BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun kemudian pada tanggal 24 Maret tahun 1925, Kraton Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau

KUISIONER PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pasar ini merupakan salah satu dari empat pasar tradisional di kota

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pembangun ekonomi. Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Bank BTN Kantor Cabang Syariah Semarang Profil Bank BTN Kantor Cabang Syariah Semarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Gunadarma FAKULTAS EKONOMI)

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepada 80 responden yang ada di Bank Sinarmas KCP Tanah Abang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengembangkan pertanyaan yang diuji cobakan kepada 100 responden.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. jasa BMT SM NU Cabang Kesesi. a. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Majapahit Semarang)

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada.

BAB IV PENGUJIAN HIPOTESIS. perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian. putra di pondok pesantren Haji Ya qub Lirboyo Kediri.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

memberikan kepuasan konsumen jangka panjang.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berkembang dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2004 PT. Bank Danamon

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di bagian barat kota Demak. Pasar Sayung berada di pinggir

METODE PENELITIAN. SMA Persada Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

BAB IV PEMBAHASAN. demikian, ada keterkaitan antara perumusan masalah dengan hipotesis, karena. perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB III METODE PENELITIAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner (angket) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang

PENGARUH GAJI DAN TUNJANGAN TERHADAP KINERJA GURU SDIT AL IKHLAS 86

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut. Singarimbun&Efendi (1995) explanatory research adalah penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sumber data yang dimaksud adalah menyangkut sumber-sumber informasi

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia. Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. syarat, jika harga koefisien rhitung 0,300 (Riduwan, 2005:109;

BAB IV KORELASI ANTARA PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR BATANG

BAB IV HUBUNGAN PROFESIONALITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI SALAFIYAH BEJI TULIS BATANG

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah merek-merek teratas dalam kategori sepatu olahraga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA

BAB V ANALISIS DATA. pendapatan usaha kecil dan menengah (UKM) yang telah dilakukan dapat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. populasi responden sebanyak 42 responden masyarakat yang mengkonsumsi atau

BAB 4 HASIL PENELITIAN. yang terdapat pada kuesioner yang disebar. Peneliti menyebarkan kuesioner kebeberapa

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. GOLD COIN INDONESIA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Pasar Beringharjo Pasar Beringharjo pada awalnya adalah hutan beringin. Tidak lama setelah berdirinya Kraton Yogyakarta pada tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian pada tanggal 24 Maret tahun 1925, Kraton Yogyakarta menugaskan Nederlansch Indisch Beton Maatschappij (Perusahaan Beton Hindia Belanda) untuk membangun los-los pasar. Pada akhir Agustus 1925, 11 kios telah terselesaikan dan yang lainnya menyusul secara bertahap. Nama Beringharjo diberikan setelah bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tanggal 24 Maret tahun 1925. Sri Sultan Hamngku Buwono VIII memerintahkan agar semua instansi di bawah naungan Kesultanan Yogyakarta menggunakan Bahasa Jawa. Nama Beringharjo dipilih karena memiliki arti wilayah yang semula hutan beringin (bering) yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). Nama Beringharjo sendiri dinilai tepat karena lokasi pasar merupakan bekashutan beringin dan pohon beringin merupakan lambang kebesaran dan pengayoman bagi banyak orang. Pasar Beringharjo memiliki nilai historis dan filosofis dengan Kraton Yogyakarta karena telah melewati tiga fase, yakni masa kerajaan, penjajahan, dan kemerdekaan. Pembangunan Pasar Beringharjo merupakan salah satu 62

bagian dari rancang bangun pola tata kota Kesultanan Yogyakarta yang disebut Catur Tunggal. Pola tata kota ini mencakup empat hal yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi. B. Analisis Deskriptif Pada pembahasan berikut disajikan deskripsi data yang telah diperoleh dalam penelitian. Data hasil penelitian diperoleh secara langsung dari kuisioner yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Menurut Roscoe dalam buku Sugiyono (2013: 131) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel seperti: bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variable yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini ada 3 maka jumlah anggota sampel = 10 3 = 30. Jadi responden dalam penelitian ini minimal 30 responden sehingga dalam penelitian ini peneliti mengambil 50 responden pelaku usaha dipasar beringharjo yang melakukan pembiayaan atau kredit di Bank Konvensional maupun Bank Syariah. 63

1. Keadaan Umum Responden Penelitian a. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Bank Pada penelitian ini menyajikan informasi mengenai keadaan umum responden berdasarkan jenis bank. Adapun besarnya presentase antara pembiayaan atau kredit di bank konvensional maupun di bank syariah disajikan pada diagram lingkaran berikut : Jenis Bank 38% 62% Bank Konvensional Bank Syariah Gambar 4.1 Diagram Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Bank Berdasarkan gambar diatas hasil identifikasi keadaan umum menurut jenis kelamin menunjukan 31 pelaku usaha (62%) menggunakan bank konvensional. Sedangkan Bank syariah sebanyak 19 pelaku usaha (38%) sebagai responden dalam penelitian ini. Kesimpulannya mayoritas yang menjadi responden menggunakan bank konvensional. 64

b. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada penelitian ini menyajikan informasi mengenai keadaan umum responden berdasarkan jenis kelamin. Adapun besarnya presentase antara responden laki-laki dan perempuan disajikan pada diagram lingkaran berikut : Jenis Kelamin 52% 48% Laki-Laki Perempuan Gambar 4.2 Diagram Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan gambar diatas hasil identifikasi keadaan umum menurut jenis kelamin menunjukan 26 pelaku usaha (52%) adalah perempuan. Sedankan Laki-laki sebanyak 24 pelaku usaha (48%) sebagai responden dalam penelitian ini. Kesimpulannya mayoritas yang menjadi responden yaitu perempuan. c. Keadaan Umum responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Informasi yang disajikan mengenai data keadaan umum responden berdasarkan tingkat pendidikan yang dapat diperoleh dari penelitian. 65

Adapun besaranya presentase berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada diaram lingkaran di bawah ini: Tingkat Pendidikan 4% 12% 24% 48% SD SMP SMA PERGURUAN TINGI Gambar 4. 3 Diagram Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan gambar diatas, hasil identifikasi keadaan umum menurut jenjang pendidikan menunjukan 8 responden (4%) lulus SD, lulus SMP sebanyak 12 responden (24%), lulus SMA sebanyak 24 (48%) dan 6 responden (12%) lulusan perguruan tinggi. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berlatarbelakang pendidikan SMA. d. Keadaan Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha Bagian ini menyajikan informasi mengenai data keadaan umum responden berdasarkan kegiatan usaha. Adapun besarnya presentase berdasarkan kegiatan usaha disajikan pada diagram lingkaran di bawah ini: 66

Kegiatan Usaha 26% 74% Pekerjaan Pokok Pekerjaan Sampingan Gambar 4. 4 Diagram Keadaan Umum Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha Berdasarkan gambar diatas, hasil identifikasi kegiatan usaha menunjukan sebagian pekerjaan pokok responden yaitu sebanyak 37 responden (74%) dan sisanya adalah pekerjaan sampingan responden yaitu sebanyak 13 responden (26%). Maka sebagian besar responden menggantungkan pendapatannya pada usaha yang mereka jalankan di pasar Beringharjo. e. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha Pada bagian ini informasi mengenai data keadaan umum responden berdasarkan jenis usaha. Adapun besarnya presentase berdasarkan jenis usaha disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dibawah ini : 67

Berdasarkan Jenis Usaha 4% 2% 8% 8% 4% 10% 18% 28% 18% Plastik Klontong Pakaian Makanan Kerajinan Sayuran Daging Mentah Barang Pecah Belah Sembako Gambar 4. 5 Diagram Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha Berdasarkan gambar di atas, hasil identifikasi jenis usaha responden menunjukan penjual plastik dan daging mentah masing-masing 2 responden (4%), jenis usaha penjual makanan dan penjual kerajinan masing-masing 9 responden (18%), jenis usaha warung klontong 5 responden (10%), jenis usaha sayuran dan sembako masing- masing responden (8%), jenis usaha pakaian 14 responden (28%), jenis usaha.barang pecah belah 1 responden (2%). Jenis usaha paling banyak adalah pakaian yaitu 14 responden (28%), karena penjual pakaian apalagi pakaian batik memang paling banyak terdapat di Pasar Beringharjo, karena menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara sehingga perkembangannya cukup pesat. 68

C. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Pengujian ini dilakukan dengan teknik pengambilan skor dari angket yang digunakan, kemudian skor tersebut diolah dengan Coefficient Correlation Pearson dalam SPSS. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara terpisah. Hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Uji Validitas Tingkat Pendapatan Item Sig. (2-tailed) Signifikasi Keterangan X1 0,000 0,05 VALID X2 0,000 0,05 VALID X3 0,000 0,05 VALID X4 0,000 0,05 VALID Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 15.0 ITEM Sig.(2-tailed) Signifikasi Keterangan X1 0,000 0,05 VALID X2 0,000 0,05 VALID X3 0,000 0,05 VALID X4 0,000 0,05 VALID Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 15.0 Untuk mengetahui apakah item diatas valid atau tidak, dapat diketahui melalui nilai signifikansinya (Sig. 2-tailed). Jika signifikansi 69

< 0,05 maka item dikatakan valid, sedangkan jika signifikansinya > 0,05 maka item dikatakan tidak valid. Dari output diatas, diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi pada keseluruhan butir item memiliki tingkat signifikansi < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan item adalah VALID. Tabel 4.2 Uji Validitas Pengembangan Usaha ITEM Sig. (2-tailed) Signifikasi Keterangan X1 0,000 0,05 VALID X2 0,000 0,05 VALID X3 0,000 0,05 VALID X4 0,000 0,05 VALID X5 0,000 0,05 VALID X6 0,000 0,05 VALID X7 0,026 0,05 VALID Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 15.0 ITEM Sig. (2-tailed) Signifikasi Keterangan X1 0,000 0,05 VALID X2 0,000 0,05 VALID X3 0,000 0,05 VALID Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 15.0 Untuk mengetahui apakah item diatas valid atau tidak, dapat diketahui melalui nilai signifikansinya (Sig. 2-tailed). Jika signifikansi < 0,05 maka item dikatakan valid, sedangkan jika signifikansinya > 0,05 maka item dikatakan tidak valid. Dari output diatas, diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi pada keseluruhan butir item memiliki tingkat signifikansi < 70

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan item adalah VALID. 2. Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur itu dapat dipercaya. Uji Reliabilitas dalam peneitian ini menggunakan teknik pengukuran koefisien dari alpa cronbach. Koefisien alpa cronbach yang > 0,60 menunjukan kehandalan (reliabilitas) dan jika koefisien cronbach alpa yang < 0,06 menunjukan kurang handalnya istrumen. Tabel berikut merupakan hasil dari uji reliabilitas: Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Hasil Uji Reliailitas Cronbach s alpa 0.780 RELIABEL Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 15.0 Dengan bantuan program SPSS didapat bahwa nilai reliabilitas alpa cronbach adalah 0,780 dengan standar nilai (patokan) reliabilitas sebesar 0,60 maka dapat dikatakan bahwa instrumen pernyataan angket ini adalah reliabel. 71

3. Metode Analisis Data a. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Uji regresi linier sederhana adalah pengujian terhadap data yang mana terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel independen dan satu variabel dependen, dimana variabel tersebut bersifat kasual (berpengaruh). Persamaan dari regresi linear sederhana adalah: Ya = a+bx1 Yb = a+bx1 Ya = a+bx2 Yb = a+bx2 Dimana : a = Konstanta Ya = Lembaga Keuangan Konvensional Yb = Lembaga Keuangan Syariah bx1 = Tingkat pendapatan bx2 = Pengembangan UMKM 72

Demikian tabel hasi uji regresi linier sederhana sebagai berikut: 1) Hasil Uji Hipotesis 1 (pengaruh kredit dari bank konvensional terhadap tingkat pendapatan UMKM). Disajikan dalam tabel berikut: Hasil Uji Hipotesis 1 Tabel 4.4 Hipotesis 1 Konstanta 462747.977 Signifikasi 0,049 Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 15.0 Berdasarkan tabel diatas tingkat signifikansi 0.049<0.05 dan nilai konstanta a= 462747.977. Sehingga H1 diterima. Hal tersebut menunjukan bahwa pemberian kredit dari lembaga keuangan konvensional berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan. 2) Hasil Uji Hipotesis 2 (Pengaruh pembiayaan dari lembaga keuangan syariah terhadap tingkat pendapatan) disajikan dalam tabel berikut : Hasil Uji Hipotesis 2 Tabel 4.5 Hipotesis 2 Konstanta 168556.774 Signifikasi 0,009 Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 15.0 73

Berdasarkan tabel diatas tingkat signifikansi 0.009<0.05 dan nilai konstanta a= 168556.774. Sehingga H2 diterima Hal tersebut menunjukan bahwa pemberian pembiayaan dari lembaga keuangan syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan pelaku UMKM. 3) Uji Hipotesis 3 (Pengaruh pengembangan Pelaku UMKM dikalangan Lembaga Keuangan Konvensional) Hasil Uji Hipotesis 3 Tabel 4.6 Uji Hipotesis 3 Konstanta 57927256.643 Signifikasi 0,000 Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 15.0 Berdasarkan tabel diatas tingkat signifikansi 0.000<0.05 dan nilai konstanta a= 57927256.643. Sehingga H3 diterima. Hal tersebut menunjukan bahwa pemberian pembiayaan dari lembaga keuangan konvensional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengembangan pelaku UMKM. 4) Uji Hipotesis 4 (Pengaruh pengembangan Pelaku UMKM Hasil Uji Hipotesis 4 dikalangan Lembaga Keuangan Syariah) Tabel 4.7 Hipotesis 4 Konstanta 26314828.677 Signifikasi 0,029 Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 15.0 74

Berdasarkan tabel diatas tingkat signifikansi 0.029<0.05 dan nilai konstanta a= 26314828.677. Sehingga H4 diterima. Hal tersebut menunjukan bahwa pemberian pembiayaan dari lembaga keuangan syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan pelaku UMKM. 75

4. Uji T Uji t adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean sampel (dua buah variable yang dikomparatifkan). Dalam hal ini Uji t bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara tingkat pendapatan usaha dan pengembangan dikalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Interprestasi terhadap t o adalah dengan merumuskan hipotesa alternatif (H a ) yang menyatakan ada perbedaan dan hipotesa nol (H 0 ) menyatakan tidak adanya perbedaan. Setelah itu mencari df atau db, lalu dengan besarnya df atau db tersebut berkonsultasi pada table nilai t hasilnya disebut dengan t tabel (t t ). selanjutnya dibandingkan t 0 dengan t t dengan ketentuan : Bila t 0 sama dengan atau lebih besar dari tt maka hipotesa (H 0 ) ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan. Bila t 0 lebih kecil dari tt maka hipotesa nol (H 0 ) diterima, yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Kaidah pengambilan keputusan : Ho : jika sig t hitung < sig 0,05 maka Ho ditolak Ha : jika sig t hitung > sig 0,05 maka Ha diterima Dengan perumusan hipotesis : 76

Ho: tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap tingkat pendapatan dan pengembangan usaha di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. H1: terdapat perbedaan tingkat pendapatan perbedaan usaha di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. H2: terdapat perbedaan tingkat pengembangan usaha dikalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga syariah. a. Perbedaan Tingkat pendapatan Dikalangan Pelaku UMKM yang menjadi Nasabah di Lembaga Keuangan Konvensional dan Lembaga Keuangan Syariah Tabel 4.8 Uji Hipotesis 5 Hasil Uji Hipotesis 5 Homogeny 0,019 Signifikasi 0,102 Sumber Data diolah menggunakan SPSS 15.0 Dari tabel diatas dapat dilihat hasil homogeny menunjukan 0,019 >0,05 dan memiliki nilai 0,102<0,05. Sehingga H5 Ditolak. 77

Berdasarkan hasil uji tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap tingkat pendapatan di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Tabel 4.9 Uji Hipotesis 6 Hasil Uji Hipotsis 6 Homogeny 0,012 Signifikasi 0,105 Sumber Data diolah menggunakan SPSS 15.0 Dari tabel diatas dapat dilihat hasil homogeny menunjukan 0,012 >0,05 dan nilai siginifikasi 0,105 <0,05 Sehingga H6 Ditolak. Berdasarkan hasil uji tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap pengembangan di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. 78

D. Pembahasan Penelitian Berdasarkan Hasil penelitian atau estimasi model di atas maka dapat dibuat suatu analisis dan pembahasan mengenai pengaruh variabel independen (pembiayaan atau kredit) terhadap Tingkat Pendapatan dan Pengembangan UMKM yang diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Keadaan Umum Responden Nasabah yang juga sebagai pelaku usaha penerima kredit atau pembiayaan di Pasar Beringharjo lebih banyak didominasi perempuan dari pada laki-laki. Presentase penerima perempuan jauh lebih banyak dari penerima laki-laki. Hal itu menunjukkan bahwa pelaku usaha di Pasar Beringharjo didominasi oleh penjual perempuan. Latar belakang pendidikan formal responden pelaku UMKM di Pasar beringharjo sebagian besar setingkat SMA. Jenis usaha yang mereka jalankan bervariasi yaitu penjual plastik, klontong, pakaian, makanan, kerajinan, sayuran, daging mentah, barang pecah belah dan sembako. Hampir semua pelaku UMKM di Pasar Beringharjo menjadikan usaha tersebut sebagai pekerjaan pokok. 79

2. Pengaruh Pembiayaan atau Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan Pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Konvensional Seperti yang telah peneliti uraikan sebelumnya bahwa tingkat pendapatan pelaku UMKM yang melakukan Kredit di Bank Konvensional mengalami peningkatan. Sehingga semakin banyak kredit yang dilakukan oleh nasabah maka semakin besar pula tingkat pendapatan yang didapatnya. Berdasarkan hasil penelitian, Pengaruh kredit bank konvensional menunjukan tanda positif secara secara statistik pada derajat kepercayaan 5% untuk semua bank di indonesia. Variabel kredit bank konvensional mempunyai koefisien positif yang berarti antara variabel kredit di Bank Konvensional dengan tingkat pendapatan mempunyai nilai sebesar 462747.977. Dengan demikian dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1 pembiayaan mengalami peningkatan pendapatan sebesar 462747.977. Terlihat bahwa dalam penelitian ini hubungan antara kredit dari bank konvensional berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan, diartikan bahwa ketika variabel berada disisi kanan model (variabel independen) mengalami kenaikan / penurunan, maka variabel pada ruas kiri akan mengikuti dengan arah yang sama diyakini kenaikan / penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar kredit yang dilakukan oleh pelaku usaha maka semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang didapatkan oleh pelaku UMKM. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa Pembiayaan Bank 80

Syariah berpengauh positif terhadap Tingkat Pendapatan pelaku UMKM. Sebagai perbandingan, penelitian yang dilakukan oleh Gusti Agung dan Nyoman (2013) yang menyimpulkan bahwa pemberian pinjaman berjalan sangat efektif dalam meningkatkan pendapatan. Sehingga dengan mendasar pada hasil analisis yang didukung dengan data kondisi dilapangan, maka dalam menjawab hipotesis pertama berbunyi Diduga kredit Bank Konvensional berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Pendapatan pelaku UMKM terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pendapatan. 3. Pengaruh Pembiayaan atau Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Syariah Seperti yang telah peneliti uraikan sebelumnya bahwa tingkat pendapatan pelaku UMKM yang melakukan Kredit di Bank Syariah mengalami peningkatan. Sehingga semakin banyak pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah maka semakin besar pula tingkat pendapatan yang didapatnya. Berdasarkan hasil penelitian, pengaruh pembiayaan bank syariah menunjukan tanda positif secara secara statistik pada derajat kepercayaan 5% untuk semua bank di indonesia.variabel pembiayaan bank syariah mempunyai koefisien positif yang berarti antara variabel pembiayaan di Bank Syariah dengan tingkat pendapatan mempunyai nilai sebesar 168556.774. Dengan demikian dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1 pembiayaan mengalami peningkatan pendapatan sebesar 168556.774. Terlihat bahwa dalam penelitian 81

ini hubungan antara terhadap pembiayaan dari Bank Syariah berpengaruh positif tingkat pendapatan, diartikan bahwa ketika variabel berada disisi kanan model (variabel independen) mengalami kenaikan/penurunan, maka variabel pada ruas kiri akan mengikuti dengan arah yang sama diyakini kenaikan/penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar pembiayaan yang dilakukan oleh pelaku UMKM maka, semakin besar pula tingkat pendapatan yang didapatkan oleh pelaku UMKM. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa Pembiayaan Bank Syariah berpengauh positif terhadap Tingkat Pendapatan pelaku UMKM. Sebagai perbandingan, penelitian yang dilakukan oleh Nikmah, Sukarno, Mufidah (2014) yang menyatakan bahwa pedagang kecil yang memperoleh pembiayaan mudharabah dan musyarakah rata-rata mampu meningkatkan aset, omset penjualan dan laba. Sehingga dengan mendasar pada hasil analisis yang didukung dengan data kondisi dilapangan, maka dalam menjawab hipotesis pertama berbunyi Diduga Pembiayaan Bank Syariah berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Pendapatan pelaku UMKM terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pendapatan. 82

4. Pengaruh Pembiayaan atau Kredit Terhadap Pengembangan Pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Konvensional Pengembangan usaha pelaku UMKM yang menerima kredit dari bank konvensional mengalami perkembangan, sehingga semakin banyak kredit yang dilakukan oleh nasabah maka semakin besar pula peluang mereka untuk mengembangan usahanya. Berdasarkan hasil penelitian, pengaruh kredit bank konvensional menunjukan tanda positif secara secara statistik pada derajat kepercayaan 5% untuk semua bank di Indonesia. Variabel pengembangan usaha pelaku UMKM mempunyai koefisien positif yang berarti antara variabel kredit bank konvensional dengan pengembangan usaha pelaku UMKM mempunyai nilai sebesar 57927256.643. Dengan demikian dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1 pembiayaan mengalami peningkatan pengembangan UMKM sebesar 57927256.643. Terlihat bahwa dalam penelitian ini hubungan antara pengembangan usaha pelaku UMKM jumlahnya bernilai positif terhadap kredit dari bank konvensional, diartikan bahwa ketika variabel berada disisi kanan model (variabel independen) mengalami kenaikan / penurunan, maka variabel pada ruas kiri akan mengikuti dengan arah yang sama diyakini kenaikan / penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi pembiayaan bank konvensional maka pengembangan usaha pelaku UMKM akan mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa kredit Bank Konvensional 83

berpengauh positif terhadap pengembangan pelaku UMKM. Sebagai perbandingan, penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Dewi, Syahrir (2013) dalam jurnal dengan judul Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan UMKM di Kota Medan (Studi Kasus Bank BRI) dari hasil penelitian ini semakin besar jumlah modal kredit usaha rakyat maka semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha UMKM, demikian pula sebaliknya. Sehingga dengan mendasar pada hasil analisis yang didukung dengan data kondisi dilapangan, maka dalam menjawab hipotesis pertama berbunyi Diduga kredit bank konvensional berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pendapatan pelaku UMKM terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pendapatan. 5. Pengaruh Pembiayaan atau Kredit Terhadap Pengembangan pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Syariah Pengembangan usaha pelaku UMKM yang menerima kredit dari bank konvensional mengalami perkembangan, sehingga semakin banyak pembiayaan yang dilakukan oleh pelaku UMKM maka semakin besar pula peluang mereka untuk mengembangan usahanya. Berdasarkan hasil penelitian, pengaruh pembiayaan bank syariah menunjukan tanda positif secara secara statistik pada derajat kepercayaan 5% untuk semua bank di indonesia. Variabel pembiayaan bank syariah mempunyai koefisien positif yang berarti antara variabel pembiayaan bank 84

syariah dengan pengembangan usaha pelaku UMKM mempunyai nilai sebesar 26314828.677. Dengan demikian dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1 pembiayaan mengalami peningkatan pengembangan UMKM sebesar 26314828.677. Terlihat bahwa dalam penelitian ini hubungan antara pembiayaan bank syariah dan pengembangan usaha pelaku UMKM jumlahnya bernilai positif terhadap pembiayaan bank syariah, diartikan bahwa ketika variabel berada disisi kanan model (variabel independen) mengalami kenaikan / penurunan, maka variabel pada ruas kiri akan mengikuti dengan arah yang sama diyakini kenaikan / penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi pembiayaan bank syariah maka pengembangan usaha pelaku UMKM akan mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa pembiayaan bank syariah berpengauh positif terhadap pengembangan usaha pelaku UMKM. Sebagai perbandingan, penelitian yang dilakukan oleh Isnaini Nurrohmah (2015) yang menyatakan dari hasil uji korelasi terdapat perbedaan omset penjualan, jumlah tenaga kerja dan jumlah pelanggan sesudah mendapatkan pembiayaan musyarakah. Sehingga dengan mendasar pada hasil analisis yang didukung dengan data kondisi dilapangan, maka dalam menjawab hipotesis pertama berbunyi Diduga Pembiayaan bank syariah berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan usaha pelaku UMKM terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan usaha plaku UMKM. 85

6. Perbedaan Tingkat Pendapatan Usaha Dikalangan Pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah lembaga keuangan Konvensional dan Lembaga Keuangan Syariah Pendapatan merupakan salah satu faktor utama dimana kita dapat mengetahui usaha tersebut mengalami perkembangan atau mengalami penurunan, Karena pendapatan merupakan unsur dari sebuah laporan keuangan khususnya laporan rugi laba. Sehingga dapat didefinisikan bahwa aliran masuk pada perusahaan yang diperoleh dari pekerjaan ataupun produksi untuk menambah pemasukan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, perbedaan tingkat pendapatan usaha dikalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah menunjukan tanda positif secara secara statistik pada derajat kepercayaan 5% untuk semua bank di Indonesia. Dilihat hasil homogeny menunjukan 0,019 > 0,05 dan memiliki nilai signifikasi 0,102 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap tingkat pendapatan di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap tingkat pendapatan pelaku usaha di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. 86

Hal ini mengindikasikan bahwa dalam pengambilan pembiayaan atau kredit dibank konvensional maupun bank syariah bukan merupakan faktor penentu semakin besar atau semakin rendahnya tingkat pendapatan yang didapatkan oleh pelaku UMKM. Hal ini sesuai dengan hipotesa bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap tingkat pendapatan usaha dikalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Sebagai perbandingan menurut teori omset penjualan dan laba usaha merupakan indikator yang digunakan untuk melihat tingkat pendapatan suatu usaha. Menurut Harahap (2001) dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biayabiaya yang dikeluarkan pada periode tertentu. Sehingga dengan mendasar pada hasil analisis yang didukung dengan data kondisi lapangan, maka dalam menjawab hipotesa ini berbunyi Diduga Tidak Ada Perbedaan Secara Signifikan Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Dikalangan Pelaku UMKM Yang Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Konvensional Dan Lembaga Keuangan Syariah terbukti tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pendapatan. 87

7. Perbedaan Pengembangan Usaha Dikalangan Pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah lembaga keuangan Konvensional dan Lembaga Keuangan Syariah Pengembangan usaha merupakan tolak ukur suatu usaha untuk mengetahui apakah usaha tersebut mengalami pengembangan ataukah mengalami penurunan. Dalam hal ini berkembang atau tidaknya suatu usaha diukur dengan menggunakan kenaikan kotor dalam asset dan modal usaha yang ada. Berdasarkan hasil penelitian, perbedaan pengembangan usaha dikalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah menunjukan tanda positif secara secara statistik pada derajat kepercayaan 5% untuk semua bank di indonesia. Dilihat hasil homogeny menunjukan 0,012 > 0,05 dan memiliki nilai signifikasi 0,105 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap pengembangan usaha di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap pengembangan usaha di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam pengambilan pembiayaan atau kredit dibank konvensional maupun bank syariah bukan merupakan faktor 88

penentu berkembangnya suatu usaha yang dijalankan oleh pelaku UMKM. Sesuai dengan hipotesa bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap pengembangan usaha dikalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Sebagai perbandingan penelitian yang dilakukan oleh Isnaini Nurrohmah (2015) dalam skripsi dengan judul Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi Kasus: BMT Bringharjo Yogyakarta) dari hasil uji korelasi terdapat perbedaan UMKM yang menerima pembiayaan musyarakah dari BMT Beringharjo mengalami perkembangan usaha. Pembiayaan musyarakah tidak hanya memenuhi kebutuhan akan modal UMKM tetapi berpengaruh pada perkembangan usaha UMKM tersebut. Sehingga dengan mendasar pada hasil analisis yang didukung dengan data kondisi dilapangan, maka dalam menjawab hipotesis nol yang berbunyi Diduga tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap pengembangan usaha di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. 89