- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

No Selaku Komisaris Independen dan Pihak Independen, anggota komite harus dapat terlepas dari benturan kepentingan.untuk mencegah adanya bentur

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Good Corporate Governance

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PROSEDUR PENETAPAN CALON ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DAN KOMITE LEVEL KOMISARIS

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

2 Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan proses uji kemampuan dan kepatutan terhadap calon pemilik dan calon pengelola perbankan syariah melalui pe

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

No. 9/12/DPNP Jakarta, 30 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

PERINGKAT Bobot Skor ANALISIS SELF ASSESMENT 2.000% 0.027

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

% % % % 0.002

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

[No. 15/15/DPNP Jakarta, 29 April SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/23/PBI/2004 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

ANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

BPRLESTARI PEDOMAN DAN TATA KERJA TERT IB DIREK

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/ TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI LEMBAGA PENJAMIN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2016

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/25 /PBI/2003 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA,

LAPORAN GABUNGAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

KEBIJAKAN NOMINASI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS, DIREKSI, DEWAN PENGAWAS SYARIAH DAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

Transkripsi:

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan syariah yang antara lain ditandai dengan semakin beragamnya produk perbankan syariah dan bertambahnya jaringan pelayanan perbankan syariah, maka Good Corporate Governance pada industri perbankan syariah menjadi semakin penting untuk dilaksanakan. Pelaksanaan Good Corporate Governance pada industri perbankan syariah harus berlandaskan pada lima prinsip dasar. Pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip pengelolaan bank yang sehat. Keempat, profesional (professional) yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan bank syariah. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam...

- 2 - Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar tersebut, bank wajib berpedoman pada berbagai ketentuan dan persyaratan yang terkait dengan pelaksanaan Good Corporate Governance. Selain itu dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, industri perbankan syariah juga harus memenuhi prinsip syariah (sharia compliance). Ketidaksesuaian tata kelola bank dengan prinsip syariah akan berpotensi menimbulkan berbagai risiko terutama risiko reputasi bagi industri perbankan syariah. Pelaksanaan Good Corporate Governance perbankan syariah tidak hanya dimaksudkan untuk memperoleh pengelolaan bank yang sesuai dengan lima prinsip dasar dan sesuai dengan prinsip syariah, akan tetapi juga ditujukan untuk kepentingan yang lebih luas. Kepentingan ini antara lain adalah untuk melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum pada industri perbankan syariah. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Pasal 2 Pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usahanya termasuk dalam proses penyusunan visi, misi, rencana strategis, pelaksanaan kebijakan, dan langkah-langkah pengawasan internal. Yang dimaksud dengan seluruh tingkatan atau jenjang organisasi bagi BUS adalah mulai dari tingkatan tertinggi yaitu Dewan Komisaris dan Direksi sampai dengan tingkatan manajemen terendah. Yang...

- 3 - Yang dimaksud dengan seluruh tingkatan atau jenjang organisasi bagi UUS adalah mulai dari tingkatan tertinggi yaitu Direktur UUS sampai dengan tingkatan manajemen terendah. Huruf a Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi mengacu pada anggaran dasar BUS dan peraturan perundangundangan yang berlaku, termasuk ketentuan Bank Indonesia yang mengatur pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut. Huruf b Pembentukan komite antara lain dimaksudkan untuk membantu kelancaran tugas pengawasan oleh Komisaris. Pelaksanaan fungsi pengendalian seperti audit intern, kepatuhan dan manajemen risiko antara lain dimaksudkan untuk membantu tugas pengendalian oleh Direksi. Huruf c Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk ketentuan Bank Indonesia yang mengatur pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut. Huruf d Huruf e Dalam hal ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum penyaluran dana belum disusun, maka ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit tetap berlaku bagi BUS. Huruf f...

- 4 - Huruf f Transparansi meliputi aspek pengungkapan (disclosure) informasi BUS yang bersifat kualitatif dan kuantitatif kepada Stakeholders. Huruf a Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur UUS mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk ketentuan Bank Indonesia yang mengatur pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut. Huruf b Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk ketentuan Bank Indonesia yang mengatur pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut. Huruf c Huruf d Transparansi meliputi aspek pengungkapan (disclosure) informasi UUS yang bersifat kualitatif dan kuantitatif kepada Stakeholders. Pasal 3 Pasal 4 Yang dimaksud dengan ketentuan Bank Indonesia terkait adalah antara lain: a. ketentuan Bank Indonesia tentang Bank Umum Syariah; b. ketentuan......

- 5 - b. ketentuan Bank Indonesia mengenai uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test); dan c. ketentuan Bank Indonesia mengenai tenaga kerja asing. Pasal 5 Yang dimaksud dengan masa tunggu (cooling off) adalah jangka waktu antara berakhirnya secara efektif jabatan yang bersangkutan sebagai anggota Direksi dengan pengangkatan yang bersangkutan secara efektif sebagai Komisaris Independen. Yang dimaksud dengan Direksi BUS yang melakukan fungsi pengawasan adalah antara lain direktur kepatuhan. Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10...

- 6 - Pasal 10 Hal-hal yang wajib disampaikan adalah temuan yang belum atau tidak disampaikan oleh BUS dan/atau oleh direktur kepatuhan kepada Bank Indonesia. Pasal 11 Huruf a Huruf b Dewan Komisaris dapat membentuk Komite Remunerasi dan Komite Nominasi secara terpisah. Huruf c Ayat (4) Ayat (5) Pasal 12...

- 7 - Huruf a Huruf b Pengaturan rapat antara lain mengatur tentang agenda rapat, mekanisme pengambilan keputusan, hak anggota dalam hal terdapat perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan dan risalah rapat. Pasal 13 Indikator penyediaan waktu yang cukup adalah antara lain tingkat kehadiran yang bersangkutan sesuai waktu kerja yang telah ditetapkan dalam tata tertib dan tingkat kehadiran yang bersangkutan dalam rapat. Pasal 14 Kecuali pimpinan rapat, kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat dapat dilakukan melalui teknologi telekonferensi. Ayat (4) Yang dimaksud dengan berhalangan hadir adalah suatu keadaan yang memaksa atau tidak dapat dihindari sehingga yang bersangkutan tidak dapat hadir antara lain karena sakit keras atau berada di luar negeri. Pasal 15...

- 8 - Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Tidak termasuk dalam pengertian keuntungan pribadi antara lain dalam hal anggota Dewan Komisaris sebagai nasabah BUS menerima penghasilan berupa imbalan dan/atau bagi hasil secara wajar. Pasal 18 Yang dimaksud dengan ketentuan Bank Indonesia terkait adalah antara lain: a. ketentuan Bank Indonesia tentang Bank Umum Syariah; b. ketentuan Bank Indonesia mengenai uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test); dan c. ketentuan Bank Indonesia mengenai tenaga kerja asing. Pasal 19 Pasal 20...

- 9 - Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Untuk mendorong efektivitas implementasi fungsi-fungsi dimaksud, Direksi dapat membentuk satuan kerja tersendiri. Pasal 24 Pasal 25 Yang dimaksud dengan kebijakan yang bersifat strategis di bidang kepegawaian adalah antara lain kebijakan mengenai sistem rekrutmen, sistem promosi, sistem remunerasi serta rencana BUS untuk melakukan pengurangan pegawai. Pengungkapan tersebut harus dilakukan melalui sarana yang diketahui atau diakses dengan mudah oleh pegawai. Pasal 26 Yang dimaksud dengan kuasa umum adalah pemberian kuasa yang mengakibatkan pengalihan tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Direksi secara menyeluruh tanpa batasan ruang lingkup dan waktu. Pasal 27...

- 10 - Pasal 27 Huruf a Termasuk dalam kategori proyek bersifat khusus yang sangat diperlukan untuk kegiatan usaha BUS adalah antara lain proyek teknologi informasi atau pengembangan kehumasan (public relations) yang memiliki kriteria tertentu seperti adanya target waktu. Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan pihak independen adalah pihak di luar BUS yang tidak memiliki: a. hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi; atau b. hubungan keuangan dan/atau hubungan kepemilikan saham dengan BUS, sehingga dapat mendukung kemampuannya untuk bertindak independen. Pasal 28 Data dan informasi dimaksud diperlukan dalam kaitan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah. Pasal 29...

- 11 - Huruf a Huruf b Pengaturan rapat antara lain mengatur tentang agenda rapat, persyaratan quorum, mekanisme pengambilan keputusan, hak anggota dalam hal terdapat perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan dan risalah rapat. Pasal 30 Pasal 31 Yang dimaksud dengan kebijakan dan keputusan strategis adalah keputusan Direksi yang dapat memengaruhi keuangan BUS secara signifikan dan/atau memiliki dampak yang berkesinambungan terhadap anggaran, sumber daya manusia dan/atau struktur organisasi. Pasal 32 Pasal 33...

- 12 - Pasal 33 Tidak termasuk dalam pengertian keuntungan pribadi antara lain dalam hal anggota Direksi sebagai nasabah BUS menerima penghasilan berupa imbalan dan/atau bagi hasil secara wajar. Pasal 34 Yang dimaksud dengan pihak independen adalah pihak di luar BUS yang tidak memiliki: a. hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi; atau b. hubungan keuangan dan/atau hubungan kepemilikan saham dengan BUS, sehingga dapat mendukung kemampuannya untuk bertindak independen. Yang dimaksud dengan memiliki integritas dan reputasi keuangan yang baik adalah antara lain: a. memiliki akhlak dan moral yang baik; b. memiliki komitmen atas pelaksanaan akuntabilitas dan responsibilitas yang tinggi; c. memiliki...

- 13 - c. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perbankan syariah dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku; dan d. tidak tercantum dalam daftar kredit macet. Ayat (4) Ayat (5) Pasal 35 Huruf a Huruf b Pejabat Eksekutif yang membawahi sumber daya manusia harus memiliki pengetahuan dan mengetahui ketentuan sistem remunerasi dan/atau nominasi serta succession plan BUS. Dalam hal Dewan Komisaris membentuk Komite tersebut secara terpisah maka Pejabat Eksekutif anggota Komite Remunerasi harus memiliki pengetahuan mengenai sistem remunerasi BUS dan Pejabat Eksekutif anggota Komite Nominasi harus memiliki pengetahuan tentang sistem nominasi dan succession plan BUS. Ayat (4)...

- 14 - Ayat (4) Pasal 36 Yang dimaksud dengan pihak independen adalah pihak di luar BUS yang tidak memiliki: a. hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi; atau b. hubungan keuangan dan/atau hubungan kepemilikan saham dengan BUS, sehingga dapat mendukung kemampuannya untuk bertindak independen. Yang dimaksud dengan memiliki integritas dan reputasi keuangan yang baik adalah antara lain: a. memiliki akhlak dan moral yang baik; b. memiliki komitmen atas pelaksanaan akuntabilitas dan responsibilitas yang tinggi; c. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perbankan syariah dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku; dan d. tidak tercantum dalam daftar kredit macet. Ayat (4) Ayat (5)...

- 15 - Ayat (5) Pasal 37 Yang dimaksud dengan pihak independen adalah pihak di luar BUS yang tidak memiliki: a. hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi; atau b. hubungan keuangan dan/atau hubungan kepemilikan saham dengan BUS, sehingga dapat mendukung kemampuannya untuk bertindak independen. Yang dimaksud dengan masa tunggu (cooling off) adalah jangka waktu antara berakhirnya secara efektif jabatan yang bersangkutan sebagai anggota Direksi dengan pengangkatan yang bersangkutan secara efektif sebagai Pihak Independen anggota komite. Yang dimaksud dengan Direksi BUS yang melakukan fungsi pengawasan adalah antara lain direktur kepatuhan. Pasal 38 Pasal 39 Huruf a Huruf b...

- 16 - Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko adalah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai manajemen risiko. Pasal 40 Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan pihak independen adalah pihak di luar BUS yang tidak memiliki: a. hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi; atau b. hubungan keuangan dan/atau hubungan kepemilikan saham dengan BUS, sehingga dapat mendukung kemampuannya untuk bertindak independen. Pasal 41 Huruf a Huruf b Huruf c...

- 17 - Huruf c Yang dimaksud dengan peer group adalah kesetaraan jabatan pada intern BUS dan pada beberapa bank sejenis berdasarkan antara lain jumlah aset dan karakteristik. Huruf d Pasal 42 Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan melakukan koordinasi adalah antara lain melakukan pembahasan atas hal hal yang perlu diperhatikan oleh Kantor Akuntan Publik dalam pelaksanaan tugas. Pasal 43 Pasal 44 Yang dimaksud dengan ketentuan Bank Indonesia terkait adalah antara lain ketentuan Bank Indonesia tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Pasal 45 Pasal 46...

- 18 - Pasal 46 Pasal 47 Yang dimaksud dengan semesteran adalah periode 6 (enam) bulanan yang berakhir pada bulan Juni dan Desember. Ayat (4) Ayat (5) Pasal 48 Indikator penyediaan waktu yang cukup adalah antara lain kehadiran anggota Dewan Pengawas Syariah sesuai waktu kerja yang telah ditetapkan dalam tata tertib dan tingkat kehadiran yang bersangkutan dalam rapat. Pasal 49 Pasal 50 Pasal 51...

- 19 - Pasal 51 Tidak termasuk dalam pengertian keuntungan pribadi antara lain dalam hal anggota Dewan Pengawas Syariah sebagai nasabah BUS menerima penghasilan berupa imbalan dan/atau bagi hasil secara wajar. Ayat (4) Yang dimaksud dengan konsultan adalah meliputi konsultan, penasehat atau yang dapat dipersamakan dengan itu, baik individu maupun perusahaan, termasuk pemilik dari perusahaan yang memberikan jasa konsultasi bagi BUS dan/atau UUS. Pasal 52 Penerapan fungsi kepatuhan mencakup kepatuhan terhadap pemenuhan Prinsip Syariah. Pelaksanaan fungsi kepatuhan dapat dilakukan dengan membentuk satuan kerja tersendiri sesuai dengan ukuran bank. Pasal 53...

- 20 - Pasal 53 Fungsi audit intern adalah membantu pelaksanaan tugas direktur utama yang mencakup antara lain: a. melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas di seluruh unit kerja BUS termasuk pelaksanaan terhadap pemenuhan atas Prinsip Syariah; b. melakukan pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian intern yang bertujuan untuk: 1) mengamankan harta kekayaan; 2) meyakini akurasi dan kehandalan data akuntansi; 3) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya secara ekonomis dan efisien; dan 4) mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Pelaksanaan fungsi audit intern dapat dilakukan dengan membentuk satuan kerja tersendiri sesuai dengan ukuran bank. Ayat (4) Pasal 54 Sebelum diajukan ke Rapat Umum Pemegang Saham, rencana penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik terlebih dahulu dikonsultasikan dengan...

- 21 - dengan satuan kerja yang membawahi pengawasan perbankan syariah di Bank Indonesia. Pasal 55 Dalam hal ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum penyaluran dana belum disusun, maka ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit tetap berlaku bagi BUS. Pasal 56 Yang dimaksud dengan kondisi non-keuangan adalah meliputi antara lain kepemilikan, Dewan Komisaris, Direksi, dan kelompok usaha BUS, strategi dan kebijakan manajemen, laporan manajemen dan Laporan Hasil Pengawasan Dewan Pengawas Syariah. Pasal 57 Pasal 58 Yang...

- 22 - Yang dimaksud dengan ketentuan Bank Indonesia lain antara lain ketentuan Bank Indonesia mengenai manajemen risiko bagi bank umum dan/atau ketentuan Bank Indonesia mengenai teknologi informasi bagi bank umum. Laporan struktur kelompok usaha memuat seluruh perorangan atau badan hukum yang memiliki 10% (sepuluh persen) atau lebih saham BUS dan pihak-pihak yang melakukan pengendalian dan/atau memiliki 10% (sepuluh persen) atau lebih saham badan hukum dimaksud, serta menyebutkan pihak yang menjadi ultimate shareholders. Ayat (4) Penyampaian Laporan Tahunan BUS mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank umum. Ayat (5) Pasal 59 Pasal 60 Pasal 61 Yang dimaksud dengan benturan kepentingan adalah antara lain perbedaan kepentingan ekonomis BUS dengan kepentingan ekonomis pribadi pemilik, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif BUS. Termasuk...

- 23 - Termasuk dalam kategori benturan kepentingan yang mengurangi aset atau mengurangi keuntungan BUS, antara lain pemberian perlakuan istimewa atau pemberian imbalan dan/atau bagi hasil yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku kepada pihak-pihak tertentu. Pengungkapan benturan kepentingan dalam risalah rapat paling kurang mencakup nama pihak yang memiliki benturan kepentingan, masalah pokok benturan kepentingan dan dasar pertimbangan pengambilan keputusan. Pasal 62 Huruf a Self assessment meliputi cakupan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2). Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Pengungkapan kebijakan remunerasi dan fasilitas lain (remuneration packages) ini menjadi tolok ukur Stakeholders dalam menilai kesesuaian...

- 24 - kesesuaian remunerasi dengan hasil kinerja BUS yang dikelola Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah. Yang dimaksud dengan fasilitas lain adalah fasilitas yang diterima tidak dalam bentuk keuangan, antara lain fasilitas perumahan, fasilitas transportasi dan fasilitas asuransi kesehatan. Huruf g Huruf h Huruf i Huruf j Yang dimaksud dengan penyimpangan (internal fraud) adalah penyimpangan yang berkaitan dengan operasional BUS dan memengaruhi kondisi keuangan BUS secara signifikan. Huruf k Huruf l Huruf m Huruf n Huruf o Pasal 63...

- 25 - Pasal 63 Penyampaian laporan pelaksanaan GCG kepada pemegang saham diutamakan untuk pemegang saham pengendali sedangkan penyampaian laporan untuk pemegang saham lain didasarkan atas pertimbangan tingkat efisiensi dan tingkat kepentingan dari setiap BUS. Ayat (4) Pasal 64 Pasal 65 Pasal 66 Yang dimaksud dengan self assessment adalah penilaian atas pelaksanaan GCG oleh BUS yang bersangkutan. Pasal 67...

- 26 - Pasal 67 Pasal 68 Pasal 69 Pasal 70 Pasal 71 Pasal 72 Yang dimaksud dengan nasabah pembiayaan inti adalah 10 (sepuluh) nasabah pembiayaan terbesar. Yang dimaksud dengan deposan inti adalah 10 (sepuluh) nasabah deposan terbesar. Pasal 73 Yang dimaksud dengan kondisi non-keuangan adalah antara lain strategi dan kebijakan manajemen, laporan manajemen dan Laporan Hasil Pengawasan Dewan Pengawas Syariah....

- 27 - Pasal 74 Pasal 75 Pasal 76 Laporan pelaksanaan GCG UUS merupakan bab (chapter) tersendiri di dalam laporan pelaksanaan GCG Bank Umum Konvensional dan/atau kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang menjadi induknya. Huruf a Self assessment meliputi cakupan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3). Huruf b Huruf c Huruf d Yang dimaksud dengan fasilitas lain adalah antara lain fasilitas perumahan...

- 28 - perumahan, fasilitas transportasi dan fasilitas asuransi kesehatan. Huruf e Huruf f Yang dimaksud dengan penyimpangan (internal fraud) adalah penyimpangan yang berkaitan dengan operasional UUS dan memengaruhi kondisi keuangan UUS secara signifikan. Huruf g Huruf h Huruf i Ayat (4) Pasal 77 Pasal 78 Pasal 79 Yang dimaksud dengan self assessment adalah penilaian atas pelaksanaan GCG oleh UUS yang bersangkutan....

- 29 - Pasal 80 Pasal 81 Pasal 82 3 (tiga) kali teguran tertulis tersebut terjadi pada BUS atau UUS yang sama. Pasal 83 Pasal 84 Dalam hal ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum penyaluran dana belum disusun, maka ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit tetap berlaku bagi BUS. Pasal 85 Pasal 86...

- 30 - Pasal 86 Pasal 87 Bank yang telah dikenakan sanksi karena tidak menyampaikan laporan, tidak lagi dikenakan sanksi karena terlambat menyampaikan laporan. Ayat (4) Pasal 88 Huruf a Huruf b Bank yang telah dikenakan sanksi karena tidak menyampaikan laporan, tidak lagi dikenakan sanksi karena terlambat menyampaikan laporan. Ayat (4)...

- 31 - Ayat (4) Pasal 89 Pasal 90 Pasal 91 Pasal 92 Pasal 93 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5085