IV. HASIL 4.. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Data fisikokimia tanah awal percobaan disajikan pada Tabel 2. Andisol Lembang termasuk tanah yang tergolong agak masam yaitu 6.. C-organik masuk dalam katagori sangat tinggi, hal ini disebabkan karena bahan organik pada Andisol dapat dikomplek oleh mineral liat alofan sehingga kadar bahan organik terlindungi dari proses dekomposisi. KTK tanah masuk dalam katagori tinggi, KB masuk dalam katagori rendah, N total termasuk sedang dan P-tersedia termasuk katagori sangat tinggi. Kemudian untuk kelas tekstur tanah adalah lempung berdebu. Tingginya P tersedia menunjukkan bahwa pemupukan P di lahan percobaan cukup intensif Tabel 2. Data Analisis Awal Andisol Lembang. No Analisis Metode Hasil Status Hara ph: ph- H 2 O Elektrode 6. agak masam ph KCl Elektrode 5. 2 C-organik (%) Walkley & Black 5.92 sangat tinggi 3 N-total (%) N-Kjeldahl.46 Sedang 4 P-tersedia P-Bray I (mg kg - ) Bray I 2.4 sangat tinggi P 2 O 5 -HCl 25 % (mg - g - ) HCl 25% 23.7 Sedang 5 basa-basa Ca (cmol + kg - ) NH 4 OAc ph 7 4.2 Rendah Mg (cmol + kg - ) NH 4 OAc ph 7.78 Sedang K (cmol + kg - ) NH 4 OAc ph 7.43 Sedang Na (cmol + kg - ) NH 4 OAc ph 7.29 Rendah 6 KTK (cmol + kg - ) NH 4 OAc ph 7 32.4 Tinggi 7 KB (%) NH 4 OAc ph 7 2.4 Rendah 8 Al (cmol + kg - ) KCl.5 N Tr 9 H (cmol + kg - ) KCl.5 N.2 unsur mikro Fe (mg kg - ) HCl.5 N.84 Cu (mg kg - ) HCl.5 N Tr Zn (mg kg - ) HCl.5 N Tr Mn (mg kg - ) HCl.5 N 3.6 Tekstur Pipet Lempung Berdebu pasir (%) 35.4 debu (%) 48.6 liat (%) 6. Keterangan Tr : tidak terukur
2 Data hasil analisis awal pada kotoran sapi disajikan pada Tabel 3. Hasil menunjukkan kotoran sapi memiliki rataan ph yaitu 7.9, N-total (%) yaitu.7, Nisbah C/N (%) yaitu 43.7, P-total (%) yaitu.4, nilai rataan C-organik (%) yaitu 32,3 dan rataan kadar abu (%) yaitu 44.2. Tabel 3. Hasil Analisis Kotoran Sapi Jenis Analisis Ulangan Nilai ph N-total (%) P-total (%) Nisbah C/N (%) C-Organik (%) Kadar Abu (%) 2 2 2 7.9 8..7.4 43.7 3.9 33.7 46.6 4.9 4.2. Perubahan Sifat Kimia Tanah ph, Kapasitas Tukar Kation (KTK), C- organik, dan Kejenuhan basa (KB) Hasil sidik ragam pengaruh kotoran sapi terhadap ph, KTK, C-organik dan KB baik di daerah rhizosfer maupun di daerah antar baris tanaman disajikan pada Lampiran 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,,, 2, 3 dan 4 Dari hasil sidik ragam, kotoran sapi tidak nyata meningkatkan ph tanah pada setelah dua minggu inkubasi dan saat panen baik di daerah rhizosfer maupun di daerah antar baris tanam. Secara umum ph tanah meningkat dengan meningkatnya dosis kotoran sapi yang diberikan pada dua minggu setelah inkubasi. Gambar 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa ph tanah pada daerah rhizosfer lebih rendah dari pada daerah antar baris tanaman meski tidak berbeda nyata. Tabel 4. Pengaruh Kotoran Sapi terhadap ph tanah Dosis Kotoran Sapi (ton ha - ) 2 4 Nilai ph Tanah pada Dua Waktu Pengamatan Dua Minggu Setelah Inkubasi (rhizosfer) (antar baris tanam) 6.7 6. 6.7 6.3 6. 6. 6.37 6.3 6.7 6.37 6.2 6.27
3 ph 6.4 6.3 6.2 6. 6 Dua minggu setelah inubasi saat panen (Rhizosfer) 5.9 5.8 2 4 Dosis kotoran sapi (ton ha ) saat panen (antar baris tanam) Gambar 3. Grafik Pengaruh Kotoran Sapi terhadap Rata-rata ph Tanah Dari hasil sidik ragam, kotoran sapi tidak nyata meningkatkan KTK tanah pada setelah dua minggu inkubasi dan saat panen baik di daerah rhizosfer maupun di daerah antar baris tanam. Pengaruh kotoran sapi terhadap KTK tanah disajikan pada Gambar 4 dan Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai KTK terus meningkat dengan meningkatnya dosis kotoran sapi. Kenaikan sekitar satu dari nilai ph (Gambar 3 dan Tabel 4) belum mampu secara signifikan meningkatkan KTK tanah. Tabel 5. Pengaruh Kotoran Sapi terhadap KTK tanah Dosis Kotoran Sapi (ton ha - ) 2 4 Nilai KTK Tanah pada Dua Waktu Pengamatan Dua Minggu Setelah Inkubasi (rhizosfer) (antar baris tanaman).. cmol + - kg 35.3 37.8 34.7 36.8 38.2 35.2 37.6 39.5 35.7 37.8 4. 36.2
4 KTK (cmol + kg ) 4 4 39 38 37 36 35 34 33 32 2 4 Dosis Kotoran Sapi (ton ha ) Dua minggu setelah inubasi saat panen (Rhizosfer) saat panen (antar baris tanam) Gambar 4. Grafik Pengaruh Kotoran Sapi terhadap Rata-rata Nilai KTK Tanah Dari hasil sidik ragam, kotoran sapi tidak nyata meningkatkan KB tanah pada saat setelah dua minggu inkubasi, akan tetapi nyata pada saat panen baik di daerah rhizosfer maupun di daerah antar baris tanam. Pengaruh kotoran sapi terhadap kejenuhan basa-basa disajikan pada Gambar 5 dan Tabel 6. Pada Tabel 6 terlihat bahwa nilai KB tanah pada dua minggu setelah inkubasi meningkat dengan meningkatnya dosis kotoran sapi. Secara umum dosis 2 dan 4 ton ha - nyata secara statistik meningkatkan nilai KB tanah (Tabel 6). Akan tetapi nilai KB tanah mengalami penurunan pada saat panen baik di daerah rhizosfer maupun di daerah antar baris tanaman. Tabel 6. Pengaruh Kotoran Sapi terhadap KB tanah Nilai KB Tanah pada Dua Waktu Pengamatan Dua Minggu Setelah Inkubasi (rhizosfer) Dosis Kotoran Sapi (ton ha - ) 2 4 (antar baris tanaman). %.6 3.2 4.7 8. 6.5a 8.7ab.b 4.6c 5.9a 7.7a.5b 2.b Keterangan : Angka yang diikuti huruf oleh huruf sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada uji Duncan (P <.5)
5 Kejenuhan Basa (%) 2 8 6 4 2 8 6 4 2 2 4 Dua Minggu Setelah Inkubasi (Rhizosfer) (antar baris tanam) Gambar 5. Grafik Pengaruh Kotoran Sapi terhadap Rata-rata Nilai KB tanah Dari hasil sidik ragam, kotoran sapi tidak nyata meningkatkan C-organik tanah padaa setelah dua minggu inkubasi dan saat panen baik di daerah rhizosfer maupun di daerah antar baris tanam. Pengaruh kotoran sapi terhadap C-organik disajikan pada Gambar 6 dan Tabel 7. Pada Tabel 7 terlihat kadar C-organik tertinggi diperoleh pada dua minggu setelah inkubasi, dan kadar C-organik lebih rendah pada saat panen baik di daerah rhizosfer maupun di daerah antar baris tanaman. Secara umumm kotoran sapi meningkatkan kadar C-organik pada tingkat dosis bahan organik yang diberikan. Tabel 7. Pengaruh Kotoran Sapi terhadap C-Organik tanah Kadar C-Organik Tanah pada Dua Waktu Pengamatan Dosis Kotoran Dua Minggu Sapi (ton ha - Setelah Inkubasi (rhizosfer) (antar baris tanam) ) 2 4. % 5.27 5.27 5.3 5.37 4.85 4.9 4.97 5.3 4.57 4.65 4.87 4.88
6 5.6 5.4 5.2 C Organik(%) 5 4.8 4.6 4.44 4.2 4 2 4 Dua minggu setelah inkubasi saat panen (Rhizosfer) saat panen tanam) (antar abris Gambar 6. Grafik Pengaruh Kotoran sapi terhadap Rata-rataa Nilai C- Organik Tanah 4.3. Perubahan Fraksi-fraksi P inorganic (Pi) 4.3.. Fraksi Resin-Pii Dari hasil sidik ragam (Lampiran 6, 7 dan 8), kotoran sapi nyata meningkatkan resin-pi baik padaa dua minggu inkubasi, dan saat panen baik di daerah rhizosfer maupun di daerah antar baris tanam. Pengaruh pemberian kotoran sapi terhadap resin-pi disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Pengaruh Kotoran Sapi Terhadap Resin- Pi Waktu pengambilan sampel Dosis kotoran sapi (ton ha - ) Setelah 2minggu Saat panen (rhizosfer) Δ resin-pii Saat panen (antar baris Δ resin-pi inkubasi tanaman)... mg kg. Kontrol ton ha - 2 ton ha - 4 ton ha - 8a 2b 6bc 2c 74a 8ab bc 2c -6-4 -6-89 64a 68a 78a 96b -6-52 -83-5 Keterangan : Angka-angkaa yang diikuti oleh huruf yang sama padaa satu kolom, tidak berbeda nyata pada uji Duncan (P<.5) Tabel 8 menunjukkan bahwa pada umumnya resin-pi meningkat dengan meningkatnya dosis kotoran sapi baik setelah setelah dua minggu inkubasi, saat panen di rhizosfer dan saat panen antar barisan. Dosiss 4 ton ha - meningkatkan
7 resin Pi nyata secara statistik. Perubahan resin P bernilai negatif baik di daerah perakaran maupun di daerah antar barisan yang kurang dipengaruhi aktifitas akar tanaman. 4.3.2. Fraksi NaHCO 3 -Pi Dari hasil sidik ragam (Lampiran 8, 9 dan 2), kotoran sapi nyata meningkatkan NaHCO 3 -Pi pada saat panen baik di daerah rhizosfer maupun di daerah antar baris tanam, akan tetapi tidak nyata pada saat dua minggu setelah inkubasi. Pengaruh kotoran sapi terhadap fraksi NaHCO 3 -Pi disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Pengaruh Kotoran sapi terhadap NaHCO 3 -Pi Dosis kotoran sapi (ton ha - ) Waktu pengambilan sampel Setelah 2 Saat Δ minggu panen NaHCO 3 - inkubasi (rhizosfer) Pi Saat panen (antar baris tanaman) Δ NaHCO 3 -Pi...mg kg -... Kontrol 65a 8a 5 254a 25 ton ha - 298a 32b 23 263a -35 2 ton ha - 333a 346b 3 32b -3 4 ton ha - 358a 44c 82 388c 3 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada uji Duncan (P<.5) Fraksi NaHCO 3 -Pi cenderung meningkat dengan meningkatnya dosis kotoran sapi. Dosis 2 ton ha - dan 4 ton ha - secara statistik nyata meningkatkan NaHCO 3 -Pi saat panen di rhizosfer dan saat panen antar baris tanaman. Perubahan NaHCO 3 -P saat panen (rhizosfer) bernilai positif. Sementara pada darah antar baris tanaman yang bernilai negatif 4.3.3. Fraksi NaOH-Pi Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kotoran sapi secara statistik tidak nyata meningkatkan fraksi ini pada setelah dua minggu inkubasi dan pada saat panen di daerah rhizosfer (Lampiran 2, 22 dan 23). Akan tetapi pengaruh kotoran
8 sapi secara statistik nyata meningkatkan fraksi ini pada saat panen di daerah antar baris tanaman. Pengaruh kotoran sapi terhadap fraksi NaOH-Pi disajikan pada Tabel. Dosis 4 ton ha - nyata meningkatkan NaOH-Pi pada saat panen baik di rhizosfer dan di antar baris tanaman. Konsentrasi NaOH-Pi jauh lebih besar dibandingkan dengan resin-pi dan NaHCO 3 -Pi. Hal ini menunjukkan bahwa P terakumulasi pada fraksi NaOH-Pi. Perubahan NaOH-Pi bernilai negatif baik di daerah rhizosfer dan di antar baris tanaman. Tabel. Pengaruh Kotoran Sapi Terhadap NaOH-Pi Dosis kotoran sapi (ton ha - ) Waktu pengambilan sampel Setelah 2 Saat Δ NaOH-Pi minggu panen inkubasi (rhizosfer) Saat panen (antar baris tanaman) ΔNaOH- Pi...mg kg -... Kontrol 357 356-35a -222 ton ha - 47 323-84 64a -36 2 ton ha - 49 267-224 52a -339 4 ton ha - 492 463-29 427c -65 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada uji Duncan (P<.5)