BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau mencegah tumbuhnya mikroorganisme, sehingga tidak terjadi proses

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting bagi umat manusia. Pangan juga tak lepas dari kaitannya sebagai

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: UJI KANDUNGAN FORMALIN PADA IKAN ASIN DI PASAR TRADISIONAL KOTA BANDA ACEH ABSTRAK

BAB II : CH 2 O. Berat molekul : 30,03. Kelarutan. : mudah. pelarut polar. air dengan. berwarna. ini tidak. terutama. tajam. Jika.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

PERBEDAAN KADAR FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR PUSAT KOTA DENGAN PINGGIRAN KOTA PADANG. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. oksigen, dan karbon (ACC, 2011). Formalin juga dikenal sebagai formaldehyde,

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

STUDI KASUS KADAR FORMALIN PADA TAHU DAN KADAR PROTEIN TERLARUT TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU DUKUH PURWOGONDO KECAMATAN KARTASURA

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kedelai yang tinggi protein, sedikit karbohidrat, mempunyai nilai gizi dan

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

PENENTUAN WAKTU TINGGAL OPTIMUM PASTEURISASI SUSU DENGAN PLATE HEAT EXCHANGER

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan pangan mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bakteri

INTISARI ANALISIS KUALITATIF FORMALIN DALAM TAHU MENTAH DI PASAR ANTASARI KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH

MAKALAH KIMIA ANALISIS MAKANAN I IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR FORMALIN

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

TELUR ASIN PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

KAJIAN KANDUNGAN FORMALIN PADA BAKSO TUSUK YANG DI JUAL DI SD NEGERI WILAYAH KECAMATAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karena dapat diolah menjadi berbagai macam menu dan masakan 1.Selain itu,

INTISARI ANALISIS KUALITATIF FORMALIN PADA IKAN ASINTELANG DARI PRODUSEN DI DESA SIMPANG EMPAT SUNGAI BARU KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT

Uji Didih, Alkohol dan Derajat Asam Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

KAJIAN KANDUNGAN FORMALIN PADA BAKSO TUSUK YANG DI JUAL DI SD NEGERI WILAYAH KECAMATAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

BAB II KPBS SEBAGAI PENGHASIL SUSU MURNI YANG SEHAT DAN SEGAR. 2.1 Profil Koperasi Peternak Bandung Selatan

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengawet yang berbahaya (Ismail & Harahap, 2014). Melihat dari

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

KEDARURATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5

ABSTRAK ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KANDUNGAN FORMALIN PADA BEBERAPA BAHAN MAKANAN YANG BEREDAR DI PASAR RAYA PADANG DAN SEKITARNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

Mengenal Formalin. (introduction of Formalin) Disadur dari : Departemen Kesehatan Indonesia

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB. Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil?

MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada tepung adalah kapang, khamir, dan bakteri. Bakteri yang biasa

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

FORMALIN!!! a. Mengenal Formalin b. Nama lain dari formalin c. Manfaat formalin d. Sifat formalin e. Bahaya formalin bagi kesehatan

TEKNOLOGI HASIL TERNAK. Kuliah ke 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Susu 1. Pengertian Susu Susu segar merupakan cairan yang berasal dari sekresi ambing sapi sehat, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau tidak ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan (SNI 3141.1, 2011). Susu mempunyai nilai gizi yang tinggi, karena mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein dan lemak yang tinggi. Penyusun utama susu adalah air (87,9%), protein (3,5%), lemak (3,5-4,2%), vitamin, dan mineral (0,85%). Nilai ph susu antara 6,3 sampai 6,8 merupakan kondisi yang sangat menguntungkan bagi mikroorganisme karena ph mendekati netral (ph 6,5-7,5) paling baik untuk pertumbuhan bakteri sehingga susu akan mudah rusak (Cahyono et al., 2013). 2. Manfaat Susu Susu memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dibandingkan minuman lainnya sehingga susu memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Macam-macam manfaat susu bagi tubuh adalah sebagai berikut : 6

7 a. Susu mengandung potassium yang dapat menggerakan dinding pembuluh darah pada saat tekanan darah tinggi untuk menjaganya agar tetap stabil, mengurangi bahaya akibat apopleksi, juga dapat mencegah penyakit darah tinggi dan penyakit jantung. b. Susu dapat menetralisir racun seperti logam, timah dan cadmium dari bahan makanan lain yang diserap oleh tubuh. c. Kandungan lemak dalam susu dapat memperkuat daya tahan fungsi syaraf, mencegah pertumbuhan tumor pada sel tubuh. d. Kandungan yodium, seng dan leticin dapat meningkatkan secara drastis keefisiensian kerja otak besar. e. Zat besi, tembaga dan vitamin A dalam susu mempunyai fungsi terhadap kecantikan, yaitu dapat mempertahankan kulit agar tetap bersinar. f. Kalsium susu dapat menambah kekuatan tulang, mencegah tulang menyusut dan patah tulang. g. Kandungan magnesium dalam susu dapat membuat jantung dan sistem syaraf tahan terhadap kelelahan. h. Kandungan seng pada susu sapi dapat menyembuhkan luka dengan cepat. i. Kandungan vitamin B2 dalam susu sapi dapat meningkatkan ketajaman penglihatan. j. Minum susu sebelum tidur dapat membantu kesulitan tidur (Wardyaningrum, 2011).

8 3. Klasifikasi susu Banyak jenis susu yang umum ditemui di pasaran, dengan proses pengolahan susu yang berbeda. Setiap jenis susu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jenis-jenis susu antara lain : a. Susu murni atau susu segar Susu ini merupakan jenis yang paling baik karena susu ini tidak melewati proses apapun. Kandungan vitamin hingga kalsium di dalamnya tidak berkurang sama sekali. Sebaiknya, setelah susu sapi diperah harus diolah terlebih dahulu agar steril dan aman dikonsumsi (Niken, 2016). Contoh gambar dari susu segar tertera pada Gambar 1: Gambar 1. Susu segar (www.pewartayogya.com/susu-murah-pak-jangkung, 2015) b. Pasteurisasi Jenis susu ini merupakan tingkatan kedua setelah susu segar. Prosesnya yang sederhana membunuh bakteri yang patogen pada susu, sementara bakteri yang baik tidak ikut terbunuh. Sebab, proses ini tidak menggunakan proses pemanasan dengan suhu tinggi yang menyebabkan seluruh bakteri termasuk bakteri baik ikut mati. Kandungan gizi pada susu pasteurisasi juga tidak banyak berkurang, tetapi

9 ada juga kekurangannya yaitu susu tidak tahan lama. Setelah kemasan dibuka sebaiknya dikonsumsi sebelum 3 hari. Kontaminasi udara sangat mudah membuat susu ini basi (Niken, 2016). c. Ultra High Temperature (UHT) Proses susu UHT ini melalui cara dipanaskan selama 2-3 detik pada suhu 135-150 C dan dikemas secara aseptik. Pada proses ini ada beberapa vitamin serta kandungan gizi mungkin berkurang. Namun, susu ini bisa bertahan lama walaupun tanpa bahan pengawet. Susu UHT dapat bertahan hingga 6 bulan. Susu ini juga tidak mudah terkontaminasi karena proses pemanasannya dengan suhu tinggi (Harjani, 2003). d. Susu bubuk Susu bubuk adalah susu yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama daripada susu cair dan tidak perlu disimpan di lemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah. Susu bubuk adalah susu yang dipanaskan hingga kering dan berbentuk bubuk (Niken, 2016). 4. Kelebihan kelebihan pengolahan susu a. Kelebihan susu pasteurisasi dibandingkan susu murni Susu pasteurisasi tidak menyebabkan alergi laktosa, susu pasteurisasi tidak terdapat bakteri patogen karena sudah disterilisasi melalui proses pemanasan, nilai nutrisi dari susu pasteurisasi sama dengan susu murni, susu pasteurisasi memiliki masa kadaluarsa lebih lama (Niken, 2016).

10 b. Kelebihan susu UHT dibandingkan dengan susu yang lain adalah : Kelebihan susu UHT dibandingkan dengan susu yang lain adalah aman untuk dikonsumsi, karena telah bebas dari mikroba pembusuk dan mikroba penyebab penyakit. Susu UHT memiliki warna dan rasa yang mirip susu sapi segar, awet dan tanpa bahan pengawet, sangat praktis untuk dikonsumsi serta mengandung zat gizi yang sangat bermanfaat bagi pemeliharaan kesehatan tubuh yang optimal (Niken, 2016). Menurut SNI 3141.1:2011, syarat-syarat mutu susu segar tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Syarat mutu susu segar No. Karakteristik Satuan Syarat 1. Berat Jenis (pada suhu 27,5 C) g/ml 1,0270 minimum 2. Kadar lemak minimum % 3,0 3. Kadar bahan kering tanpa lemak % 7,8 minimum 4. Kadar protein minimum % 2,8 5. Warna, bau, rasa, kekentalan - Tidak ada perubahan 6. ph - 6,3 6,8 7. Uji alkohol (70% v/v) - Negatif 8. Total Plate Count maksimum CFU/ml 1x10 6 9. Staphylococcus aureus CFU/ml 1x10 2 10. Enterobacteriaceae CFU/ml 1x10 3 Sumber : SNI 3141.1:2011

11 B. Formalin 1. Pengertian Formalin Formalin merupakan cairan jernih, tidak berwarna atau hampir tidak berwarna, bau menusuk, uap merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan, BM 30,03 (tertera pada Gambar 2), bobot per ml kurang lebih 1,08 g, kadar formaldehida tidak kurang dari 34,0% dan tidak lebih dari 38,0%. Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid. Di pasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan, dengan kandungan formaldehid 10 40% (tertera pada Gambar 3). Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Nama lain dari formalin adalah Formaldehida (Farmakope Indonesia, 1995). BM : 30,03 Gambar 2: Struktur formalin (https://disc.gsfc.nasa.gov/gesnews/ges_disc_top_10_2014). Gambar 3: Formalin (http://www.mipa-farmasi.com/2016/06/formalin)

12 2. Kegunaan Formalin Kegunaan formalin lainnya adalah sebagai pengawet mayat, pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya. Bahan pembuatan sutra sintetis, zat warna, cermin, kaca, pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia fotografi, bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan untuk pembuatan produk parfum, bahan pengawet kosmetika dan pengeras kuku. Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Hal ini dilakukan oleh produsen dan pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab (Handayani, 2006). Beberapa contoh produk yang sering diketahui mengandung formalin, misalnya : a. Ikan segar: Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk. b. Ayam potong: Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. c. Mie basah: Mie basah yang awet ampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin. d. Tahu: Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal dan tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan tidak mudah basi. e. Susu segar: Susu segar dengan bau khas susu yang pekat dan tidak mudah basi dalam waktu yang lama bahkan pada suhu ruang (Handayani, 2006).

13 3. Bahaya Formalin Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel dan akhirnya terjadi keracunan pada tubuh. Selain itu juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/ jaringan), serta orang yang mengkonsumsi akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang selaput lendir hidung, tenggorokan, dan mata (Handayani, 2006). 4. Dampak formalin pada kesehatan manusia : a. Akut : Efek pada kesehatan manusia langsung terlihat seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing. b. Kronik : Efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang, iritasi kemungkinan parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem syaraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin pada tubuh. Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah),

14 dan heimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian (Handayani, 2006). 5. Pertolongan bila terjadi keracunan formalin akut Pertolongan pada korban yang keracunan formalin tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. Sebelum ke rumah sakit, berikan arang aktif (norit). Tim medis akan melakukan bilas lambung dan untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodyalisis (cuci darah). Tindakan ini diperlukan bila korban menunjukkan tanda-tanda asidosis metabolik berat (Winarni, 2014). 6. Identifikasi formalin a. Uji organoleptik formalin Uji organoleptik merupakan penilaian mutu produk berdasarkan panca indera manusia (Wijayanti dan Lukitasari, 2016). Salah satu contoh makanan berformalin adalah ikan asin. Menurut penelitian Rinto et al., (2009) ikan asin yang mengandung formalin yang dilakukan uji organoleptik, didapatkan hasil dengan ciri ikan asin berwarna lebih cerah, dagingnya tidak mudah hancur dan tidak beraroma khas ikan. b. Uji kualitatif formalin pada sampel susu Uji kualitatif formalin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Dengan FeCl3 a. Sampel susu sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambah 3-4 tetes FeCl3 0,5% dan ditambah 1 ml H2SO4 (p) lewat dinding. b. Warna yang timbul pada campuran tersebut diamati.

15 Sampel dinyatakan positif bila terbentuk cincin ungu dan dinyatakan negatif bila terbentuk cincin coklat. 2. Dengan Reagen Kromatopat a. Sebanyak 1 ml sampel susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambah 5 ml asam kromatopat. b. Larutan yang diperoleh dipanaskan diatas penangas air yang mendidih selama 15 menit. Sampel dinyatakan positif mengandung formalin jika terbentuk larutan berwarna ungu terang sampai ungu tua. 3. Dengan Reagen Schiffs a. Sebanyak 5 ml sampel susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah H2SO4 (e) 2 ml, ditambah reagen Schiffs 1 ml. b. Sampel yang telah dicampurkan ditunggu selama 15 menit, bila sampel berubah menjadi warna ungu berarti formalin positif (Winarni, 2014). 4. Dengan Formalin Tes Kit TFQ-01C a. Sebanyak 1 ml sampel susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. b. Sebanyak 2 tetes reagen A ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel susu, lalu dikocok. c. Sebanyak 2 tetes reagen B ditambahkan ke dalam campuran, amati. Sampel dinyatakan positif mengandung formalin apabila terbentuk cincin ungu.

16 Contoh reagen Formalin Tes Kit tertera pada Gambar 4. Gambar 4. Formalin Tes Kit (http://www.easytestinfo.com, 2013)

17 C. Kerangka Teori Sumber Protein Hewani Pewarna Susu Sapi Segar Perisa Pengawet Alami Buatan - Pendinginan - Pemanasan Dilarang Tidak dilarang Formalin Identifikasi Formalin