BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. serangan musuh, dengan terlihat sehat, musuh tidak akan menyerang. Berdasarkan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain Otot

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliran-aliran informasi dari

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliran-aliran informasi dari

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode


BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliran-aliran informasi dari

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut :

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Lambung dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. diagnosa penyakit pada Kanker Rahim dengan menggunakan metode certainty

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliran-aliran informasi dari

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

2.2 Konsep Sistem Pakar 9

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliran-aliran informasi dari

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Proses yang sedang berjalan dalam pencarian lokasi Stokis dan sub stokis

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dari sistem yang selama ini dijalankan oleh perusahaan serta memahami

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Transkripsi:

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Analisa sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari input, proses dan output sistem, sehingga akan diketahui identifikasi dan evaluasi masalah kebutuhan sistem yang diharapkan dan usulan dari perbaikan sistem tersebut. III.1.1. Analisa Input Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan pada sistem yang sedang berjalan maka yang menjadi data inputan adalah nama, alamat dan keluhan pasien. III.1.2. Analisa Proses Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapantahapan kerja atau proses mendiagnosa penyakit lambung adalah sebagai berikut : 1. Pasien ditanya nama, alamat, jenis kelamin dan nomor telepon. Pakar menanyakan kepada pasien tentang keluhan yang dirasakan pasien dan pakar juga memberikan pertanyaan kepada pasien tentang gejalagejala penyakit lambung, apakah pasien merasakan gejalagejala tersebut atau tidak. 2. Setelah mengetahui gejalagejala dan keluhan yang dirasakan pasien maka pakar akan mendiagnosa penyakit pasien, apakah pasien terkena penyakit lambung atau tidak serta memberikan solusi pengobatannya. 51

52 III.1.3. Analisa Output Output merupakan hasil dari pengolahan data yang telah diinputkan. Output atau hasil keluaran dari sistem ini adalah apakah pasien terkena penyakit lambung atau tidak serta solusi dari hasil analisanya. III.2. Evaluasi Sistem Yang Berjalan Berdasarkan analisa terhadap input, proses dan output pada sistem diagnosa penyakit pada lambung yang sedang berjalan, penulis menemukan beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut : 1. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan konsultasi karena pada umumnya pasien yang akan melakukan konsultasi harus membuat janji dan mengantri untuk bertemu dengan pakar. 2. Biaya yang dikeluarkan relatif mahal 3. Tidak ada database untuk menyimpan data pasien. Untuk menangani kelemahankelemahan sistem yang ada salah satu solusi yang disarankan adalah dengan merancang sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada lambung. Sistem ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi penanganan penyakit lambung. III.3. Representasi Pengetahuan Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengkodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan (knowledge base). Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk

53 pemahaman dan merupakan inti dari sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas dua (2) elemen dasar yaitu, fakta dan aturan dan mesin inferensi untuk mendiagnosa penyakit pada lambung. Dalam perancangan basis pengetahuan ini digunakan kaidah produksi sebagai sarana untuk representasi pengetahuan. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk pernyataan JIKA [premis] MAKA [konklusi]. Pada perancangan basis pengetahuan sistem pakar ini premis adalah gejalagejala yang terlihat pada penyakit lambung dan konklusi adalah jenis penyakit lambung, sehingga bentuk pernyataannya adalah JIKA [gejala] MAKA [penyakit]. Bagian premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari satu proposisi yaitu berarti pada sistem pakar ini dalam satu kaidah dapat memiliki lebih dari satu gejala. Gejalagejala tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logika DAN. Bentuk pernyatannya adalah: JIKA [gejala 1] DAN [gejala 2] DAN [gejala 3] MAKA [Penyakit] Tabel III.1. Gejala Penyakit Lambung Kode Gejala Nama Gejala GK01 GK02 GK03 Perut kembung Mual kadang disertai muntah Rasa perih di ulu hati

54 GK04 GK05 GK06 GK07 GK08 GK09 GK10 GK11 GK12 GK13 GK14 Perasaan sebah dan tidak nyaman di perut Rasa panas di dada dan perut Rasa tidak enak setelah makan Tidak nafsu makan Nyeri pada dada atau perut bagian atas Nyeri dibelakang tulang dada penderita sering sendawa Kesulitan saat menelan Regurgitas (adanya rasa asam yang naik ke mulut) Suara serak Cegukan Tabel III.2. Jenis Penyakit Lambung No Urut Kode Penyakit Nama Penyakit 1 P01 Gastritis 2 P02 Dispepsia 3 P03 GERD (GastroEsophageal Reflux Disease)

55 Adapun contoh kaidah sistem pakar diagnosa penyakit pada lambung adalah sebagai berikut : a. Rule 1 JIKA Perut kembung DAN Mual kadang disertai muntah DAN Rasa perih di ulu hati DAN Perasaan Sebah dan tidak nyaman diperut DAN Tidak nafsu makan. MAKA Gastritis b. Rule 2 JIKA Perut Kembung DAN Mual kadang disertai muntah DAN Rasa perih di ulu hati DAN Rasa panas di dada dan perut DAN Rasa tidak enak setelah makan. MAKA Dispepsia c. Rule 3 JIKA Mual kadang disertai muntah DAN Nyeri pada dada atau perut bagian atas DAN Nyeri di belakag tulang dada DAN Penderita sering sendawa DAN Kesulitan saat menelan DAN Regurgitas (adanya rasa asam yang naik ke mulut) DAN Suara Serak DAN Cegukan MAKA GERD Pertanyaanpertanyaan ini akan diproses dengan bentuk sebagai berikut : 1. If GK01 And GK02 And GK03 And GK04 And GK07 Then P01 2. If GK01 And GK02 And GK04 And GK05 And GK06 then P02 3. If GK02 And GK08 And GK09 And GK10 And GK11 And GK12 And GK13 And GK14 Then P03

56 III.3.1. Pengkonversian Tabel Keputusan Menjadi Kaidah Produksi Representasi pengetahuan, kaidah produksi dibentuk dari pengubahan tabel keputusan. Pembuatan suatu kaidah dilakukan dengan beberapa tahapan. Sebagai contoh perhatikan pembuatan kaidah Konklusi ini akan dapat tercapai bila kondisikondisi yang mendukung terpenuhi. Pembuatan kaidah 1 menggunakan goal dan kondisi yang telah diperoleh dari langkah 1 dan 2, seperti berikut : Tabel III.3. Tabel Keputusan Gejalagejala Penyakit Lambung Kode Gejala Nama Gejala P01 P02 P03 GK01 Perut kembung * * GK02 Mual kadang disertai muntah * * * GK03 Perasaan sebah dan tidak nyaman di perut * GK04 Rasa perih di ulu hati * * GK05 Rasa panas di dada dan perut * GK06 Rasa tidak enak setelah makan * GK07 Tidak nafsu makan * GK08 Nyeri pada dada atau perut bagian atas * * * GK09 Nyeri dibelakang tulang dada * GK10 penderita sering sendawa * GK11 Kesulitan saat menelan * GK12 Regurgitas (adanya rasa asam yang naik ke mulut) *

57 GK13 Suara serak * GK14 Cegukan * Tabel kepastian untuk gejala penyakit pada lambung ditunjukkan oleh tabel III.4 berikut ini : Tabel III.4. Tabel Nilai Keputusan Densitas Gejala Penyakit Lambung Kode Gejala Nama Gejala Nilai GK01 Perut kembung 0,7 GK02 Mual kadang disertai muntah 0,8 GK03 Perasaan sebah dan tidak nyaman di perut 0,8 GK04 Rasa perih di ulu hati 0,9 GK05 Rasa panas di dada dan perut 0,9 GK06 Rasa tidak enak setelah makan 0,8 GK07 Tidak nafsu makan 0,7 GK08 Nyeri pada dada atau perut bagian atas 0,9 GK09 Nyeri dibelakang tulang dada 0,8 GK10 penderita sering sendawa 0,8 GK11 Kesulitan saat menelan 0,7 GK12 Regurgitas(adanya rasa asam yang naik ke mulut) 0,9 GK13 Suara serak 0,6 GK14 Cegukan 0,5

58 Tabel III.5. Tabel Nilai Keputusan Densitas Penyakit Lambung Kode Penyakit Nama Penyakit Nilai P01 Gastritis 0,9 P02 Dispepsia 0,9 P03 GERD (GastroEsophageal Reflux Disease) 0,8 III.4. Metode DempsterShafer Adapun metode yang dipakai dalam pemecahan masalah dari sistem pakar diagnosa penyakit pada lambung ini adalah metode dempstershafer. Dempster shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer. Secara umum teori DempsterShafer ditulis dalam suatu interval: [Belief,Plausibility] Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 (nol) maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Plausibility (Pls) dinotasikan sebagai : Pls ( X ) 1 Bel ( X ')

59 Plausibility juga bernilai 0 sampai 1, jika kita yakin akan X maka dapat dikatakan Belief (X ) = 1 sehingga dari rumus di atas nilai Pls (X) = 0. Pada teori DempsterShafer juga dikenal adanya frame of discernment yang dinotasikan dengan ɵ. FOD ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis, Tujuan kita adalah membangkitkan kepercayaan elemenelemen ɵ terhadap elemen ɵ. Tidak semua evidence elemen ɵ secara langsung mendukung tiaptiap elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen ɵ saja, tetapi juga semu himpunan bagiannya (subset). Sehingga jika ɵ bernilai n elemen, maka subset dari ɵ berjumlah 2n. Selanjutnya harus ditunjukkan bahwa jumlah semua densitas (m) dalam subset ɵ sama dengan 1. Diketahui : ɵ = { G, D, GR } Dimana : G : Gastritis D : Dispepsia GR : GERD (GastroEsophageal Reflux Disease) Jika kemudian diketahui bahwa Perut Kembung merupakan gejala dari Gastritis dengan m= 0,7 maka : m{g} = 0,7 m{ɵ}= 10,7 = 0,3 Andaikan diketahui Perut kembung = (X) adalah subset dari ɵ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan gejala 2 = (Y) juga merupakan subset dari ɵ

60 dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, Maka kita dapat membentuk fungsi kombinasi m2 sebagai m3 dengan persamaan berikut : X m3( Z) 1 Y Z m1( X ) m2( Y) X Y m1( X ) m2( Y) Ket : m1, m2, m3 = Densitas gejala X, Y, Z = Himpunan Penyakit Misalkan User atau pasien melakukan konsultasi dengan keluhan Perut Kembung, Mual disertai muntah dan Perasaan sebah dan tidak nyaman diperut, maka untuk memperoleh nilai keyakinan dengan metode Dempstershafer dari gejala Perut Kembung dan Mual disertai muntah diatas dapat dihitung sebagai berikut : Gejala 1 = Perut Kembung dengan nilai probabilitas 0,7 gejala dari penyakit Gastritis dan Dispepsia. m1 { G, D } = 0,7 m1 { ɵ } = 10,7 = 0,3 Gejala 2 = Perasaan sebah dan tidak nyaman diperut dengan nilai probabilitas 0,8 gejala dari penyakit Gastritis. m2 { G } = 0,8 m2 { ɵ } = 10,8 = 0,2 Hasil perhitungan diilustrasikan dalam tabel III.6 dibawah ini

61 Tabel III.6. Aturan Kombinasi untuk m3 { G } (0,8) { ɵ } (0,2) { G, D } (0,7) { G } (0,56) { G, D } (0,14) { ɵ } (0,3) { G } (0,24) { ɵ } (0,06) Keterangan : Kolom pertama pada baris kedua dan ketiga berisikan semua himpunan bagian pada gejala pertama ( Perut kembung) dengan m1 sebagai fungsi densitas. Baris pertama berisikan semua himpunan bagian pada gejala kedua (Perasaan sebah dan tidak nyaman diperut) dengan m2 sebagai fungsi densitas. Baris kedua dan ketiga pada kolom kedua merupakan irisan dari kedua himpunan. Dari aturan kombinasi diatas, maka untuk menghitung nilai densitas digunakan persamaan Dempstershafer. Sehingga di peroleh m3 sebagai berikut : m3 { G } = 0,56 = 0,59 m3 { G, D } = 0,14 = 0,14 m3 { G } = 1 0,06 0,24 1 0,06 = 0,25 m3 { ɵ } = 1 0,06 0,06 1 0,06 = 0,06

62 Maka dapat disimpulkan nilai kepastian kombinasi Dempstershafer adalah : Bahwa user mengalami penyakit Gastritis dengan nilai kepercayaan paling tinggi sebesar 0,59 atau bila dipersentasekan nilainya menjadi 59 % III.5. Mesin Inferensi (Inference Engine) Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penelusuran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan pola tertentu. Selama proses konsultasi antar sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar. Secara umum ada dua teknik utama yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan, yaitu penulusuran maju (forward chaining) dan penulusuran mundur (backward chaining). Dalam penulusuran maju, aturanaturan yang diuji satu demi satu dalam urutan tertentu. Urutan ini mungkin berupa urutan pemasukan aturan ke dalam basis aturan atau juga urutan lain yang ditentukan oleh pemakai. Saat tiap aturan diuji, sistem pakar akan mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah. Jika kondisi benar maka aturan itu disimpan kemudian aturan itu diuji. Namun jika kondisinya salah, aturan itu tidak disimpan dan aturan berikutnya akan diuji. Proses ini akan berulang sampai seluruh basis aturan teruji dengan berbagai kondisi. Dalam mencari penyakit lambung dan mencari penyebab penyakit lambung akan dimulai dengan memberikan pertanyaan mengenai penyakit lambung yang dialami atau dengan memberikan daftar jenis penyakit lambung sehingga

63 diperoleh suatu diagnosa penyakit lambung dan hasil akhir kesimpulan penyakit lambung tersebut. Proses pelacakan kedepan (Forward Chaining) pada sistem analisa penyakit lambung secara umum dapat digambarkan sebagai berikut : mulai Cek dalam basis aturan Simpan aturan tersebut benar Cek apakah ada aturan yang sesuai salah Cari aturan berikunya benar Cek aturan berikutnya salah selesai Gambar III.1 Proses pelacakan ke depan (Forward Chaining) III.6. Desain Sistem Perancangan desain sistem yang akan di bangun menggunakan pemodelan Unified Modelling System (UML). Diagramdiagram yang akan digunakan seperti use case diagram, sequence diagram, class diagram dan activity diagram.

64 III.6.1. Use Case Diagram Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang menekankan apa yang dibuat sistem dan merepresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Registrasi Login Admin <<include>> Gejala User Konsultasi «extends» <<include>> Basis Aturan Admin Daftar Pasien Logout Gambar. III.2 Use Case Analisis penyakit lambung III.6.2. Sequence diagram Sequence diagram adalah diagram yang merepresentasikan interaksi antarobjek. Bentuk Sequence diagram dari sistem yang dibangun adalah sebagai berikut :

65 a. Sequence Diagram Login Admin FormAdmin TabelAdmin ADMIN Masukkan nama Sever Messagebox (Nama Server Salah) Validasi Nama Server Gagal Return Gagal [ Berhasil ] Gambar III.3 Sequence Diagram Login Ke Sistem b. Sequence Diagram Gejala Penyakit Lambung FormGejala TabelGejala ADMIN Memasukkan data gejala penyakit lambung Koreksi dan Ubah data gejala penyakit lambung Hapus Data gejala penyakit lambung Data gejala penyakit lambung ditampilkan pada grid Data gejala penyakit lambung dimasukkan Data gejala penyakit lambung diupdate Data gejala penyakit lambung di Hapus Menampilkan Data gejala penyakit lambung Gambar III.4 Sequence Diagram Gejala Penyakit Lambung

66 c. Sequence Diagram Basis Aturan FormBasisAturan TabelBasisAturan ADMIN Memasukkan Data basis aturan Data basis aturan dimasukkan Koreksi dan Ubah data basis aturan Hapus Data basis aturan Data basis aturan diupdate Data basis aturan di Hapus Data basis aturan ditampilkan pada grid Menampilkan Data basis aturan Gambar III.5 Sequence Diagram Basis Aturan d. Sequence Diagram Konsultasi Pemeriksaan Penyakit Lambung Form Pasien Form Konsultasi Form Cetak Konsultasi User Konsultasi Isi data pasien Memilih Gejala Back Mencetak hasil Back Gambar III.6 Sequence Diagram Konsultasi III.6.3. Class diagram Diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas serta paketpaket yang ada dalam sistem / perangkat lunak yang sedang kita kembangkan Diagram kelas (Class Diagram) memberi kita gambaran (diagram statis ) tentang sistem / perangkat lunak dan relasirelasi yang ada di dalamnya. Bentuk Class Diagram dari system yang dibangun dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

67 LOGIN + UserName + Password + Simpan() + Batal() Aplikasi ADMINISTRATOR Gejala Penyakit Basis Aturan Detail Penyakit Rekaman + Kodegejala= varchar(5) + NamaGejala= varchar(30) + NilaiDS= numeric(3) +Baru() +Simpan() +Batal() +Edit() +Hapus() +Keluar() + KodePenyakit=char(10) + NamaPenyakit=varchar(50) + Solusi= Text(0) + NilaiDS= Numeric(4) +Baru() +Simpan() +Batal() +Edit() +Hapus() +Keluar() + KodePenyakit=char(10) + Kodegejala=Varchar(5) + Rating= Numeric(10) +Baru() +Simpan() +Batal() +Edit() +Hapus() +Keluar() + KodeGejala=nchar(10) + Jawaban=nchar(10) + NoKonsultasi=Int(4) + Stat=nchar(10) +Baru() +Simpan() +Batal() +Edit() +Hapus() +Keluar() Gambar III.7 Class Diagram III.7. Desain Sistem Secara Global III.7.1. Desain Output Terdapat beberapa antar muka yang menjadi output dari sistem yang akan di bangun yaitu, FormKonsultasi, FormHasilKonsultasi. FormCetakKonsultasi. III.7.1.1. Antar Muka Pemakai (User Interface) FormKonsultasi Pada Gambar III.8 dibawah ini untuk memilih gejala yang penyakit lambung dari daftar kemudian klik tombol lanjutkan.

68 Kode Gejala Nama Gejala Ya Tidak 0001 0002 0003 0004 0005 0006 0007 0008 0009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Kosongkan Jawaban Lanjutkan Tutup Gambar III.8. Rancangan Form Output Pertama Konsultasi Setelah tombol lanjutkan di pilih, selanjutnya akan muncul form hasil konsultasi. Jika semua gejala penyakit lambung dipilih maka akan muncul penyakit lambung dan solusinya. Jika gejalagejala penyakit lambung belum lengkap maka akan muncul pesan "Anda memiliki gejala penyakit lambung, tetapi belum bisa ditentukan jenis penyakit lambung". Form Hasil konsultasi dapat dilihat pada Gambar III.9.

69 Gejala Yang Dialami Xxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Nama Penyakit Jenis Penyakit Nilai DempsterShafer = 0.99 Solusi xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Cetak Konsultasi Tutup Gambar III.9. Rancangan Form Output Langkah Kedua III.7.2. Rancangan Menu Sistem Pakar Perancangan antar muka merupakan tampilan program aplikasi yang digunakan pemakai untuk dapat berkomunikasi dengan komputer. Adapun yang menjadi rancangan antar muka dalam perancangan ini adalah rancangan menu

70 utama program, dimana melalui rancangan ini satu form dapat berinteraksi dengan form lainya. III.7.2.1. Perancangan Form Login Perancangan ini digunakan untuk masuk ke sistem dengan memasukkan nama, password, dan status. Rancangan ini ditunjukkan pada Gambar III.10. User Name Password OK Cancel Gambar III.10. Perancangan Form Login Admin III.7.2.2. Perancangan Menu Menu Utama merupakan tampilan awal dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit lambung. Rancangan menu utama dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Pakar Pemakai Help Data Gejala Konsultasi Pembuat Program Data Basis Aturan Logout Penjelasan Program Daftar Pasien Keluar Gambar III.11. Perancangan Form Menu Utama

71 III.7.3. Rancangan Input Data III.7.3.1. Form Gejala Penyakit lambung Kode Gejala : Nama Gejala : Nilai DS : Kode Gejala Nama Gejala Nilai DS Baru Simpan Batal Ubah Hapus Keluar Gambar III.12. Rancangan Form Interface Gejala Penyakit lambung III.7.3.2. Form Jenisjenis Penyakit Lambung dan Basis Aturan. Form jenisjenis penyakit lambung dan Basis Aturan merupakan form pemasukan basis aturan setiap rule. Bentuk dari jenisjenis penyakit lambung dan basis aturan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Add Cancel Kode Penyakit Nama Penyakit Solusi Nilai DS Baru Simpan Batal Edit Hapus Keluar Gambar III.13. Rancangan Form Interface Jenis Penyakit Lambung

72 III.7.4. Desain Database Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Untuk merancangnya diperlukan alat bantu, baik menggambarkan relasinya maupun mengoptimalkan rancangan database. III.7.4.1. Kamus Data 1. Kamus data tabel penyakit Penyakit lambung : @KodePenyakit + NamaPenyakit + Solusi + NilaiDS Keterangan : @KodePenyakit : Primary key 2. Kamus data tabel gejala Gejala penyakit : @KodeGejala + NamaGejala + NilaiDS Keterangan : @KodeGejala : Primary key 3. Kamus data tabel detail penyakit Detail penyakit : KodePenyakit + KodeGejala + Rating + NilaiDS Keterangan : KodePenyakit : Foreign key KodeGejala : Foreign key 4. Kamus data tabel pasien Pasien : @NoPasien + NamaPasien + JenisKelamin + Alamat + Telepon + TanggalKonsultasi Keterangan : @NoPasien : Primary key 5. Kamus data tabel rekaman Rekaman Keterangan : KodeGejala + Jawaban + NoPasien + Stat : KodeGejala : Foreign key

73 NoPasien : Foreign key 6. Kamus data tabel hasil Hasil : @NoKonsultasi + NilaiDS + NamaPenyakit + Solusi Keterangan : @NoKonsultasi : Primary key 7. Kamus tabel detail pasien Detail Pasien : NoKonsultasi + NoPasien + TanggalKonsultasi Keterangan : NoKonsultasi : Foreign key NoPasien : Foreign key 8. Kamus data tabel Login Login : @Username + Password + Status Keterangan : @Username : Primary key III.7.4.2. Normalisasi Normalisasi database biasanya jarang dilakukan dalam database skala kecil dan dianggap tidak diperlukan pada penggunaan personal. Namun seiring dengan berkembangnya informasi yang dikandung dalam sebuah database, proses normalisasi akan sangat membantu dalam menghemat ruang yang digunakan oleh setiap tabel di dalamnya, sekaligus mempercepat proses permintaan data. Pada tahap ini semua data direkam tanpa format tertentu dan data bisa jadi mengalami duplikasi.

74 1. Normal Pertama (1NF) Kode Nama Penyakit Gejala Solusi P01 Gastritis Perut kembung Kurangi makanan pedas P01 Gastritis Mual kadang disertai muntah Kurangi makanan pedas P01 Gastritis Perasaan sebah dan tidak nyaman diperut Kurangi makanan pedas P03 GERD Rasa panas di dada dan perut Hindari stress P03 GERD Nyeri pada dada atau perut bagian atas Hindari stress P03 GERD Nyeri dibelakang tulang dada Hindari stress 2. Normal Kedua (2NF) TGejala Kodegejala NamaGejala NilaiDS TDetail KodePenyakit Kodegejala Rating NilaiDS TRekaman KodeGejala Jawaban NoKonsultasi Stat TLogin UserName Password Status TPenyakit KodePenyakit NamaPenyakit Solusi NilaiDS DetailPasien NoKonsultasi NoPasien TanggalKonsultasi TPasien NoPasien NamaPasien JenisKelamin Alamat Telepon TanggalKonsultasi THasil NoKonsultasi NilaiDS NamaPenyakit Solusi

75 3. Normal Ketiga (3NF) TGejala Kodegejala NamaGejala NilaiDS TRekaman KodeGejala Jawaban NoKonsultasi Stat TDetail KodePenyakit Kodegejala Rating NilaiDS TPenyakit KodePenyakit NamaPenyakit Solusi NilaiDS TPasien NoPasien NamaPasien JenisKelamin Alamat Telepon TanggalKonsultasi DetailPasien NoKonsultasi NoPasien TanggalKonsultasi THasil NoKonsultasi NilaiDS NamaPenyakit Solusi TLogin UserName Password Status III.7.4.3. Struktur Tabel Database Melalui proses diatas maka dapat dirancang database dari sistem. Database yang dirancang terdiri dari tabeltabel yang saling berelasi. Struktur tabeltabel database tersebut, yakni :

76 1. Tabel Gejala Penyakit lambung Tabel Gejala Penyakit lambung digunakan untuk menyimpan data yang dapat memberikan informasi mengenai gejala penyakit lambung. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.7 Tabel III.7. TGejala Nama Database Nama Tabel Primary Key : Lambung_db : TGejala : KodeGejala Field name Type Size Indexed Description KodeGejala Varchar 5 Yes Kode Gejala NamaGejala Varchar 30 Nama Gejala NilaiDSGejala Float 4 Nilai Dempster Shafer 2. Tabel Basis Aturan Tabel Penyakit lambung ini berisi informasi tentang semua jenis penyakit lambung. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.8 Tabel III.8. TPenyakit Nama Database Nama Tabel Primary Key : Lambung_db : TPenyakit : KodePenyakit Field name Type Size Indexed Description KodePenyakit Char 10 Yes Kode Penyakit NamaPenyakit Varchar 50 Nama Penyakit

77 Solusi Text 0 Solusi NilaiDS Float 4 Nilai DS 3. Tabel Detail Penyakit lambung Tabel ini berisi informasi Detail Penyakit lambung merupakan tabel untuk menampung gejalagejala setiap penyakit lambung. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.9 Tabel III.9 TDetail Nama Database Nama Tabel Foreign Key : Lambung_db : TDetail : KodePenyakit, KodeGejala Field name Type Size Indexed Description KodePenyakit Char 10 Kode Penyakit KodeGejala Varchar 5 Kode Gejala Rating numeric 10 Rating 4. Tabel Pasien Tabel ini berisi informasi pasien yang melakukan konsultasi. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.10

78 Tabel III.10. TPasien Nama Database Nama Tabel Primary Key : Lambung_db : TPasien : NoPasien Field name Type Size Indexed Description NoPasien Int 10 Yes No Pasien NamaPasien Varchar 50 Nama Pasien JenisKelamin Varchar 9 Jenis Kelamin Alamat Varchar 50 Alamat Telepon Varchar 12 Telepon TanggalKonsultasi Datetime Tanggal Konsultasi 5. Tabel Rekaman Tabel ini berisi informasi penyakit lambung pada saat konsultasi. Jadi setiap hasil konsultasi disimpan pada tabel ini. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.11 Tabel III.11. TRekaman Nama Database Nama Tabel Foreign Key : Lambung_db : TRekaman : KodeGejala, NoKonsultasi

79 Field name Type Size Indexed Description KodeGejala nchar 10 Kode Gejala Jawaban nchar 10 Jawaban Pertanyaan NoKonsultasi int 4 Nomor Konsultasi Stat nchar 10 Status 6. Tabel Hasil Tabel ini berisi informasi hasil konsultasi pada pasien. Jadi setiap hasil konsultasi disimpan pada tabel ini. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.12 Tabel III.12. THasil Nama Database Nama Tabel Primary Key : Lambung_db : THasil : NoKonsultasi Field name Type Size Indexed Description NoKonsultasi Int 4 Yes Nomor Konsultasi NilaiDS Float 4 Nilai Dempster Shafer NamaPenyakit Varchar 50 Nama Penyakit Solusi Text 0 Solusi 7. Tabel Detail Pasien Tabel ini berisi informasi Detail Pasien merupakan tabel untuk menampung data pasien yang melakukan konsultasi. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.13

80 Tabel III.13 DetailPasien Nama Database Nama Tabel Foreign Key : Lambung_db : DetailPasien : KodePenyakit, KodeGejala Field name Type Size Indexed Description NoKonsultasi Int 4 Nomor Konsultasi NoPasien Int 10 PasienNomor TanggalKonsultasi datetime Tanggal Konsultasi 8. Tabel Login Tabel Login berguna untuk keamanan data. Jadi dalam hal ini hanya terdaftar didalam tabel pengembang yang berhak untuk melakukan perubahan terhadap sistem. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.14 Tabel III.14. TLogin Nama Database Nama Tabel : Lambung_db : Tlogin Field name Type Size Indexed Description Username nvarchar 20 User Name Password nvarchar 20 Password Status nvarchar 10 Status

81 III.8. ERD (Entity Relationship Diagram) Setelah merancang database maka dapat dibuat relasi tabel sebagai kebutuhan data. Relasi menggambarkan hubungan antara tabel yang dapat dilihat pada Gambar III.14. Tabel login tidak dimasukkan dalam relasi karena bukan merupakan bagian dari data kepakaran. NamaPenyakit KodePenyakit Solusi Gejala [1:N] Memiliki [1:N] Basis Aturan NilaiDS NilaiDS KodeGejala [1:N] NamaGejala Menyimpan [N:N] [1:N] KodePenyakit Memilih KodeGejala Detail Penyakit KodeGejala Jawaban NamaPasien Rating [N:N] NoKonsultasi NoPasien JenisKelamin Stat Alamat Rekaman Konsultasi Pasien TanggalKonsultasi [N:N] [N:N] [N:N] [1:N] [N:N] Menyimpan NoKonsultasi NilaiDS [1:N] Menyimpan DetailPasien NoKonsultasi NoPasien Hasil NamaPenyakit TanggalKonsultasi Solusi Gambar III.14. ERD (Entity Relationship Diagram)

82 III.9. Activity Diagram Setiap aktivitas suatu aktor dieksentasikan ke aktivitas aktor lain dapat disatukan dengan swimline. Aktivitas yang terjadi pada sistem yang akan dibangun memiliki gabungan aktivitas antar aktor user dan admin. 1. Activity Diagram Form Login Admin Activity diagram form login admin dapat dilihat pada gambar III.15 sebagai berikut : Masukkan User Name dan Password Ya Apakah Valid? Tidak Login Berhasil Selesai Gambar III.15. Diagram Activity Login 2. Activity Diagram Form Input Data Gejala Activity diagram form input data gejala dapat dilihat pada gambar III.16 sebagai berikut :

83 Mulai Tampil Form gejala Ya Baru Tidak Edit? No Input Data gejala Yes Ubah Data Hapus? yes Yes Simpan? No Simpan Batal No Hapus Data Gambar III.16. Diagram Activity Form Gejala 3. Activity Diagram Form Basis Aturan Activity diagram form basis aturan dapat dilihat pada gambar III.17 sebagai berikut : Mulai Tampil Form Basis Aturan Ya Baru Tidak Edit? No Input Data Basis Aturan Yes Ubah Data Hapus? yes Yes Simpan? No Simpan Batal No Hapus Data Gambar III.17. Diagram Activity Basis Aturan

84 4. Activity Diagram Form Konsultasi Activity diagram form konsultasi dapat dilihat pada gambar III.18 sebagai berikut : Mulai Tampil Form Pasien Masukkan data Pasien Tekan Tombol Lanjutkan Tampil Form Gejala Check List Gejala Penyakit Yes Lanjutkan No Tampil Hasil Konsultasi Keluar Gambar III.18. Diagram Activity Konsultasi