MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATU BARA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A RABU, 29 JULI 2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara [Pasal 37, Pasal 40 ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 ayat (1), Pasal 74 ayat (1) atau ayat (5), Pasal 149 ayat (1), Pasal 150 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 158, Pasal 163 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 164] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Jendaita Pinem bin Zumpa i Pinem ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Rabu, 29 Juli 2015 Pukul 10.19 10.57 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Patrialis Akbar (Ketua) 2) Suhartoyo (Anggota) 3) Manahan MP Sitompul (Anggota) Ida Ria Tambunan Panitera Pengganti i

Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Jendaita Pinem bin Zumpa i Pinem ii

SIDANG DIBUKA PUKUL 10.19 WIB 1. KETUA: PATRIALIS AKBAR Sidang Perkara Nomor 81/PUU-XIII/2015 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Pemohon, silakan Bapak perkenalkan diri dulu siapa? Duk duduk, miknya bawa ke sana. Pencet, yang besar dipencet. Ah, Bapak bicara. 2. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Assalamualaikum wr. wb. 3. KETUA: PATRIALIS AKBAR Waalaikumussalamualaikum wr. wb. 4. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Nama saya Jendaita Pinem bin Zumpa i Pinem. Saya dari Tanjung Pinang. Pada 16 hari pada 16 Juni 2015 yang lalu, saya telah memasukkan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi. 5. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke, berhenti dulu. Ya, Pak, ya. 6. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya. 7. KETUA: PATRIALIS AKBAR Jadi nama Bapak Jendaita Pinem bin Zumpa i Pinem? 8. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Betul, Pak. KETUK PALU 3X 1

9. KETUA: PATRIALIS AKBAR Betul, ya? 10. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Betul, Pak. 11. KETUA: PATRIALIS AKBAR Dari Provinsi Kepri. 12. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 13. KETUA: PATRIALIS AKBAR Tinggalnya di mana? Di Kepri apa? 14. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Di Tanjung Pinang, Pak. 15. KETUA: PATRIALIS AKBAR Di Tanjung Pinang? 16. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 17. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oh, jauh juga, ya. Nyeberang ke sini, Pak. Naik pesawat tapikah? 18. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 19. KETUA: PATRIALIS AKBAR Tapi sehat-sehat, ya Pak? 2

20. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Sehat, Pak. 21. KETUA: PATRIALIS AKBAR Alhamdulillah. Umurnya berapa, Pak? 22. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Umur saya sekarang 67, Pak. 23. KETUA: PATRIALIS AKBAR Weh, 67, tapi masih segar, ya? 24. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Alhamdulillah. 25. KETUA: PATRIALIS AKBAR Luar biasa ini Bapak. Jadi kita panggilnya Pak Jendaita ini? 26. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 27. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke, baik. Sekarang Bapak silakan menjelaskan, tapi enggak usah baca sepanjang ini. Bapak jelaskan saja, Bapak sekarang menghadapi persoalan apa yang ada kaitannya dengan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945, ya? 28. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya. 29. KETUA: PATRIALIS AKBAR Silakan. Garis besarnya saja. 3

30. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Garis besarnya saja, ya, Pak, ya. Terima kasih, Pak. 31. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, silakan. 32. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Pertama-pertama saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Majelis Hakim karena telah memberi ruang dan kesempatan untuk menyampaikan hak uji material sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 ( ) 33. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke, itu lanjut saja, Pak. 34. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Oke, Pak. Terima kasih, Pak. 35. KETUA: PATRIALIS AKBAR ya? Lanjut saja, lanjut saja. Sekarang Bapak apa yang diajukan di sini, 36. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Yang saya ajukan ke sini, Pak, atas keberatan saya terhadap putusan hakim, Pak. 37. KETUA: PATRIALIS AKBAR Atas putusan hakim? 38. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 39. KETUA: PATRIALIS AKBAR Apa itu? 4

40. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Pasal 37 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Batu Bara, Pak. 41. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke. 42. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Dimana saya dijatuhi pidana penjara selama tiga tahun dan enam bulan. 43. KETUA: PATRIALIS AKBAR Tiga tahun enam bulan? 44. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 45. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke, terus? 46. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Tetapi saya tidak pernah melakukan penambangan, Pak. 47. KETUA: PATRIALIS AKBAR He eh. 48. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Dan tidak pernah merasakan melakukan kesalahan seperti apa yang didakwakan ini. 49. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, terus? 5

50. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Karena saya bekerja dengan perusahaan ini baru 48 hari, Pak. 51. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke. 52. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Dan saya belum menerima gaji sampai hari ini. Sementara peristiwa yang didakwakan itu adalah sebelum saya bekerja, Pak, dengan perusahaan ini. Sebelum saya bekerja dengan perusahaan itu, peristiwa didakwakan ini adalah sebelum saya bekerja dengan perusahaan, Pak. 53. KETUA: PATRIALIS AKBAR He em. 54. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Oleh karena itu, pidana yang dijatuhkan kepada saya itu, saya merasa keberatan, Pak. 55. KETUA: PATRIALIS AKBAR Apa tuduhannya kepada Bapak? 56. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Menambang tanpa izin, Pak. 57. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oh, menambang tambang izin. Bapak sebagai apa di sana? 58. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Saya ditunjuk sementara sebagai Kepala Teknik Tambang CV. (suara tidak terdengar jelas) Abadi, Pak. 59. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke. Di daerah mana itu? 6

60. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Tanjung Pinang juga, Pak. 61. KETUA: PATRIALIS AKBAR Tanjung Pinang. Terus apa, Pak, kaitannya dengan undangundang yang Bapak ingin uji ini? 62. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Kaitannya begini, Pak. Apabila saya memperhatikan Pasal 37 itu, itu hanya adalah mengatur tentang undang-undang mengatur tentang izin, Pak. 63. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya. 64. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Mengatur tentang izin pertambangan. Nah, sementara pidana dijatuhkan berdasarkan Pasal 158, Pasal 163 ayat (1) dan ayat (2) juncto Pasal 164. Apabila saya memperhatikan ketentuan undang-undang di dalam Pasal 37 itu, dengan Pasal 158, Pasal 163, 164 itu, maka itu bukan merupakan tindak pidana, Pak. Saya, saya memperhatikan seperti itu. Dan kedua, saya memang tidak pernah melakukan penambangan. Tidak pernah melakukan penambangan. Bahkan sampai (suara tidak terdengar jelas) saya belum menerima gaji, Pak. Jadi saya menurut saya, hakim mungkin tidak memperhatikan hal-hal yang sedemikian atau pun pada ketika mereka menjatuhkan putusan kepada saya, mereka tidak berkoordinasi dengan inspektur tambang, atau pun dengan pemberi izin. Karena kalau mereka berkoordinasi dengan inspektur tambang, mereka harus tahu sejak kapan saya bekerja, dan kapan peristiwa itu terjadi. Nah, sekarang saya bekerja tanggal 30 Maret, Pak. Tanggal 30 Maret Tahun 2009, ditunjuk sementara sebagai Kepala Teknik Tambang. Nah, kedua, perusahaan ini dilaporkan menambang (suara tidak terdengar jelas) dilaporkan mencuri, mencuri dan merebut tanah pada tanggal 21 April 2009. Nah, kemudian itu dikembangkan oleh penyidik dan memberhentikan pertambangan itu, Pak. Pada tanggal 21 pada tanggal 25 Mei pertambangan tiba-tiba diberhentikan, tanpa ada peringatan, tanpa ada teguran, tanpa ada koordinasi dengan pemberi izin maupun dengan inspektur tambang, Pak. 7

Nah, sehingga mereka ini tetap memasukkan saya sebagai tersangka, padahal saya bukan tersangka. Saya ini tidak pernah melakukan penambangan, Pak. Sama sekali tidak pernah melakukan penambangan. 65. KETUA: PATRIALIS AKBAR Direktur itu siapa? 66. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Direkturnya Ridwan, Pak Muhammad Ridwan. 67. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oh, dia juga dihukum juga? 68. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Dia sekarang dipenjara, Pak, ditahan. 69. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke, terus sekarang oke, itu kan kasus yang Bapak hadapi, ya? 70. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 71. KETUA: PATRIALIS AKBAR Kita hanya ingin dengar saja. 72. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 73. KETUA: PATRIALIS AKBAR Nah sekarang coba Bapak kaitkan dengan pasal-pasal yang Bapak ingin uji ini maksudnya apa di sini? Ini maksudnya Bapak datang ke sini itu apa? 8

74. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Pak. Untuk membatalkan hukuman yang dijatuhkan kepada saya itu, 75. KETUA: PATRIALIS AKBAR Untuk membatalkan hukuman yang dijatuhkan kepada Bapak. 76. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 77. KETUA: PATRIALIS AKBAR Terus? 78. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Kenapa begitu, Pak ( ) 79. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya. 80. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Karena saya lihat di sini, Pak, Pasal 37 ini Pasal 37 itu hanya mengatur tentang perizinan saja. 81. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, oke, baik. Kalau begitu saya sudah paham, Pak. 82. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 83. KETUA: PATRIALIS AKBAR Masalahnya Bapak yang Bapak sampaikan memang hanya sekitar itulah maksudnya ya? Ada lagi enggak coba? 9

84. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ada ada lagi sebetulnya, Pak. 85. KETUA: PATRIALIS AKBAR Apa? 86. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Kalau saya memperhatikan Pasal 158 di sini. 87. KETUA: PATRIALIS AKBAR Pasal 158 undang-undang apa? 88. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 ( ) 89. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke. 90. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. 91. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke, he em. 92. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Jadi, Pasal 158 ini menjelaskan bahwa Pemohon bekerja bahwa Pasal 158 ini hanya menjatuhkan pidana kepada orang yang melakukan penambangan tanpa izin usaha pertambangan. 93. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya. 10

94. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Atau pun tanpa izin usaha pertambangan khusus. Nah, sekarang saya tidak melakukan penambangan dan juga perusahaan itu sudah memiliki izin usaha pertambangan sebelum menambang, Pak. 95. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oh, baik. 96. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Sudah memiliki izin usaha pertambangan. 97. KETUA: PATRIALIS AKBAR Jadi sekitar itulah ya, masalahnya sekitar itu ya? 98. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya lebih-kurang seperti itulah, Pak. 99. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke, baik. Jadi gini Pak Jendaita. 100. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 101. KETUA: PATRIALIS AKBAR Kami ingin menginformasikan dulu kepada Bapak. 102. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 103. KETUA: PATRIALIS AKBAR Supaya Bapak bisa memahami. 104. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 11

105. KETUA: PATRIALIS AKBAR Pertama, Mahkamah Konstitusi ini dia mempunyai empat kewenangan dengan satu kewajiban. Salah satu kewenangannya adalah menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Ya, Pak, ya. 106. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 107. KETUA: PATRIALIS AKBAR Nah ini Bapak datang ke sini ini dalam kerangka itu. 108. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 109. KETUA: PATRIALIS AKBAR Maksudnya itu apa? Maksudnya adalah kalau ada satu undangundang, dimana dalam undang-undang itu betul-betul bisa merugikan hak-hak Bapak. Jadi istilahnya di sini hak-hak konstitusional Bapak dirugikan, bisa dicabut, bisa dilarang, bisa dihambat, gitu. Hak-hak Bapak sebagai seorang warga negara yang sudah dijamin oleh konstitusi, tapi ternyata undang-undang yang dibuat itu betul-betul telah menghambat Bapak sebagai seorang warga negara. 110. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Betul, Pak, betul, Pak. 111. KETUA: PATRIALIS AKBAR Nah, undang-undang yang seperti itu yang Bapak ajukan ke sini bahwa undang-undang ini bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Itu fungsi atau kewenangan Mahkamah Konstitusi, antara lain ya yang ada kaitannya dengan Bapak ini. Yang kedua, Mahkamah Konstitusi ini, Pak, tidak mempunyai kewenangan untuk menilai, juga tidak punya kewenangan untuk ikut campur terhadap kewenangan lembaga kekuasaan kehakiman lainnya, seperti putusan dari peradilan tadi, kami bisa mendengarkan keluhan Bapak sebagai warga negara, ya paling kami hanya menyatakan ikut prihatin, ikut prihatin tapi kami tidak bisa masuk ke ranah itu. Karena 12

kekuasaan kehakiman itu dua, Pak. Pertama, di bawah Mahkamah Agung. Di Mahkamah Agung itu ada empat badan peradilan yang ada di bawahnya. Peradilan umum ya, peradilan agama, peradilan tata usaha negara, dan peradilan militer. Nah, kalau Bapak tadi dihukum itu dilakukan oleh peradilan umum, ya Pak ya. Nah peradilan umum itu di bawah Mahkamah Agung. Kalau Bapak dihukum dan Bapak merasa dizalimi dengan putusan terdahulu, upaya yang bisa Bapak lakukan itu adalah mengajukan banding. Kalau enggak, mengajukan kasasi, upaya hukum biasa. Ada juga upaya hukum luar biasa, namanya peninjauan kembali. Itu arusnya semua di bawah kekuasaan kehakiman yang berada di bawah Mahkamah Agung, ya Pak ya. Kalau banding ke pengadilan tinggi. Nah, Mahkamah ini enggak bisa, enggak terjangkau tangannya ke sana, Pak karena apa namanya sistem di dalam negara kita ini, kita sudah bagi tugas, Pak, masing-masing, Pak, ya sudah bagi tugas. Kalau kami tugasnya antara lain menguji undang-undang. Jadi kalau ada norma satu undang-undang itu tidak benar, kami boleh menyatakan norma itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sehingga tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Jadi sekali lagi Pak Jendaita, kami ikut prihatin kalau betul itu yang Bapak katakan ya, kami ikut prihatin yang mendalam, tapi kami tidak punya perpanjangan tangan sampai ke sana, Pak, apalagi untuk membatalkan putusan lembaga peradilan lain. Nah, kalau kita baca dalam permohonan Bapak, memang arahnya ke situ. Kemudian permintaannya juga ke situ, ya, petitumnya istilahnya. Jadi agak sulit ini, Pak, terus terang saja, ya. Kita paham Bapak mau menuntut keadilan tapi tempatnya kurang pas ya, Pak, ya. Oke, itu Bapak dengar dulu, Bapak dengar dulu. Sekarang saya silakan, Yang Mulia Pak Manahan untuk memberikan advice. 112. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Terima kasih. Kepada Pak Pinem, ya? 113. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya, ya, Pak. 114. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Memang ini suatu hal yang berkaitan dengan perbuatan pidana yang dituduhkan kepada Bapak seperti itu, ya? 13

115. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 116. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Tetapi juga ada saya lihat perkara perdata juga yang Bapak hadapi mengenai ini, ya? 117. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Itu bukan saya, Pak. 118. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Oh, yang lain itu? 119. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Yang lain, Pak. Artinya begini, perdata itu berkaitan dengan perkara ini. 120. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Ya. 121. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Tetapi yang dikenakan di perdata itu bukan saya, itu adalah perusahaan, Pak. 122. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Oh, ya, benar. Jadi... tapi ada kaitannya kan, gitu. Namun di dalam hal perusahaan itu dianggap melakukan sesuatu perbuatan pidana, di situ Bapak disangkutpautkan, ya? 123. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 124. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Nah, seperti itu. Sehingga direkturnya dengan Bapak sendiri menjadi tersangka, terdakwa, terpidana begitu, ya? 14

125. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Betul, Pak. 126. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Ini mohon maaf dulu, sampaikah ini ke kasasi? 127. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ini sudah sampai PK, Pak. 128. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Sampai PK? 129. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Sudah putusan PK. 130. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Oh, jadi sudah. Ya, begitulah kalau memang perkara pidana, ya, seperti itu jalurnya. 131. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 132. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Jadi seperti tadi yang sudah dikemukakan oleh Pak Ketua, memang kalau pidana, ya, kita tidak ada bisa intervensi mengenai kasus yang sudah dipidana. Namun terlepas dari situ, kalau Bapak merasa pasal-pasal ini, Pasal 37, Pasal 40, pasal sekian-sekian dilihat ke Pasal 158 yang Bapak kemukakan di sini, kira-kira kalau menurut Bapak itu akan selamanya menjadi hal yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, nah itu bisa Bapak kemukakan secara konkret, ya. Apa kira-kira, kenapa? Oh karena di situ diatur. Kalau tidak mempunyai izin, kena pasal ini, pidana ini. Kalau apa namanya tadi itu... ada Pasal 40 lagi, tidak izin dari walikota atau bupati, itu juga kena pasal ini, kan begitu, ya. 15

133. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 134. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Pasal 48, Pasal 67, seperti itu rujukannya. Jadi ini pasalnya pasal apa namanya... undang-undang. Jadi cenderung tadi ini nampaknya ke pelaksanaan dari pasal-pasal ini yang Bapak keberatan, ya? 135. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 136. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Pelaksanaan. Jadi kalau pelaksanaan dari pasal-pasal ini Bapak keberatan, itu boleh dibilang ada konstitusional komplain, ya. Jadi pelaksanaannya yang Bapak keberatan bukan soal undang-undang itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. 137. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 138. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Kalau kita melihat seperti itu. Tetapi kalaulah menurut Bapak nanti setelah kami memberikan ini saran-saran kepada Bapak, ada hal yang menurut Bapak memang pasal-pasal ini bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, nanti boleh Bapak lebih rangkaikan lagi ini permohonan Bapak ini ke hal yang sudah kami sarankan tadi. Seperti itu. Nah, kemudian kalaulah menurut Bapak ada hal bersangkut paut dengan inkonstitusionalnya pasal ini, maka di petitumnya ini nanti Bapak buat di situ bahwa pasal-pasal ini bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, misalnya. Nah, kemudian tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, seperti itu. Tetapi ada juga alternatif lain yang disebut dengan unconstitutional conditionally, artinya secara apa namanya... secara syarat tertentu itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Nah, bisa juga seperti itu. Jadi ada beberapa alternatif. Barangkali itu yang bisa saya sampaikan kepada Bapak, untuk... kalau nanti ini Bapak masih meneruskan permohonan ini, mohonlah itu nanti ada perbaikan-perbaikan dalam permohonan ini, agar kita lebih terarah kalau pasal-pasal itu yang Bapak memang betul-betul rasakan 16

bertentangan dengan konstitusi atau Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Barangkali itu saja. Terima kasih, Pak Ketua. 139. KETUA: PATRIALIS AKBAR Jadi, Pak. Itu nasihat kami, ya, bertiga. Bapak kalau bisa memahami penjelasan itu silakan Bapak kaji lagi permohonannya ini dan juga tolong disesuaikan dengan format bentuk cara mengajukan permohonan ke MK. Bapak bisa minta atau di-print contoh-contoh putusan MK arahnya bagaimana, terutama kalau bisa putusan-putusan MK yang mengabulkan permohonan Pemohon itu kelihatan susunannya, gitu. Nah, kalau menurut hemat saya ini Bapak sendiri mungkin agak sulit ini, ya, cara menyusunnya. Apalagi tadi ada permohonan tambahan, itu jangan dipisah-pisah. Nanti Bapak satukan saja, ya. Cuman enggak tahu ini pasalnya yang mana Bapak mau... jadi bagini, Pak, jadi Bapak harus menyatakan pasal ini bertentangan dengan pasal Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal sekian, apa, gitu lho Pak. Ya, Pak ya? 140. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya. 141. KETUA: PATRIALIS AKBAR Jadi kalau Bapak masih ingin melanjutkan, silakan. Tapi kalau misalnya Bapak mendengarkan saran-saran kami tadi berpikir ulang untuk ditarik kembali juga silakan. Sampai Bapak yakin betul nanti ada sesuatu yang... apa namanya... yang memang bisa bermanfaat, gitu. Silakan, Bapak mau bicara apa? 142. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Begini, Pak. Saya memang mau melanjutkan, Pak. Kenapa? Kalau mungkin itulah, mungkin karena saya bukanlah ahli hukum dalam bidang ini sehingga mungkin banyak kelemahan-kelemahan yang saya buat dalam surat ini karena ini saya sendiri, saya bukan ahli hukum, tapi saya sendiri apa yang saya rasakan itu yang saya tuangkan, Pak. Saya tidak ada merekap dari mana-mana, enggak ada. Selain dari itu, saya rujuk dari kitab undang-undang yang ada, gitu saja, Pak. 143. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, ya. 17

144. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Apa yang saya lihat di sini, kalaulah umpamanya permohonan saya ditolak, artinya tempat saya mengadu sudah tidak ada lagi, Pak. Tempat saya mengadu sudah tidak ada lagi. Sedangkan saya betul-betul orang yang tidak bersalah. Nah, kira-kira apa perlindungan yang boleh diberikan terhadap saya yang tidak bersalah, Pak. Saya boleh buktikan saya tidak bersalah dan memang terbukti saya tidak bersalah, Pak. 145. KETUA: PATRIALIS AKBAR Bapak banding enggak putusannya? 146. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Semua kita banding, Pak. Artinya dalam banding diputuskan... dalam putusan banding, Pak, sudah diputuskan kita tidak bersalah sama sekali, bebas dari segala tuduhan. Lepas itu, JPU kasasi, Pak, dinyatakan kita bersalah. Nah, sekarang putusan PK dinyatakan juga kita bersalah, tetapi itu semua acuannya dari mana? PN TPI tidak ada berubah satu pun, Pak, sedangkan putusan PN TPI itu memang jelas-jelas memang betul-betul saya katakan ini memang betul-betul kalau saya datang saya minta maaf, Pak, ini memang semua karena uang saja, Pak. Tidak ada bukti sama sekali, Pak. Dimana penyidik pada ketika itu, apabila saya dijadikan tersangka, saya jumpa langsung dengan kapolresnya, Pak. Saya jumpa dengan kapolresnya, Pak, kenapa saya tersangka, Pak? Salah saya apa? Bapak kaji enggak, Pak, bila peristiwa itu terjadi? Kapan itu terjadinya, Pak? Dan saya ini siapa, Pak? saya katakan, Saya kan tidak ada campur dengan itu. 147. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke, kalau begitu begini, Pak. Saya menyarankan saja ya karena ini di luar kewenangan kami, sebab kalau kami pun tetap mengadili perkara Bapak juga sulit kalau permohonannya semacam itu. Jadi kalau Bapak berkenan, pertama ada tempat yang bisa Bapak datangi, pertama itu namanya Komnas HAM, ya. 148. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 149. KETUA: PATRIALIS AKBAR Kalau memang betul Bapak sampaikan ke situ, Komnas HAM. 18

Yang kedua, kalau Bapak merasa penyidik yang enggak benar, ya, dalam kasus Bapak itu, Bapak bisa namanya pergi ke Kompolnas, ya. Kompolnas, Kompolnas itu Komisi Kepolisian Nasional yang ada di Kebayoran situ. Ini saya kasih tahu dulu ini, ya. Yang ketiga, kalau Bapak menganggap jaksanya enggak benar, itu ada namanya Komisi Kejaksaan. Bapak bisa mendatangi Komisi Kejaksaan, Bapak sampaikan. Meskipun sudah ada putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap seperti itu, ya kalau Bapak ingin memperjuangkan nasib seperti itu silakan. Paling ke situ, Pak. 150. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Jadi begini, Pak. Semua yang Bapak sarankan itu sudah saya jalani benar, saya sudah lalui, Pak. Bahkan saya sudah laporkan kepada Propam Mabes Polri, penyidiknya langsung dikatakan tidak profesional, di dalam surat-surat itu ada semua, dalam surat permohonan saya sudah berikan semua. Kedua, kejaksaan... Komisi Kejaksaan saya sudah laporkan, saya laporkan kepada pengawas... kabawas... kabawas dan kabawas itu sudah diturunkan timnya untuk memeriksa saya, Pak. Yang lebih anehnya, Pak, dalam perkara ini, Pak, dua hakim yang sama mengadili dua perkara yang berbeda dengan menggunakan alat pemutihan yang sama, Pak. Itu pun tidak didengarkan, apa pun cerita kita tidak didengarkan, Pak. Sudah tidak ada lagi tempat mengadu, Pak. Semua sudah saya lalui dan sudah saya laporkan semua dan bukti itu bukti-bukti laporannya semuanya ada, Pak. Semua, Pak. Semua, Komnas HAM, semua saya pergi, Pak. Satu pun tidak mendengarkan, Pak. Jadi kemana lagi saya harus mengadu, Pak? Saya sudah enggak mengerti lagi, Pak. 151. KETUA: PATRIALIS AKBAR Jadi begini, Pak. 152. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Sedangkan begini, Pak. Tunggu dulu, Pak. Tunggu dulu, Pak. 153. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya. 154. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Satu lagi yang paling... yang paling mendukakan, Pak. Harta negara diberikan kepada orang yang bukan pemiliknya, Pak, yaitu 19

barang bukti (suara tidak terdengar jelas) dikembalikan kepada yang bernama (suara tidak terdengar jelas) Tono, sedangkan di dalam putusan nama dia tidak tercantum, barang bukti (suara tidak terdengar jelas) bukan milik dia. Kejaksaan mengembalikan barang bukti itu kepada dia, Pak. Ini kan sudah memang betul-betul... saya sudah enggak mengerti lagi bagaimana saya harus menyampaikan proses peradilan ini, Pak. Satu lagi, Pak. Ada dua barang bukti yang disita oleh kejaksaan yang tidak termasuk di dalam daftar penyitaan. Di dalam putusan pengadilan mengatakan dikembalikan kepada pemiliknya. Di dalam surat tuntutan juga mengatakan dikembalikan kepada pemiliknya, tapi sampai hari ini juga tidak dikembalikan oleh kejaksaan, Pak. Hal ini saya laporkan kepada Komisi Kejaksaan, saya laporkan kepada Jampidsus, termasuk kepada Jaksa Agung juga tidak ditanggapi sama sekali, Pak. Jadi ke mana lagi harus diadukan hal seperti ini, Pak? 155. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Baiklah, Pak, ya. Baik, kita sudah mengerti itu apa yang dikemukakan Bapak. Cuma saya mau bertanya juga ini sedikit. 156. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya, Pak, ya, Pak. 157. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Apakah Bapak waktu menghadapi kasus ini Bapak juga didampingi oleh Kuasa? Atau advokat? 158. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ada, Pak. 159. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Ada? 160. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ada, Pak. 20

161. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Apa benar Bapak menyesalnya memberikan keterangan dan buktibukti yang menurut Bapak bisa menjadi apa namanya menjadi tepat untuk pembelaan Bapak? 162. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ada, Pak. 163. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Begitu, ya? 164. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya. 165. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Jadi, memang dijelaskan, diberikan semua keterangan yang (suara tidak terdengar jelas) menurut Bapak? 166. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 167. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Bahwa Bapak tidak bersalah misalnya, ya? 168. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 169. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Karena Bapak sampai sekarang nampaknya masih belum yakin bahwa Bapak itu adalah orang yang dipersalahkan dan tidak patut untuk dihukum, kira-kira begitu? 170. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Betul, Pak. 21

171. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Nah ini memang ya karena ( ) 172. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ketentuan persidangan, Pak, minta maaf saya potong, ya, Pak. Dalam persidangan, saya mengajukan kepada Majelis Hakim pada ketika itu. Saya katakan, Tuan Majelis, tolong pertimbangkan, saya ini baru bekerja 48 hari, barang bukti ini atau pun peristiwa ini berlaku adalah sebelum saya bekerja. Dan saya sampai sekarang ini belum menerima gaji. Dan ini (suara tidak terdengar jelas) ditanya, dia belum pernah membayar gaji kepada saya. 173. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Oke. Itu kan Bapak sudah kemukakan? 174. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Sudah, Pak. 175. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Dalam pertimbangan putusan itu kan ada dijelaskan itu. 176. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Hakim tidak ( ) 177. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Sebagaimana Bapak kemukakan bahwa Bapak baru 24 hari bekerja, terus dijadikan sebagai tersangka, itu enggak boleh kalau tidak ada pertimbangan khusus untuk itu. Tentu itu kan akan dipertimbangkan dalam putusan itu. 178. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Jadi, dalam putusan, Pak, justru enggak digubris sama sekali. 179. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Enggak digubris? 22

180. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Enggak digubris, Pak. 181. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Oke. Jadi, sudah betulah itu Bapak ke mengadu ke komnas apa tadi Komnas ( ) 182. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Komnas HAM. 183. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Komnas HAM, sudah? 184. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Sudah. Ombudsman pun sudah, Pak. 185. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Ombudsman sudah, ke bawas tadi atau ke Komisi Yudisial? 186. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ke bawas sudah. 187. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Komisi Yudisial, sudah? 188. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Komisi Yudisial sudah, Pak. 189. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Jadi sudah dijalani, ya? 190. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ke bawah semua sudah, Pak. Termasuk kalau saya tidak salah sewaktu Bapak, minta maaf saya, Pak, ya, maaf, apa sewaktu Bapak 23

menjadi Menteri Kehakiman, saya kira saya antarkan surat saya kepada Bapak. Ya, Pak, tapi tidak ada yang menanggapi, Pak. Sebab Presiden pun saya antarkan, tapi tidak ada yang menanggapi, Pak. Semua saya antarkan, Pak, tidak ada satu pun, Pak. Jadi, di mana lagi kita harus mengadu, Pak, di negara kita ini, Pak? Saya bingung. 191. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Jadi, oke, saran kami, Pak, ya, mumpung ini Bapak menurut Bapak ini ada hal yang pelaksanaannya mungkin karena pelaksanaannya kah benar atau karena ada ketidakbenaran dalam pengaturan pasalpasal ini bila ditinjau dari Undang-Undang Dasar Tahun 1945, itu silakan nanti di apa lagi lebih lanjut, Pak, ya? Dielaborasi, kalau perlu minta saran dari yang lebih mengerti seperti petunjuk Pak Ketua tadi, kalau ada putusan-putusan yang terdahulu yang sudah kita apa yang mengabulkan, nah coba nanti itu Bapak lihat, ya. Supaya apa yang dikemukakan Bapak ini apakah benar pasal inikah yang bermasalah, ya, atau dalam pelaksanaannya yang bermasalah? Kalau saya bilang tadi pelaksanaan ada di sini memang constitutional complain itu, tetapi kita belum ada kewenangan untuk itu. 192. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Tapi kan, saya lihat memang begini, Pak, pasalnya ini memang, Pak. Kalau kita enggak usah kita jauh-jauhlah ya, kita baca saja sepintas lalu, ini memang kita sudah tidak paham penegakkan hukum di negara kita, Pak. Betul saya tidak paham penegakkan hukum di negara kita, Pak, bagaimana yang boleh seorang itu langsung dijatuhkan pidana, sementara belum dibuktikan kesalahan dia, ini kan agak bingung, Pak, agak bingung kita, Pak. Nah, sementara kita melapor ke mana-mana juga tidak mendapat tanggapan dari mana-mana. Contohnya tengok, Pak, di dalam bukti itu, ada saya lampirkan di situ, berita acara pemeriksaan saya oleh ke bawas, Pak oleh tim pemeriksaan ( ) 193. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Mahkamah Agung, ya. 194. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Mahkamah Agung, ya. Sudah jelas-jelas saya serahkan di situ, tapi tidak ada juga apa-apa, Pak, bahkan hakimnya dinaikkan pangkat. Sudah jelas dia melanggar, Pak. Dua perkara itu, yaitu perkara pidana 24

dengan perkara perdata itu disidangkan dengan dua hakim yang sama, dengan petunjuk alat pembuktian yang sama. 195. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Tapi perkara perdata dan perkara pidana, ya? 196. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Pidana. 197. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Ya ndak ada masalah itu, Pak, tetap boleh itu. 198. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Boleh itu, Pak, ya? 199. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Boleh. 200. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Oh, boleh, Pak, ya. Enggak apa-apa kalau boleh. 201. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Barangkali itu saja, Pak, saya serahkan kepada Ketua. Silakan. 202. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Bapak itu diputus yang PK kapan, Pak? 203. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Putusan PK ini, baru-baru ini, Pak, baru tahun 2000 berapa ini, ya? Baru Pak, baru, baru, kira-kira enam bulan yang lalu, Pak ( ) 204. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Jadi, Putusan PN, Bapak dihukum? 25

205. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Dihukum. 206. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO PT, bebas? 207. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Bebas. 208. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Kasasi, bebas? 209. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Enggak, Pak, kasasi disalahkan lagi, Pak. 210. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Salahkan lagi. Terus Bapak PK? 211. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM PK, Pak. 212. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO PK tetap dikuatkan? 213. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya. 214. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Tiga tahun enam bulan itu? 215. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 26

216. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Bapak bertiga, kan? 217. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 218. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Dihukum semua? 219. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 220. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Nah, sekarang statusnya ini bagaimana? Belum dieksekusi, ya? Maaf, ya. 221. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya, Pak, ya. 222. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Belum dieksekusi? 223. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Sudah, Pak. 224. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Sudah menjalani? 225. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Yang dua itu sudah, Pak. Saya tidak, Pak. 226. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Kenapa? 27

227. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Saya begini tadi, Pak, saya merasa bagaimana saya harus dieksekusi? Saya memang benar-benar tidak bersalah, Pak. 228. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Enggak. Bapak bisa tidak dieksekusi karena apa? 229. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Saya pun enggak tahu, Pak. Saya itu hari ada mengirim surat kepada Kejaksaan di Tanjung Pinang. Saya katakan, Saya siap dieksekusi, tapi tolong jawab surat saya yang delapan perkara delapan pertanyaan. 230. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Oh. Nah, yang dua sekarang sudah di dalam? 231. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Sudah, Pak. 232. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Oh, jadi Bapak tertunda ini? Artinya karena Bapak keberatan itu? 233. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Keberatan, Pak, saya enggak mau dieksekusi, Pak karena saya betul-betul tidak bersalah, Pak. 234. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Ya, tapi eksekusi itu kan sifatnya memaksa nanti, Pak. Kalau artinya kalau pada akhirnya usaha Bapak ini nanti, ya mudah-mudahan berhasil, tapi kalau tidak berhasil kan eksekusi itu sifatnya memaksa. Tapi ya itu urusan bukan urusan Mahkamah Konstitusilah. Kita hanya memberi wacana bahwa ya sebenarnya sudah cukup usaha Bapak itu kalau sudah sampai ke PK itu sudah habis memang. Artinya, sudah diperiksa empat tingkatan, kan? 28

235. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 236. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO PN, PT, MA, PK itu artinya ya, masa dari empat tingkatan itu tetap hakimnya yang tidak benar kan ya, kita tidak dalam posisi untuk menilai. Tapi supaya kita ini juga ada sisi-sisi penyuluhan hukumnya. Artinya, perlu Bapak pertimbangkan kembali, kan Bapak jauh-jauh dari Tanjung Pinang, Bapak sudah sepuh, artinya bahwa kalau Mahkamah Konstitusi sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak-Bapak Hakim tadi bahwa tidak bisa, tidak ada kewenangan untuk menangani perkara seperti yang Bapak minta ini. Kecuali tadi itu, kalau yang Bapak persoalkan adalah bunyi pasalnya, bukan bunyi hakim bukan kesalahan hakim-hakimnya ini atau aparat-aparat penegak hukum yang lain, seperti penyidik, jaksa, kemudian dan lain sebagainya. Tapi kalau Bapak menemukan bahwa yang ada persoalan itu adalah pasalnya ini, ini menjadi kewenangan MK. Itu, jadi Bapak ada waktu dua minggu untuk memperbaiki, Bapak bisa konsultasi atau bertukar pikiran dengan orang yang lebih pernah punya pengalaman. Kalau memang menurut Bapak adalah ini yang menjadi biang keroknya itu adalah pasalnya, normanya Pasal 37 atau pasal yang lain, itu boleh Bapak teruskan ke sini untuk kami tangani. Tapi kalau Bapak tetap putusan hakim ini adalah cacat seperti ini, yang seperti diminta sekarang, itu seperti yang disampaikan Pak Ketua tadi, itu bukan menjadi wewenang MK, nanti Bapak mubazir, sudah capai, biaya banyak, nanti ternyata ujug-ujug bahwa itu diputus bukan menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi. Bapak nanti sudah akan keluar tenaga, pikiran, dan biaya yang tidak sedikit dari Tanjung Pinang, ya. 237. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya, ini saya saya begini, Pak, saya terima kasih atas informasi yang diberikan kepada saya karena saya pun merasa memang apa yang Bapak sampaikan semua itu benar, Pak. Cuma apa yang saya sampaikan ini adalah keluhan perasaan saya ( ) 238. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Ya, kami bisa memahami apa yang menjadi suasana batin Bapak itu. Tapi ya, tangan kami juga terbatas, Pak. Kami oleh negara juga dibatasi kewenangan itu bahwa itu menjadi ranahnya Mahkamah Agung kalau seperti Bapak persoalkan ini atau ranahnya kepolisian apa namanya itu propam, ranahnya pengawasannya kejaksaan kalau 29

Bapak mempersoalkan kejaksaan atau ranahnya Badan Pengawas Mahkamah Agung atau Komisi Yudisial kalau itu Bapak masih mempersoalkan bahwa ini hakimnya yang tidak benar, misalnya. Tapi kalau Bapak sudah berubah pikiran untuk membawa persoalan itu di sini, Bapak harus meninggalkan pikiran-pikiran seperti itu bahwa Bapak harus berpindah pikiran bahwa yang menjadi persoalan adalah pasalnya juga bermasalah ini. Nah, baru bermasalah seperti apa, seperti yang disampaikan Bapak-Bapak Hakim dulu tadi. Paham, ya, Pak, ya? 239. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Terima kasih, Pak. Paham, Pak. Itu saya paham, Pak. Cuma tadi saya itu meluapkan sedikit perasaan karena terlalu berat memang, Pak untuk ditanggung masalah yang seperti ini karena kita sama sekali tidak bersalah. Apa pun tidak bersalah, hanya pada ketika itu saya itu tidak mau dipaksa saja, Pak karena penyidik enggak mau memaksa saya. Karena mereka minta uang itu saya enggak mau, itu saja. Itu saja, Pak. Karena saya enggak mau kasih uang, enggak mau kasih apa-apa, saya dijadikan tersangka, ini kan gila, Pak ini, gila, Pak. 240. KETUA: PATRIALIS AKBAR Jadi, begitu ya, Pak Jendaita, ya, supaya Bapak saya ingin sampaikan nanti juga Bapak bilang, Saya ke MK juga enggak dibantu. Nah, ini masalahnya lain lagi, ya, Pak, ya? Bukannya kita enggak mau bantu, tapi sesuai dengan tugas kita. 241. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Jadi, begini, Pak. Kalau saya melanjutkan ini berarti saya harus ubah permohonannya, begitu. 242. KETUA: PATRIALIS AKBAR Bapak bisa ubah permohonan dalam waktu 14 hari. 243. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 14 hari, ya, Pak, ya. Terima kasih. 244. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, paling lambat, kalau bisa seminggu, silakan, 10 hari, silakan. Kalau enggak bisa sendiri coba konsultasi, ya. Dan dipidana itu, Pak, PK, PK itu kan selama ada lagi bukti baru, ya Bapak boleh. 30

245. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Jadi, begini, Pak ( ) 246. KETUA: PATRIALIS AKBAR Kan sudah ada putusan PK? 247. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Sudah, Pak. 248. KETUA: PATRIALIS AKBAR Itu, ya. 249. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Sudah ada putusan PK, minta maaf, Pak, ya. Begitu ada putusan PK itu kira-kira dua bulan kemudian, saya ajukan PK kedua di Tanjung Pinang, Pak. Jadi, kenapa saya datang ke MK ini karena ada saya membaca di situs itu bahwasanya PK boleh diajukan lebih dari satu kali. Ternyata tidak bisa, ditolak, Pak. 250. KETUA: PATRIALIS AKBAR Jadi, begini, dijelaskan, PK itu bukan persoalan satu, dua, atau tiga kali. 251. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 252. KETUA: PATRIALIS AKBAR Persoalannya adalah selama ada bukti baru yang belum pernah terungkap dalam persidangan, mulai dari pertama sampai putusan Mahkamah Agung, ini betul-betul bukti baru, ya, itu bisa. 253. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Justru dia katakan, Ndak bisa, Pak. 31

254. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ha? 255. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Enggak bisa, kata dia. Alasan dia enggak bisa, begini, Pak, Ini karena banyak narkoba, katanya, Yang dieksekusi. Juga mereka mengajukan PK. Nanti kalau Bapak diterima, bagaimana orang itu? Kata dia. 256. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, ndak boleh begitu. 257. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya. 258. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ini kan masalah hukum, tidak boleh berpendapat pribadi begitu. Kalau dia enggak mau, Bapak kirim surat ke Ketua Mahkamah Agung menyatakan keberatan terhadap pelayanan yang dilakukan oleh kepaniteraan atau ketua pengadilan negeri setempat. Kan, Bapak mengajukan PK-nya kan melalui ketua pengadilan negeri setempat? 259. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 260. KETUA: PATRIALIS AKBAR Nanti nanti kan dilihat, ini betul-betul apa enggak bukti baru. Kalau bukti baru, ah, baru nanti diproses. Tapi kalau buktinya sudah pernah diungkap, terungkap dalam persidangan, itu bukan bukti baru lagi namanya, ya. 261. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ada saya sampaikan bukti-bukti baru yang belum pernah diungkap dalam persidangan (suara tidak terdengar jelas), Pak. 32

262. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oh, ya. 263. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Tetapi itu alasan mereka. Ini sekarang ini, Pak, musim ini, katanya. Narkoba ditembaki, katanya. Dieksekusi. Bagaimana kita mau terima ini? Kata dia. 264. KETUA: PATRIALIS AKBAR ya? Ya, baiklah. Jadi, Bapak sudah paham ya yang kami sampaikan, 265. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Terima kasih, Pak. 266. KETUA: PATRIALIS AKBAR Kami senanglah dengarkan penderitaan Bapak yang sudah disampaikan ke kami. Kami prihatinlah, gitu ya. 267. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM 268. KETUA: PATRIALIS AKBAR Cuma kami enggak bisa berbuat apa-apa. Demikian ya, Pak, ya. Cukup, ya? 269. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Ya. 270. KETUA: PATRIALIS AKBAR Jadi, 14 hari, ya? 271. PEMOHON: JENDAITA PINEM BIN ZUMPA I PINEM Terima kasih, Pak. 33

272. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke, sidang hari ini kita tutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 10.57 WIB Jakarta, 29 Juli 2015 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP. 19730601 200604 1 004 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 34