYAKT Musca domestica ( Lalat rumah) Oleh : Ni Kadek Lulus Saraswati P07134013007 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN D-III
Lebih terperinciPraktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1
CLASSIS : ARTHROPODA (SERANGGA) Kode MPB2a Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5. Metagenesis. Metamorfosis. Regenerasi
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5 1. Pada siklus hidup hewan tertentu, terjadi perubahan bentuk tubuh dari embrio sampai dewasa. Perubahan bentuk tubuh ini disebut...
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura
S. litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi TINJAUAN PUSTAKA Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadangkadang tersusun 2 lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan diletakkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur
TINJAUAN PUSTAKA 1. Penggerek Batang Tebu Raksasa Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi penggerek batang tebu raksasa adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :
Lebih terperinciPerhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera (Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen dan Dendogram
SP-011-00 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 5-57), Vol 1(1) 016: 5-60 Perhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera (Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Aedes sp. ,
5 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Aedes sp. Nyamuk masuk dalam ordo Diptera, famili Culicidae, dengan tiga subfamili yaitu Toxorhynchitinae (Toxorhynchites), Culicinae (Aedes, Culex, Mansonia, Armigeres),
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3 1. Perhatikan daur hidup berikut! -> nimfa -> imago Contoh hewan yang mengalami
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun
TINJAUAN PUSTAKA 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) 1.1 Biologi Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun seperti atap genting (Gambar 1). Jumlah telur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4
TINJAUAN PUSTAKA Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi Siklus hidup S. litura berkisar antara 30 60 hari (lama stadium telur 2 4 hari, larva yang terdiri dari 6 instar : 20 26 hari, pupa 8
Lebih terperinciHUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN PREFERENSI PAKAN DI AREAL KAMPUS I UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN PREFERENSI PAKAN DI AREAL KAMPUS I UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KHOIRUL BARIYAH PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau 2.1.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
Lebih terperincibiologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi
23 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri SET 23 ANIMALIA 3 1. Bersegmen metameri 2. Peredaran darah terbuka 3. Tidak punya Hb, tetapi memiliki haemocyanin
Lebih terperinciSATU. Taman Nasional Bantimurung- Bulusaraung
SATU Taman Nasional Bantimurung- Bulusaraung Indonesia dengan julukan zamrud khatulistiwa adalan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman fauna dan flora terbesar setelah Brasil. Keindahan hutan hujan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
25 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Manajemen pemeliharaan 5.1.1 Pemeliharaan Sistem pemeliharaan kupu-kupu di PT Kupu-Kupu Taman Lestari menggunakan sistem pemeliharaan semi intensif. Manajemen pemeliharaan
Lebih terperinciHAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA
HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India
Lebih terperinciFILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI
FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI Kata Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan Podos berarti kaki. Jadi arthropoda adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk menghasilkan pertumbuhan yang sehat
Lebih terperinciOrnitophtera goliath Si Cantik dari Papua. Oleh: SUHARA
Ornitophtera goliath Si Cantik dari Papua Oleh: SUHARA Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam Universitas Pendidikan Indonesia 2009 MENGENAL KUPU-KUPU Di dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterangan tentang kupu-kupu. Data diperoleh dari keterangan penelitian yang telah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Sebagai langkah awal dalam penulisan ini, juga sebagai acuan memperoleh keterangan tentang kupu-kupu. Data diperoleh dari keterangan penelitian yang telah
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia
TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian Hayati Di beberapa perkebunan kelapa sawit masalah UPDKS khususnya ulat kantong M. plana diatasi dengan menggunakan bahan kimia sintetik yang mampu menurunkan populasi hama
Lebih terperinci