KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Singkat Pendirian PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Berdirinya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. yang dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama Tbk. (IIU) adalah untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akan kertas dalam negeri yang diimpor oleh beberapa negara. Berdasarkan laporan hasil penelitian Food and Agriculture Organization (FAO) pada bulan Juli 1954, menemukan dan merekomendasikan daerah sosorladang, Porsea sebagai salah satu lokasi strategis dan layak untuk tempat pendirian pabrik pulp di Indonesia, dan sekarang menjadi lokasi berdirinya Pabrik Pulp dan Rayon PT. Toba Pulp Lestari. PT. Inti Indorayon Utama (IIU) berhenti beroperasi pada tahun 1998. Hal ini disebabkan limbah yang dihasilkan dari pembuatan pulp didapatkan merusak lingkungan hidup sekitar dan juga karena PT. Inti Indorayon Utama kurang melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatannya. PT. Inti Indorayon Utama (IIU) berubah nama menjadi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk disebabkan produk yang dihasilkan sekarang hanya pulp saja sedangkan pada saat bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU), perusahaan ini juga memproduksi rayon. Produksi rayon dihentikan karena limbah hasil produksi rayon sangat merusak lingkungan hidup. Perusahaan ini memiliki lokasi konsesi Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) yang terletak di beberapa kabupaten yaitu Simalungun, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Dairi, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan dengan total luas ijin HPHTI berdasarkan SK. Menhut No. 493/KPTS-II/1992 seluas 269.060 ha dengan jangka pengelolaan 43 tahun dan pemanfaatan Pinus berdasarkan SK.
Menhut No. 236/KPTS-IV/1984 seluas 15.763 ha yang berada di luar areal HPHTI sehingga total areal berjumlah berjumlah 284.816 ha. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. adalah sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang memiliki izin dan legalitas operasional bergerak di bidang produksi pulp. PT. TPL, Tbk. berstatus penanaman modal asing (PMA) yang dioperasikan berdasarkan surat keputusan bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BPPT dan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup SK/M/BPPT/XI/1986 dan No.KEP-43/MNKLH/11/1986 tertanggal 13 November 1986. Berdasarkan surat Keputusan Menteri Investasi/Ketua Badan koordinasi penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA). Saham perusahaan ini telah dijual di bursa saham Jakarta dan Surabaya sejak 1992 dan di New York Stock Exchange (NYSE). Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai tahun 1989. Letak Geografis PT. Toba Pulp Lestari, Tbk PT. TPL, Tbk. terletak di desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir sekitar 220 km dari Kota Medan, Sumatera Utara. Areal konsesi PT. Toba Pulp Lestari Tbk terdiri dari 6 sektor yang masing-masing sektor berada pada wilayah geografis yang terpisah, yaitu: 1. Sektor Tele berada pada Kabupaten Samosir yang meliputi Kecamatan H. Boho, Sumbul, Parbuluan, Kerajaan, Sidikalang dan Salak pada 2 15 00-2 50 00 LU dan 98 20 00 BT - 98 50 00 BT.
2. Sektor Padang Sidempuan berada pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang meliputi Kecamatan Padang Bolak, Sosopan, Padang Sidempuan, dan Sipirok pada 1 15 00 LU - 1 50 00 LU dan 99 13 00 BT - 99 33 00 BT. 3. Sektor Aek Nauli berada pada Kabupaten Simalungun yang meliputi Kecamatan Dolok Panribuan, Tanah Jawa, Sidamanik dan Jorlang pada 2 40 00 LU - 2 50 00 LU dan 98 50 00 BT - 99 10 00 BT. 4. Sektor Habinsaran berada di Kabupaten Toba Samosir yang meliputi kecamatan Siborong-borong, Sipahutar, Habinsaran, Silaen dan Laguboti pada 2 7 00 LU - 2 2 00 dan 99 05 00 BT - 99 18 00 BT. 5. Sektor Tarutung berada di Kabupaten Tapanuli Utara yang meliputi Kecamatan Dolok Sanggul, Sipaholon, Onan Gajang, Parmonangan, Adian Koting, Gaya Baru, Tarutung, Lintong Nihuta dan Sorkam pada 1 54 00 LU - 2 15 00 LU dan 98 42 00-98 58 00 BT. 6. Sektor Sarulia berada di Kabupaten Tapanuli Utara yang meliputi Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Lumut, Batang Toru pada 1 30 00 LU - 1 55 00 LU dan 98 20 00 BT - 99 10 00 BT. 7. Topografi Lokasi penelitian berada pada ketinggian 1.300-1.900 meter dari permukaan laut dengan topografi datar sampai curam (Cabang Dinas Kehutanan- XII Toba samosir, 1998).
Iklim Berdasarkan nilai Q yaitu ratio atau jumlah bulan kering (< 60 mm)/ jumlah bulan basah (> 100 mm) x 100 %. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Berada di daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba yang mempunyai tipe iklim A dengan curah hujan tahunan berkisar antara 1.554 mm sampai 2.155 mm. Curah hujan bulanan tertinggi sebesar 293 mm terjadi pada bulan November dan yang terendah sebesar 68 mm terjadi pada bulan Juni. Daerah penelitian berdasarkan klasifikasi iklim Schdemidt dan Fergusson (1951) memiliki tipe iklim A (Sangat basah) dengan curah hujan (rata-rata) 150 mm, bulan tertinggi pada bulan Maret dan terendah pada bulan Februari. Keadaan Fisik Hutan Areal HPHTI dan IPK Pinus PT. TPL, Tbk berada pada ketinggian 450-1900 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dengan kondisi topografi datar hingga areal hutan bertopografi curam. Areal tersebut dikategorikan ke dalam beberapa kelas kemiringan seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas areal PT TPL, Tbk berdasarkan kemiringan Sektor 0-8% 9-15% 16-25% >25% Total Aek Nauli 5963.6 5458.1 7136.3 3975.0 22533.0 Tele 75568.0 12641.9 11792.0 3035.1 103037.0 Tarutung 6541.0 8720.0 17048.0 13870.0 46179.0 Habinsaran 8115.8 2177.9 11898.8 1887.5 24080.0 Sarulla 1044.0 5345.4 20659.0 17614.6 44663.0 P. Sidempuan 6591.0 3832.0 13885.4 4259.4 28568.0 Total 103823.4 38175.3 82419.5 44641.6 269060.0 Sumber : RKT PT. TPL, Tbk 2004
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa 38.59% areal konsesi termasuk dalam areal bertopografi datar, 14.19% bertopografi landai, 30.63% bertopografi agak curam, dan hanya 16.59% yang bertopografi curam. Jenis tanah yang dapat ditemukan adalah podsolik coklat, podsolik coklat kuning, dan podsolik coklat kelabu yang dihasilkan oleh bahan induk tuff dan umumnya asam. Juga terdapat jenis litisol dan regosol. Jenis batuan yang ada adalah Tapanuli, Sihapes, Alluvium muda dan Toba. Kondisi Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Tempat Penimbunan kayu (TPK) yang dimiliki oleh PT. Toba Pulp Lestari memiliki 12 blok bagian dengan luas tiap blok bagian antara 60 x 80 m 2 hingga 60 x 100 m 2. Masing-masing blok bagian menampung kayu-kayu dari setiap sektor dengan usia penumpukkan yang berbeda-beda. Bahkan ada beberapa blok bagian memuat hayu-kayu yang telah ditumpuk sampai 2 hingga 3 tahun. Menurut sejarahnya areal yang dipergunakan sebagai TPK dulunya adalah hutan. Namun ada sebagian areal TPK yang dulunya adalah jurang yang kemudian dilakukan penimbunan oleh kayu-kayu atau bahan-bahan organik lainnya yang dianggap tidak terpakai oleh perusahan. Setelah bagian jurang tersebut tertutupi oleh bahan-bahan tadi, kemudian ditimbun dengan tanah dan diratakan. Namun bila hujan tiba maka lareal TPK tadi akan tergenang oleh air dan menyebabkan banyaknya genangan air sehingga tanah TPK terlihat seperti tanah gambut atau rawa. Untuk melihat kondisi tanah di TPK disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Kondisi fisik areal TPK Blok bagian TPK yang menjadi sumber pengambilan sample kayu adalah di Blok D dengan usia penumpukkan adalah 3 bulan pada saat pengambilan sampel. Kondisi blok tempat pengambilan adalah tanah yang berbahan organik tinggi terdiri dari bekas-bekas kayu yang tidak terpakai dan sampah-sampah organik lainnya yang ditutupi oleh tanah. Kondisi fisiknya dapat dilihat pada Gambar 6. Sampel diambil pada bulan Februari 2008 yang kebetulan pada saat pengambilan sampel wilayah kabupaten Toba Samosir yang merupakan lokasi perusahaan dalam musim hujan. Hal ini menyebabkan banyak terdapat genangan air di sebagian besar areal TPK.
RIWAYAT HIDUP Elindra Wijaya. Dilahirkan di Rantau Prapat, Sumatera Utara pada tanggal 5 Juli 1986, anak kedua dari tiga bersaudara dari Ayahanda Elias dan Ibunda Asnah. Pada tahun 1998 penulis menyelasaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 118335 Kebun Berangir, pada tahun 2001 lulus dari SLTP Negeri 2 Kebun Berangir, pada tahun 2004 lulus dari SMU Swasta Kemala Bhayangkari-2 Rantau Prapat, dan pada tahun yang sama penulis diterima kuliah di Universitas sumatera Utara, Fakultas Pertanian, Departeman Kehutanan, Program Studi Teknologi Hasil Hutan. Selain di dunia perkuliahan kampus, penulis juga ikut bergabung dalam organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) pada tahun 2005 sampai dengan sekarang. Pernah mengikuti Lomba Karya Tulis Mahasiswa tingkat nasional Wilayah Regional I di Serang-Banten pada tahun 2007. Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) di Taman Nasional Batang Gadis, Mandailing Natal pada bulan Juni 2006, dan melasanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di HPH PT. Suka Jaya Makmur Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat pada bulan Juni sampai Agustus 2008. Kemudian pada bulan Februari sampai April penulis melakukan penelitian dengan judul Fungi Pada Kayu Eucalyptus urophylla di Tempat Penimbunan Kayu (TPK) PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Kabupaten Tobasa Sumatera Utara.