1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tempat yang mempertemukan pihak-pihak yang kelebihan dana (investor) dengan pihak yang kekurangan dana (perusahaan). Maka perusahaan harus dapat menyakinkan investor bahwa mereka akan memperoleh imbalan dan berkewajiban menjaga kondisi keuanganya dengan baik, serta menjaga likuiditas, profitabilitas, dan kinerja keuangan. Sebab, kondisi keuangan perusahaan akan terlihat di dalam laporan keuangan (Pasaribu, Tobing, dan Manurung, 2009). Pasar modal Indonesia melalui IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan bursa saham global. Globalisasi telah memungkinkan investor dari negara lain untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya bursa-bursa yang berdekatan lokasinya. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Achsani (2000, dalam Mansur, 2005) tentang bagaimana suatu bursa merespon terhadap shock dari bursa lain, apabila shock di Singapura, Australia atau Hong Kong, secara cepat shock tersebut akan ditransmisikan ke hampir semua bursa saham di Asia Pasifik, termasuk BEI. Selain itu perekonomian suatu negara banyak dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian negara lain. Ekonomi negara yang lebih kuat mempunyai kecenderungan untuk mendominasi negara
2 yang perekonomiannya lebih lemah. Negara yang kuat selalu menang dalam persaingan, sehingga negara yang lemah akan cenderung mengalami kerugian atau kekalahan. Sehingga dapat diartikan bahwa adanya ketergantungan negara/pasar yang lemah terhadap negara/pasar yang kuat akan semakin nyata (Wondabio, 2006), contohnya bursa saham di Amerika Serikat akan mempengaruhi bursa saham negara lain, tetapi tidak sebaliknya (Mariah dan Lydia 2005). Pasar modal terintegrasi jika indeks saham pasar tersebut bergerak bersama-sama dengan indeks pasar modal negara lain. IHSG dikatakan terintegrasi dengan pasar modal Thailand, Filipina, Malaysia, dan Singapura bila indeks saham IHSG berkointegrasi dengan indeks saham pasar modal negara tersebut. Sehingga IHSG memiliki hubungan dinamis, bergerak bersama-sama dengan indeks saham Thailand, Filipina, Malaysia, dan Singapura (Roida, Sukamto, dan Sunarjanto, 2005). Adapun faktor yang mempengaruhi pasar modal yang terintegrasi adalah liberalisasi pasar, aktivitas pasar modal pada keuangan utama dunia, dan kemajuan teknologi telekomunikasi (Fabozzi, 1995; dalam Roida, dkk., 2005). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat selama dua tahun belakangan ini. Bahkan pada tanggal 9 Januari 2008, IHSG mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu ditutup pada level 2.830,263. Semenjak IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan saham yang tercatat di
3 bursa, dengan jumlah emiten yang tercatat Juni 2009 mencapai 401 emiten. Namun krisis global yang mulai terjadi pada pertengahan tahun 2008 telah mengakibatkan turunnya nilai IHSG lebih dari 50 persen dalam kurun waktu yang relatif singkat (satu tahun). Dari tertinggi 2.830,263 melemah mencapai level 1.162,263 pada bulan Oktober 2008. Krisis yang berasal dari Amerika Serikat telah meruntuhkan perekonomian di benua Eropa dan Asia, khususnya pasar modal emerging market mengalami keterpurukan akibat krisis tersebut. Adanya informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya akan berpengaruh pada IHSG. Saat ini hubungan tiap negara sangat berpengaruh terhadap berkembangnya suatu negara. Negara yang sedang berkembang menuntut pasar modalnya untuk lebih berperan. Seiring dengan waktu maka istilah pasar modal yang ada di negara berkembang disebut emerging market. Ini menunjukkan bahwa negara yang sedang berkembang berusaha untuk menjadi lebih maju. Negara berkembang biasanya memiliki pendapatan per kapita lebih rendah dibanding negara maju dan pendapatan perkapita di bawah US $ 20.000 per tahun, nilai kapitalisasi pasar lebih rendah dibandingkan GDP, sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar terhadap GDP, dan kekurangan modal di dalam negeri. Terdapat enam indeks bursa global di dalam penelitian ini, yaitu Indeks Nikkei (Jepang), Indeks Kospi (Korea Selatan), Indeks
4 SSE (Cina), Indeks KLSE (Malaysia), Indeks PSE (Filipina), dan Indeks SET (Thailand). Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diteliti hubungan antara Indeks Nikkei (Jepang), Indeks Kospi (Korea Selatan), Indeks SSE (Cina), Indeks KLSE (Malaysia), Indeks PSE (Filipina), dan Indeks SET (Thailand) terhadap IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), sebagai suatu informasi tambahan bagi investor untuk mengetahui kecenderungan pergerakan harga saham di BEI dengan indeks harga saham negara lain. Alasan pemilihan Indeks Kospi (Korea Selatan), SSE (Cina), KLSE (Malaysia), PSE (Filipina), dan SET (Thailand) dikarenakan samasama pasar modal emerging market. Serta ingin mengetahui bagaimana hubungan di antara pasar modal emerging market. Sedangkan Indeks Nikkei melanjutkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Soleh. Selain itu, alasan pemilihan periode penelitian antara kuartal III tahun 2008-kuartal II tahun 2009 karena pada saat itu periode puncaknya krisis ekonomi global dan periode pemulihan krisis ekonomi global. 1.2. Perumusan Masalah Dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: Apakah Indeks Nikkei, Indeks Kospi, Indeks SSE, Indeks KLSE, Indeks PSE, dan Indeks SET memiliki hubungan dengan IHSG?
5 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui hubungan antara Indeks Nikkei, Indeks Kospi, Indeks SSE, Indeks KLSE, Indeks PSE, dan Indeks SET terhadap IHSG. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Investor dan Emiten Bagi investor dan emiten yang tercatat di BEI, hasil dari penelitian ini dapat membantu mereka dalam menentukan apakah akan menjual, membeli, ataukah menahan saham yang mereka miliki berkenaan dengan perubahan Indeks Nikkei, Indeks Kospi, Indeks SSE, Indeks KLSE, Indeks PSE, dan Indeks SET. Karena kesalahan dalam menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal, akan berakibat buruk bagi perusahaan atau investor sehingga dapat mengalami kerugian dan memberikan pemahaman kepada investor terhadap informasi yang tersedia dalam pengambilan keputusan investasi. Serta mengetahui karakteristik emerging market dan pemahaman tentang hubungan diantara negara emerging market. 2. Bagi lembaga pendidikan Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi acuan untuk penelitian di masa yang akan datang. 3. Bagi Peneliti Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat membuka cakrawala baru. Bahwa faktor eksternal seperti pergerakan indeks negara lain
juga berpotensi mempengaruhi kinerja bursa saham, jadi tidak hanya faktor-faktor internal bursa itu sendiri saja. 6 1.5. SISTEMATIKA SKRIPSI BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini membahas latar masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas penelitian terdahulu, landasan teori, hipotesis, dan model analisis yang digunakan penelitian ini. BAB 3: METODE PENELITIAN Bab ini membahas desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, pengukuran data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, teknik pengambilan data, teknik analisis data, dan prosedur pengujian hipotesis. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang karakteristik obyek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari simpulan dan saran.