2015 PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE DAN PENERAPAN CARBON MANAGEMENT ACCOUNTING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memicu terjadinya pemanasan global. Padahal konsep mengenai green accounting

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dunia ini istilahnya tidak akan berputar. Keterkaitan antara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Didorong oleh issue perubahan iklim dunia yang menghangat belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi banyak perusahaan di Indonesia yang tidak memperhatikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pabrik-pabrik, pembangkit listrik, kendaraan transportasi dan pertanian. Dua ratus

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling

tersebut terdapat di atmosfer. Unsur-unsur yang terkandung dalam udara dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, banyak sekali perbincangan mengenai masalah

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan dampak yang serius. Perusahaan yang berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan pemimpin politik untuk merespon berbagai tantangan dari ancaman

EMISI KARBON DAN POTENSI CDM DARI SEKTOR ENERGI DAN KEHUTANAN INDONESIA CARBON EMISSION AND CDM POTENTIAL FROM INDONESIAN ENERGY AND FORESTRY SECTOR

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PERAN PROTOKOL KYOTO DALAM MENGURANGI TINGKAT EMISI DUNIA MELALUI CLEAN DEVELOPMENT MECHANISM

BAB I PENDAHULUAN. saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. radiasi inframerah (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim adalah meningkatnya suhu di bumi secara global atau sering

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

Kerjasama Internasional Mengenai Perubahan Iklim ME4234 KEBIJAKAN IKLIM

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan

STANDAR INDUSTRI HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. Global warming atau pemanasan global dibicarakan di mana-mana. Bencana alam

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB V PENUTUP. Bursa Efek Indonesia periode , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. asing. Indonesia telah menjadikan Jepang sebagai bagian penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tentang. dampak positif secara keseluruhan pada masyarakat.

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEKANISME PERDAGANGAN KARBON: PELUANG DAN TANTANGAN INDONESIA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. begitu halnya di Indonesia. Perdagangan bebas menempatkan lingkungan usaha

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan dapat diakses dengan mudah. Globalisasi telah mempengaruhi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB III PARTISIPASI JEPANG DALAM PENANGANAN ISU PERUBAHAN IKLIM GLOBAL (PROTOKOL KYOTO) 3.1 Isu Perubahan Iklim Global (Global Climate Change)

I. PENDAHULUAN. mencapai 2324,7 juta ton/tahun (Ditjenbun, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak masyarakat, baik secara perorangan maupun kelompok,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pihak-pihak yang memiliki kepentingan di perusahaan tersebut. Pada

BAB I PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut untuk memerhatikan hal hal yang bisa dibilang jauh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. periode tahun pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa


BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun perusahaan hanya fokus pada tujuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak-banyaknya, selain itu memenuhi keinginan stakeholder dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

Pengaruh Exchange Rate Dan Trading Volume Activity Terhadap Harga Saham

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

Environmental Accounting : an overview

BAB I PENDAHULUAN. Industri biasa dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bersaing dengan kompetitornya.

BAB I PENDAHULUAN. disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Angka laba diperkirakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia sejak diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janeiro,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Akuntansi Manajemen Lingkungan/ Environmental Management

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

hukum selama delapan tahun, ketiga perusahaan ini dikenai denda sebesar Rp dan usahanya ditutup (Nicholson, 2010). Berdasarkan kedua kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial atau biasa dikenal dengan Corporate Social Responsibility

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pendapatan yang terdapat dalam laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. harus memberikan informasi yang berguna bagi investor potensial dan kreditur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri manufaktur semasa krisis global lalu tahun termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan serta memakmurkan para pemegang saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam laporan tahunan perusahaan (annual report). Informasi tambahan itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan Houston, 2001). Setiap perusahaan mengeluarkan informasi ialah laporan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara alami perusahaan memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan maksimal untuk mempertahankan keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability). Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup (McWilliams dan Siegel, 2001). Berdasarkan pernyataan di atas dapat dilihat bahwasanya perusahaan harus memiliki strategi yang baik untuk melakukan aktivitas nya agar tetap memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Konsep mengenai green accounting sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa, diikuti dengan mulai berkembangnya penelitian-penelitian yang terkait dengan isu mengenai konsep akuntansi lingkungan di tahun 1980-an (Gray, dkk., 1996). Begitu pula ditandai dengan di sahkan nya Protokol Kyoto pada tahun 2005, yaitu sebuah perjanjian internasional terkait dengan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), menetapkan target pengurangan emisi yang mengikat secara internasional. Jika sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02 C hingga 0,28 C pada tahun 2050. Bagi Indonesia, pengesahan protokol kyoto memiliki beberapa keuntungan. Diantaranya, menegaskan kembali pada komitmen prinsip tanggung jawab bersama yang dibedakan, melaksanakan pembangunan berkelanjutan khususnya untuk menjaga kestabilan kontroversi gas rumah kaca di atmosfer dan tidak membahayakan iklim bumi,dan mendatangkan peluang investasi tambahan dari negara industri ke negara berkembang (menlh.go.id).

2 Adapun upaya yang dilakukan oleh perusahaan di dunia dalam pengelolaan aktivitas usahanya dalam memenuhi persyaratan Protokol Kyoto yaitu dengan adanya peraturan dalam bidang akuntansi manajemen, yaitu sistem carbon management accounting ( akuntansi manajemen karbon) yang berfungsi dalam pengumpulan informasi dan menanggapi peraturan pasar yang berkembang. Sistem akuntansi manajemen juga merancang keberlanjutan laporan sesuai dengan Global Reporting Initiative (GRI) dan keberlanjutannya dapat diunggulkan untuk tujuan analisis investasi keuangan. Janek Ratnatunga pada tahun 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Carbon Cost Accounting: The Impact of Global Warming on the Cost Accounting Profession, mengemukakan bahwa profesi akuntansi terkena imbas karena adanya carbon management accounting dimana perusahaan mulai mempertimbangkan penerapan clean development mechanism sebagai prosedur standar operasi perusahaan yang bertujuan untuk mereduksi emisi karbon yang dihasilkan oleh operasional perusahaan. Selain itu juga informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen menjadi elemen penting dalam penerapan carbon management accounting di perusahaan. Clean Development Mechanism adalah sebuah peraturan mengenai praktik dan prosedur bisnis yang ramah lingkungan dimana setiap perusahaan yang telah menerapkan clean development mechanism akan mendapat sertifikat yang bernama Certified Emission Reduction (CER) yang merupakan sertifikat atas pengurangan emisi karbon yang dilakukan oleh perusahaan tersebut yang dapat dilihat di halaman resmi www.unfccc.int. Di indonesia sebenarnya pemerintah indonesia juga membuat beberapa peraturan dan undang-undang untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi pada lingkungan yaitu Undang-undang No. 23 Tahun 1997 yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup, berdasarkan PP. No. 27 tahun 1999 pemerintah indonesia juga mengharuskan adanya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dari suatu proyek.

3 Diberitakan oleh finance.detik.com pada 10 juni 2010 bahwasanya saham perusahaan British Pertoleum anjlok hingga 15,7% dan terpuruk hingga dibawah 30 US Dollar per lembar karena para investor khawatir biaya penanganan minyak di teluk meksiko akan membengkak. Pada tanggal 20 April 2010 British Petroleum membuat sejarah kelam akibat meledaknya kilang minyak teluk meksiko yang menyebabkan 11 pekerja tewas dan mencemari perairan sekitar. Kasus tersebut juga menimbulkan kemarahan warga AS, pemerintahan Obama menghadapi tekanan untuk mempertanyakan akuntabilitas British Petroleum dalam menangani kasus pencemaran terburuk dalam sejarah AS itu. Lembaga pemeringkat Moody s Investor Service, Standard & Poor s dan Fitch Ratings menurunkan peringkat kredit British Petroleum yang akan terus berlanjut dan bergantun pada seberapa besar dan bagaimana penanganan tumpahan minyak tersebut. Dilansir oleh kompas.com pada tanggal 15 oktober 2014 bahwa hingga tahun 2011, indonesia merupakan penghasil emisi karbon tertinggi ke 6 di dunia yaitu sebesar 2, 05 miliar ton emisi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh World Resources Institute (WRI) di Washington DC, dimana Tiongkok berada diposisi pertama yaitu dengan lebih dari 10,26 miliar ton emisi, Amerika berada di posisi kedua dengan jumlah emisi sebesar 6,2 miliar ton emisi, Uni Eropa di posisi ketiga dengan jumah 4,3 miliar ton emisi, Rusia menghasilkann 2,2 miliar ton emisi dan Jepang yang berada di posisi 8 dengan 1,17 miliar ton emisi CO2. Fakta diatas menunjukkan bahwa perlunya upaya perusahaan di indonesia untuk meningkatkan kembali kinerja lingkungannya. Menurut Ignatius et al (2006) Kinerja Lingkungan (Environmental Performance) adalah kinerja perusahaan dalam rangka mencapai lingkungan yang baik (green). Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen lingkungan yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya. Sementara menurut Retno dan Priatninah (2012) kinerja lingkungan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap dampak negatif yang dihasilkan oleh aktivitas operasinya. Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap

4 lingkungannya, image perusahaan semakin meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra baik di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan maka akan membuat konsumen semakin loyal sehingga dalam jangka panjang profitabilitas perusahaan akan meningkat. Hasil kinerja lingkungan sebuah perusahaan dapat dilihat melalui sebuah program Kementrian Lingkungan Hidup yang bernama PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) yang dilaksanakan pemerintah indonesia sejak tahun 2002. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebagai perusahaan pertama di wilayah Asia Tenggara yang memperoleh Certified Emission Reduction (CER) pada tahun 2008 dari UNFCC yang memicu perusahaan manufaktur lainnya di Indonesia untuk mulai menerapkan Clean Development Mechanism (CDM) dalam kegiatan operasionalnya. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut merupakan perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka (Hariyani, 2010: 29). Efek yang diperdagangkan oleh perusahan-perusahaan manufaktur tersebut salah satunya adalah efek ekuitas yang berupa saham. Harga saham tersebut dapat dilihat pergerakannya dengan menggunakan indikator indeks harga saham. Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui tren pergerakan harga saham perusahaan. Muhammad Ja far S. & Lisa Kartikasari mengungkapkan dalam penelitiannya yang berjudul Carbon Accounting: Implikasi Strategis Perekayasaan Akuntansi Manajemen, bahwa terdapat lima faktor dalam paradigma carbon accounting yaitu Standar Akuntansi Karbon, Sistem Kontrol Manajemen, Manajemen Produksi, Corporate Governance, dan Audit. Namun hanya tiga faktor yang berdampak secara signifikan yaitu Sistem Kontrol Manajemen, Manajemen Produksi, dan Corporate Governance. Pada penelitian kali ini peneliti akan lebih memfokuskan pada salah satu faktor saja yaitu,

5 corporate governance, karena selain corporate governance merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap carbon management accounting, corporate governance juga berpengaruh terhadap kinerja lingkungan dan indeks harga saham pada perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di BEI. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Flammer (2012) tentang pengaruh kinerja lingkungan terhadap harga saham mendapatkan hasil bahwasanya perusahaan yang memiliki tanggung jawab kepada lingkungan mengalami kenaikan harga saham yang signifikan sementara perusahaan yang tidak bertanggungjawab kepada lingkungan mengalami penurunan harga saham yang signifikan pula. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ervinah (2012) mengungkapkan bahwa pengungkapan sosial yang terdiri dari pengungkapan indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan, dan indikator kinerja sosial baik secara parsial ataupun simultan tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Adapun penelitian sebelumnya mengenai carbon management accounting dilakukan oleh Cynthia Mugi pada tahun 2014 yang mengemukakan bahwa terdapat pengaruh positif dari penerapan carbon management accounting terhadap indeks harga saham. Dari uraian yang telah penulis paparkan diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Environmental Performance dan Penerapan Carbon Management Accounting Terhadap Indeks Harga Saham dimana penelitian akan dilakukan terhadap perusahaan manufaktur di indonesia yang telah mendapatkan peringkat PROPER dari Kementrian Lingkungan Hidup dan menerapkan Clean Development Mechanism dari UNFCCC dan listing di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Environmental Performance memiliki pengaruh terhadap Indeks Harga Saham pada perusahaan manufaktur di Indonesia?

6 2. Apakah Carbon Management Accounting memiliki pengaruh terhadap Indeks Harga Saham pada perusahaan manufaktur di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh dari Environmental Performance terhadap Indeks Harga Saham pada perusahaan manufaktur di Indonesia.. 2. Mengetahui pengaruh dari Penerapan Carbon Management Accounting terhadap indeks harga saham pada perusahaan manufaktur di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis. Semoga apa yang dicita-citakan peneliti sesuai dengan apa yang dihasilkan dari penelitian ini, dengan manfaat-manfaat sebagai berikut. 1) Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini diuraikan seperti di bawah dengan maksud untuk memberikan: 1) Sebagai gambaran pengaruh dari Environmental Performance dan Penerapan Carbon Management Accounting terhadap Indeks Harga Saham perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. 2) Sebagai suatu karya ilmiah yang disusun oleh peneliti dan karya ilmiah ini dapat menjadi penerapan teori yang peneliti dapat saat di bangku kuliah. 2) Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini diuraikan di bawah dengan maksud untuk:

7 1) Menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca dalam mengkaji Environmental Performance dan Carbon Management Accounting; 2) Menambah perbendaharaan penelitian yang berkenaan dengan Environmental Performance dan Carbon Management Accounting; 3) Pemanfaatan serta pengaruh dari penerapan Environmental Performance dan Carbon Management Accounting terhadap Indeks Harga Saham pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia.