BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

Mata Kuliah - Kewirausahaan II -

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia?

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. pikuknya kehidupan globalisasi, tentu saja tidak bijaksana membiarkan harta

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. alternatif investasi tersebut. Besarnya return yang didapat memiliki korelasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Era modern ini, instrumen investasi telah tersedia cukup banyak di

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia?

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan II. Lingkungan Keuangan Pasar, Lembaga Keu & Pasar, Bunga Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

situs Mengelola Keuangan Keluarga copyright 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

Entrepreneurship and Innovation Management

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. harus memikirkan cara untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. memutarkan kelebihan dana yang dimilikinya. Menurut Ulfah Khaerani

BAB I PENDAHULUAN. darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan investasi disebut sebagai investor (Salim, 2010: 223). Investasi

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA

1 L a p o r a n T a h u n a n

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. rumah pribadi atau memiliki sebuah mobil mewah dan masih banyak tujuan

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan melihat dahulu kemungkinan return yang akan diperoleh serta risiko yang mungkin terjadi untuk dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Return dan risiko inilah yang menjadi ukuran penilaian investor jika akan melakukan investasi. Return atau disebut juga imbal hasil yaitu hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return biasanya berupa bunga, capital gain dan dividen. Risiko merupakan kebalikan dari return. Risiko adalah peluang dari tidak tercapainya salah satu tujuan investasi karena adanya ketidakpastian dari waktu ke waktu. Risiko ada dua jenis yakni risiko sistematis (risiko pasar) dan risiko tidak sistematis (risiko yang timbul dari kebijakan perusahaan). Return dan risiko memiliki hubungan yang searah dimana semakin tinggi suatu risiko investasi, maka akan semakin tinggi pula return yang akan diperoleh oleh investor. Ada dua jenis investasi yang dapat dijadikan sebagai pilihan yakni real assets dan financial assets. Real assets yaitu investasi yang dilakukan dalam aset-aset yang berwujud nyata seperti emas, real estate, property, dan karya seni. Investasi real assets merupakan komitmen mengikatkan aset pada sektor real. Istilah sektor real 1

sering digunakan untuk menunjukkan sektor diluar keuangan, seperti perdagangan, industri, pertanian, dan lain-lain. Pengertian financial assets investment (investasi sektor keuangan) sering juga disebut investasi portofolio merupakan komitmen untuk mengikatkan aset pada surat-surat berharga yang diterbitkan oleh penerbitnya. Penerbit surat berharga dapat berupa individu, perusahaan, hingga pemerintah. Jenis investasi financial assets bermacam-macam seperti surat hutang piutang, saham, deposito, reksadana, obligasi, dan sebagainya. Karakteristik investasi pada sektor keuangan adalah dalam melakukan investasi perantara mutlak diperlukan. Informasi yang diperoleh pada investasi financial didapat dari prospektus, laporan tahunan, atau proposal. Investasi aset financial (financial assets) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Investasi langsung pada financial assets artinya dengan memiliki surat berharga tersebut, maka pemilik surat berharga dapat menentukan jalannya kebijaksanaan yang juga berpengaruh pada investasi surat berharga yang dimilikinya. Investor melakukan pembelian aset-aset keuangan secara langsung, contohnya pada saham. Investasi tidak langsung artinya pengelolaan surat berharga tersebut diwakilkan oleh suatu badan atau lembaga yang mengolah investasi para pemegang surat berharganya untuk sedapat mungkin menghasilkan keuntungan yang memuaskan. Investor melakukan investasi tidak secara langsung melainkan melalui perantara, contohnya pada reksadana. Apabila dilihat berdasarkan jangka waktunya, investasi dapat dibagi menjadi investasi jangka panjang, investasi jangka menengah, dan investasi jangka pendek. 2

Investasi jangka panjang adalah investasi yang baru dapat dicairkan setelah jangka waktu lebih dari 1 tahun bahkan 10 tahun atau dapat dikatakan juga sebagai penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada perusahaan lain dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan tetap dalam setiap periode. Pendapatan tetap dapat berupa bunga, royalty, dividen, uang sewa, dan lainnya. Bentuk investasi jangka panjang yaitu investasi berupa property, emas, obligasi, reksadana, dan saham. Reksadana dapat dikategorikan sebagai investasi jangka panjang dan jangka menengah tergantung pada pilihan dan kebutuhan seorang investor. Emas dikategorikan sebagai investasi jangka panjang, karena emas memiliki nilai atau harga yang selalu naik setiap tahun. Semakin lama emas disimpan, maka nilai emas akan semakin tinggi. Jika berinvestasi pada emas selama lebih dari 5 tahun, kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi akan lebih besar. Harga emas tidak dapat dipastikan akan mengalami kenaikan setiap tahun, tetapi dalam jangka panjang selalu memiliki kecenderungan untuk meningkat. Berbeda dengan investasi jangka pendek yang hanya memerlukan waktu investasi maksimal 1 tahun. Investasi jangka pendek terdiri dari tabungan bank, deposito, forex trading, reksadana pendapatan tetap, dan obligasi. Jenis obligasi atau surat hutang yang termasuk ke dalam investasi jangka pendek salah satunya adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI merupakan investasi jangka pendek dengan waktu investasi selama 1 hingga 3 bulan. Investasi pada emas dapat dijadikan sebagai pilihan untuk berinvestasi dalam jangka panjang yang sedang gencar dibicarakan karena emas tidak terkena dampak 3

inflasi dan dapat digunakan sebagai pengganti alat lindung nilai terhadap fluktuasi mata uang rupiah. Emas merupakan logam mulia yang memiliki nilai cukup tinggi dari segi harga dan kegunaannya. Umumnya yang dilakukan oleh masyarakat dalam berinvestasi emas adalah dengan membeli sejumlah emas dengan modal yang ada yakni dapat berupa emas perhiasan, emas koin, dan emas batangan. Investasi emas dikategorikan sebagai investasi yang memiliki keamanan terjamin dan tidak berkurang nilainya. Tetapi semakin berkembangnya zaman dan teknologi, risiko investasi pada emas juga semakin besar dan tindak kejahatan penipuan dapat dilakukan secara offline maupun online, seperti kasus investasi arisan bodong dimana adanya penipuan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab yakni dengan menawarkan tingkat keuntungan tinggi yang cukup menggiurkan. Jenis arisan bodong yang diadakan bervariasi mulai dari arisan uang, emas, barang hingga iphone dan arisan bodong juga dapat dilakukan secara online melalui media sosial yang ada. Reksadana dijadikan sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan terbatas serta tidak memiliki keahlian untuk memperkirakan risiko atas investasi yang dilakukan. Investasi pada reksadana yakni menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 27 menyatakan bahwa reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI). Ada tiga hal terkait dari definisi tersebut, yaitu: Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam 4

portofolio efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola oleh MI. Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan MI adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut (Martalena & Malinda, 2011). Reksadana menjadi salah satu instrumen investasi di pasar modal yang pengaruhnya di masyarakat semakin menyebar dan memiliki banyak peminat. Dalam kaidah pengelolaan reksadana, terdapat dua metode yang digunakan oleh Manajer Investasi (MI) untuk pemilihan instrumen investasinya yakni secara konvensional dan secara syariah. Reksadana konvensional adalah reksadana yang dapat berinvestasi di semua jenis efek seperti saham, obligasi, dan deposito dengan batasan-batasan investasi sebagaimana yang ditetapkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Sementara itu, reksadana syariah adalah reksadana yang hanya dapat berinvestasi di efek yang sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah di pasar modal dan masih terikat dengan batasan investasi yang ditetapkan oleh OJK. Menurut Suwandi (2011) terdapat empat jenis reksadana yang dapat dijadikan pilihan oleh investor, yakni reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana campuran, dan reksadana pasar uang. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah salah satu jenis surat berharga atau sertifikat yang digunakan sebagai bukti suatu kejadian milik Pemerintah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI). Pendapat tersebut diperkuat oleh S.K Direksi BI No. 31/67/Kep/DIR tertanggal 23 Juli 1998 tentang penerbitan dan perdagangan SBI serta intervensi rupiah yakni Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk atas rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai 5

pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto. Pengeluaran SBI oleh Bank Indonesia merupakan mekanisme untuk penyerapan kelebihan uang yang ada di masyarakat. Uang primer (giral dan kartal) yang beredar melebihi yang ditentukan akan membawa ketidakstabilan pada nilai tukar Rupiah. Pembelian SBI hanya dapat dilakukan oleh investor institusi dan tidak dapat dilakukan langsung pada Bank Indonesia melainkan pada Bank Umum yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia melakukan penjualannya melalui sistem lelang. Sistem ini memberikan imbalan dari selisih nilai nominal dan nilai tunai dari SBI tersebut yang disebut sebagai nilai diskonto. Risiko investasi SBI dianggap kecil karena jangka waktu SBI yang diperdagangkan yakni hanya 1 sampai 3 bulan. Jangka waktu yang tidak terlalu lama ini menarik investor untuk menjadikan SBI sebagai salah satu bentuk investasi jangka pendek yang memiliki risiko rendah. Tetapi walaupun dianggap sebagai investasi berisiko rendah, SBI tidak terlepas oleh kasus penipuan yang menggunakan nama Bank Indonesia dan menggunakan website palsu untuk pendaftaran investasi. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Radianto dan Ayuningtyas (2010) menyatakan bahwa risiko emas lebih tinggi dibandingkan dengan risiko saham dan risiko saham lebih tinggi daripada risiko reksadana. Return pada emas lebih tinggi dibandingkan return pada reksadana dan saham. Investasi pada emas pun dijadikan sebagai pilihan pertama sarana investasi paling menguntungkan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Putra dan Heykal (2013) yang menyatakan bahwa emas merupakan instrumen investasi terbaik karena memiliki 6

kinerja yang stabil dan dapat memberikan return yang baik serta perbandingan antara return dan risiko tidak terlalu besar. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lutfi (2008), Lutfi menyatakan bahwa instrumen saham memiliki ekspektasi return paling besar dan diikuti dengan risiko yang besar pula. Instrumen investasi pada deposito memiliki return yang rendah dan risiko yang diperoleh juga rendah dibandingkan dengan risiko pada investasi saham. Berdasarkan perbedaan yang dihasilkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya dan latar belakang masalah yang ada, penulis tertarik untuk menganalisis kembali tentang perbandingan return dan risiko investasi pada beberapa jenis investasi yang dianggap memiliki risiko rendah atau disebut risk free yakni seperti emas, reksadana, dan SBI. Ketiga instrumen investasi ini dipilih dikarenakan tingkat risiko yang ada rendah dan masing-masing dari instrumen investasi tersebut memiliki pasar serta lembaga-lembaga yang mengelola perdagangan yang jelas. Reksadana konvensional dan SBI menjadi variabel yang membedakan penelitian penulis dengan penelitianpenelitian sebelumnya. Data reksadana dapat dilihat di website resmi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan SBI dapat dilihat pada website resmi Bank Indonesia, jenis emas yang dipilih oleh penulis adalah jenis emas yang tentunya akan memberikan keuntungan paling besar. Dan judul yang diambil untuk melakukan penelitian ini adalah ANALISIS PERBANDINGAN RETURN DAN RISIKO INVESTASI PADA EMAS, REKSADANA, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI). 7

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perbandingan return dan risiko pada emas dan reksadana? 2. Bagaimana perbandingan return dan risiko pada emas dan SBI? 3. Bagaimana perbandingan return dan risiko pada reksadana dan SBI? 4. Investasi apa yang paling menguntungkan diantara emas, reksadana, dan SBI ditinjau dari return dan risikonya tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dari penelitian ini, maka tujuan dari penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui perbandingan return dan risiko investasi pada emas dan reksadana. 2. Untuk mengetahui perbandingan return dan risiko investasi pada emas dan SBI. 3. Untuk mengetahui perbandingan return dan risiko investasi pada reksadana dan SBI. 4. Untuk mengetahui investasi mana yang paling menguntungkan diantara emas, reksadana, dan SBI jika ditinjau dari return dan risikonya. 8

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang akan dilakukan adalah : 1. Manfaat Teoritis Memberi pengetahuan mengenai tingkat return dan risiko investasi pada emas, reksadana, dan SBI. 2. Bagi akademisi, sebagai referensi dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang. 3. Bagi investor, mendapatkan informasi tentang perbandingan return dan risiko investasi pada emas, reksadana, dan SBI, serta mempermudah investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas tentang perbandingan return dan risiko investasi pada emas, reksadana, dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia). 9

1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang konsep-konsep dasar penelitian, yaitu: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN LITERATUR Pada bab ini berisi tentang landasan teori, penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis dan kerangka pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang metode yang akan digunakan di dalam penelitian, yaitu: desain penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan teknik analisis. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang hasil dari penelitian dan pembahasannya. 10

BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, implikasi penelitian, keterbatasan, dan saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya. 11