PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP INTERNA DI RSUD DAYA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS

PENGARUH KOMUNIKASI DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN LONTARA I RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN RESIKO KECELAKAAN KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG INTERNA RSUD DAYA MAKASSAR

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RAA SOEWONDO PATI. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS BARING KECAMATAN SEGERI KABUPATEN PANGKEP

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

KUESIONER PENELITIAN. Hubungan Penerapan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR

PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN.

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ruangan Bedah Atau G2 mampu menampung klien sampai 35 Klien yang

Primary Nurses Supervision on Nursing Inervention by Associate Nurses

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM (MPKP) DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN MAJENE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di Era moderen ini perkembangan profesi keperawatan di Indonesia menuju

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI IRINA C RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

Oleh : Rahayu Setyowati

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

Transkripsi:

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR Sarlota Y Momay 1, Chaeruddin 2, Adriani Kadir 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Manajemen pelayanan keperawatan diruang rawat inap mempunyai arti mengelola atau mengatur tentang siapa dan melakukan apa. Hal ini juga berarti mendefinisikan tanggung jawab, struktur dan hubungan didalamnya. Salah satu metode pemberian pelayanan asuhan keperawatan yang memungkinkan manajemen ruangan perawatan inap dapat dilakukan dengan sebaik- baiknya adalah dengan menerapkan metode penugasan tim. Hal ini disebabkan bahwa metode tim akan dapat memenuhi semua fungsi manajemen seperti: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan atau kontrol. Dengan demikian metode tim akan dapat mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan dapat meningkatkan praktik keperawatan yang bermutu dan professional. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pengaruh kinerja perawat dan pengorganisasian terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap menggunakan metode tim di RSI Faisal Makassar. Jenis penelitian cross sectional study.sampel ditarik secara accidental sampling dengan jumlah 60 responden. Hasil penelitian menunjukkan dari 60 responden terdapat 73,3 % perawat yang tinggi kinerjanya dan 26,7 % perawat yang rendah kinerjanya. Terdapat 61,7 % yang baik dalam pengorganisasian pelayanan dan 38,3 % yang kurang dalam pengorganisasian pelayanan. Disimpulkan bahwa ada pengaruh antara kinerja perawat dan pengorganisasian pelayanan terhadap pelayanan keperawatan metode tim. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada perawat agar lebih meningkatkan kinerja mereka dalam memberikan pelayanan keperawatan, agar profesi perawat mendapatkan mendapatkan pengakuan yang lebih baik dari masyarakat. Kata kunci : Kinerja Perawat, Pengorganisasi Pelayanan dan. PENDAHULUAN Pelayanan keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan, yaitu mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun tindakan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh perawat) sampai evaluasi terhadap hasil tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan seperti tercantum dalam standar operasional prosedur (SOP). Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi klien. Kerja sama antara perawat dengan tim kesehatan tersebut harus ditata sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, penataan yang dimaksud adalah pengorganisasian segala sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan. Untuk meningkatkan kinerja dibutuhkan adanya kebijakan, visi dan misi rumah sakit yang jelas juga kemampuan yang tinggi dari perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melalui jenjang pendidikan berkelanjutan, mengembangkan diri dengan mengikuti penyuluhan, seminar, lokakarya yang berhubungan dengan profesi keperawatan. Untuk menjadi perawat yang professional diperlukan adanya organisasi keperawatan yang dapat menampung dan mengkoordinir kegiatan keperawatan. Semua tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan uraian tugas, bersedia berbagi pengetahuan dengan rekan sekerja dan membantu pelaksanaan orientasi perawat baru, berperilaku, berpikir dan berinteraksi social dengan baik. Menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah perawat di Indonesia sekitar 624.000 orang, apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk berdasarkan sensus 2010 sebanyak 237,6 juta orang maka rasio perawat terhadap penduduk adalah 262,6 orang perawat setiap 100 ribu penduduk. 467

Rasio tenaga keperawatan di Sulsel hingga tahun 2009 sebesar 94,36 per 100.000 penduduk. Namun bila dirinci menurut jenisnya maka di Sulsel, pada tahun yang sama tercatat jumlah perawat sebanyak 7.859 orang dengan jumlah lulusan terbanyak berasal dari D-3 Keperawatan (58,27%) dan SPK sebesar (29,21%). Proporsi tenaga perawat 61,12 % dari seluruh tenaga kesehatan. Bila dibandingkan dengan target pencapaian tahun 2010 sebesar 117,5 per 100.000 penduduk maka Sulsel belum mencapai target atau masih butuh sekitar 1.927 tenaga perawat. Menurut penelitian dari Andi Tenri (2012), data tentang status ketenagaan menurut lama bekerja, yaitu : < 5 tahun sebanyak 44 orang (33,6%), 6-10 tahun sebanyak 43 orang (32,8%), 11-15 tahun sebanyak 22 orang (16,8%), 16-20 tahun sebanyak 16 orang (12,2%), serta >20 tahun sebanyak 6 orang (4,6%). Dari data tersebut diatas dapat dilihat kecenderungan lama bekerja karyawan RS Islam Faisal yang terbanyak yaitu <5 tahun sebesar 33,6% dan yang 6-10 tahun sebesar 32,8%. Berdasarkan data sekunder yang didapat dari Rumah Sakit Islam Faisal 2013, sarana pelayanan rawat inap terdiri dari lima unit perawatan, dengan jumlah total perawat sebanyak 70 orang yang menempati masingmasing ruangan yaitu : ruang perawatan I berjumlah 13 orang, perawatan II 13 orang, Perawatan III 15 orang, Perawatan IV 15 orang, Perawatan V 14 orang. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh kinerja perawat dan pengorganisasian terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap menggunakan metode tim di RSI Faisal Makassar. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 17 Juli 2013 diruang perawatan interna RSI Faisal Makassar. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang berada diruang rawat inap RSI Faisal Makassar yaitu sebanyak 70 orang. Berdasarkan jumlah populasinya pada maka didapatkan besar sampel yaitu 60 responden yang berada diruang rawat inap RSI Faisal Makassar. Jenis dan metode penelitian yang digunakan adalah survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Tehnik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah tehnik accidental sampling, yang dilakukan berdasarkan siapa saja yang kebetulan ditemui asalkan sesuai dengan persyaratan data yang diinginkan.sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Yang menjadi sampel adalah perawat yang berada diruang rawat inap RSI Faisal Makassar yang ada pada saat penelitian berlangsung. Dengan criteria inklusi yaitu Perawat yang bekerja di ruang rawat inap dan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Pengumpulan data Data hasil penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner dan alat yang digunakan adalah alat tulis menulis serta bahan yang digunakan adalah kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak rumah sakit yakni data perawat yang bekerja diruang rawat inap RSI Faisal Makassar. Dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel pilihan. Adapun urutan prosedur penelitian sebagai berikut : Membuat kuesioner sebanyak jumlah responden yang akan ditentukan, membagi kuesioner kepada responden, mengumpulkan kuesioner yang telah dibagi, dan mentabulasi data Pengolahan data Setelah data diperoleh dimasukkan kedalam pengujian statistik untuk memperoleh informasi tentang pengaruh kinerja perawat dan pengorganisasian terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSI Faisal Makassar. Setelah data tersebut dilakukan editing, koding, dan tabulasi maka selanjutnya dilakukan analisis data berupa : Analisis univariat yaitu data yang diperoleh dari masing-masing variabel dimasukkan kedalam variabel frekuensi. Selanjutnya dilakukan Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui atau menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, yang dilakukan dengan uji Chi-Square pada program SPSS 16,0 dengan nilai kemaknaan α = 0,05 HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1 Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Umur Di Ruang Rawat Inap Menggunakan Metode Tim Di RSI Faisal Makassar 2013 Umur n % 22-25 Tahun 33 55.0 26-30 Tahun 17 28.3 31-35 Tahun 7 11,7 36-45 Tahun 3 5.0 468

Responden pada penelitian ini adalah perawat yang berada pada ruang rawat inap perawatan I-V RSI Faisal Makassar yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan data penelitian dapat diketahui umur responden bervariasi antara 22 tahun sampai 45 tahun. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat umur responden yang berumur 22-25 tahun sebanyak 33 responden (55,0%), umur 26-30 tahun sebanyak 17 responden (28,3%), umur 31-35 tahun sebanyak 7 responde (11,7%), dan umur 36-45 tahun sebanyak 3 responden (5,0%). Tabel 2. Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruang Rawat Inap Menggunakan Metode Tim Di RSI Faisal Makassar, 2013 Jenis Kelamin n % Laki- laki 9 15.0 Perempuan 51 85.0 Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 60 responden yang terbanyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 51 orang (85,0 %), sedangkan responden laki-laki sebanyak 9 orang (15,0 %). Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasakan Pendidikan Terakhir Di Ruang Rawat Inap Menggunakan Metode Tim Di RSI Faisal Makassar 2013 Pendidikan Terakhir n % D III 49 81.7 S1 11 18.3 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan besar responden yaitu DIII sebanyak 49 responden (81,7%) dan S1 sebanyak 11 responden (18.3%). Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasakan Masa Kerja Di Ruang Rawat Inap Menggunakan Metode Tim Di RSI Faisal Makassar, 2013 Masa Kerja n % 1-5 Tahun 45 75.0 6-10 Tahun 9 15.0 >10 Tahun 6 10.0 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan masa kerja diruang rawat inap RSI Faisal yaitu 1-5 tahun sebanyak 45 responden (75,0%), 6-10 tahun sebanyak 9 responden (15,0%) dan masa kerja >10 tahun adalah sebanyak 6 responden (10,0%). Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasakan Nama Ruangan Di Ruang Rawat Inap Menggunakan Metode Tim Di RSI Faisal Makassar, 2013 Nama Ruangan n % Perawatan I 12 20.0 Perawatan II 13 21.7 Perawatan III 9 15.0 Perawatan IV 14 23.3 Perawatan V 12 20.0 Sumber: data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan nama ruangan menunjukkan besar responden yaitu 12 dari 60 (20,0%) berada diruang perawatan I, 13 dari 60 responden (21,7%) berada di ruang perawatan II, 9 dari 60 responden (15,0%) berada di ruang perawatan III, 14 dari 60 responden (23,3%) berada diruang perawatan IV dan 12 dari 60 responden (20.0%) berada diruang perawatan V. Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan variabel Pelayanan Keperawatan Metode Tim Diruang Rawat Inap RSI Faisal Makassar 2013 Pelayanan Keperawatan Metode Tim n % Baik 41 68.3 Cukup 19 31.7 Berdasarkan tabel 6, dari 60 responden perawat yang baik dalam hal pelayanan keperawatan metode tim sebanyak 41 responden (68.3%) dan cukup dalam pelayanan keperawatan metode tim adalah 19 responden (31,7%). Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan variabel Kinerja perawat Menggunakan Metode Tim Diruang Rawat Inap RSI Faisal Makassar 2013 Kinerja Perawat n % Tinggi 43 71.7 Rendah 17 28.3 Berdasarkan tabel 7, dari 60 responden perawat yang tinggi kinerjanya 469

sebanyak 43 responden (71,7%) dan rendah kinerjanya sebanyak 17 responden (28,3%). Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengorganisasian Pelayanan Menggunakan Metode Tim Diruang Rawat Inap RSI Faisal Makassar 2013 Pengorganisasian Pelayanan n % Baik 37 61.7 Cukup 23 38.3 Berdasarkan tabel 8 dari 60 responden perawat yang baik Pengorganisasian pelayanannya sebanyak 37 responden (61,7%) dan cukup baik dalam hal Pengorganisasian pelayanan sebanyak 23 responden (38,3%). 2. Analisis Bivariat a. Pengaruh Kinerja Perawat Terhadap Pengaruh Kinerja Perawat Terhadap Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 17 orang (28,3%) responden yang rendah kinerjanya diperoleh 5 (8,3%) responden yang baik dalam hal pelayanan keperawatan metode tim dan 12 (20,0%) yang cukup dalam hal pelayanan keperawatan metode tim. Dan terdapat 43 (71,7%) yang tinggi kinerjanya telah diperoleh 36 (60,0%) orang yag baik dalam hal pelayanan keperawatan metode tim dan 7 (11,7%) orang yang cukup dalam hal pelayanan keperawatan metode tim. Tabel 9. Pengaruh Kinerja Perawat Terhadap Pelayanan Keperawatan Menggunakan Metode Tim Di Ruang Rawat Inap RSI Faisal Makassar Kinerja Perawat Baik Cukup Total n % n % n % Tinggi 36 60,7 5 8,3 41 68,4 Rendah 7 11,7 12 20,0 19 31,7 Total 43 71,7 17 28,3 60 100 p =0,000 Berdasarkan uji chi-square test didapati nilai p = 0,000 dengan nilai α = 0,05 ini berarti Ha diterima dan H0 ditolak atau ada pengaruh sihnifikan antara kinerja perawat terhadap pelayanan keperawatan metode tim. b. Pengaruh Pengorganisasian Pelayanan Terhadap Pelayanan Keperawatan Metode Tim Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 23 orang (38,3%) responden yang cukup pengorganisasian pelayanannya diperoleh 21 (35,0%) responden yang baik dalam pelayanan keperawatan metode tim dan 2 (3,3%) yang cukup dalam hal pelayanan keperawatan metode tim. Dan terdapat 37 (61,7%) yang baik pengorganisasian pelayanannya telah diperoleh 20 (33,3%) orang yag baik dalam hal pelayanan keperawatan metode tim dan 17 (28,3) orang yang cukup dalam hal pelayanan keperawatan metode tim. Tabel 10. Pengaruh Pengorganisasian Pelayanan Terhadap Pelayanan Keperawatan Menggunakan Metode Tim Di Ruang Rawat Inap RSI Faisal Makassar Pengorgani sasian Pelayanan Baik Cukup Total n % n % n % Baik 20 33,3 17 28,3 37 61,7 Cukup 21 35,0 2 3,3 23 38,3 Total 41 68,3 19 31,7 60 100 p =0,002 Berdasarkan uji chi-square test didapati nilai p = 0,002 dengan nilai α = 0,05 ini berarti ha diterima dan h0 ditolak atau ada pengaruh antara pengorganisasian pelayanan terhadap pelayanan keperawatan metode tim. PEMBAHASAN Berdasarkan pada hasil penelitian tentang pengaruh kinerja perawat dan pengorganisasian terhadap pelayanan keperawatan metode tim yang dilakukan terhadap 60 responden di RSI Faisal Makassar sejak tanggal 21 juni sampai dengan 21 juli 2013 serta berdasar pada hasil pengolahan data yang diarahkan sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelayanan keperawatan metode tim dilihat sebagai berikut : 1. Pengaruh kinerja perawat terhadap pelayanan keperawatan metode tim Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 17 orang (28,3%) responden yang rendah kinerjanya diperoleh 5 (8,3%) responden yang baik dalam hal pelayanan keperawatan metode tim dan 12 (20,0%) yang cukup dalam hal pelayanan keperawatan metode tim. Dan terdapat 43 (71,7%) yang tinggi kinerjanya 470

telah diperoleh 36 (60,0%) orang yag baik dalam hal pelayanan keperawatan metode tim dan 7 (11,7%) orang yang cukup dalam hal pelayanan keperawatan metode tim.. Berdasarkan uji chi-square test didapati nilai p = 0,000 dengan nilai α = 0,05 ini berarti ha diterima dan h0 ditolak atau ada pengaruh signifikan antara kinerja perawat terhadap pelayanan keperawatan metode tim. Menurut Mangkunegara (2000) kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang) dan kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Andi Afinda (2010) tentang Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau Pare-Pare 2009 yang menunjukkan bahwa perawat yang telah memperoleh pelatihan pada kategori baik sebagian besar memiliki kinerja baik yang menginterpretasikan bahwa pelatihan yang diselenggarakan kepada perawat memberi pengaruh terhadap kualitas kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Didalam lingkungan kerja, perawat dan tim kesehatan membentuk interaksi sosial dan terapeutik untuk membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan. Semua orang memiliki kebutuhan interpribadi akan penerimaan, keterlibatan, identitas, privasi, kekuatan dan kontrol serta perhatian (Stewart & Logan, 2005). Perawat membutuhkan persahabatan dukungan, bimbingan dan dorongan dari pihak lain untuk mengatasi tekanan akibat stres pekerjaan dan harus dapat menerapkan komunikasi yang baik dengan klien, sejawat dan rekan kerja. Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan berbagai anggota tim pelayanan kesehatan. Unsur yang membentuk hubungan klien juga dapat diterapkan dalam hubungan sejawat, yang berfokus pada pembentukan lingkungan kerja yang sehat dan mencapai tujuan tatanan klinis. Kinerja sebuah kelompok tergantung pada hubungan baik antara anggota tim tersebut. Hubungan pribadi dalam suatu tim sulit dilakukan, kesulitan sering disebabkan oleh adanya komunikasi yang buruk antara tim dan antara pemimpin dengan anggota tim. Hubungan yang buruk sulit akan memperburuk komunikasi yang telah buruk. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Estelle Lilian Mua (2011) tentang pengaruh pelatihan supervise klinik kepala ruangan terhadap kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana diruang rawat inap Rumah Sakit Woodward Palu yang menyatakan bahwa pelatihan supervise klinik kepala ruangan secara signifikan meningkat kinerja perawat pelaksana diruang rawat inap Rumah Sakit Woodward Palu. Berdasarkan pada pengamatan dan asumsi peneliti bahwa, perawat di RSI Faisal mempunyai kinerja yang tinggi. dengan kinerja yang tinggi tentu saja asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien semakin baik, hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan metode tim. Sesuai dengan teori Nursalam (2012) mengatakan bahwa kinerja seorang perawat dapat dinilai dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Dalam menilai kualitas penilaian pelayanan keperawatan digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 2. Pengaruh pengorgaisasian pelayanan terhadap pelayanan keperawatan metode tim Berdasarkan hasil penelitian, didapati dari 23 orang (38,3%) responden yang cukup pengorganisasian pelayanannya diperoleh 21 (35,0%) responden yang baik dalam pelayanan keperawatan metode tim dan 2 (3,3%) yang cukup dalam pelayanan keperawatan metode tim. Dan terdapat 37 (61,7%) yang baik pengorganisasian pelayanannya telah diperoleh 20 (33,3%) orang yag baik dalam pelayanan keperawatan metode tim dan 17 (28,3%) orang yang cukup dalam pelayanan keperawatan metode tim. Berdasarkan uji chi-square test didapati nilai p = 0,002 dengan nilai α = 0,05 ini berarti ha diterima dan h0 ditolak atau ada hubungan antara pengorganisasian pelayanan terhadap pelayanan keperawatan metode tim. Fayol (1949) menyatakan bahwa suatu organisasi dibentuk ketika jumlah pekerja cukup banyak sehingga membutuhkan seorang penyelia. Organisasi diperlukan kerena dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan daripada yang dapat dilakukan oleh individu. Organisasi pelayanan keperawatan membutuhkan ketelitian sebab mengemban misi mengatur sumber 471

daya manusia yang terbesar jumlahnya di rumah sakit. Administrasi keperawatan juga memerlukan perhatian khusus karena menyangkut pekerjaan dan kegiatan rumah sakit yang langsung berkaitan dengan pasien. Karenanya untuk dapat memberikan pelayanan yang demikian mutunya, diperlukan penerapan manajemen perawatan secara profesional yang baik dan terarah. Menurut Azwar (1996), bahwa suatu organisasi dinilai sebagai organisasi yang baik apabila memenuhi prinsip pokok organisasi antara lain : mempunyai pendukung, mempunyai tujuan, mempunyai pembagian tugas, mempunyai perangkat organisasi, mempunyai pendelegasian pembagian wewenang dan mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulistiana Rudianti (2011) tentang Hubungan Komunikasi Organisasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana Diruang Rawat Inap salah satu Rumah Sakit Swasta Surabaya menyatakan bahwa komunikasi organisasi lemah yang terjadi dalam pelayanan keperawatan bila tidak diperhatikan dapat menjadi hambatan untuk mencapai tujuan organisasi sesuai visi yang ditetapkan. Komunikasi organisasi merupakan suatu proses pengalihan dan pemahaman informasi dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain dalam organisasi. Terkait dalam organisasi keperawatan yang sering mengalami proses penyampaian dan pemahaman informasi, komunikasi organisasi merupakan hal penting untuk memperkuat hubungan satu sama lain dan memperlancar pelayanan keperawatan. Berdasarkan pada pengamatan dan asumsi peneliti bahwa, dalam pengorganisasian komunikasi merupakan salah satu kunci untuk mempererat anggota tim sehingga saling tergantung satu sama lain dan selalu bersama-sama terutama dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam metode tim. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kinerja perawat dan pengorganisasian terhadap pelayanan keperawatan diruang rawat inap menggunakan metode tim di RSI Faisal Makassar disimpulkan bahwa : 1. Ada pengaruh antara kinerja perawat terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap menggunakan metode tim di RSI Faisal Makassar 2. Ada pengaruh antara pengorganisasian pelayananan terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap menggunakan metode tim di RSI Faisal Makassar. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dicapai maka ada beberapa hal yang perlu disarankan oleh peneliti yakni : 1. Diharapkan kepada perawat agar lebih meningkatkan kinerja mereka dalam memberikan pelayanan keperawatan, agar profesi perawat mendapatkan mendapatkan pengakuan yang lebih baik dari masyarakat. 2. Disarankan kepada manajemen RSI Faisal kerja sama tim ditingkatkan dengan mengevaluasi sejauh mana keefektifan dan efisiensi tim yang dibentuk. 3. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber dasar untuk penelitian selanjutnya dan perlu dikembangkan lagi dengan metode penelitian yang berbeda, sampel yang lebih luas dan prosedur pengambilan data yang lebih tepat lagi untuk penilaian kinerja DAFTAR PUSTAKA Anonim.2009.Organisasi Pelayanan Kesehatan, (online), (Http://www.kmpk.ugm.ac.id/2009/17/12/organisasipela yanankesehatan) diakses 30 Maret 2013 Anonim. 2012. Pelayanan keperawatan, (online), (http://askepnet.blogspot.com//- 2012/07/pelayanankeperawatan.html) diakses 27 Maret 2013 Asuhan Keperawatan.( online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey.html) diakses 12 Agustus 2013 Bassie, L. Marques and Carol, J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Teori dan Aplikasi, Edisi 4, EGC : Jakarta. Data Studi. 2008, Efektifitas Pelayanan Keperawatan Pada Rumah Sakit Umum (online),(http://datastudi.wordpress.com/2008/07/12/efektifitas pelayanan kesehatan pada rumah sakit umum) diakses 14 Maret 2013 472

Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung : Alfabet Hervina Dila. 2012. Hubungan Lingkungan Kerja Organisasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika Latief, Rachmat. 2010. Sulsel Masih Butuh 1.927 Tenaga Perawat dan 5.497 Tenaga Bidan,(online), (http://datinkessulsel,wordpress.com//2010/08/14 jumlah tenaga perawat sulsel) diakses 13 April 2013 Mundakir. 2006. Komunikasi perawatan Aplikasi Dalam Pelayanan. Yogyakarta Graha Ilmu Notoatmodjo, S.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam.2012. Buku ajar Manajemen Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : Penerbit Salemba Medika Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika Nursing Care. 2012. Kumpulan Jurnal dan Skripsi Kepeeawatan 2012, (online), (http://haekalzainal.blogspot.com/2012/2010/persesi pasien pada pelayanan.html)diakses 3april 2013 PPNI Banyuwangi. 2012. DPR Targetkan RUU Keperawatan Selesai Tahun Ini,(online),(http://ppnibanyuwangi.blogspot.com/2012/04/dpr targetkan ruu keperawatan selesai _08.html)diakses 13 april 2012 Purwanto,Setio Admin. Kualitas Pelayanan Keperawatan.(online),http://klinis.wordpress.com/2007/12/08/kualitaspelayanan keperawatan)di akses 27 maret 2013 Puspa,Bayu. 2011. Konsep Kinerja Perawat,(online),(http://suka2-bayu.blogspot.-com/2011/11/konsep-kinerjaperawat.html)diakses 14 april 2013 Safrudin. 2012. Pengorganisasian Dalam keperawatan, (online), (http://www.- scribd.com/doc/91307058/pengorganisasian pelayanan kesehatan) diakses 12 April 2013 Sanna, Andi Tendri. 2012. Kepuasan Kinerja Petugas kesehatan di Instalasi Rawat Inap RS Islam Faisal Makassar 2012, (online), (http://anditendrysanna88.wordpress.com/2012/10/17) diakases 3 April 2013 Suyanto. 2008. Mengenal Kepemimpinan dan manajemen Keperawatan di Rumah Sakit, Edisi 3. Yokjakarta: Citra Cendekia Press Swanburg, C., 2012. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta : EGC Widyawati, Sukma. 2012. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Prestasi Pustaka Winni, Dwi Eni. 2009.Analis Kinerja, (online), (http://lontar.ui.ac.id/2009/-analisis kinerja) diakses 5 April 2013 Yulihastin,Erna. 2009. Bekerja Sebagai Perawat. Jakarta.: Penerbit Erlangga 473