ABSTRAK PENGARUH NIAT UNTUK PATUH, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu. mengoptimalkan penerimaan pajak.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudah dipahami dan diinterprestasikan. Pengujian ini bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pratama Bangka Selindung, Pangkal Pinang. Pengumpulan data dilaksanakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang telah disebar kepada wajib pajak orang pribadi yang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ABSTRAK PENGARUH NIAT UNTUK PATUH, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI. DAN SANKSI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PAJAK PADA WAJIB PAJAK PKP BADAN DI KPP PRATAMA TANJUNGPINANG Oleh : Octa Anggita W. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah niat untuk patuh, modernisasi sistem administrasi, dan sanksi berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pajak. Data yang digunakan adalah melalui kuesioner yang diperoleh dari sampel 96 wajib pajak PKP Badan di KPP Pratama Tanjungpinang. Semua pertanyaan diukur menggunakan skala ordinal dengan 5 peringkat jawaban dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Data diolah menggunakan program SPSS 17. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Kualitatif dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, dan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel niat untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan pajak, variabel modernisasi sistem administrasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan pajak, sanksi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan pajak. Kata kunci: Niat, Modernisasi Sistem Administrasi, Sanksi, Kepatuhan Pajak

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pajak di Indonesia telah dipergunakan oleh Negara sebagai sumber penerimaan terbesar setelah migas dalam menutupi belanja Negara, sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara setiap tahunnya. Pendapatan dari sektor pajak setiap tahun anggaran selalu diupayakan mengalami kenaikan. Hal ini sejalan dengan fungsi pajak itu sendiri baik sebagai alat budgeter maupun alat regulator. Pajak adalah kontribusi Wajib Pajak kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1 angka 1 UU KUP dalam Diana & Setiawati, 2010). Besarnya jumlah penerimaan pajak tidak terlepas dari peran serta wajib pajak dalam pelaksanaan sistem pemungutan pajak. Kepatuhan pajak merupakan masalah utama bagi banyak otoritas pajak dan itu bukan tugas yang mudah untuk membujuk pembayar pajak untuk mematuhi persyaratan pajak meskipun 'hukum pajak tidak selalu tepat (James & Alley, 2004:29 dalam Palil & Mustapha, 2011). Kepatuhan perpajakan pada prinsipnya adalah tindakan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 1 angka 2 UU KUP). Penerimaan pajak yang optimal dapat dilihat dari berimbangnya tingkat penerimaan pajak aktual dengan penerimaan pajak potensial atau tidak terjadi tax gap. Oleh karena itu, kepatuhan Wajib Pajak merupakan faktor penting yang mempengaruhi realisasi penerimaan pajak. Berbagai kebijakan dalam bentuk ekstensifikasi dan inensifikasi telah dibuat oleh pemerintah untuk mencapai target penerimaan pajak. Kebijakan ini mebawa pengaruh terhadap masyarakat, dunia usaha, dan pihak-pihak yang berkaitan dengan pajak. Rendahnya kepatuhan wajib pajak dapat disebabkan oleh niat wajib pajak, sistem adminitrasi serta presepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan. Tingkat kepatuhan pajak diantaranya dapat dilihat dari sisi psikologi wajib pajak. Pembahasan bidang psikologi mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan wajib pajak adalah Theory of Planned Behavior. Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Niat wajib pajak untuk patuh merupakan suatu keadaan dimana seorang wajib pajak memiliki kecendrungan atau keputusan untuk berperilaku patuh pada ketentuan perpajakan. Kecendrungan adalah kecondongan wajib pajak untuk patuh atau tidak patuh terhadap ketentuan perpajakan. Keputusan adalah tindakan yang akan diambil oleh wajib pajak untuk

patuh atau tidak patuh terhadap ketentuan peraturan perpajakan. (Pangestu & Rusmana, 2012) menyimpulkan bahwa perilaku kepatuhan pajak merupakan perilaku yang didasari niat wajib pajak untuk patuh. Niat seseorang dapat diwujudkan dalam perilaku tergantung pada ada atau tidaknya kendali yang nyata di lapangan. Sehingga untuk memunculkan niat tersebut diperlukan sistem pengawasan yang intensif oleh aparat pajak serta penerapan aturan perpajakan secara tegas dan adil kepada seluruh wajib pajak. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, peningkatan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak serta perbaikan-perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan. Reformasi perpajakan tersebut dapat berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan sehingga bisa meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam mematuhi kewajiban perpajakannya, meningkatkan tanggung jawab aparatur pemerintah agar tidak melakukan kecurangan dan melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya dan dapat meningkatkan potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal. Salah satu reformasi perpajakan yaitu merubah sistem pemungutan pajak di indonesia menjadi self assessment system. Dalam self assessment system wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar, melaporkan, dan mempertanggungjawabkan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku (Resmi, 2009). Konsep modernisasi sistem administrasi perpajakan pada prinsipnya adalah merupakan perubahan pada sistem administrasi perpajakan yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat serta tata nilai organisasi sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi suatu institusi yang profesional dengan citra yang baik di masyarakat. Sistem administrasi perpajakan modern juga mengikuti kemajuan teknologi dengan pelayanan yang berbasis e- system seperti e-spt, e-filing, e-payment, dan e-registration yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif yang ditunjang dengan penerapan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas dan pelaksanaan good governance. Tingkat kepatuhan wajib pajak juga dapat dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adalah persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak. Terdapat undang-undang yang mengatur tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Agar peraturan perpajakan dipatuhi, maka harus ada sanksi perpajakan yang tegas bagi para pelanggarnya. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakannya bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya (Nugroho, 2006). Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan baik PPh maupun PPN dikenakan sanksi berupa denda, bunga, kenaikan, pidana dan denda, dan pidana atau denda (Muljono, 2008). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis mengajukan judul tentang Pengaruh Niat Untuk Patuh, Modernisasi Sistem Administrasi, dan Sanksi Terhadap Tingkat Kepatuhan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah pada penelitian ini yaitu : 1. Apakah niat untuk patuh berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang? 2. Apakah moderenisasi sistem administrasi berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang? 3. Apakah sanksi berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang? 4. Apakah niat untuk patuh, sanksi, dan modernisasi sistem administrasi secara bersamaan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh niat terhadap tingkat kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang 2. Untuk mengetahui pengaruh moderenisasi sistem administrasi terhadap tingkat kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang. 3. Untuk mengetahui pengaruh sanksi terhadap tingkat kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang 4. Untuk mengetahui pengaruh niat, sanksi, dan modernisasi sistem administrasi secara bersamaan terhadap tingkat kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang. LANDASAN TEORI Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Diana & Setiawati, 2010). Menurut (Soemitro, 1994), pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbale (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Kepatuhan Pajak Kepatuhan pajak adalah tindakan seseorang mengajukan pengembalian pajak mereka, menyatakan semua penghasilan kena pajak akurat, dan menyalurkan semua hutang pajak dalam waktu yang ditentukan tanpa harus menunggu tindak lanjut dari otoritas (Singh, 2003 dalam Palil & Mustapha, 2011). Menurut (Chaizi, 2004), Kepatuhan wajib pajak didefinisikan sebagai berikut: 1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri

2. Kepatuhan wajib pajak untuk menyampaikan kembali SPT 3. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang 4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan Wajib pajak dimasukan dalam kategori wajib pajak patuh apabila memenuhi kriteria atau persyaratan seebagai berikut: 1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) untuk semua jenis pajak dalam dua tahun terakhir. 2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pemabayaran pajak. 3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. 4. Dalam hal pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5%. Niat Untuk Patuh Niat diasumsikan untuk menangkap faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku dan untuk menunjukkan seberapa besar individu bersedia untuk mencoba atau berapa banyak usaha mereka akan mengerahkan untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1991). Menurut (See, 2011), Ada dua komponen yang terlibat dalam sikap terhadap perilaku : 1. Sikap terhadap biaya pajak yang diharapkan dimasa depan 2. Sikap terhadap keadilan sistem pajak Niat adalah kecendrungan wajib pajak orang pribadi untuk melakukan perilaku kepatuhan pajak. Pembahasan bidang psikologi mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan wajib pajak adalah Theory of Planned Behavior. (Ajzen, 1991) Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berprilaku. Modernisasi Sistem Administrasi Modernisasi sistem administrasi perpajakan adalah proses dari penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban-kewajiban dan hak-hak wajib pajak yang berdasarkan fungsi dan bukan jenis pajak, dengan adanya pemisahan fungsi antara fungsi pelayanan, pengawasan, pemeriksaan, keberatan dan pembinaan yang tersebar pada masing-masing seksi teknis (Fasmi & Misra, 2012). Sanksi Landasan hukum mengenai sanksi perpajakan diatur dalam masing-masing pasal Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan. Sanksi perpajakan dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan pelanggaran terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan (Fermatasari, 2013).

Wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan baik PPh maupun PPN dikenakan sanksi berupa denda, bunga, kenaikan, pidana dan denda, dan pidana atau denda (Muljono, 2008). METODA PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Pengusaha Kena Pajak Badan Tanjungpinang yang terdaftar di KPP Pratama Tanjungpinang sampai dengan 30 Maret 2014 yaitu sebanyak 1.220 wajib pajak. Teknik menentukan ukuran sampel yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus Slovin yaitu: N n = N. d 2 + 1 Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d 2 = Presisi yang ditetapkan (10%) 1.220 1.220 1.220 n = (1.220). (0,1) 2 + 1 = (1.220). (0,01) + 1 = 13,2 = 92,4 92 responden Variabel Dependen Kepatuhan Pajak Pengukuran kepatuhan pajak menggunakan kuisoner yang diambil dari (Fasmi & Misra, 2012). Skala yang digunakan yaitu skala ordinal. Kepatuhan pajak diukur dengan menggunakan instrumen yang mengacu pada indikator kepatuhan untuk mendaftarkan diri sebagai pengusaha kena pajak (PKP), kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang, kepatuhan untuk melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam pembayaran tunggakan pajak. Variabel Independen Niat Untuk Patuh Berdasarkan penelitian (Pangestu & Rusmana, 2012), niat merupakan sebagai variabel moderating. Niat dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu: sikap, norma subyektif, dan kontrol keprilakuan. Untuk mengukur niat, penulis menggunakan kuisoner yang diambil dari (Pangestu & Rusmana, 2012). Namun dalam penelitian ini, kuisoner yang digunakan merupakan gabungan dari tiga variabel yang mempengaruhi niat untuk patuh. Skala yang digunakan yaitu skala ordinal. Dalam mengukur variabel laten niat untuk patuh, responden akan dimintai pendapatnya tentang kekuatan keyakinan perilaku (behavioral beliefs strength), hasil dari suatu perilaku, evaluasi atas hasil tersebut (outcome evaluation), kekuatan keyakinan tentang harapan normatif orang lain (normative beliefs strength), motivasi untuk memenuhi harapan tesebut (motivation to comply),

besarnya keyakinan orang tersebut terhadap kontrol yang dimilikinya, keyakinan orang tersebut atas kesanggupannya untuk melakukan kepatuhan pajak, kemauan, dan motivasi atau dorongan untuk melakukan kepatuhan pajak. Modernisasi Sistem Administrasi Pengukuran Modernisasi Sistem Administrasi menggunakan kuisoner yang diambil dari (Fasmi & Misra, 2012). Skala yang digunakan yaitu skala ordinal. Indikator pengukuran untuk modernisasi sistem administrasi perpajaka ini meliputi: struktur organisasi, implementasi pelayanan, strategi organisasi dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan budaya organisasi. Sanksi Pengukuran kepatuhan pajak menggunakan kuisoner yang diambil dari (Fermatasari, 2013). Skala yang digunakan yaitu skala ordinal. Indikator untuk pengukuran variabel sanksi meliputi: sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat, sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat ringan, pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana mendidik wajib pajak, sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi, pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan. Analisis Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Niat (X1) 96 34 70 58.14 7.676 Modernisasi Sistem Administrasi (X2) 96 27 60 48.46 6.329 Sanksi (X3) 96 11 25 18.32 3.323 Kepauhan Pajak (Y) 96 23 45 36.90 5.004 Valid N (listwise) 96 Sumber : Output SPSS 21 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel Niat Untuk Patuh memiliki nilai minimum 34, nilai maksimum 70, nilai rata-rata 58.14 dan standar deviasi 7.676. Variabel Modernisasi Sistem Administrasi memiliki nilai minimum 27, nilai maksimum 60, nilai rata-rata 48.46 dan standar deviasi 6.329. Variabel Sanksi memiliki nilai minimum 11, nilai maksimum 25, nilai rata-rata 18.32 dan standar deviasi 3.323. Variabel Pemeriksaan memiliki nilai minimum 23, nilai maksimum 45, nilai rata-rata 36.90 dan standar deviasi 5.004. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regreasi, variabel independen dan variabel dipenden keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal, salah satu metode ujinya adalah

Model dengan menggunakan metode analisis grafik, baik secara normal plot atau grafik histogram. Uji statistik ini dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Nilai signifikan > 0,05 maka, Ho = data residual berdistribusi normal Ha = data residual tidak berdistribusi normal. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 96 Normal Parameters a,b Mean.0000000 Std. Deviation 4.53801086 Absolute.049 Most Extreme Differences Positive.049 Negative -.049 Kolmogorov-Smirnov Z.482 Asymp. Sig. (2-tailed).974 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS 21 Dari hasil output Tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig 2-tailed) sebesar 0.974. Karena signifikansi lebih besar dari 0.05 maka residual terdistribusi dengan normal. Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas antara variabel independen pada model regresi digunakan VIF (variance inflation factor). Berdasarkan hasil yang di tunjukan dalam output spss maka besarnya VIF dari masing masing variabel independen dilihat pada tabel berikut: Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce (Constant) 16.408 4.797 3.421.001 Niat (X1).185.065.284 2.831.006.887 1.128 Modernisasi Sistem.168.082.213 2.048.043.829 1.207 Administrasi (X2) Sanksi (X3).086.148.057.579.564.931 1.075 a. Dependent Variable: Kepauhan Pajak (Y) VIF

Sumber: Output SPSS 21 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel independen niat untuk patuh memiliki nilai tolerance 0.887 dan VIF 1.128, modernisasi sistem administrasi tolerance 0.829 dan VIF 1.207, dan sanksi tolerance 0.931 dan VIF 1.075. Model regresi dikatakan tidak terjadi mulitikolinearitas apabila nilai tolerance lebih dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10. Dari seluruh variabel independen tersebut diketahui bahwa keempat variabel memiliki nilai tolerance lebih dari 0.1 dan VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolonieritas. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006:105). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Output SPSS 21 Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa titik-titik kurang menyebar dan terdapat beberapa tumpukan pada gambar scatterplot tersebut sehingga dapat disimpulkan kemungkinan terjadi heteroskedastisistas dalam model regresi. Untuk itu uji heteroskedastisitas akan dilihat menggunakan metode Uji Sperman s, berikut hasil uji heteroskedastisitas:

PENGUJIAN HIPOTESIS Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah bagian dari variasi total dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen. Berikut tabel koefisien determinasi: Hasil Uji Adjusted R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.421 a.178.151 4.611 a. Predictors: (Constant), Sanksi (X3), Niat (X1), Modernisasi Sistem Administrasi (X2) b. Dependent Variable: Kepauhan Pajak (Y) Sumber: Output SPSS 21 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R 2 adalah 0.151 atau 15.1%. Hal ini menunjukkan bahwa Niat Untuk Patuh, Modernisasi Sistem Administrasi, dan Sanksi hanya mempengaruhi Kepatuhan Pajak sebesar 15.1%, sedangkan 84.9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil Uji t Output uji t dilihat untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen, dengan menganggap variabel bebas lainnya konstan. Hasil Uji Statistik t Model Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 16.408 4.797 3.421.001 Niat (X1).185.065.284 2.831.006 1 Modernisasi Sistem.168.082.213 2.048.043 Administrasi (X2) Sanksi (X3).086.148.057.579.564 a. Dependent Variable: Kepauhan Pajak (Y) Sumber : Output SPSS 21 Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing variabel independen pada tabel diatas: 1. Nilai t hitung Niat Untuk Patuh = 2.831 Dengan tingkat probabilitas 0.05 dan nilai t tabel = 1.985, maka dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu 2.831 > 1.985. Selain t Sig.

itu, nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas, yaitu 0.006 < 0.05. Maka, H 0 tidak didukung dan H 1 didukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa Niat Untuk Patuh berpengaruh secara parsial terhadap Kepatuhan Pajak. 2. Nilai t Modernisasi Sistem Administrasi = 2.048 Dengan tingkat probabilitas 0.05 dan nilai t tabel = 1.985, maka dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu 2.048 > 1.985. Selain itu, nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas, yaitu 0.043 < 0.05. Maka, H0 tidak didukung dan H 2 didukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa Modernisasi Sistem Administrasi berpengaruh secara parsial terhadap Kepatuha Pajak. 3. Nilai t hitung Sanksi = 0.579 Dengan tingkat probabilitas 0.05 dan nilai t tabel = 1.985, maka dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel, yaitu 0.579 < 1.985. Selain itu, nilai sig. lebih besar dari nilai probabilitas, yaitu 0.564 > 0.05. Maka, H 0 didukung dan H 3 tidak didukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa Sanksi tidak berpengaruh secara parsial terhadap Kepatuhan Pajak. Hasil Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05 yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berikut table hasil uji F : Hasil Uji Statistik F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 422.572 3 140.857 6.624.000 b 1 Residual 1956.387 92 21.265 Total 2378.958 95 a. Dependent Variable: Kepauhan Pajak (Y) b. Predictors: (Constant), Sanksi (X3), Niat (X1), Modernisasi Sistem Administrasi (X2) Sumber : Output SPSS 21 Berdasarkan tabel di atas, nilai F hitung = 6.624 dengan tingkat signifikansi 0.000, dapat diketahui bahwa F hitung lebih besar dari F tabel, yaitu 6.624 > 2.70. Selain itu nilai Sig. lebih kecil dari nilai probabilitas, yaitu 0.000 < 0.05. Maka H 0 tidak didukung dan H 4 didukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa Niat Untuk Patuh, Modernisasi Sistem Administrasi, dan Sanksi berpengaruh secara simultan terhadap tingkat Kepatuhan Pajak. Jadi hipotesis yang telah dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian sehingga H4 diterima.

PENUTUP Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Niat untuk patuh secara parsial berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha Kena Pajak Badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang. Hasil penelitian mendukung penelitian (Pangestu & Rusmana, 2012) yang menyatakan bahwa niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak. Jika Niat Untuk Patuh mengalami peningkatan satu satuan, maka Kepatuhan Pajak akan naik sebesar 18,5%. 2. Modernisasi Sistem Administrasi secara parsial berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha Kena Pajak Badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian (Fasmi & Misra, 2012) yang menyatakan bahwa modernisasi sistem administrasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan pajak. Jika Modernisasi Sistem Administrasi mengalami peningkatan satu satuan, maka Kepatuhan Wajib Pajak akan naik sebesar 16,8%. 3. Sanksi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha Kena Pajak Badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian (Fermatasari, 2013) yang menyatakan bahwa sanksi berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan pajak. Namun penelitian ini mendukung penelitian (Edo, Yunilma, & Daniati, 2013) yang menyatakan bahwa sanksi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan pajak. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dikarenakan kurangnya pemahaman wajib pajak tentang sanksi, kurangnya sosialisasi dari instansi pajak tentang sanksi dan kurangmya ketegasan instansi terhadap sanksi kepada wajib pajak. Sanksi perpajakan dari pemerintah diharapkan semakin tegas agar kepatuhan pajak pengusaha semakin tinggi, pada dasarnya sanksi perpajakan dimaksudkan agar masyarakat patuh dan mau melunasi kewajibannya untuk melunasi utang pajaknya dengan baik dan benar. Jika Sanksi mengalami peningkatan satu satuan, maka Kepatuhan Wajib Pajak akan naik sebesar 8,6%. 4. Hasil pengujian regresi berganda menunjukkan bahwa secara simultan hal ini mendukung hipotesis pada penelitian ini yaitu variabel independen niat untuk patuh, modernisasi sitem administrasi, dan sanksi berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen Kepatuhan Pajak. Saran 1. Menambah jumlah responden dan memperluas ruang lingkup wilayah atau responden untuk sampel penelitian seperti seluruh wajib pajak orang pribadi dan lainnya sehingga menambah penelitian yang lebih baik.

2. Menambah jumlah variabel independen yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, atau dapat menggali instrumen lainnya dari norma moral dan keadilan pajak yang dapat mencerminkan pengaruhnya terhadap kepatuhan pajak. 3. Tidak hanya menggunakan kuisioner namun juga dapat melakukan wawancara secara langsung. DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior: Organizational Behavior and Human Decision Processes. Vol. 50. pp. 179-211. Alabede, J. O., Arifin, Z. B., & Idris, K. M. (2011). Public Governance Quality and Tax Compliance Behavior in Nigeria. Journal of Issues in Social and Environmental Accounting Vol. 5 No. 1/2 December 2011 Pp 3-24. Chaizi, N. (2004). Reformasi Administrasi Publik: Teori, dan Praktik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Devano, S., & Rahayu, S. K. (2006). Perpajakan, Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta: Kencana. Diana, A., & Setiawati, L. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep, Aplikasi, dan Penuntunan Praktis. Yogyakarta: Andi Offset.

Edo, M., Yunilma, & Daniati. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang. Fasmi, L., & Misra, F. (2012). Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang. Jurnal Profesi akuntansi dan Perpajakan SNA-15. Fermatasari, D. (2013). Pengaruh Pajak dan Sanksi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Fidel. (2010). Cara Mudah dan Praktis Memahami Masalah-masalah Perpajakan. Jakarta: Murai Kencana. Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Harinurdin, E. (2009). Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei-Agustus, ISSN 0854-3844. Hidayat, W., & Nugroho, A. A. (2010). Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 12, No. 2, November. Marshall, R., Smith, M., & Armstrong, R. W. (1997). Self-assessment and the Tax Audit Lottery: the Australian Experience. Managerial Auditing Journal 12/1 ISSN 0268-6902. Muljono, D. (2008). Ketentuan Umum Perpajakan Lengkap dengan Undangundang No. 28/2007. Yogyakarta: Andi Offset. Mustikasari, E. (2007). Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. jurnal SNA 10.

Palil, M. R., & Mustapha, A. F. (2011). The Evolution and Concept of Tax Compliance in Asia and Europe. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. Pangestu, F., & Rusmana, O. (2012). Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masa. Jurnal Profesi Akuntansi dan Perpajakan SNA-15. Priyatno, D. (2010). Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Rahayu, S., & Lingga, I. S. (2004). Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Vol.1 No. 2 November: 119-138. Rahman. (2011). Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Pelayanan Fiskus pada Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol. 12, No. 2, Desember. Resmi, S. (2009). Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. See, L. M. (2011). Behavioral Intention of Tax Non-Compliance among Sole- Proprietors in Malaysia. International Journal of Business and Social Science Vol. 2, No. 6 April. Soemitro, R. (1994). Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan. Bandung: PT Eresco. Tirada, T. A. (2013). Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus terhadap Kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA Vol.1, No. 3 September ISSN 2303-1174.