BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. waktu yang panjang dengan melakukan usaha-usaha yang sesuai dengan keadaan

2 kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivitas usahanya, kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivtas agar mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Berhasil atau tidaknya suatu perencanaan dalam perusahaan membutuhkan fungsi

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kuesioner variabel independent

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam berbagai organisasi, lembaga, instansi atau perusahaan, memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan.

BAB I. Persaingan dunia usaha dewasa ini semakin kompetitif. Penyebab utama dari makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

ABSTRAK Dian Oktafiani Anwar, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya (Studi Kasus Pada PT.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha, ilmu pengetahuan, dan teknologi sekarang ini

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang dan juga untuk menjaga

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih (principals)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami kebangkrutan karena tidak siap akan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN. (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Surakarta dan Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang yaitu untuk memberikan suatu kebutuhan masyarakat sehari-hari. Pabrik

STRUKTUR ORGANISASI Perusahaan Batik Hadiprijanto. Sumber : Perusahaan Batik Hadiprijanto. Lampiran 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, terjadi pergerakan dan perubahan yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah ada di depan mata, didukung dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan

sebagai suatu sistem pengawasan manajemen Jawaban Kuesioner Ya Ragu-ragu Tidak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global, setiap perusahaan dituntut

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT GOTRANS LOGISTIC CABANG MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. penugasan pemerintah dibidang ketenaga listrikan dalam rangka menunjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

2016 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN D ENGAN PENGEND ALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, antara lain terdiri atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban dan pengendali biaya (Iswahyudi, 2007).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan kompetitor. Terlebih lagi pada era global saat ini, persaingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem ini

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian pada saat ini sangatlah tidak menentu, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kompetetif yang mengharuskan perusahaan-perusahaan menjalankan usaha. manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang ada di Indonesia terdiri dari perusahaan pemerintah maupun swasta. Perusahaan yang didirikan di Negara ini mayoritas antara lain, perusahaan makanan / minuman, obat - obatan, tekstil, properti dan lain-lain. Dengan demikian bagi pengusaha, pesaing untuk usahanya tidak hanya dari lokal (negara sendiri) melainkan juga dari interlokal (negara asing). Tidak hanya pesaing, bagi seorang pengusaha perkembangan dalam dunia bisnis itu sangatlah penting, apalagi di jaman yang semakin canggih ini, perkembangan dalam hal ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan lain-lain. Dan bagi seorang pengusaha atau sebuah perusahaan dituntut untuk selalu berkembang mengikuti perkembangan jaman. Jika perusahaan tidak bisa berkembang mengikuti perkembangan jaman, perusahaan tersebut akan mengalami beberapa kemungkinan, yaitu perusahaan tersebut akan mundur atau perusahaan tersebut akan bangkrut dengan sendirinya. Untuk mengikuti perkembangan ini diperlukan strategi bisnis yang baru. Keberhasilan suatu perusahaan di jaman yang sangat dengan persaingan tergantung dari persiapan perusahaan tersebut menghadapi ancaman dan tantangan yang timbul, yaitu melalui formulasi dan implementasi strategi yang tepat, menyelaraskan pada keunggulan inti 1

2 perusahaan. Setiap perusahaan yang didirikan biasanya memiliki tujuan yang ingin dicapai, baik berupa laba, efisiensi, kualitas barang dan jasa, maupun tanggungjawab pelayanan kepada masyarakat. Perusahaan tentu menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan laba demi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Demi kelangsungan hidup perusahaan, maka sebaiknya perlu dilakukan pengendalian terhadap biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan mengurangi biaya-biaya yang tidak efektif dalam kegiatannya. Perusahaan yang berorientasi pada laba akan berusaha untuk mempertahankan keberadaanya dan terus berkembang dalam jangka waktu yang panjang dengan melakukan usaha-usaha yang sesuai dengan keadaan perusahaan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menciptakan suatu sistem pengendalian manajemen sehingga perusahaan dapat beroperasi secara efektif dan efisien (Rosidah dan Krisnandi,2008). Menurut Nafarin (2004) anggaran memiliki tiga fungsi yaitu fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan,dan fungsi pengendalian. Fungsi perencanaan adalah anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang lebih nyata atau jelas dalam unit dan uang. Fungsi pelaksanaan adalah anggaran merupakan pedoman dalam pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam pencapaian tujuan perusahaan yaitu laba. Sedangkan fungsi pengendalian adalah anggaran merupakan alat pengendalian atau pengawasan, pengendalian berarti melakukan evaluasi (menilai atas pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan anggaran dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu). Fungsi perencanaan berhubungan dengan kegiatan perusahaan dimasa

3 dating. Rencana diperlukan perusahaan sebagai pedoman kerja di waktu yang akan datang sebagai alat pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. Sebagai alat pengawasan terhadap realiasasi dan rencana tersebut d waktu yang akan datang. Dengan adanya suatu rencana, maka kegiatan-kegiata seluruh bagian dalam perusahaan akan saling menunjang, bahu membahu secara bersama menuju sasaran yang telah ditetapkan (Munandar, 2002). Fungsi pengendalian berhubungan dengan pengarahan kegiatan perusahaan sehingga berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kedua fungsi ini saling berkaitan dan saling menunjang, karena pengendalian yang efektif dapat dilaksanakan jika terdapat perencanaan yang baik pula. Bagi perusahaan industri, yang kegiatan utamanya menghasilkan atau menciptakan suatu produk. Proses produksi merupakan kegiatan yang sangat penting. Pada hakekatnya produksi itu merupakan penciptaan atau penambahan faedah bentuk, waktu, dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Proses transformasi atau perubahan bentuk faktor-faktor produksi tersebut disebut proses produksi. Menurut Ahyari(2002) bahwa proses produksi merupakan suatu cara atau metode maupun teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah baru atau penambahan faedah tersebut dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi yang realistis dan penentuan strategi, kebijakan, program, prosedur, metode, system anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Kholmi dan Yuningsih (2009) perencanaan mengacu pada pembentukan program kegiatan perusahaan yang terinci untuk semua tahapan operasi, dan erat hubungannya dengan

4 penetuan serta pencapaian tujuan perusahaan. Dalam pelaksanaannya diperlukan adanya pengendalian, agar semua yang telah disusun dan telah dirancang dapat berjalan dalam koridornya masing-masing. Perencanaan biaya produksi dilakukan dengan cara menyusun anggaran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan akuntansi pertanggungjawaban guna menunjang pengendalian biaya. Semakin baik penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan maka akan semakin baik pula pengendalian biaya, sedangkan pengendalian biaya yang baik akan memudahkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Dengan adanya akuntansi pertanggungjawaban, pimpinan dapat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab ke tingkat pimpinan dibawahnya dengan lebih efisien tanpa memantau secara langsung seluruh kegiatan perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban juga perlu dievaluasi agar berlangsung dengan baik sehingga manajemen dengan mudah menghubungkan biaya yang timbul dengan manajer pusat pertanggungjawaban yang bertanggung jawab. Penerapan akuntansi peranggungjawaban yang memadai mampu mendorong perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai daya saing juga memerlukan menejemen perusahaan yang senantiasa memerlukan peningkatan (improvement) terhadap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa. Pada perusahaan kecil biasanya pemilik perusahaan juga bertindak sebagai manajer perusahaan. Hal ini dikarenakan masih sedikitnya aktivitas yang terjadi, namun seiring dengan perkembangan perusahaan maka semakin banyak pula aktivitas yang terjadi sehingga tidak mungkin seorang manajer

5 mengambil keputusan yang penting karena banyak areal keputusan yang harus banyak diambil dan tidak ada orang yang menguasai semua bidang yang ada dalam organisasi, sehingga sebagai konsekuensi pengambilan keputusan harus didelegasikan kepada tingkatan yang lebih rendah dengan pemberian wewenang. Pada saat perusahaan bertumbuh, biasanya manajer puncak menciptakan berbagai wilayah tanggungjawab yang dikenal sebagai pusat pertanggungjawaban dan menegaskan manajer dibawahnya untuk menangani wilayah tersebut. Pusat pertanggungjawaban akan membantu para menejer atau kepala bidang tiap sub-bidang dalam melaporkan hasil dari setiap pusat biaya, pusat pendapatan, maupun pusat investasi. Adanya pusat pertanggungjawaban dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi. Peran seorang kepala bidang sangat diperlukan keahliannya dalam membuat rencana jangka panjang maupun jangka pendek, mengontrol aktivitas kerja dan aktivitas menejemen lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan para kepala bidang suatu organisasi akan dilihat dari hasil kinerja menejerialnya. Kinerja manajerial sendiri merupakan hasil yang efektif dan efisien dari suatu aktivitas menejerial seperti perencanaan, kontrol, pengawasan dan pelaksanaan. Penilaian kinerja dapat diartikan sebagai penilaian secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, perusahaan, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen (Hansen dan Mowen, 2009). Pusat

6 pertanggungjawaban merupakan suatu bagian informasi dalam informasi yang memiliki kendali atas terjadinya biaya, perolehan pendapatan, atau penggunaan dana investasi. Pusat pertanggungjawaban utama terdiri dari empat macam biaya, yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.(hansen dan Mowen, 2009). Pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur secara moneter, namun outputya tidak. Pusat biaya (cost center), manajer departemen atau divisi diserahi tanggungjawab untuk mengendalikan biaya yang dikeluarkan otoritas untuk mengambil keputusan-keputusan yang mempengaruhi biaya tersebut. Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat dijadikan pedoman pemisahan fungsi atau tugas dalam suatu organisasi maupun perusahaan. Adanya sistem ini, dapat mengatur dengan baik setiap kebijakan serta tugas yang telah disesuaikan dengan jabatan atau kedudukan masing-masing. Sistem ini dapat membantu perusahaan dalam mengendalikan setiap segmen aktivitas perusahaan. Pusat pertanggungjawaban memiliki kebijakan serta bukti-bukti yang dapat digunakan untuk mendukung pertanggungjawaban dari biaya yang dikeluarkan serta masukan yang diterima oleh perusahaan. Setiap aktivitas yang dikeluarkan dan dihasilkan harus bisa dipertanggungjawabkan keberadaannya. Kepala bidang perusahaan harus dapat bertanggungjawab dalam pelaporan yang dihasilkan dan harus dilaporkan pada pusat pertanggungjawaban. Proses kerja yang seperti ini akan menghasilkan efektivitas dan efisiensi dalam perusahaan tersebut. Efektivitas dan efisiensi pusat pertanggungjawaban dapat dilihat dalam laporan pertanggungjawaban. Efisiensi merupakan rasio output terhadap input, sedangkan efektivitas pusat pertanggungjawaban ditentukan oleh hubungan antara output yang

7 dihasilkan oleh suatu pusat pertanggungjawaban dengan tujuannya. Teknik penilaian efisiensi adalah dengan membandingkan output yang dihasilkan dengan input yang digunakan oleh pusat pertanggungjawaban, sedangkan teknik penilaian efektivitas adalah dengan membandingkan ouput yang dihasilkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan yang ditetapkan dalam pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan tersebut dapat membantu perusahaan dalam memperoleh hasil yang sesuai dan yang diinginkan. Akuntansi pertanggungjawaban dapat pula membantu perusahaan untuk mengetahui serta menilai penyimpangan yang terjadi. Fenomena akan terjadinya penyimpangan ini sering terjadi dalam perusahaan. Fenomena kejelasan dan tanggungjawab dari keputusan yang dibuat oleh kepala bidang. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mawarni (2016) melakukan penelitian penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya pada PT Starfood Internasional dengan hasil penelitian sudah cukup memadai mengenai struktur organisasi yang ditetapkan pada PT. Starfood Internasional, karena telah menunjukkan pusat pertanggungjawaban dari pimpinan paling atas ke pimpinan paling bawah serta terdapat pembagian tugas maupun pemisahan fungsi secara tegas dan jelas. Baik tugas, wewenang dan pelaporan menjelaskan hubungan vertikal yang ada dalam perusahaan, terdapat pula hubungan horizontal yang mana ditunjukkan dengan adanya koordinasi dari bagian satu dengan lainnya. Namun, untuk penyusunan kode rekening dan klasifikasi biaya juga penggolongan biaya belum dapat terealisasi secara jelas dan belum dapat memenuhi konsep akuntansi pertanggungjawaban secara sempurna karena belum menunjukkan apakah biaya tersebut termasuk ke dalam biaya terkendali atau tidak terkendali.

8 Pasaribu (2013) melakukan penelitian penerapan informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja pusat biaya pada PT. AJ Central Asia Raya cabang Manado dengan hasil penelitian PT CAR cabang Manado telah melaksanakan pengidentifikasian dan penetapan unit organisasi atau unit kerja sebagai suatu pusat pertanggungjawaban dengan baik (favorable) atau sesuai dengan sifat dan sasaran kegiatan yang ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja Pimpinan Cabang Manado dilakukan dengan membandingkan antara realisasi yang telah dicapai dengan anggaran yang telah disusun selama periode tertentu. Kinerja manajer pusat biaya diukur dan dinilai berdasarkan perbandingan antara target anggaran dengan realisasi anggaran. Temmy (2014) dengan penelitiannya yang berjudul penerapan akuntansi pertanggungjawaban untuk penilaian kinerja manajerial pada PT. Tirta Investama (DC) Manado dengan hasil penelitian bahwa PT. Tirta Investama (DC) Manado sudah melakukan penyusunan laporan anggaran dengan baik, dimana isi laporan pertanggungjawaban adalah anggaran biaya, realisasi biaya dan selisih biaya. PT. Tirta Investama (DC) Manado juga memiliki pengklasifikasian kode rekening dan melalukan pemisahan biaya antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Oktaviani (2015) dalam penelitiannya tentang pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT INTI PERSERO menunjukan bahwa penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT INTI PERSERO dinilai baik. Hal ini dilihat pada dimensinya yang terdiri dari tahap perencanaan dan tahap penilaian kinerja manajer pusat biaya yang telah dilaksanakan dengan baik. Dan juga penerapan akuntansi pertanggungjawabannya dinilai baik, hal ini dapat dilihat dari

9 syarat-syarat penerapan akuntansi pertanggungjawabannya yang terpenuhi, diantaranya yaitu struktur organisasi, penyusunan anggaran, penggolongan biaya, sistem akuntansi dan laporan pertanggungjawaban yang telah diterapkan dengan baik. Mengingat pentingnya pertanggungjawaban pusat biaya di dalam suatu perusahaan dan pusat pertanggungjawaban biaya juga sangat berhubungan dengan anggaran perusahaan yang akan digunakan untuk tahun berikutnya. Pusat pertanggungjawaban biaya di PT. Sampharindo Perdana Semarang bertanggungjawab atas semua yang digunakan untuk operasional perusahaan. Divisi yang bermacam-macam yang berada di dalam perusahaan yang terkadang terjadi ketidaksamaan dengan prosedur dan kerja dari perusahaan yang tidak diperhatikan, pembelian bahan baku dan keperluan lainnya yang sifatnya mendadak, pembayaran listrik yang melebihi dari anggaran karena terjadi kenaikan dari pemerintah, dan pengeluaran lainnya yang tidak sesuai dengan anggaran. Penganggaran yang terjadi di PT Sampharindo Perdana belum terealisasi On Budget, dalam artian masih terjadi saling pinjam meminjam dana atau anggaran antar bagian. misalnya biaya produksi kurang, maka kekurangannya itu diambilkan dari biaya direksi. Maka alasan ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai system anggaran dan pusat pertanggungjawaban di departemen pertanggungjawaban biaya di PT Sampharindo Perdana Semarang. PT. Sampharindo Perdana merupakan perusahaan yang bergerak dibidang farmasi yang mengutamakan mutu terbaik bagi pelanggan sesuai kebutuhan dan pola penyakit masyarakat dengan harga yang terjangkau. PT. Sampharindo Perdana berada dalam lingkungan persaingan yang sangat ketat dan sangat kompetitif. Meskipun demikian, PT

10 Sampharindo Perdana tetap berupaya agar kinerjanya baik, sehingga dapat memberikan hasil yang baik pula untuk masyarakat. Hal ini ditandai dengan dibentuknya pusat - pusat pertanggungjawaban sehingga wewenang dan posisi serta tugas untuk setiap unit menjadi jelas. Oleh karena itu, dari latar belakang diatas mengenai penerapan akuntansi peretanggungjawaban sebagai penilaian kinerja pusat biaya yang hasilnya dilihat dari laporan pertanggungjawaban pada pusat biaya produksi maka penulis tertarik untuk melakukan penilitian replika dari penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani (2015) dengan hasil dan obyek penelitian yang berbeda, penulis akan melakukan penelitian pada PT. Sampharindo Perdana, dengan mengambil judul Penilaian Kinerja Manajer Pusat Biaya dan Pelaksanaan Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Anggaran di Perusahaan Farmasi (Studi Kasus Pada PT Sampharindo Perdana Semarang). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah, sebagai berikut : Bagaimana pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban di PT. Sampharindo Perdana Semarang dalam menilai kinerja pusat biaya. 1.3 Tujuan Penelitian

11 Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja manajer pusat biaya di PT. Sampharindo Perdana Semarang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan, dapat sebagai bahan pertimbangan bahan informasi dan sarana perbaikan yang diperlukan sehubungan dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban. 2. Bagi penulis, dapat mengetahui sejauh mana penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja menejer penjualan. 3. Bagi dunia akedimisi, dapat memotivasi penelitian-penelitian selanjutnya terutama dalam bidang akuntansi pertanggungjawaban dengan mengeliminasi keterbatasan yang ada. 1.5 Pembatasan Masalah 1. Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi masalah tentang perusahaan farmasi PT. Sampharindo Perdana Semarang. 2. Data yang dianalisis berupa hasil tanya jawab dengan pihak perusahaan PT. Sampharindo Perdana Semarang. 1.6 Sistematika Penulisan

12 Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan. Sistematika penulisan penelitian ini adlah sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penilitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori sebagai dasar dalam menganalisis permasalahan yang ada. Pada bagian ini berisi telaah teori, kerangka konseptual dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang data penelitian, hasil dan pembahasan mengenai pengetahuan dan pemahaman tentang peranan akuntansi pertanggungjawaban pada pusat pendapatan serta meningkatkan kinerja manajer penjualan. Hasil penelitian ini disampaikan secara verbal dengan kata-kata dan secara matematis dalam bentuk angka-angka. BAB V PENUTUP

13 Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada bagian isi dan kesimpulan berdasarkan hasil peneitian dan saran yang telah diberikan pada pihak yang memerlukan.