BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

dokumen-dokumen yang mirip
FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat yang semakin Terpinggirkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Women and Child Center di Semarang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SKEMA DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION


BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR EXECUTIVE CLUB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. 43 sumber : Badan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, pembangunan dan kemajuan teknologi dan pariwisata. Dilain pihak

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA TAPAK

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap manusia pada hakekatnya memiliki berbagai aktivitas. Dalam satu hari

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagas Laksawicaka Gedung Bioskop di Kota Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Statistik disertakan pada lampiran-tabel 2 dan 3

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

SPORT CLUB DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Java Fitness Club dengan Konsep Modern Natural yang Maskulin dan Menyegarkan. I.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal- hal seperti menjadikan dan memaksa setiap manusia modern harus selalu siap dan berada dalam kondisi yang prima mengingat banyaknya permasalahan yang ada yang tidak hanya membutuhkan tuntukan psikis tetapi fisik juga. Hal ini juga berdampak terhadap faktor kesehatan manusia, makin banyak manusia yang tidak memperhatikan kesehatannya. Malas, kurang bergairah, kondisi kesehatan menurun, stress, kelebihan berat badan, dan lain sebagainya adalah gambar dari dampak yang ada. Makin tinggi tingkat pencaharian dan karir masyarakat kota terlebih kalangan menengah ke atas berdampak negatif terhadap tingkat stress seseorang. Selain itu banyak faktor lain yang menyebabkan sress menjadi penyakit pertama yang diderita masyarakat kota, kemacetan lalu- lintas misalnya. Hal itu membuktikan bahwa semakin maju perkembangan suatu kota, semakin banyak permasalahan yang muncul terkait kehidupan masyarakat, terlebih lagi kalangan masyarakat menengah ke atas yang tingkat karirnya tinggi. Kesadaran akan pentingnya olah- raga dan kesehatan juga termasuk salah satu di dalamnya. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: http://infosurabaya.net/wp-content/uploads/2015/02/surabayamacet.jpg, 25/4/2015 3.29 Dari dampak itulah, kini banyak dikembangkan pusat- pusat pelayanan publik yang lebih mengarah kepada entertainment atau hiburan. Salah satu dari pelayanan publik itu adalah sarana olah- raga dan bahkan telah menjadi trend di mana-mana mengingat pentingnya tubuh yang bugar bagi setiap kegiatan. Olah- 1

raga sebenarnya telah menjadi trend hidup masyarakat menengah kota terlebih lagi kalangan remaja yang sangat memperhatikan bentuk tubuh. Akan tetapi pada kenyataannya banyak dari para eksekutif yang tingkat kariernya tinggi mengeluh tidak ada waktu untuk berolah- raga. Dampaknya banyak yang membeli alat fitness dan kesehatan lainnya untuk digunakan di rumah dan pada akhirnya menjadi korban kebosanan. Kondisi- kondisi seperti di atas dapat ditanggulangi dengan adanya sebuah Pusat Kebugaran yang menyajikan banyak fasilitas dengan konsep one stop sport dan entertainment menjadi kunci utamanya. Dengan adanya sarana olahraga yang bisa menampung setiap permasalahan masyarakat kota besar khususnya kota Surabaya seperti ini, maka diharapkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan olahraga. Dengan adannya sebuah pusat kebugaran dan spa dimana orang bisa melakukan olahraga dan relaksasi dengan sangat fun dan enjoy sebagai penanggulangan atas tingginya tingkat stress, dan yang terakhir adalah mengubah anggapan masyarakat bahwa olah raga tidaklah pagi hari, sore, malam bahkan setiap saatpun bisa. Ketegangan, tekanan dan kesibukan yang disebabkan oleh rutinitas yang ada membuat energi kita terkuras, diharapkan dengan adanya sarana olahraga seperti ini, energi yang tadinya terkuras bisa direcharge kembali. Pada umumnya sarana olahraga Pusat Kebugaran maupun Spa ini sudah tidak asing untuk ukuran sebuah kota besar, bahkan saat ini sarana- sarana seperti ini kian marak mengingat kondisi perekonomian warga kota besar yang cukup tinggi. Selain itu juga membantu menanggulangi banyaknya anggapan bahwa olahraga membosankan dan membutuhkan banyak waktu dan tentunya juga didukung oleh pola hidup masyarakat kota besar yang cenderung serba praktis, serba instan, dan lain sebagainya yang lebih dikenal dengan urban life style. 1.1.1. Surabaya Barat Sebagai Kawasan Terbangun Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar kedua diindonesia setelah ibu kota Jakarta. Kota pahlawan ini mengalami perkembangan pesat terutama di daerah Surabaya Barat, ditunjukkan dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan perubahan peruntukan lahan yang semakin cepat. Hal ini terjadi karena kemajuan Kota Surabaya khususnya Surabaya Barat terutama dalam bidang ekonomi menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Akibatnya, jumlah penduduk yang tinggal di wilayah 2

Surabaya Barat semakin banyak. Kondisi ini berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan penduduk akan hunian, perkantoran, sarana dan prasarana transportasi, serta fasilitas publik lainnya. Konsekuensinya, pembangunan fisik kota pun semakin meningkat, guna memenuhi kebutuhan penduduk tersebut. Pembangunan fisik dan prasarana perkotaan dapat berupa pembangunan permukiman sebagai tempat tinggal, pembangunan pabrik dan perkantoran sebagai tempat bekerja, pembangunan jaringan jalan sebagai penghubung dan jenis pembangunan lainnya. Kegiatan pembangunan fisik dan prasarana perkotaan di Surabaya tentunya menimbulkan konsekuensi terhadap perubahan peruntukan lahan. Banyak lahan yang semula berfungsi sebagai areal pertanian beralih fungsi menjadi areal terbangun Gambar 1.2 Suasana Surabaya Barat Sumber: http://i984.photobucket.com/albums/ae326/dimasputra/surabayabarat2012.jpg,25/4/2015 3.58 1.1.2. Kebutuhan Akan Kebugaran dan Relaksasi bagi Pendududuk Metropolitan Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Kota Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di Jawa Timur. Definisi kawasan metropolitan menurut Undang-Undang No.26 Tahun 2007 adalah kawasan yang terdiri dari sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk minimal 1.000.000 jiwa. Pekerja maupun penduduk di kawasan metropolitan dan sekitarnya rentan mengalami stress karena dituntut untuk dapat beradaptasi dengan padatnya aktivitas sehari-hari. Terkadang mereka hanya memiliki sedikit waktu di luar hari kerja untuk bias menghilangkan penat dan keluar dari rutinitas pekerjaan yang 3

padat. Kebutuhan akan kebugaran dan relaksasi, terutama jenis kegiatan kebugaran dan relaksasi yang tidak memakan waktu terlalu lama namun memberikan dampak yang spesifik, dirasa penting untuk menunjang psikologis setiap personal, terlebih untuk mengantisipasi rentannya stress. 1.1.3. Pusat Kebugaran Dan Spa Sebagai Alternatif Destinasi Kebugaran Sekaligus Relaksasi Yang Baru Di Kawasan Surabaya Barat Hampir sebagian besar tempat hiburan yang ada di kawasan Surabaya Barat bersifat komersil dan rekreatif, belum ada destinasi yang sifatnya relaksasi dan kebugaran. Perkembangan kawasan Surabaya Barat didominasi oleh pusat perbelanjaan dan perkantoran. Perkembangan dari kawasan Surabaya Barat yang sangat pesat dan di anggap sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Destinasi yang bersifat ralaksasi dan kebugaran dapat menjadi fasilitas penunjang tidak hanya untuk penghuni di perumahan sekitar tetapi juga dapat menjadi tujuan kegiatan akhir pekan untuk pengunjung di luar kawasan Surabaya Barat yang akan sangat diminati, terutama oleh pekerja kantoran yang membutuhkan tempat untuk berolahraga dan relaksasi yang lokasinya mudah dijangkau. Penggabungan antara tempat berolahraga dan relaksasi spa akan menghasilkan sebuah pusat kebugaran dan spa yang diharapkan dapan memenuhi kebutuhan fisik dan batin pengunjung. Pusat kebugaran dan spa ini akan menjadi destinasi kebugaran sekaligus relaksasi yang baru di kawasan Surabaya Barat, yang dapat dinikmati bersama keluarga. 1.2. Rumusan Permasalahan Isu-isu yang telah dijabarkan pada bab latar belakang memiliki permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut untuk memberikan solusi desain. Permasalahan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu permasalahan umum yang berkaitan dengan aspek sosial, serta permasalahan khusus yang berkaitan dengan aspek arsitektural. 1.2.1. Rumusan Permasalahan Umum a. Bagaimana menciptakan sebuah pusat kebugaran dan spa yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis yang terdiri dari kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan sosial. b. Bagaimana menciptakan sebuah pusat kebugaran dan spa yang dapat mengikuti bahkan menjadi trend di kalangan masyarakat. 4

c. Bagaimana menciptakan sebuah pusat kebugaran dan spa yang dapat beradaptasi dengan gaya hidup masyarakat yang berbeda-beda yang secara umum bertujuan untuk menjaga keseimbangan hidupnya dalam hal kesehatan, kebugaran, kesenggangan, dan interaksi. 1.2.2. Rumusan Permasalahan Khusus 1.2.2.1. Pusat Kebugaran a. Kurang tepatnya desain pusat kebugaran yang ada sehingga tidak memberikan suasana nyaman bagi pengguna agar dapat mengembalikan kebugaran kondisi pengguna setelah selesai dari pekerjaannya b. Kurang efektifnya penerapan dan pembagian ruang dalam pusat kebugaran sehingga area tidak efektif dengan kebutuhan dan kegiatan pengunjung. c. Kurang efisiennya pengangaturan dan penempatan sirkulasi serta fasilitas yang ada sehingga kegiatan olahraga tidak dapat berlangsung secara efisien. d. pengaturan penghawaan dan pencahayaan yang kurang sehingga menciptakan suasana ruang yang tidak nyaman untuk berlatih 1.2.2.2. Spa a. Kurang tepatnya desain yang ada sehingga tidak menciptakan citra ruang yang nyaman. b. Kurang efektifnya aktivitas pengunjung akibat sirkulasi gerak yang tidak bagus. c. Kurang efektifnya pembagian ruangan di dalam spa sehingga menyulitkan pengunjung yang datang. d. Kurang tepatnya tata pencahayaan yang ada pada ruang perawatan spa sehingga mengakibatkan penggunaan energy listrik yang berlebihan pada siang hari serta mengurangi kenyamanan pengnjung. e. Penghawaan atau sirkulasi udara yang kurang seperti bukaan langsung untuk area-area yang memerlukan penggantian udara seperti pada area perawatan rambut,perawatan kuku, perawatan wajah). 5

1.3. Tujuan a. Menyediakan sarana atau fasilitas yang lengkap bagi para pengunjung dalam satu area, sehingga memudahkan penggunanya, baik sebagai tempat kebugaran, relaksasi, serta menjadi tempat untuk berinteraksi dengan orang lain. b. Sebagai tempat refreshing untuk meghilangkan kepenatan dan memperoleh kebugaran serta kesegaran untuk melanjutkan kegiatan sehari-hari c. Memenuhi kebutuhan dasar manusia secara tidak langsung yaitu kebutuhan untuk bersosialisasi den berinteraksi satu dengan yang lain. d. Menyediakan sarana kebugaran dan relaksasi baru bagi warga metropolis pada umumnya. 1.4. Sasaran a. Masyarakat kota Surabaya khususnya yang tinggal di sekitar kawasan Surabaya barat. b. Masyarakat umum yang peduli pada kesehatan, kebugaran, kesenggangan, dan interaksi. 1.5. Lingkup Pembahasan 1.5.1. Umum a. Pemahaman lingkup karakteristik masyarakat Surabaya terutama kawasan Surabaya Barat secara umum sebagai pengguna dan subjek utama. b. Pemahaman kondisi alam dalam konteks lingkungan binaan. c. Pendalaman wisata hiburan dan komersial kota serta kebiasaan kegiatan masyarakat di kota Surabaya 1.5.2. Khusus a. Pemahaman lingkup perancangan kebutuhan ruang untuk pusat kebugaran dan spa sehingga menciptakan citra ruang yang nyaman b. Pemahaman lingkup perancangan alur sirkulasi yang dapat memaksimalkan segala potensi bangunan. c. Eksplorasi pemahaman lingkup bahan dan material bangunan serta penerapannya. d. Pemahaman perancangan yang tanggap dengan lingkungan. e. Eksplorasi desain terkait potensi view yang ada pada lahan. 6

1.6. Metode Pembahasan a. Observasi Site Observasi site dan survey lapangan meliputi studi lokasi perancangan. Pendataan untuk mendapatkan gambaran potensi dan permasalahan pada site terpilih. Pelbagai data data kondisi eksisting yang ada pada site terpilih diolah guna menangkap isu yang berkembang seputar desain. b. Studi Literatur Pembelajaran dari sumber sumber yang tertulis berupa buku panduan, majalah, laporan karya tulis dan internet sebagai acuan dan landasan dalam mendesain dan merancang Pusat Kebugarandan Spa. c. Analisis Analisis merupakan langkah dan upaya dalam mengelompokan dan mengolah data yang diperoleh dari Observasi Site dan Studi Literatur sedemikan rupa untuk menarik prinsip perancangan, standard, persyaratan dan kesimpulan yang didapat. d. Sintesis Merupakan upaya dalam pencarian fakta fakta dan penarikan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan untuk mendapatkan prinsip prinsip pendekatan yang pada akhirnya akan digunakan sebagai konsep perancangan Pusat Kebugaran dan Spa. 1.7. Keaslian Penulisan Beberapa laporan penelitian yang memiliki fungsi bangunan serupa telah dilakukan namun terdapat perbedaan yang menjadi keunikan laporan penelitian penulis. Untuk menunjukkan keaslinan penulisan laporan ini maka diperlukan adanya perbandingan dari beberapa penulisan yang serupa, antara lain: - Judul : Resort Spa Center di Tepi Kota Semarang Oleh : Ardi Saputra (08/265951/TK/33908) - Judul : Sport Center di Yogyakarta Oleh : Riesky Bayu Suryadi (08/268658/TK/33978 1.8. Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir terdiri dari lima bab, dengan penjabaran konten masing-masing bab sebagai berikut: 7

BAB I Pendahuluan Bab I membahas tentang latar belakang, permasalahan yang diangkat (non arsitektural dan arsitektural), tujuan dan sasaran penulisan, lingkup, keaslian, dan metode penulisan serta kerangka penulisan. BAB II Tinjauan teoritis Pada bab ini terdapat pembahasan mengenai pusat kebugaran dan spa, seperti jenis-jenis pusat kebugaran dan spa, prinsip pelayanan, standar pelayanan, peralatan dan fasilitas penunjang, standar kesehatan bangunan pusat kebugaran dan spa, serta kebutuhan ruang bangunan pusat kebugaran dan spa. Bab ini juga membahas tentang wisata, perkembangan kota, tinjauan gaya hidup masyarakat urban, serta studi kasus yang ada di luar maupun dalam negeri. BAB III Tinjauan lokasi Membahas mengenai tinjauan dari segi lokasi secara bertahap, mulai dari wilayah makro yaitu Provinsi Jawa Timur, wilayah mezzo yaitu Kota Surabaya, dan wilayah mikro yaitu kawasan Surabaya Barat. Pembahasan yang ditinjau dari setiap wilayah tersebut berupa kondisi geografis, klimatologis, potensi kawasan, karakteristik kawasan, kependudukan, peraturan daerah setempat, dll. 4. BAB IV Analisis perencanaan dan perancangan Bab ini membahas mengenai analisis kawasan yang menjadi site bangunan. Analisis ditulis secara bertahap, mulai dari area makro berupa site dan lingkungan sekelilingnya, area mezzo berupa kondisi di dalam site, dan area mikro berupa analisis di dalam bangunan. Analisis terdiri dari arah angin, kondisi eksisting, arah matahari, tingkat kebisingan, alternative zoning, alternative massa bangunan, dan alternative lainnya. 5. BAB V Konsep Pada bab ini merupakan penggabungan dari hasil analisi dari bab sebelumnya serta perumusan konsep dan implikasinya ke dalam bangunan. Sehingga menjadi dasar untuk pengembangan desain dalam tahapan Transformasi Desain selanjutnya. 8

1.9. Kerangka Pemikiran Skema 1.1 Skema Kerangka Pikiran Sumber : Analisis penulis 2015 9