PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI

dokumen-dokumen yang mirip
Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL COSTING PADA HOME INDUSTRY JATI INDAH FURNITURE : KARLINA FARADILA

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual Dengan Metode Full Costing Pada PD. Karya Jaya

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab 1. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL COSTING PADA KONVEKSI MIFTAH

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

Penentuan Harga Pokok Produksi Fiberglass Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Barata Pratama Unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PADA CV. SINAR MUSTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Diajukan oleh : Yunanto D

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT PAHALA FURNITURE SEMINAR PENULISAN ILMIAH

IMPLEMENTASI SISTEM JUST IN TIME PADA PABRIK TAHU. : Muhammad Rahman Prabowo NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Renny., SE.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

Penentuan Harga Jual Donat Toping Keju LAPORAN LABA RUGI BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

ABTSRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK PESANAN KHUSUS PADA JATISARI FURNITURE

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI BAHAN BAKU MIE PADA MIE KHANGEN

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

PEHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN BATIK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN LABA / RUGI PADA U.D. TAHU IBU SOPIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 5

PENERAPAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) SEBAGAI SARANA UNTUK MENDORONG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

ANALISIS PERBANDINGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DAN TRADITIONAL COSTING UNTUK PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (STUDI KASUS PADA UKM BALI SARI)

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Bengkel Las Rizki)

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

PERSPEKTIF PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (STUDI KASUS : PT. MUSTIKA RATU, TBK) SKRIPSI

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE 2 PENENTUAN HPP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Latar Belakang Instansi/Perusahaan

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY MERAPI LAS LISTRIK DI DEPOK

Pada saat ini dunia sedang berada pada masa transisi dari era persaingan. perusahaan ditentukan oleh keberhasilan dalam memanfaatkan berbagai sumber

NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai

Akuntansi Biaya. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PEMILIHAN ALTERNATIF KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI PELICIN PADA USAHA HOME TJUTJIAN LAUNDRY

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

Activity Based Costing System (ABC Sistem) KUWAT RIYANTO, SE, M.M

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENJUALAN DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA INDUSTRI MEBEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

Transkripsi:

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI Di Susun oleh : FITRI AFRIYANTI 3 EB 21 22210824

Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan modernisasi saat ini, dimana persaingan dalam dunia perdagangan dan bisnis semakin meningkat ditambah dengan kondisi ekonomi yang belum pulih dari keterpurukan meyebabkan kondisi yang kurang menguntungkan bagi dunia bisnis. Ketidak stabilan kondisi ekonomi yang menyebabkan naiknya harga-harga barang untuk proses produksi dan nilai kurs mata uang. Dalam kondisi yang demikian, penerapan sistem akuntansi yang baru sangatlah penting guna mengatasi kelemahan yang ada dalam sistem akuntansi tradisional (konvensional). Sistem akuntansi yang baru ini menghasilkan pengukuran dan pengendalian terhadap suatu usaha yaitu memungkinkan suatu perusahaan melakukan transaksi keuangan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan resiko lebih rendah serta menciptakan perusahaan skala baru dan esien dalam pengmbilan keputusan uraian diatas maka penulisan memilih judul Penerapan sistem activity based costing (ABC) sebagai dasar dalam penempatan biaya produksi pada UD.MULYADI

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut diatas maka rumusan masalah penulisan ilmiah ini, adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perhitungan biaya produksi Tradisional pada perusahan UD. MULYADI? 2. Bagaimana analisis perbandingan biaya produk menurut activy based costing (ABC) pada perusahaan UD. MULYADI?

Batasan Masalah Dalam penulisan ini, penulis membatasi perhitungan activy based costing dengan konvesonal untuk pembuatan pada bulan Mei 2013

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian atau sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perhitungan biaya produksi (ABC) pada perusahan UD. MULYADI. 2. Untuk menentukan analisis perbandingan biaya produk menurut activy based costing (ABC) pada perusahaan UD.MULYADI

Biaya Tenaga Kerja Langsung UD. MULYADImemiliki 5 orang pekerja bagian produksi yang diberi upah secara borongan sesuai dengan standar UMR yaitu Rp450.000 /Lemari. Semua karyawan di bagian produksi diberi upah sama walaupun mereka bekerja di bagian yang berbeda. Pada bulan Mei 2013 hari kerja sebanyak 20 hari dan diasumsikan seluruh karyawan masuk kerja pada bulan tersebut. Sehingga perhitungan BTKL nya dalam 1 bulan adalah : Jumlah BTKL dalam 1 bulan Lemari 2 pintu= 2 orang x 10 unit x Rp. 150.000= Rp. 4.500.000 Lemari 3 pintu= 3 orang x10 unit x Rp.200.000= Rp. 6.000.000 Untuk membebankan biaya tenaga kerja langsung ke masing-masing produk, perusahaan menggunakan unit produksi sebagai dasar alokasi, sehingga biaya tenaga kerja untuk masing-masing produk terlihat seperti pada tabel 4.3 :

Perhitungan BBB dan BTKL per Unit Perhitungan BBB dan BTKL per unit dapat dilihat seperti pada tabel 4.4 berikut ini :

Perhitungan Biaya Overhead Pabrik (BOP) Biaya Overhead Pabrik yang dikeluarkan UD. MULYADI antara lain adalah : Biaya depresiasi mesin Dalam menghitung biaya depresiasi mesin, perusahaan menggunakan metode garis lurus, yang rumusnya adalah : Depresiasi per tahun = Harga Perolehan Nilai Residu Umur Ekonomis

Jumlah depresiasi untuk masing-masing mesin adalah sebagai berikut : Mesin profil Jumlah = 1 unit Harga perolehan = Rp. 885.000 Nilai residu = Rp. 177.000 Umur ekonomis = 5 tahun Depresiasi / tahun = Rp. 885000 Rp.177.000 5 = Rp. 141.600 / tahun Depresiasi / bulan = Rp.141.600 / 12 bulan = Rp. 11.800 / bulan Mesin sircel Jumlah = 1 unit Harga perolehan =Rp.425.000 Nilai residu = Rp. 85.000 Umur ekonomis = 5 tahun Depresiasi / tahun = Rp. 425.000 Rp. 85.000 5 = Rp. 68.000 / tahun Depresiasi / bulan = Rp. 68.000 / 12 bulan = Rp. 5666,67 / bulan

Mesin serut Jumlah = 1 unit Harga perolehan = Rp. 785.000 Nilai residu = Rp. 157.000 Umur ekonomis = 5 tahun Depresiasi / tahun = Rp. 785.000 Rp. 157.000 5 = Rp. 125.600 / tahun Depresiasi / bulan = Rp. 125.600 / 12 bulan = Rp.10.466,67 /bulan Mesin bor Jumlah = 1 unit Harga perolehan = Rp. 970.000 Nilai residu = Rp. 194.000 Umur ekonomis = 5 tahun Depresiasi / tahun = Rp. 970.000 Rp. 194.000 Depresiasi / bulan 5 = Rp. 155.200/ tahun = Rp. 155.200/ 12 bulan = Rp. 1.077,78 / bulan

c.biaya listrik bulan Mei 2013 = Rp. 350.000 d. Biaya ukir 3 pintu = Rp. 200.000 Biaya ukir 2 pintu = Rp. 150.000 e. Biaya telepon bulan Mei 2013 = Rp. 50.000 f. Biaya penaganan bahan baku, terdiri dari : biaya angkut kayu gelondongan = Rp.300.000

Perhitungan Harga Pokok Produksi per Unit dengan Sistem Tradisional Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapat harga pokok produksi per unit untuk masing-masing produk, yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, terlihat perbedaan biaya produksi untuk setiap produk terletak pada BBB dan BTKL, sedangkan biaya overhead (BOP) dialokasikan sama untuk semua produk, padahal tidak semua produk menyerap BOP dalam jumlah yang sama. Ini adalah salah satu kekurangan dari perhitungan HPP dengan sistem tradisional.

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Sistem ABC Pertama-tama, tahap yang dilakukan adalah mengidentifikasikan aktivitas dan mengelompokkan semua BOP yang berhubungan dengan suatu aktivitas ke dalam satu cost pool untuk aktivitas tersebut seperti yang terlihat pada tabel 4.7 berikut ini :

* 7 jam X 25 hari = 175 jam * 8 jam X 25 hari = 200 jam * 5 jam X 25 hari = 125 jam * 7 jam X 25 hari = 175 jam * 6 kali putaran X 25 hari = 150 putaran * 4 kali putaran X 25 hari = 100 putaran Setelah diketahui jumlah masing-masing pemicu biaya yang dikonsumsi oleh tiap produk, tahap berikutnya adalah membagi biaya total untuk setiap aktivitas berdasarkan pemicu biaya (cost driver) nya. Berikut ini adalah perhitungan BOP rata-rata per cost pool:

Perhitungan Rata-Rata BOP per Cost Pool dengan Sistem ABC

Perhitungan Harga Pokok Produksi per Unit dengan sistem ABC Dari perhitungan BOP di atas maka harga pokok produksi per unit-nya menjadi

Perhitungan Harga Jual untuk Masing-Masing Produk Dalam menentukan harga jual produknya, UD. MULYADI membuat kebijaksanaan mengenai laba, di mana laba yang diharapkan adalah sebesar 15 % dari harga pokok produksi, sehingga perhitungan harga jual untuk masing-masing produk adalah : Menggunakan HPP dengan sistem tradisional :

Perhitungan Laba Bruto untuk Masing-Masing Produk Setelah diketahui harga jual untuk produk lemari 2 pintu dan lemari 3 pintu baik dengan menggunakan HPP sistem tradisional maupun sistem Activity-Based Costing dapat diketahui laba bruto yang diperoleh perusahaan dalam bulan Maret 2003 dengan unit yang terjual sebanyak 13 unit ) untuk produk lemari 2 pintu dan11 unit ) untuk produk lemari 3 pintu : Keterangan ) : Persediaan produk lemari 2 pintu awal Mei 2013 = 5 unit Produksi produk lemari 2 pintu bulan Mei 2013 = 10 unit Persediaan produk lemar 2pintu akhir Mei 2013 = ( 2 unit) Penjualan produk lemari 2 pintu bulan Mei 2013 = 13 unit Persediaan produk lemari 3 awal Mei 2013 = 4 unit Produksi produk lemari 3 bulan Mei 2013 = 10 unit Persediaan produk lemari 3 akhir Mei 2013 = ( 3 unit) Penjualan produk lemari 3 bulan Mei 2013 = 11 unit

Melalui tabel 4.18 dapat diketahui bahwa HPP / Unit untuk produk lemari 2 pintu lebih kecil (naik sebesar 1,020%) setelah menggunakan sistem ABC dan sebaliknya dengan HPP / unit produk lemari 3 pintu yang menjadi lebih kecil (turun sebesar 1,002 %). Begitu pula dengan harga jual. Sedangkan perbedaan laba lebih dikarenakan adanya perbedaan kuantitas penjualan dan tidak terlalu dipengaruhi oleh metode perhitungan HPP yang dipakai. Yang perlu diperhatikan adalah perbedaan HPP / unit untuk sistem Tradisional yang membebankan lebih banyak biaya pada unit yang lebih sedikit, dalam hal ini adalah produk lemri 2 pintu, di sini terlihat adanya diversitas volume dan produk di mana pada volume yang berbeda, yakni produk lemari 3 pintu sebanyak 10 unit dan produk lemari 2 pintu sebanyak 10 unit mengkonsumsi aktivitas yang berbeda-beda besarnya namun masih berada pada fasilitas manufaktur yang sama. Dengan adanya sistem Tradisional biaya produksi dapat dihitung secara lebih akurat dengan membebankan aktivitas yang menjadi sumber biaya ke BOP dan menelusurinya ke produk dengan lebih cermat. Sistem Tradisional akan sangat berguna untuk menganalisa aktivitas mana yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk tertentu sehingga perusahaan akan dapat menghemat biaya serta meningkatkan kualitas produksi.

Kesimpulan Berdasarbiaya produksi Tradisional pada perusahan UD. MULYADI. Pada bulan mei 2013 HPP produk lemari 2 pintu Rp 1.255.650,5 per unit dan HPP produk lemari 3 pintu Rp. 2.050.550,5 sedangkan berdasarkan hasil perhitungan HPP dengan Activity Based Costing (ABC) HPP 2 pintu Rp. 1.230.470,5 per unit dan HPP produk lemari 3 pintu Rp 2.045.730,5 per unit. Adapun selisih antara sistem tradisional dan ABC untuk produk lemari 2 pintu sebesar Rp 25.180 ( 1,020 %) dan kan analisis perhitungan harga pokok produksi tersebut, dapat ditarik kesimpulan yaitu : Perhitungan pada produk lemari 3 pintu sebesar 4.820 (1,002%). Dan untuk harga jual pada produk lemari 2 pintu untuk sistem tradisional Rp. 1.409.498 dan lemari 3 pintu Rp. 2.358.133 sedangkan untuk sistem ABC pada produk lemari 2 pintu Rp.1.415.041 dan untuk produk lemari 3 pintu Rp. 2.352.590 adapun selisih harga jual pada produk lemari 2 pintu Rp. 5.543 dan pada produk lemari 3 pintu sebesar Rp 5.543. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan laba bruto untuk sistem tradisional pada produk lemari 2 pintu sebesar Rp. 6.108.769,83 dan pada produk lemari 3 pintu Rp. 5.919.513,55 sedangkan pada metode ABC untuk lemari 2 pintu Rp. 6.180.827,83 dan untuk lemri 3 pintu sebesar Rp. 5.421.185 adapun selisi antara sistem tradisional dan ABC adalah sebesar Rp. 72.058 untuk lemari 2 pintu dan untuk produk lemari 3 pintu sebesar Rp. 498.328 Analisis perbandingan biaya produk menurut activy based costing (ABC) pada perusahaan UD.MULYADI Perbedaan pembebanan BOP tersebut dikarenakan sistem tradisional hanya menggunakan satu pemicu biaya yaitu unit produksi dan tidak menghiraukan aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi oleh tiap produk, sehingga sistem tradisional yang dipakai perusahaan menghitung BOP yang sama besar untuk setiap produk. Sedangkan sistem Activity-Based Costing (ABC) menggunakan lebih dari satu pemicu biaya yaitu selain unit produksi juga menggunakan jam mesin, jam kerja langsung, putaran produksi, dan jumlah pengesetan sebagai cost driver-nya, sehingga dalam membebankan BOP ke setiap produk akan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas yang dikonsumsinya.

Saran Sebaiknya perusahan menggunakan metode ABC dikarenakan sistem tradisional hanya menggunakan satu pemicu biaya yaitu unit produksi dan tidak menghiraukan aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi oleh tiap produk, sehingga sistem tradisional yang dipakai perusahaan menghitung BOP yang sama besar untuk setiap produk. Selain itu juga sistem ABC dapat mengurangi ketidak akuratan tersebut dan dengan sistem ini diharapkan menghilangkan aktivitas yang bernilai tambah atau mengelolah aktivitasnya dengan efisien