BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia sepanjang triwulan keempat 2008 mengalami penurunan sebesar 1,56 persen. Setidaknya empat sektor ekonomi mengalami kontraksi usaha.penyumbang terbesar penurunan tersebut adalah sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian. Kontraksi usaha tersebut terjadi untuk pertama kalinya setelah selama enam periode survei sebelumnya selalu mengalami ekspansi.dari survei Kegiatan Dunia Usaha yang dikutip dari situs Bank Indonesia, Senin 16 Februari 2009 disebutkan, turunnya tingkat permintaan baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai imbas dari krisis ekonomi global menjadi faktor penyebab kontraksi usaha pada triwulan keempat 2008. Selain itu faktor-faktor lainnya yang menyebabkan kontraksi usaha antara lain: pengaruh faktor musiman, persaingan produk yang sejenis dan situasi pasar yang memburuk.berdasarkan sektor ekonomi, penurunan kegiatan usaha terjadi pada empat sektor ekonomi dengan penyumbang terbesar dari sektor industri pengolahan (-2,75 persen), diikuti oleh sektor pertambangan 1
2 &penggalian (-2,38 persen), sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan (-0,57 persen) dan sektor bangunan (-0,29 persen). Dalam menjalankan operasinya perusahaan tidak selalu berkembang dengan baik.kadang-kadang perusahaan terpaksa memperkecil diri agar mampu bertahan atau bahkan terpaksa membubarkan diri karena menderita kerugian terus-menerus. Perusahaan mungkin mengalami kesulitan keuangan karena operasi, atau juga karena alas an keuangan. Kesulitan keuangan karena operasi, berarti perusahaan menanggung biaya operasi lebih besar dari penghasilan operasinya.alasan keuangan, berarti perusahaan menghadapi kesulitan karena beban keuangan tetap yang terlalu besar.mungkin dari sisi operasional masih menghasilkan keuntungan operasi, tetapi laba operasi tersebut tidak mampu untuk memenuhi kewajiban tunggalnya.faktor kombinasi dapat pula mengakibatkan kesulitan keuangan bagi perusahaan. Resiko kebangkrutan sebuah perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang telah dilaksanakan.dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial perusahaan serta
3 hasil-hasil yang telah dicapai di waktu lampau, maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan dan hasil yang dianggap cukup baik, dan mengetahui potensi kebangkrutan perusahaan tersebut (Adnan dan Kurniasih, 2000). Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk mengukur kesehatan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban tetap yang harus dibayar serta potensi kebangkrutan yang akan dialami. Oleh karena itu, rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi kebangkrutan bisnis untuk periode satu sampai lima tahun sebelum bisnis tersebut benarbenar bangkrut (Nesser dan Aryati, 2002). Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal kebangkrutan). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Pihak kreditur dan juga pihak pemegang saham bisa melakukan persiapan-persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan buruk. Tanda-tanda kebangkrutan tersebut dalam hal ini dapat dilihat menggunakan data-data akuntansi. Dalam praktik dan juga dalam penelitian empiris, kesulitan keuangan sulit untuk didefinisikan. Kesulitan semacam itu bisa berarti mulai dari
4 kesuliatan likuiditas (jangka pendek), yang merupakan kesulitan keuangan yang paling ringan, sampai ke pernyataan kebangkrutan, yang merupakan kesulitan yang paling berat. Penelitian-penelitan empiris biasanya menggunakan pernyataan kesulitan keuangan sebagai definisi kebangkrutan. Melakukan analisis terhadap finansial perusahaan sangat penting bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan finansial suatu perusahaan, walaupun masing-masing pihak memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Disatu pihak analisis tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan untuk mencapai target dan tujuan perusahaan. Analisis Z-Score adalah teknik yang digunakan untuk mengklasifikasikan pengamatan kedalam sebuah kelompok dari beberapa prioritas pengelompokan Multiple Diskriminan Analysis (MDA) adalah analisis rasio keuangan yang ditemukan oleh Altman. Hasil analisis diskriminan tersebut penting artinya bagi penyusunan rencana yang akan datang. Setelah mengetahui kelemahan yang dimiliki, diusahakan agar dalam penyusunan rencana untuk tahun yang akan datang dapat diperbaiki. Hasil yang sudah dianggap cukup baik diwaktu lampau, harus dipertahankan dan ditingkatkan diwaktu yang akan datang. Prosedur perhitungan yang digunakan untuk menganalisis tingkat kebangkrutan perusahaan adalah melalui laporan keuangan.salah satu teknik analisis kebangkrutan perusahaan yang dilakukan adalah menggunakan
5 analisis diskriminan yang pertama kali dikembangkan oleh Altman yang digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan beberapa saat sebelum perusahaan tersebut bangkrut. Altman telah mengkombinasikan beberapa rasio menjadi model prediksi dengan teknik statistik, yaitu analisis diskriminan yang dapat digunakan utnuk memprediksi kebangkrutan perusahaan, dengan menggunakan model yang dikenal dengan Z-score. Z- score adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Altman, 1968). Krisis ekonomi global memang berdampak besar bagi kegiatan perekonomian di Indonesia, sebelumnya dijelaskan bahwa penurunan kegiatan ekonomi terbesar salah satunya dialami oleh sektor industri pengolahan, penurunan tersebut menimbulkan pertanyaan adakah indikasi kebangkrutan dari penurunan kegiatan ekonomi pada sektor industri pengolahan tersebut, dari semua perusahaan industri pengolahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia penulis mengambil sampel sebanyak 22 perusahaan, yaitu perusahaan-perusahaan yang memiliki Return On Equity negatif.untuk mengetahui adakah indikasi kebangkrutan, dari perusahaan-perusahaan tersebut perlu digunakan suatu alat ukur untuk memprediksi tingkat kebangkrutannya, analisis Z-score merupakan alat ukur untuk memprediksi tingkat kebangkrutan yang dibatasi pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan
6 hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul PENGUJIAN DAN PENCEGAHAN TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MELALUI PENDEKATAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2010. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, maka identifikasi masalah dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apakah perusahaan pada sektor industri pengolahandi Bursa Efek Indonesiayang memiliki ROE (Return on Equity) negatif berpotensi mengalami kebangkrutan selama periode 2007-2010? 2. Bagaimana dampak dari kondisi Z-score setelah dilakukan treatment terhadap perusahaan yang diprediksi bangkrut? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. mengetahui apakah perusahaan pada sektor industri pengolahandi Bursa Efek Indonesia yang memiliki ROE (Return on Equity) negatif periode 2007-2010 berpotensi untuk bangkrut.
7 2. Mengetahui dampak dari kondisi Z-score setelah dilakukan treatment terhadap perusahaan yang diprediksi bangkrut. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : 1.Bagi penulis, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalammengimplementasikan alat ukur rasio keuangan dalam menguji hubungan antarakomponen-komponen dalam laporan keuangan untuk menilai kinerja keuanganperusahaan. 2. Bagi perusahaan dan investor, diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan dan dapat menjadi bahan pertimbangan manajemennya dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. 3. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis berikutnya.
8 1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian mengenai kebangkrutan perusahaan bermanfaat dalam membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan khususnya mengenai keuangan peursahaan, diantara banyak metode untuk mengukur tingkat kebangkrutan perusahaan, analisis Z-score merupakan alat analisis yang mengukur tingkat kebangkrutan dengan melihat kinerja keuangan di laporan keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan yang ditunjukkan oleh laporan keuangan dapat berupa peningkatan ataupun kinerja perusahaan, tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang ditunjukkan oleh laporan keuangan perusahaan tersebut, bangkrut berarti perusahaan tersebut tidak mampu lagi untuk membayar hutangnya. Sektor industri pengolahan mengalami penurunan kinerja, dalam waktu lima tahun terakhir, berdasarkan hal tersebut berikut merupakan kerangka berfikir penelitian :
9 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Krisis ekonomi global Penurunan kinerja pada sektor industri pengolahan berdasarkan survey kegiatan dunia usaha dari situs BI laporan keuangan periode 2007-2010 Apakah perusahaan yang akan diteliti (perusahaan yang memiliki ROE negatif pada periode 2007-2010) berpotensi mengalami kebangkrutan? Analisis Z-score untuk menganalisis tingkat kebangkrutan perusahaan Upaya yang dilakukan terhadap perusahaan yang diprediksi bangkrut 1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian berdasarkan teori dan pengumpulan data kuantitatif dari berbagai studi literatur yang mendukung sesuai dengan tujuan. Metode penelitian deskriptif pada penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti dan hasil dari penelitian ini dapat memberikan rekomendasi untuk keperluan dimasa yang akan datang.
10 1.6.2 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan berupa time series, dimana data tersebut adalah laporan keuangan perusahaan. dari tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010. Namun jika ditinjau dari teknik pengumpulan data, maka jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pengumpul data primer maupun pihak lain, yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku atau literatur, internet dan lain-lain. 1.6.3 Sumber Data Dalam penulisan tugas akhir penulis menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan menggunakan perolehan pihak lain atau data yang telah diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Perolehan data dilakukan dengan melakukan survey Laporan Keuangan, BEI, situs resmi perusahaan. 1.6.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa teknik yaitu :
11 a. Pengumpulan data dengan studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data melalui sumber-sumber tulisan seperti buku, artikel, jurnal, dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian. b. Mengumpulkan data dari internet 1.6.5 Alat Analisis Data Dalam penelitian mengenai tingkat kebangkrutan ini, alat analisis data yang digunakan adalah : Analisa Kebangkrutan Z, adalah suatu alat yang digunakan untuk meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan, maka berdasarkan analisa ini apabila nilai Z dari perusahaan yang diteliti lebih kecil dari 1,80 berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81 sampai dengan 3,00 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, bila di atas nilai 3,00 atau Z > 3,00 aman dari kebangkrutan. Untuk menghitung nilai Z, terlebih dahulu kita harus menghitung lima jenis rasio keuangan, yaitu : 1. Working Capital To Total Assets (XI). 2. Retained Earning To Total Assets (X2). 3. Earning Before Interest & Taxes to Total Assets (X3).
12 4. Market Value of Equity to Book Value of Debt (X4). 5. Sales To Total Assets (X5). Z = Overall Index Selanjutnya nilai Z dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Z = 0,012(XI) + 0,014(X2) + 0,033(X3) + 0,006(X4) + 0,999(X5) 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder.data-data tersebut diperoleh dari buku, website, jurnal, dan referensi lainnya. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari bulan maret 2012 sampai dengan Juni 2012.