Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Muhammad Arief Maulana, Awik Hidayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Abstrak

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

EFEKTIFITAS BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS BUDAYA JAWA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA SMK PGRI WONOASRI

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Sri Mulwati

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF. Rury Muslifar

III. METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL. Oleh: NAMA : FRIGE ARDINATA EKA PUTRA SISWANTO NPM :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang

PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan model pelayanan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA SMPN 3 KEBUMEN

BAB III METODE PENELITIAN

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahwa: ada pengaruh diskusi kelompok kecil (buzz group discussion)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP RENCANA PENGEMBANGAN KARIR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

THE EFFECT OF GROUP COUNSELING SERVICE TOWARD THE ENHANCEMENT OF STUDENTS PHYSICAL SELF-CONCEPT AT X MIA GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGURANGI KECEMASAN BERKOMUNIKASI PADA SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SIMULASI BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN INTERPERSONAL SISWA SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih

III. METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

BAB III METODE PENELITIAN. penggunaan data-data numerik atau berupa angka-angka yang dapat dicari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DI SD MUHAMMADIYAH PAHANDUT PALANGKARAYA.

III. METODE PENELITIAN. sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 MAKASSAR

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

Jurnal Bimbingan Konseling

PRINSIP DISKUSI, DISKUSI KELOMPOK, DISKUSI KELAS

ARTIKEL PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERMAINAN SIMULASI KETERBUKAAN DIRI UNTUK SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAPMINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP MURNI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MDEL LAYANAN BIMBINGAN KELMPK TEKNIK BUZZ GRUP UNTUK MENINGKATKAN KMUNIKASI INTERPERSNAL SISWA SMA leh: Tita Maela Margawati Abstrak Komunikasi interpersonal memiliki arti yang penting untuk membantu perkembangan intelektual dan sosial siswa. Siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi interpersonal akan sulit menyesuaikan diri, seringkali marah, cenderung memaksakan kehendak, egois dan mau menang sendiri sehingga mudah terlibat dalam perselisihan. Sehingga komunikasi interpersonal perlu ditingkatkan. Tujuan penelitian ini: mengetahui kondisi empiris pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, mengetahui kondisi komunikasi interpersonal siswa, merumuskan model yang efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa, mengetahui tingkat keefektifan bimbingan kelompok dengan teknik buzz group. Metode yang digunakan dalam penelitian ini R&D (research and development). Prosedur pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: studi pendahuluan, merancang model hipotetik, uji kelayakan model hipotetik, perbaikan model, uji lapangan dan model akhir. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan skala psikologis. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Wilcoxon Signed Rank Tes. Simpulan penelitian ini adalah model bimbingan kelompok teknik buzz group efektif dalam meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Hal ini terlihat dari perubahan komunikasi interpersonal siswa antara pre-test dan post-test. Perubahan yang terjadi adanya peningkatan 15,05%. Hasil uji statistik menunjukkan angka 0,005, maka 0,005< 0,05, yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan komunikasi interpersonal siswa antara Pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil penelitian, maka konsekuensi dari hasil penelitian tersebut adalah dimasukkannya program bimbingan kelompok dengan teknik buzz group sebagai program bimbingan dan konseling di sekolah untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal. A. PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berkeinginan untuk berbicara, tukar menukar gagasan, memberikan informasi dan menerima informasi, berbagi pengalaman, bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan sebagainya. Dengan demikian manusia akan berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dan individu dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Dengan berkomunikasi dengan baik individu dapat diterima di lingkungannya. Komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka disebut komunikasi interpersonal. 55

Siswa yang mampu berkomunikasi interpersonal dengan baik akan mudah bersosialisasi dengan teman sebaya dan lancar dalam memperoleh pemahaman dari guru, siswa yang kurang mampu berkomunikasi akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Siswa yang kurang mampu berkomunikasi lebih sering diam, menyendiri dan tidak mau bergabung dengan teman yang sedang mengobrol dengan teman yang lain. Hal ini terjadi akibat siswa mempunyai masalah yang sifatnya pribadi, salah satunya kurangnya pengetahuan tentang pentingnya komunikasi interpersonal bagi diri siswa. Padahal komunikasi interpersonal memiliki arti yang sangat penting yaitu, membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. Layanan Bimbingan kelompok merupakan upaya pemberian bantuan secara kelompok untuk dapat membahas topik atau permasalahan siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok dan masalah yang dibahas bimbingan kelompok mengandung konsekuensi sosial. Melalui dinamika kelompok ini memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya mengembangkan wawasan, pemahaman diri, pemahaman lingkungan, sikap dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mencegah timbulnya masalah dalam upaya pengembangan diri. Bimbingan kelompok sangat tepat bagi remaja karena memberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan, perasaan, permasalahan, melepas keraguraguan dan pada kenyataannya mereka akan senang berbagi pengalaman dan keluhankeluhan pada teman sebaya. Melihat pentingnya layanan bimbingan keleompok bagi siswa terutama dalam usaha meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal, maka dibutuhkan sebuah kemasan baru serta pendekatan yang tepat untuk mengembangkan layanan bimbingan kelompok yang lebih efektif terutama dalam meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Salah satu model layanan bimbingan kelompok yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa adalah model layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok kecil (Buzz group). B. METDE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development), dengan pendekatan analisis kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif untuk menguji keefektifan hubungan antar variabel dan Kualitatif untuk mengetahui validitas rasional dari produk yang dihasilkan. Metode penelitian dan pengembangan merupakan 56

metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Rancangan penelitian dan pengembangan yang meliputi langkah-langkah berikut : (1) studi pendahuluan, (2) mengembangkan rancangan model hipotetik, (3) merancang model hipotetik, (4) validasi ahli, (5) perbaikan model I, (6) uji coba lapangan, (7) perbaikan model II (8) menghasilkan model akhir Penelitian dengan menggunakan metode research and developmentini diharapkan dapat menghasilkan sebuah pruduk model yaitu pengembangan bimbingan kelompok dengan teknik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Penelitian ini bermula dari masalah yang muncul di sekolah, yaitu SMAN 1 Ngadirojo yang menunjukkan gejala-gejala komunikasi interpersonal yaang rendah, dan belum tertangani secara baik. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang berkomunikasi interpersonal kurang baik, terjadi perselisihan antar siswa karena kesalahpahaman yang disebabkan komunikasi interpersonal yang kurang baik, ada beberapa siswa yang tidak dapat mengendalikan diri dalam berperilaku dan berkomunikasi dengan siswa lain disekolah, terdapat siswa yang cenderung diam dan menghindar pergaulan dengan teman sebayanya C. PRSEDUR PENGEMBANGAN Tahapan prosedur pengembangan yang dilakukan peneliti berdasarkan teori Sugiyono (2010: 413) yang menyatakan bahwa hasil akhir dari penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk yang lengkap dengan spesifikasinya. Adapun prosedur pengembangan yang dilakukan sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian pendahuluan Pada penelitian pendahuluan dilakukan dua kegiatan yaitu kajian pustaka dan kajian empirik. Kajian pustaka dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang teori bimbingan kelompok, teori tentang buzz group yang akan digunakan sebagai teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok, teori tentang komunikasi interpersonal. Kajian empirik dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang sikap komunikasi interpersonal siswa dan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa SMAN I Ngadirojo yang telah dilakukan oleh guru BK di sekolah. 2. Merumuskan model hipotetik 57

Berdasarkan kajian teoretik, hasil-hasil penelitian terdahulu, hasil studi pendahuluan, berikutnya merumuskan model hipotetik bimbingan kelompok dengan teknik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. 3. Validasi Ahli Uji kelayakan dengan validasi pembimbing atau ahli dan validasi praktisi. 4. Perbaikan model 1 Perbaikan model sesuai dengan masukan pembimbing/ahli dan juga praktisi 5. Uji coba terbatas Setelah melakukan perbaikan model kemudian melakukan uji coba terbatas 6. Menghasilkan Model Akhir Pengembangan Model Bimbingan Kelompok teknik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa SMA D. UJI CBA PRDUK 1. Desain Uji Coba Pengujian produk dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengembangan model bimbingan kelompok teknik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal kelas XI SMAN 1 Ngadirojo. Desain uji coba produk dilakukan untuk mengungkap data komunikasi interpersonal antara sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok. Teknik mengungkap data sebelum diberi bimbingan kelompok dengan angket. Menurut Sutoyo (2009: 167) angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui danperlu dijawab oleh responden. Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian eksperimen dengan cara membandingkan empati sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok dengan teknik buzz group (before-after). 2. Subjek Uji Coba Pengujian produk dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengembangan model bimbingan kelompok teknik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal kelas XI SMAN 1 Ngadirojo. Desain uji coba produk dilakukan untuk mengungkap data komunikasi interpersonal antara sebelum dan sesudah diberi bimbingan 58

kelompok. Teknik mengungkap data sebelum diberi bimbingan kelompok dengan angket. Menurut Sutoyo (2009: 167) angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui danperlu dijawab oleh responden. Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian eksperimen dengan cara membandingkan empati sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok dengan teknik buzz group (before-after). 3. Jenis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran angket (data bersifat kualitatif). Mengingat bahwa analisis data penelitian menggunakan statistik maka data yang bersifat kualitatif diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif. Perubahan data kualitatif menjadi kuantitatif mengacu pendapat Sugiyono (2010: 418) yang dimodifikasi oleh peneliti sendiri. Hasil modifikasi tentang komunikasi interpersonal tersebut adalah Sangat Sesuai (SS) = 4, Sesuai (S) = 3, Tidak Sesuai (TS) = 2 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) = 1 (untuk pertanyaan favourable). Sedangkan Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak Sesuai = 4 (untuk pertanyaan unfavourable). E. KEADAAN KMUNIKASI INTERPERSNAL SISWA SMAN 1 NGADIRJ SECARA KESELURUHAN Keadaan komunikasi interpersonal siswa diambil dari 223 kelas XI yang terdiri dari kelas XI MIA 1, X1 MIA 2, XI MIA 3, XI MIA 4, XI IIS 1, XI IIS 2, XI IIS 3,XI IIS 4 dengan menggunakan instrumen skala komunikasi interpersonal yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Gambaran umum mengenai keadaan komunikasi interpersonal siswa berdasarkan total kelas XI sebanyak 223 siswa diperoleh hasil sebagaimana tabel distribusi berikut: Tabel 4.2 Klasifikasi Profil Komunikasi Interpersonal Siswa Secara Umum RENDAH 29 13,00% SEDANG 159 71,30% 59

TINGGI 35 15,70% 223 100,00% Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa siswa yang mengalami masalah komunikasiinterpersonal rendah yaitu 13,00 % atau 35 dari 223 siswa. berikut, Keadaan Komunikasi Interpersonal Berdasarkan Indikator/aspek 1. Keterbukaan Adapun keadaan komunikasi interpersonal pada aspek keterbukaan, sebagai Tabel 4.3 Klasifikasi Profil komunikasi Interpersonal Siswa Indikator Keterbukaan RENDAH 25 11,21% SEDANG 133 59,64% TINGGI 65 29,15% 223 100,00% 2. Aspek Empati Adapun keadaan komunikasi interpersonal siswa pada aspek empati: Tabel 4. 4 Keadaan komunikasi interpersonal Siswa Pada aspek empati RENDAH 24 10,76% SEDANG 141 63,23% TINGGI 58 26,01% 223 100% berikut: 3. Aspek Dukungan Adapun keadaan komunikasi interpersonal pada aspek dukungann, sebagai 60

Tabel 4.5 Keadaan komunikasi interpersonal Siswa Pada Aspek Dukungan RENDAH 30 13,45 % SEDANG 116 52,02% TINGGI 77 34,53% 223 100,00% 4. Aspek Positif Berdasarkan kriteria penentuan tingkat komunikasi interpersonal, diketahui penyebaran skor positif sebagaimana pada tabel distribusi berikut ini Tabel 4.6 Klasifikasi Profil Komunikasi Interpersonal Siswa Indikator Positif RENDAH 35 15,69% SEDANG 105 47,09% TINGGI 83 37,22% 223 100,00% 5. Aspek Kesamaan Berdasarkan kriteria penentuan tingkat komunikasi interpersonal, diketahui penyebaran skor kesamaan sebagaimana pada tabel distribusi berikut ini Tabel 4.7 Klasifikasi Profil Komunikasi Interpersonal Siswa Indikator Kesamaan RENDAH 22 9,86% SEDANG 123 55,16% TINGGI 78 34,98% 61

223 100,00% Hasil Pre Test Komunikasi Interpersonal Siswa SMAN 1 Ngadirojo Sample siswa diambil 10 anak, untuk uji keefektifan produk. Hasil yang didapat menunjukkan angka 1120. Jumlah keseluruhan jika mempunyai komunikasi interpersonal tinggi adalah 1920 atau 100%. Nilai komunikasi interpersonal 10 siswa SMAN 1 Ngadirojo dalam persen ditunjukkan dengan angka 58,33 %. Tabel 4.12. Hasil Pre Test Siswa Katego Nilai Hasil o. ri (dalam persen) Tinggi 145-193 ( 58,33) Sedang 96-144 Rendah 48-95 Hasil Post Test Komunikasi Interpersonal Siswa SMAN 1 Ngadirojo Hasil yang didapat setelah di berikan perlakuan atau post test yaitu menunjukkan angka 1398. Nilai komunikasi interpersonal siswa dalam persen setelah diberikan perlakuan yaitu 72,81 %. Tabel 4.13. Hasil Post Test Siswa Katego Nilai Hasil o. ri (dalam persen) Tinggi 145-193 ( 72,81 %) Sedang 96-144 Rendah 48-95 Perbandingan Pre Test dan Post Test Melihat hasil diatas maka terlihat jelas bahwa pre test menunjukkan angka 58,33 % dan post test menunjukkan angka 72,81 %. Angka menunjukkan bahwa ada peningkatan komunikasi interpersonal setelah diberikan perlakuan menggunakan 62

bimbingan kelompok dengan teknik buzz group. Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan sebesar 14,48 %. Untuk lebih memantapkan tentang ada atau tidaknya peningkatan setelah diberikan perlakuan untuk menguji keefektifan produk maka peneliti menggunakan analisis data uji keefektifan dengan menggunakan rumus wilcoxon. Ada beberapa catatan dalam rumus Wilcoxon ini, yaitu apabila hasil yang didapat < 0,05 maka hasilnya adalah ada perubahan komunikasi interpersonal siswa setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan bimbingan kelompok dengan tekhnik buzz group, tetapi apabila hasil yang didapat > 0,05 maka hasilnya adalah tidak ada perubahan komunikasi interpersonal siswa setelah diberi perlakuan. Hasilnya menunjukkan angka 0,005 pada Asymp. Sig. (2-tailed) maka 0,005< 0,05. Melihat hasil tersebut maka model bimbingan kelompok dengan tekhnik buzz group efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. F. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan, maka dapat diambil simpulan antara lain a. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMAN 1 Ngadirojo sudah dilaksanan, tetapi hasilnya belum bisa maksimal dengan indikasi: (1) Waktu yang relatif jarang, (2) Tujuannya masih bersifat umum, (3) Dalam perekrutan belum menggunakan kriteria tertentu, (4) Tidak memperhatikan kompetensi khusus yang perlu dimiliki oleh pemimpin kelompok, (5) Hanya membahas topik yang sangat umum, (6) di dalam pelaksanaannya tidak selalu berjalan tertib dan sistematis sesuai dengan konsep, (7) Permainan yang dilakukan belum bisa menumbuhkan dinamika kelompok secara optimal, (9) Evaluasi hanya dilakukan terhadap pemahaman materi yang telah dibahas (10) Tindak lanjut yang dilakukan hanya kepada siswa yang kesulitan dalam memahami materi, (11) Belum terprogram secara khusus. b. Kondisi komunikasi interpersonal siswa berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen skala komunikasi interpersonal menunjukkan tingkat komunikasi interpersonal kategori rendah 13,00%, sedang 71.3%, tinggi 15,7%. Sehingga keadaan komunikasi interpersonal siswa SMAN 1 Ngadirojo masih dalam tataran rata-rata sedang. c. Model layanan bimbingan kelompok sudah dikembangkan dan menghasilkan model bimbingan kelompok dengan tekhnik buzz group untuk meningkatkan komunikasi 63

interpersonal siswa SMA dan layak digunakan secara akademik. Model yang disusun terdiri dari beberapa aspek: (1) Rasional, (2) Pengertian, (3) Visi Misi Bimbingan Kelompok (4) Tujuan Bimbingan Kelompok dengan teknik buzz group, (5) Peran dan kualifikasi konselor, (6) Materi bimbingan kelompok dengan teknik buzz group, (7) Evaluasi dan indikator keberhasilan d. Model Bimbingan kelompok teknik buzz group terbukti efektif dalam meningkatkan komunikasi interpersonal siswa SMAN 1 Ngadirojo. Hal ini terlihat dari perubahan komunikasi interpersonal siswa antara sebelum diberi perlakuan bimbingan kelompok teknik buzz group (pre test) dengan setelah diberi perlakuan bimbingan kelompok teknik buzz group (pos test). Perubahan yang terjadi adalah peningkatan 14,48%. Hasil diatas menunjukkan angka 0,005 pada Asymp. Sig. (2-tailed) maka 0,005< 0,05. Melihat hasil tersebut maka model bimbingan kelompok dengan tekhnik buzz group efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa DAFTAR PUSTAKA De Vito. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Tangerang: Karisma Publishing Group Gulley, Halbert E. (1960). Discussion, Conference, and Group Process. University of Illionis Prayitno. 2012. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok: Dasar dan Profil. Jakarta: Ghalia Indonesia Rakhmat, Djalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung:PT Rosdakarya Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Sudjana. 2005. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling disekolah. Jakarta: Rineka Cipta Tedjasaputra.2005.www.http://cicibon.blogspot.com/2012/07/komunikasiinterpersonal.html Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : PT Rineka Cipta. 64

Yusuf, Syamsu. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press. 65