BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

Pembahasan Materi #7

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

PERAMALAN (FORECASTING)

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Pengendalian Persediaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada beberapa pengertian dari manajemen operasional menurut para ahli, antara

III KERANGKA PEMIKIRAN

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II LANDASAN TEORI

EMA302 Manajemen Operasional

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. WIJAYA TUNGGAL ABADI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna.

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha

MANAJEMEN PERSEDIAAN

ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB II TINJAUAN TEORETIS

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

Manajemen Persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengelolaan Persediaan

ANALISA PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SINAR PERDANA ULTRA

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, berlangsung disemua organisasi. Dalam perusahaan manufaktur, dapat terlihat dengan jelas aktivitas produksi yang menghasilkan barang, namun dalam organisasi yang tidak menghasilkan produk secara fisik, fungsi produksi mungkin tidak terlihat dengan jelas. pendapat lain dikemukakan Richard L.Daft (2006:216), manajemen operasional merupakan bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang,serta menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi. Robbins dan Mary Coulter (2005:283) mengatakan bahwa manajemen operasional adalah perancangan, operasi, dan pengendalian proses transformasi yang mengubah sumber daya menjadi barang jadi atau jasa. Berdasarkan pemahaman-pemahaman tersebut, ada tiga (3) poin penting dalam manajemen operasional : 1. Keputusan Definisi ini mengarah pada membuat keputusan sebagai elemen terpenting dari manajemen operasional. Saat manajer membuat keputusan, langsung terfokus pada pengambilan keputusan dari Operasional. 2. Fungsi atau kegunaan Operasional merupakan fungsi utama dari setiap organisasi yang berhubungan secara utuh dengan semua fungsi bisnis lainnya. Fungsi operasi bertanggung jawab untuk menyediakan atau memproduksi barang atau jasa untuk bisnis. 3. Proses Manajer operasional bertugas merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, serta mengontrol proses produksi beserta hasilnya. Tetapi lebih difokuskan pada pendistribusian dan supply manajemen. Selain itu operasinal merupakan kegiatan mengubah input melalui proses yang menghasilkan output. 9

10 2.2 Definisi Peramalan Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang optimal diperlukan suatu cara yang tepat, sitematis dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu alat yang diperlukan oleh manajemen dan merupakan bagian yang integral dari proses pengambilan keputusan adalah menggunakan metode peramalan (forecasting). Menurut kamus besar Bahasa Indonesia,peramalan adalah suatu teori dimana dapat menduga keadaan yang akan terjadi. Heizer dan Render (2009:162), Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dikakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasa akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Bila juga merupakan prediksi intuasi yang bersifat subjektif. Atau bisa juga dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peramalan adalah suatu cara yang digunakan untuk memperkirakan kejadian yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan melibatkan data masa lalu 2.2.1 Klasifikasi Peramalan Berdasarkan Waktu Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya. Heizer dan Render (2009:163) mengatakan bahwa peramalan biasanya diklarifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya. Horizon waktu terbagi menjadi beberapa kategori: 1. Peramalan Jangka Pendek Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi. 2. Peramalan Jangka Menengah Peramalan jangka menengah atau intermediate umumnya mencakup hitungan bulan hingga tiga tahun. Peramalan ini bermanfaat untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, serta menganalisis bermacam-macam rencana operasi. 3. Peramalan Jangka Panjang Umumnya untuk perencanaan masa tiga tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal,

lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan (litbang). 11 2.2.2 Jenis Peramalan Organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan Heizer, dan Render (2009:164): 1. Peramalan ekonomi (economis forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indicator perencanaan lainnya. 2. Peramalan teknologi (techonological forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru. 3. Peramalan permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, dimana mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia 2.2.3 Peramalan Permintaan Peramalan yang baik sangatlah penting dalam semua aspek bisnis. Peramalan merupakan satu-satunya prediksi mengenai permintaan hingga permintaan yang sebelumnya diketahui. Peramalan ekonomi dan teknologi adalah teknik khusus yang mungkin bukan termasuk bagian dari tugas manajer operasi, Heizer dan Render (2009:164). Peramalan permintaan mengendalikan keputusan di banyak bidang. Berikut ini akan dibahas dampak peramalan produk pada tiga aktivitas: sumber daya manusia, kapasitas dan manajemen rantai pasokan. 1. Sumber Daya Manusia Memperkerjakan, melatih dan memberhentikan pekerja bergantung pada permintaan. Jika departemen sumber daya manusia harus memperkerjakan pekerja tambahan tanpa adanya persiapan,akibatnya kualitas pelatihan menurun dan kualitas pekerja menurun. 2. Kapasitas Saat kapasitas tidak mencukupi, kekurangan yang diakibatkannya bisa berarti

12 tidak terjaminnya pengiriman, kehilangan konsumen dan kehilangan pangsa pasar. 3. Manajemen Rantai Pasokan Hubungan yang baik dengan pemasok,serta harga barang dan komponen yang bersaing bergantung pada peramalan yang akurat. 2.2.4 Langkah-Langkah Sistem Peramalan Peramalan terdiri atas tujuh langkah dasar menurut Heizer dan Render (2009:165) mengatakan bahwa terdapat tujuh langkah peramalan tersebut,yaitu : 1. Menetapkan tujuan peramalan 2. Memilih unsur yang akan diramalkan 3. Memilih jenis model peramalan 4. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan peramalan 5. Membuat peramalan 6. Memvalidasi dan menerapkan hasil peramalan 2.2.5 Pendekatan Dalam Peramalan Heizer dan Render (2009:167), terdapat dua pendekatan umum peramalan, yaitu: 1. Peramalan kuantitatif (quantitative forecast), adalah peramalan yang menggunakan model matematis yang beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan. 2. Peramalan subjektif atau kualitatif (qualitative forecast), adalah peramalan yang menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal. 2.2.6 Metode Analisis Time Series (Deret Waktu) Iriawan dan Astuti, (2006:341) mengatakan bahwa analisis Time Series merupakan metode peramalan kuantitatif untuk menentukan pola data masa lampau yang dikumpulkan berdasarkan urutan waktu, yang disebut data time series. Dalam membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi dari masa lalu dengan kata lain mereka melihat apa yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan menggunakan data masa lalu tersebut untuk melakukan peramalan. Jika kita memperkirakan penjualan pertahun mesin, kita menggunakan data penjualan pada

tahun lalu untuk membuat ramalan penjualan pada tahun yang akan datang. Pada penelitian ini metode Time Series (Deret Waktu) yang digunakan terdiri dari 4 yaitu: 13 1. Linier Regression Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Jika kita memiliki dua buah variabel atau lebih maka sudah selayaknya apabila kita ingin mempelajari bagaimana variabelvariabel itu berhubungan atau dapat diramalkan. Analisis regresi mempelajari hubungan yang diperoleh dinyatakan dalam persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara variabelvariabel. Hubungan fungsional antara satu variabel prediktor dengan satu variabel kriterium disebut analisis regresi sederhana (tunggal), sedangkan hubungan fungsional yang lebih dari satu variabel disebut analisis regresi ganda. Persamaan garisnya dapat dinyatakan sebagai: Keterangan: ŷ = a + bx a = Y n b = b X n n XY X Y n X 2 ( X) 2 ŷ = nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi (variabel terikat) a = perpotongan sumbu Y b = koefisien regresi/slop Y = nilai variabel terikat yang diketahui X = nilai variabel bebas yang diketahui b = kemiringan garis regresi (tingkat perubahan pada y untuk perubahan yang terjadi di x) n = jumlah data atau pengamatan 2. Exponential Smoothing Penghalusan eksponensial merupakan metode peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan yang canggih tetapi masih mudah digunakan. Sri Junita dan Manyuk menyatakan bahwa, Exponential Smoothing adalah suatu tipe teknik peramalan rata-rata bergerak yang melakukan penimbangan terhadap data masa lalu dengan cara eksponensial sehingga data paling akhir mempunyai bobot atau

14 timbangan lebih besar disbanding nilai observasi yang lebih lama. Metode ini menggunakan pencatatan data masa lalu yang sangat sedikit. Rumus penghalusan eksponensial dasar dapat ditunjukkan sebagai berikut: Peramalan baru = peramalan periode lalu + α (permintaan sebenarnya periode terakhir peramalan periode terakhir). Dimana α adalah sebuah bobot atau konstanta penghalusan yang dipilih oleh peramal yang mempunyai nilai antara 0 dan 1. Persamaan diatas dapat pula ditulis dengan: F t = F t-1 + α (A t-1 F t-1 ) Keterangan: F t = peramalan baru F t-1 = peramalan sebelumnya α = konstanta penghalusan (pembobotan) (0 α 1) A t-1 = permintaan aktual periode lalu Konsep ini tidak rumit. Prediksi terakhir untuk permintaan sama dengan prediksi lama, disesuaikan dengan sebagian diferensiasi permintaan aktual periode lalu dengan prediksi lama. Pendekatan penghalusan eksponensial mudah digunakan dan telah berhasil diterapkan pada hampir setiap jenis bisnis. Walaupun demikian, nilai yang tepat untuk konstanta penghalusan dapat membuat diferensiasi antara peramalan yang akurat dan yang tidak akurat. Nilai α yang tinggi dipilih pada saat rata-rata cenderung berubah. Nilai α yang rendah digunakan saat rata-rata cukup stabil. Tujuan pemilihannilai untuk konstanta penghalusan adalah mendapatkan peramalan yang paling akurat. Nilai α yang paling banyak digunakan adalah yang berada dalam jarak 0,05 sampai 0,50 untuk aplikasi bisnis. 3. Rata-rata bergerak tertimbang (Weighted Moving Average) Pada Weighted Moving Average data terakhir memiliki bobot yang lebih besar yang lebih besar nilainya dibandingkan data-data sebelumnya. Pembobotan nilai pada Weighted Moving Average akan tergantung pada panjang periode yang kita tetapkan. Semakin panjang periode yang ditetapkan, maka semakin besar pula pembobotan yang diberikan pada data terbaru.pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus untuk menetapkan mereka. Oleh karena itu, pemutusan bobot yang digunakan membutuhkan pengalaman. Rata-rata bergerak

dengan pembobotan atau rata-rata bergerak tertimbang dapat digambarkan secara matematis sebagai berikut: 15 F t (Bobot periode n)(permintaan dalam periode n) n 4. Rata-rata bergerak (Moving Average) Sri Junita dan Manyuk menyatakan bahwa Model Moving Average merupakan model deret waktu yang menggunakan data masa lalu untuk diproyeksikan ke masa depan dengan memanfaatkan persamaan matematika dan statistika..secara matematis, rata-rata bergerak sederhana (merupakan prediksi permintaan periode mendatang) dinyatakan sebagai berikut: Keterangan: Permintaan pada periode n sebelumnya F t = n n = jumlah periode dalam rata-rata bergerak. 2.2.7 Mengukur Kesalahan Peramalan Nachrowi dan Usman (2004:239) menyatakan bahwa sebenarnya membandingkan kesalahan peramalan adalah suatu cara sederhana, apakah suatu teknik peramalan tersebut patut dipilih untuk digunakan membuat peramalan data yang sedang kita analisa atau tidak. Minimal prosedur ini dapat digunakan sebagai indikator apakah suatu teknik peramalan cocok digunakan atau tidak. Dan teknik yang mempunyai MSE terkecil merupakan ramalan yang terbaik. Sedangkan pendapat lain dikemukakan Heizer dan Render (2009:177) mengemukakan bahwa, tiga dari perhitungan yang paling terkenal adala deviasi mutlak rata-rata (Mean Absolute Deviation) dan kesalahan kuadrat rata-rata (Mean Squared Error). 1. Deviasi Mutlak Rata-rata (Mean Absolute Deviation = MAD) MAD merupakan ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut dari tiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data (n). MAD=

16 2. Kesalahan Kuadrat Rata-rata (Mean Square Error = MSE) MSE merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan keseluruhan. MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati. Kekurangan penggunaan MSE adalah bahwa ia cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan. MSE= 2.3 Manajemen Persediaan Herjanto (2007:237) menyatakan bahwa persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan dan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Setiap perusahaan industri perlu memiliki perusahaan untuk menjamin kelangsungannya. Hal ini perlu dilakukan dengan menginvestasikan sejumlah uang kedalam nya. Mereka harus mampu mempertahankan jumlah persediaan optimum untuk menjamin kebutuhan bagi kemajuan kegiatan perusahaan baik secara kuantitas maupun kualitas. Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlah nya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Persediaan merupakan bentuk investasi, dari mana keuntungan (laba) itu bisa diharapkan melalui penjualan dikemudian hari. Oleh sebab itu pada kebanyakan perusahaan sejumlah minimal persediaan harus dipertahankan untuk menjamin kontinuitas dan stabilitas penjualannya Alasan pertama perlunya manajemen persediaan adalah untuk: 1. Memaksimalkan efisiensi pembelian dan produksi Berbagai barang dapat saja dibeli dalam jumlah yang lebih besar ketimbang yang dibutuhkan untuk mencapai efisiensi pembelian atau transportasi. Meskipun demikian, bisa ditetapkan kesepakatan yang disebut order pembelian berdasarkan kapasitas persediaan. 2. Memaksimalkan profit Profit dapat diartikan dengan meningkatkan pendapatan atau menurunkan biaya. Salah satu cara dengan manajemen persediaan yang benar

17 3. Meminimalkan investasi persediaan Persediaan akan mengikat uang yang seharusnya dapat dipergunakan oleh perusahaan dalam berbagai hal dalam suatu bisnis. Persediaan yang terlalu besar dapat mengakibatkan kas perusahaan yang negatif, dan hal ini harus dihindarkan. Pengertian persediaan menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut : Sofyan Assauri dalam buku Marihot Manullang dan Dearlisinaga (2005:50), menerangkan bahwa persediaan adalah sebagai suatu aktiva lancar yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam suatu proses produksi. John J.Wild, K R.Subramanyam dan Robert F Halsey (2004:265), menerangkan bahwa Persediaan (inventory) merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan.zulfikarijah (2005:4), menerangkan bahwa Persediaan didefinisikan sebagai stock bahan baku yang digunakan untuk memfasilitasi produksi atau memuaskan permintaan konsumen.rangkuty (2004:1) menyatakan bahwa persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persediaan (inventory) adalah suatu barang atau bahan yang disimpan dan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu serta meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan terhadap konsumen. 2.3.1 Peranan dan Fungsi Persediaan 2.3.1.1 Peranan Persediaan Pada dasarnya persediaan mempermudah atau mempelancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barangbarang serta menyampaikan kepada pelanggan. Persediaan bagi perusahaan, antara lain berguna untuk ; 1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.

18 2. Menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran. 3. Mempertahankan stabilitas atau kelancaran operasi perusahaan. 4. Mencapai penggunaan mesin yang optimal. 5. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya. 6. Membuat produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya. Persediaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena berfungsi menggabungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Adanya persediaan dapat memungkinkan bagi perusahaan untuk melaksanakan operasi produksi, karena faktor waktu antara oprasi itu dapat dihilangkan sama sekali atau diminimumkan. 2.3.1.2 Fungsi Persediaan Herjanto (2007:238), beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, sebagai berikut: 1. Menghilangkan risiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan. 2. Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. 3. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi. 4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di pasaran 5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon kuantitas. 6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang yang diperlukan. 2.3.2 Jenis dan Tipe Persediaan Heizer dan Render (2009:82-83) mengemukakan bahwa terdapat 4 jenis persediaan yang harus dipelihara perusahaan untuk mengakomodasi fungsi-fungsi persediaan, yaitu: 1. Persediaan bahan mentah (raw material inventory) Bahan-bahan yang biasanya dibeli,tetapi belum memasuki prose manufaktur dan digunakan untuk melakukan decouple (memisahkan) pemasok dari proses produksi.

19 2. Persediaan barang setengah jadi (WIP inventory) Komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai. WIP ada karena waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah produk (disebut waktu siklus) 3. MRO (Maintenance,Repair,Operating) Persediaan yang disedianakan untuk persediaan pemeliharaan, perbaikan, operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses tetap produktif. 4. Persediaan barang jadi Produk yang telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman tetapi masih merupakan aset dalam perusahaan. 2.3.3 Biaya-Biaya Persediaan Heizer dan Render (2009:91-92) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis biaya dalam persediaan antara lain: 1. Biaya penyimpanan (holding cost) yaitu biaya yang terkait dengan menyimpan atau (membawa) persediaan selama waktu tertentu. 2. Biaya pemesanan (ordering cost) mencakup biaya dari persediaan, formulir, proses pesanan, pembelian, dukungan administrasi dan seterusnya. Ketika pesanan sedang diproduksi, biaya pesanan juga ada, tetapi mereka adalah bagian dari biaya penyetelan. 3. Biaya peneyetelan (setup cost) adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin atau proses untuk membuat sebuah pesanan. Ini menyertakan waktu dan tenaga kerja untuk membersihkan serta mengganti peralatan atau alat penahan. Manajer operasi dapat menurunkan biaya pemesanan dengan mengurangi biaya penyetelan serta menggunakan prosedur prosedur yang efisien seperti pemesanan dan pembayaran elektronik. 2.4 Model Dasar Economic Order Quantity (EOQ) EOQ merupakan salah satu teknik pengendalian persediaan tertua dan paling terkenal. Teknik ini relatif mudah digunakan, didasarkan pada beberapa asumsi: 1. Jumlah permintaan diketahui dan sifatnya konstan 2. Lead Time, yaitu waktu diantara pemesanan pesanan dan penerimaan pesanan diketahui dan konstan

20 3. Penerimaan persediaan dilakukan secara keseluruhan dalam satu waktu 4. Potongan kuantitas tidak dimungkinkan (tidak mungkin diberikan diskon) 5. Variabel biaya yang ada adalah biaya penempatan pesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan persediaan (holding or carrying cost) 6. Pengaturan dilakukan supaya kekurangan stok dapat diatasi Berdasarkan pendapat Pardede, (2005:422) menyatakan bahwa Economic Order Quantitiy (EOQ) menunjukkan sejumlah barang yang harus dipesan untuk tiap kali pemesanan agar biaya persediaan keseluruhan menjadi sekecil mungkin. Keterangan: Berikut rumus yang biasa digunakan dalam perhitungan persediaan: EOQ = Q * = 2DS H Annual setup cost = D Q S Annual holding cost = Q 2 H Total unit cost = Unit cost (D) TC(Q*) = Total unit cost + D Q S + Q 2 H I = ½ Q* N= T= Q * = jumlah optimum unit per pesanan (EOQ) D = permintaan per periode S = biaya pemesanan untuk setiap pesanan H = biaya penyimpanan per unit per tahun Q = jumlah unit per pesanan TC = biaya total Permintaan Kuantitas pesanan = D Q * Jumlah hari kerja per tahun N I = rata-rata tingkat persediaan (average inventory) N = jumlah pemesanan yang diperkirakan selama setahun T = waktu antara pesanan yang diperkirakan

21 Gambar 2.1 Grafik EOQ Sumber: Rangkuty (2005:28) 2.4.1 Lead Time Zulfikarijah (2005:96) menyatakan bahwa lead time merupakan waktu yang dibutuhkan antara pemesanan dengan barang sampai diperusahaan, sehingga lead time berhubungan dengan reoder point dan saat penerimaan barang. Lead Time muncul karena setiap pesanan membutuhkan waktu dan tidak semua pesanan bisa dipenuhi seketika, sehingga selalu ada Jeda waktu. Lead time sangat berguna bagi perusahaan yaitu pada saat persediaan mencapai nol, pesanan akan segera tiba diperusahaan. Dalam EOQ, lead time diasumsikan konstan artinya dari waktu ke waktu selalu tetap misal lead time 30 hari, maka akan berulang dalam setiap periode. Akan tetapi dalam prakteknya lead time banyak berubah-ubah, untuk mengantisipasinya perusahaan sering menyediakan Safety Stock. Dari pembahasan diatas faktor waktu sangatlah penting dalam pengisian kembali persediaan karena terdapat perbedaan waktu yang kadang cukup lama saat mengadakan pesanan untuk menggantikan atau pengisian kembali persediaan. 2.4.2 Safety Stock Rangkuty (2004:10) menyatakan bahwa pengertian persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). Sedangkan pendapat serupa dikemukakan Sofjan Assauri (2004:186) yaitu persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadi kekurangan bahan (Stock Out). Pendapat lain dikemukakan Zulfikarijah (2005:96) Safety stock merupakan persediaan yang digunakan dengan tujuan supaya tidak terjadi stock out (kehabisan stock). Tujuan safety stock adalah untuk meminimalkan terjadinya stock out dan mengurangi penambahan biaya penyimpanan dan biaya stock out total, biaya

22 penyimpanan disini akan bertambah seiring dengan adanya penmbahan yang berasal dari reorder point oleh karena adanya safety stock. Keuntungan adanya safety stock adalah pada saat jumlah permintaan mengalami lonjakan, maka persediaan pengaman dapat digunakan untuk menutup permitaan tersebut. 2.4.3 Reorder Point Rangkuty (2004:83) menyatakan bahwa Reorder Point (ROP) adalah strategi operasi persediaan merupakan titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan adanya Lead time dan safety stock. Sedangkan pendapat lain dikemukakan Gasperz (2004:291) mengatakan bahwa tarik dari reorder point menimbulkan cash loading input ke setiap tingkat adalah output dari tingkat atau tahap sebelumnya sehingga menyebabkan kesaling tergantungan diantara tingkat-tingkat dalam sistem distribusi. Lebih jauh lagi Gasperz menambahkan dalam sistem ROP setiap pusat ditribusi pada tingkat lebih rendah meramalkan permintaan untuk produk guna melayani pelanggannya, kemudian memesan dari pusat distribusi pada tingkat yang lebih tinggi apa bila kuantitas dalam stock pada pusat distribusi yang lebih rendah mencapai ROP Adapun beberapa faktor untuk menentukan Reorder Point (ROP) diantaranya menurut Petty (2005:279) adalah; 1. Pengadaan atau stock selama masa pengiriman 2. Tingkat pengamanan yang diinginankan 2.4.4 QM for Windows Pada penelitian ini digunakan Software QM for Windows. QM for Windows adalah sebuah software yang dirancang untuk melakukan perhitungan yang diperlukan pihak manajemen untuk mengambil keputusan di bidang produksi dan pemasaran. Software ini dirancang oleh Howard J. Weiss tahun 1996 untuk membantu menejer produksi khususnya dalam menyusun prakiraan dan anggaran untuk produksi bahan baku menjadi produk jadi atau setengah jadi dalam proses pabrikasi. Software ini dibekali beberapa modul, namun yang akan dibahas kali ini adalah pengoperasian modul forecasting dan inventory. Yang patut diketahui, software ini dirancang hanya untuk membantu perhitungannya saja jadi kita harus dapat menginterpretasikan masalah teori forecasting dan inventory.

23 2.5 Kerangka Pemikiran PT. Bintang Langit Semesta Forecasting Linier Regression, Exponential Smoothing, Weighted Moving Average and Moving Average MAD dan MSE Melakukan peramalan terhadap permintaan konsumen. Economic Order Quantity Menentukan jumlah persediaan barang Rekomendasi Riset