suatu negara. Pada dasarnya keberadaan penduduk di suatu negara akan mempercepat pembangun negara semakin besar. Tetapi jika pertumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan (PDRB). Dalam hal ini faktor-faktor produksi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan perubahan. Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya demi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

MERUBAH PETAKA MENJADI BERKAH: Optimalisasi Bonus Demografi bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun. Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2014

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang tinggi, juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi

KOMPOSISI UMUR PENDUDUK: MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI DAN PENDUDUK MENUA

BAB I PENDAHULUAN. Terbesar di Dunia. Setelah China, India, dan Amerika Serikat. Di tambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan


KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mencari pekerjaan atau menganggur.dengan demikian, pembangunan

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pada Usia Produktif Untuk Menghadapi Peluang Dan Tantangan Dari Bonus Demografi Di Kabupaten Gunung Mas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hasil berupa suatu karya yang berupa ide maupun tenaga (jasa). Menurut Dinas. kualitas kerja yang baik dan mampu memajukan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara pemerintah dan pihak swasta (masyarakat) sehingga sumber daya yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. Bonus demografi secara umum menggambarkan perubahan komposisi

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

Kependudukan dan Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya. Pembangunan ekonomi suatu bangsa juga merupakan pilar penting bagi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

INDIKATOR KETENAGAKERJAAN

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

Data Penduduk Kabupaten Murung Raya 2014

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini secara konsisten. menetapkan pembangunan ekonomi Indonesia dengan prinsip triple track

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

STATISTIK GENDER 2011

BONUS DEMOGRAFI INDONESIA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

Perluasan Lapangan Kerja

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Analisis Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

Tabel 2.6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tegal Pada Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk adalah salah satu faktor pembentuk berdirinya suatu negara, tanpa penduduk maka suatu wilayah teritorial tidak dapat berdiri kokoh sebagai suatu negara. Pada dasarnya keberadaan penduduk di suatu negara akan mendukung kemajuaan suatu negara dengan syarat penduduk memiliki taraf hidup yang baik. Semakin banyak jumlah penduduk suatu negara maka peluang untuk mempercepat pembangun negara semakin besar. Tetapi jika pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak didukung oleh kemampuan dan keterampilan yang baik, maka keadaan ini akan mendatangkan masalah besar di dalam negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang terbesar di dunia. Indonesia berada di peringkat ke-4 terbesar keempat setelah China, India, Amerika Serikat. Indonesia sendiri memiliki penduduk 237.641.326jiwa pada tahun 2010 (bps, 2010) yang tersebar secara tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Pertumbuhan penduduk dapat dipandang sebagai faktor pendukung pembangunan sebab dengan pertambahan penduduk, berarti juga pertambahan tenaga kerja yang dapat meningkatkan produksi dan memperluas pasar. Sedangkan disatu pihak pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor penghambat (Sukirno, 2001). Pertumbuhan penduduk indonesia dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan, tetapi peningkatan jumlah penduduk tidak diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang juga meningkat. Pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ini akan mejadi masalah besar, yaitu jumlah pengangguran akan menjadi sangat besar. Saat ini Indonesia mengalami bonus demografi dimana jumlah penduduk usia angkatan kerja (15-64) sangat besar untuk menanggung usia bukan angkatan kerja yang jumlahnya lebih sedikit. Keadaan ini akan sangat menguntungkan bila dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Tiongkok yang dulunya bernama Republik Rakyat China adalah salah satu negara yang berhsil membangun negaranya dengan memanfaatkan bonus demografi. Keberhasilan Tiongkok ini adalah hasil dari pemanfaatan jumlah tenaga kerja yang sangat besar dengan menciptakan industri kecil dan menengah dengan upah tenaga kerja yang tidak terlalu besar. Keberhasilan Tiongkok dalam memanfaatkan bonus demografi terlihat selama satu dekade terakhir, dimana pasar barang-barang elektronik dibanjiri oleh produk-produk Tiongkok. Harga produk-produk Tiongkok cukup murah, namun kualitasnya tidak kalah dengan produk lain sehingga sangat diminati oleh konsumen yang memiliki daya beli rendah. Murahnya harga produk-produk Tiongkok ini karena biaya produksinya yang murah termasuk upah tenaga kerja yang cukup rendah. Keberhasilan Tiongkok ini bisa menjadi acuan bagi Indonesia untuk membangun perekonomian dengan memanfaatkan jumlah angkatan kerja yang sangat besar.

Indonesia memiliki potensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama bonus demografi inidengan memanfaatkan tenaga kerja yang besar ini. Bonus demografi mulai di Indonesia pada 2010 dan akan berakhir pada 2030 mendatang, namun bonus demografi tidak terjadi bersamaan di semua daerah di Indonesia. Stuktur bonus demografi yang terjadi di setiap daerah indonesia juga berbeda satu dengan lainnya, maka perlu ada dilakukan kajian untuk memaksimalkan tenaga kerja di tiap-tiap daerah. Pemerintah sebagai pemimpin negara harus mengambil tindakan dengan mengambangkan sektor-sektor prekonomian. Rakyat yang menjalankan kegiatan ekonomi juga harus mendukung pemerintah dalam menjalankan roda perekonomian dengan mengembangkan kegiatan ekonomi kreatif dan UMKM. Setiap pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi, kabupaten dan kota harus bisa melihat kebutuhan akan lapangan kerja. Pemerintah harus menyediakan lapangan kerja di setiap sektor perekonomian, baik di sektor pemerintahan, perkantoran, industri manufaktur, jasa dan pertanian. Setiap sektor ini akhirnya dapat menyerap setiap tenaga kerja yang jumlahnya sangat besar sehingga, output yang dihasilkan setiap sektor tersebut meningkatkan pertumbuhan ekonomi.kabupaten dan kota harus bisa melihat kebutuhan akan lapangan kerja. Pemerintah harus menyediakan lapangan kerja di setiap sektor perekonomian, baik di sektor pemerintahan, perkantoran, industri manufaktur, jasa dan pertanian. Setiap sektor ini akhirnya dapat menyerap setiap tenaga kerja yang jumlahnya sangat besar sehingga, output yang dihasilkan setiap sektor tersebut meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Sumber: BPS, Tahun 2015 Gambar 1.1 Piramida Penduduk Indonesia Dari piramida penduduk di atas terlihat bahwa proporsi penduduk Indonesia yang didominasi oleh penduduk usia produktif yakni usia15-64 tahun. Kondisi tersebut adalah pertanda baik untuk pembangunan ekonomi Indonesia dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Namun setiap provinsi dan kota Indonesia tidak memiliki proporsi penduduk yang sama dengan yang proporsi penduduk Indonesia secara keseluruhan. Bonus demografi adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh penurunan proporsi penduduk muda yang mengurangi besarnya biaya investasi

untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Pengalihan sumber daya ini dapat digunakan untuk menciptakan banyak lapangan pekerjaan agar dapat menampung tenaga kerja yang sangat besar. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan baik pemerintah maupun pihak swasta akan memperoleh keuntungan yang dapat dikembangkan lagi untuk menciptakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan, sehingga kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Kota Medan adalah salah satu kota yang terbesar ke-3 di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya. Kota medan adalah salah satu kota yang tingkat pendidikannya sudah tinggi karena sarana pendidikan di kota Medan sudah memadai. Ada banyak sekolah dasar (SD) hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang berkualitas dan ada PTN yaitu USU dan Unimed serta PTS yang jumlahnya cukup banyak. Dengan adanya sarana pendidikan tersebut sudah banyak tenaga kerja terdidik yang dihasilkan di kota Medan. Selain tenaga kerja terdidik diatas masih banyak angkatan kerja yaitu tenaga kerja yang tidak terdidik, maka siap tidak siap kota Medan sudah memasuki bonus demografi.

Tabel 1.1 Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas Yang Termasuk Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Total 1. Tidak/Belum Pernah Sekolah/Tidak/Belum Tamat SD/SD 80.443 63.267 143.710 2. SMP 100.395 48.530 148.925 3. SMA 240.568 121.647 362.215 4. SMK 106.569 58.509 165.078 5. Diploma 11.033 16.403 27.436 6. Akademi/Universitas 92.136 65.399 157.535 Jumlah 631.144 373.755 1.004.899 Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional, Agustus 2013 Jumlah penduduk kota medan pada tahun 2014 tercatat sebanyak 2.191.140 jiwa (suber: BPS) dan tersebar di 21 kecamatan yang ada di kota Medan. Setiap kecamatan memiliki memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik ciri fisik, sosial budaya, ekonomi dan sosiopolitik. Karakteristik tiap kecamatan yang berbeda-beda harus mendapatkan perlakuan yang tepat dengan memanfaatkan setiap sumber daya yang ada untuk memaksimalkan jumlah tenaga kerja yang sangat besar. Dengan memanfaatkan setiap sumber daya yang tersedia di setiap kecamatan tersebut, maka roda perekonomian bisa berjalan. Masyarakat bisa melakukan kegiatan produksi dan hasil produksi akan memberikan pendapatan masyarakat dan akan meningkatkan GDP kota Medan dan akan memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi nasional

Tabel 1.2 Indikator demografi kota medan tahun 2012-2013 2012 2013 Jumlah Penduduk 2.135.516 2.122.804 Jumlah penduduk 0-14 dan 65 ke atas 642.600638.964 Jumlah Penduduk 15-64 1.492.9161.483.840 Dependency ratio ( per 100) 43,0443,06 Sumber: BPS, Kota Medan Bonus demografi adalah keuntungan karena jumlah penduduk yang produktif lebih besar dari penduduk non produktif maka angka ketergantungan sangat rendah. Terjadinya bonus demografi di kota Medan berdampak pada tersedianya tenaga kerja yang melimpah namun penyerapan tenaga kerja yang sangat rendah akan meningkatkan jumlah pengangguran. Kota Medan harus merespon bonus demografi ini dengan melakukan perluasan lapangan pekerjaan agar kesempatan ini dapat dimanrfaatkan untuk pembangunan kota Medan dan tidak berlalu tanpa menghasilakn keuntungan bagi kota Medan. Tabel 1.3 Angkatan Kerja Dependency Ratio dan Lapangan Kerja Tahun Angkatan Kerja Dependency Ratio Lapangan Kerja 2012 1.483.840 43,06 931.505 2013 1.492.916 43,04 966.514 Sumber: BPS, Kota Medan Dengan melihat fakta di atas, maka penulis terdorong meneliti dan mempelajari pengaruh bonus demografi terhadap ketersediaan lapangan kerja di kota Medan dalam bentuk skripsi yang berjudul Analisis dampak bonus demografi terhadap ketersediaan lapangan kerja di kota Medan.

1.1 Perumusan Masalah Bonus demografi yang dialami kota Medan adalah peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota Medan. Rasio ketergantungan yang rendah berimbas pada pembiayaan pemenuhan kebutuhan menjadi berkurang sehingga sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak sumber daya yang dialihkan untuk memacu perekonomian, maka lapangan kerja menjadi semakin banyak. Berdasarkan hal tersebut dapat disusun pertanyaan penelititan yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana pengaruh rasio ketergantungan terhadap ketersediaan lapangan kerja di kota Medan? 2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap ketersediaan lapangan kerja di kota Medan? 3. Bagaimana proyeksi ketersediaan lapangan kerja tahun 2015-2030 di kota Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh rasio ketergantungan terhadap ketersedian lapangan kerja di kota Medan. 2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap ketersedian lapangan kerja di kota Medan.

3. Memproyeksi ketersediaan lapangan kerja pada tahun 2015-2030 di kota Medan. 1.4 Manfaat Penelitian. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah kota Medan dalam menghadapi bonus demografi. 2. Dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak pihak yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama. 3. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu ekonomi. 4. Untuk menambah ilmu dan wawasan penulis.