BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Poket periodontal didefinisikan sebagai pendalaman sulkus gingiva secara patologis, merupakan gejala klinis paling penting dari penyakit periodontal. Pendalaman sulkus gingiva ini bisa terjadi oleh karena pergerakan margin gingiva ke arah koronal atau karena berpindahnya perlekatan gingiva ke arah apikal atau bisa juga kedua-duanya. Berdasarkan hubungannya dengan tulang alveolar yang tersisa, poket periodontal diklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu poket infraboni dan poket supraboni. Poket supraboni yaitu dasar poket lebih ke arah koronal dari puncak tulang alveolar dan terjadi kerusakan tulang secara horisontal sedangkan poket infraboni yaitu dasar poket lebih ke arah apikal dari puncak tulang alveolar dengan kerusakan tulang secara vertikal (Newman dkk., 2012). Bakteri pada mulut terutama bakteri patogen, seperti Porphyromonas gingivalis dan Aggregatibacter actinomycetecomitans, mempunyai faktor virulensi yang kuat, dan dapat menempel pada permukaan intra oral seperti gigi, material restorasi, material prostetik, perimukosa implant, dan pada mukosa mulut yang mempunyai karakteristik epitelial bervariasi. Para klinisi telah mencoba untuk mempercepat proses pembentukan tulang pada kerusakan periodontal dengan menambahkan berbagai variasi bahan bone graft dengan harapan material tersebut dapat menstimulasi regenerasi dari sementum, ligamen periodontal, dan tulang alveolar. Ilmu pengetahuan terbaru menyatakan bahwa jaringan baru 1
2 terbentuk dari populasi sel sehingga timbul usaha untuk menstimulasi sel yang berlokasi pada kerusakan jaringan periodontal (Newman dkk., 2012). Berbagai macam material sintetis dan biologis untuk meningkatkan tulang dan meningkatkan regenerasi tulang telah banyak tersedia. Matriks material jaringan yang tersedia antara lain alogenik, xenogenik, dan bahan cangkok sintetis. Bahan cangkok tulang autogenous merupakan gold standard untuk perawatan kerusakan dan defisiensi tulang. Autogenous bone graft mempunyai beberapa kekurangan seperti: 1) kurang tersedianya jaringan yang dapat ditransplantasi, 2) kematian jaringan setelah operasi, dan 3) bentuk yang kurang memadai. Perkembangan ilmu dan teknologi, akhir-akhir ini mulai dikembangkan bahan cangkok tulang alloplastik yang bahan dasarnya berasal dari sumber daya alam dan dikemas dalam sediaan komposit padat yang dilapis gelatin sehingga cukup stabil dan praktis saat digunakan. Material baru menyerupai tulang yang lebih mirip lagi komposisinya dengan struktur anorganik tulang, yaitu mineral Carbonate-Hydroxyapatite (CHA) (Ana dkk., 2009 dan Kaigler dkk., 2011). Ozon adalah molekul triatomik dengan simbol O3 terbentuk terus menerus pada bagian atas atmosfer selama adanya sinar matahari. Pada tahun 1870 terdapat penelitian bahwa ozon digunakan sebagai terapi untuk memurnikan darah oleh C. Lender di Jerman. Literatur menyebutkan bahwa ozon telah digunakan sebagai disinfektan pada tahun 1881, hal ini ditulis pada book of Diptheria (Komali, 2012). Ozonated olive oil adalah olive oil murni yang telah diozonisasi menggunakan campuran aliran ozon-oksigen dalam rasio 5:95% sampai olive oil
3 berubah dari cairan berwarna kehijauan menjadi gel putih. Saat ini ozon banyak diteliti di dalam bidang kedokteran gigi sebagai agen antiseptik alternatif dan dibidang lain telah digunakan dalam pemurnian air dan pengawetan makanan. Anti mikroba yang kuat terhadap bakteria, fungi, protozoa, dan virus merupakan salah satu efek ozon. Pada penelitian terbaru dinyatakan bahwa ozon dalam bentuk gas dan cairan mempunyai efek antimikrobial terhadap infeksi karies dan endodontik. Ozon mempunyai tingkat biokompatibilitas yang tinggi terhadap fibroblas, sementoblas, dan sel epitel, sehigga layak digunakan untuk infeksi penyakit mulut seperti penyakit periodontal, periodontitis apikal, dan periimplantitis. (Huth dkk., 2006. Hakayumo dkk., 2013, dan Shoukheba dan Ali, 2014). Jaringan tulang diketahui memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi spontan, seperti remodelling. Peristiwa ini merupakan faktor biologis yang komplek dan dan multifaktorial (migrasi sel, proliferasi, adhesi, diferensiasi, selain vascular neoformation) diatur oleh growth factor, yang disekresi sel tulang dan oleh sel reaktif di presentasikan pada lokasi kerusakan (Peres dan Lamano, 2011). Periodontitis ditandai dengan resorpsi tulang yang terlokalisir, patogenesis periodontitis melibatkan kehadiran dari plak bakteri yang menyebabkan reaksi inflamasi lokal pada host. Hal ini mengakibatkan edema, infiltrasi leukosit, dan pelepasan mediator inflamasi sehingga terjadi pembentukan poket periodontal, terlepasnya jaringan ikat, resorpsi tulang alveolar, dan menyebabkan kehilangan gigi. Menurut tingkat keparahannya periodontitis kronis dibagi menjadi
4 periodontitis ringan Clinical Attachment Level (CAL) 1-2 mm, sedang 3-4 mm, parah >5 mm. Penyembuhan kerusakan tulang terjadi setelah satu bulan pencangkokan dan terlihat jelas pada radiografis setelah 3 bulan pencangkokan, sedangkan tingkat mineralisasi dan kepadatan tulang akan meningkat secara signifikan pada 6 bulan setelah pencangkokan (Menezes dkk., 2005, Newman dkk., 2012, dan Groeneveld dan Burger, 2000). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan: Apakah kombinasi ozonated olive oil dan carbonate hydroxyapatite efektif terhadap regenerasi periodontal pada perawatan poket infraboni ditinjau dari probing depth, clinical attachment level, dan tinggi tulang alveolar? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi ozonated olive oil dan carbonate hydroxyapatite efektif terhadap regenerasi periodontal pada perawatan poket infraboni ditinjau dari probing depth, clinical attachment level, dan tinggi tulang alveolar. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi ilmiah tentang efek kombinasi ozonated olive oil dan carbonate hydroxyapatite terhadap regenerasi periodontal pada perawatan pasien poket infraboni. 2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam perawatan poket infraboni.
5 E. Keaslian Penelitian Penelitian ozonated olive oil sebagai terapi tambahan untuk periodontitis yang pernah ada yaitu, Effect of subgingival applfication of topical ozonated olive oil in the treatment of chronic periodontitis: a randomized, controlled, double blind, clinical and microbiological study (Patel dkk., 2012). Pada penelitian tersebut grup perlakuan yang mendapatkan ozonated olive oil menunjukkan parameter klinis dan mikrobiologi yang lebih baik daripada grup kontrol. Penelitian tentang efektivitas kombinasi ozonated olive oil dan carbonate hydroxyapatite efektif terhadap regenerasi periodontal pada perawatan poket infraboni ditinjau dari probing depth, clinical attachment level, dan tinggi tulang alveolar sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan.