BAB I. di Indonesia. Fungsinya sebagai perantara keuangan masyarakat (financial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membuka islamic division di bank tersebut. Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free-banking. dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dalam menjaga kualitas tingkat bagi hasil yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

I PENDAHULUAN. Bank syariah atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari. perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariah (hukum)

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. global tahun 2012 menunjukan pertumbuhan yang negatif. Dana Moneter

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. demikian, rasio tersebut relatif lebih rendah di banding negara kawasan Asia lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut (Todaro dan Smith, 2003). Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDB

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk melandasi segenap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang lalu tersebut

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat semakin meningkat dengan pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor keuangan di Indonesia masih didominasi oleh industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. membuat banyak orang berlomba-lomba dalam mencari keuntungan dari jalan

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan merupakan penopang utama didalam sistem keuangan di Indonesia. Fungsinya sebagai perantara keuangan masyarakat (financial Intermediary) dari pihak yang memiliki dana (surplus of funds) dengan pihak yang kekurangan dana (lack of funds) menunjukkan peranan penting didalam perekonomian. Berdasarkan fungsinya bank di Indonesia dibedakan menjadi 3, yaitu bank sentral, bank umum, dan bank perkreditan rakyat. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Lahirnya bank berdasarkan prinsip syariah adalah salah satu bentuk dari perkembangan bisnis perbankan di Indonesia. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah umat Islam, tentu saja bank syariah memiliki magnet tersendiri dalam menarik nasabahnya di Indonesia. Gagasan mengenai adanya lembaga perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariat islam berkaitan erat dengan gagasan terbentuknya suatu sistem ekonomi Islam. Gagasan mengenai konsep ekonomi islam secara internasional muncul pada sekitar dasawarsa 70-an ketika pertama kali 1

diselenggarakan konferensi Internasional tentang ekonomi islam di Mekah pada tahun 1976. Diantara pemikir-pemikir sistem ekonomi Islam tersebut terdapat pola kecenderungan yang berbeda-beda, salah satu diantara kecenderungan tersebut adalah mendirikan Bank-bank Islam. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir pada tahun 1920 dengan nama Bank Mesir, yang dirintis oleh Ahmad El Najjar. Sistem pertama yang dikembangkan adalah mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba / bagi hasil) pada tahun 1963 yang kemudian berdiri Islamic Development Bank pada tahun 1974 disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, yang menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara anggotanya dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah Islam.Kemudian setelah itu, secara berturut-turut berdirilah sejumlah bank berbasis Islam antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979) Phillipine Amanah Bank (1973) berdasarkan Dekrit Presiden, dan Muslim Pilgrims Savings Corporation (1983). Pada tahun 1991 bank syariah didirikan di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia dan Pengusaha muslim. Meskipun diawal pendiriannya belum mendapat perhatianpenuh didalam industri perbankan, seperti yang tercantum didalam UU No. 7 tahun 1992 dimana pembahasan perbankan syariah hanya dikategorikan sebagai bank dengan sistem bagi hasil tanpa landasan hukum syariah didalamnya. Namun tahun 2008 2

akhirnya diterbitkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah yang merupakan landasan hukum perbankan syariah. Didalam perkembangannya Bank syariah (Bank Muamalat) tidak terlepas dari hambatan. Saat krisis moneter melanda Indonesia, Bank Muamalat menderita kerugian 72 milyar hingga IDB harus memberikan suntikan dana. Namun tahun 1999-2002 Bank Muamalat dapat bangkit dan menghasilkan laba. Sisi positifnya adalah disaat bank-bank konvensional berjatuhan sehingga harus dilikuidasi, bank syariah tetap berdiri.. Tabel 1. 1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah (Islamic Banking Network) di Indonesia Bank Syariah menurut kegiatannya 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* Bank Umum Syariah -Jumlah Bank 3 5 6 11 11 11 11 -Jumlah Kantor 401 581 711 1.215 1.401 1.745 1.937 Unit Usaha Syariah -Jumlah bank umum konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah 26 27 25 23 24 24 23 -Jumlah Kantor 196 241 287 262 336 517 558 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah -Jumlah Bank 114 131 138 150 155 158 160 -Jumlah Kantor 185 202 225 286 364 401 413 Total Kantor 782 1.024 1.223 1.763 2.101 2.663 2.908 Sumber : bi.go.id (diolah) 3

Tabel diatas menunjukkan perkembangan jumlah bank umum syariah di Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2013. Dari tahun 2007 hingga tahun 2013 (september) terjadi tren peningkatan jumlah bank umum syariah di Indonesia. Khususnya pada tahun 2009 ke tahun 2010 terjadi peningkatan drastis jumlah bank syariah di Indonesia. Pada saat yang bersamaan krisis global tengah melanda perekonomian dunia. Oleh karena itu dalam rangka penguatan sistem perbankan di Indonesia, Bank Indonesia meningkatkan industri perbankan syariah karena dari krisis yang telah terjadi terlihat bahwa Industri perbankan syariah lebih tahan terhadap krisis. Tabel 1. 2 Perkembangan Aset Perbankan Syariah (dalam Miliar Rp) di Indonesia Bank Menurut Kegiatan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* Bank Umum Syariah 27.286 34.036 48.014 79.186 116.930 147.581 170.218 Unit Usaha Syariah 9.252 15.519 18.076 18.333 28.536 47.437 57.492 Total 33.016 49.555 66.090 97.519 145.467 195.018 227.711 Sumber: bi.go.id (diolah) Salah satu indikator untuk melihat kemajuan industri perbankan syariah Indonesia adalah dengan melihat pertumbuhan asetnya. Pertumbuhan aset bank syariah di Indonesia dapat dilihat dari tabel 1.2 dimana terjadi peningkatan dari tahun ke tahun dari tahun 2007 hingga tahun 2013. Pada tahun 2007 aset perbankan syariah hanya sebesar 33 Triliun rupiah dan pada tahun-tahun berikutnya terus mengalami peningkatan hingga tahun 2013 bulan september tercatat aset bank syariah telah mencapai 227 Triliun rupiah. Jika dilihat per 4

kelompoknya, keduanya juga menunjukkan peningkatan didalam pertumbuhan asetnya. Tabel 1. 3 Jumlah Pekerja Perbankan Syariah di Indonesia Bank Menurut Kegiatan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* Bank Umum Syariah 4.311 6.609 10.348 15.224 21.820 24.111 26.420 Unit Usaha Syariah 2.266 2.562 2.296 1.868 2.067 3.108 10.230 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 2.108 2.581 2.799 3.172 3.773 4.359 4.994 Total 8.685 11.752 15.443 20.264 27.660 31.578 41.644 Sumber: bi.go.id (diolah) Selain beberapa indikator diatas, Tabel 1.3 menjelaskan dari sisi penyerapan tenaga kerja nasional oleh perbankan syariah yang terus mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2007 hingga tahun 2013. Ini menandakan bahwa perbankan syariah turut membantu negara dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan. Gambar 1. 1 Pertumbuhan Market Share Perbankan Syariah di Indonesia 6 4 2 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* Sumber: diolah dari berbagai sumber 5

Yang terakhir adalah gambar1.1 yang menjelaskan pertumbuhan total aset perbankan syariah terhadap total aset perbankan nasional (market share) yang terus mengalami peningkatan. Bahkan Pangsa pasar industri perbankan syariah pada september 2013 hampir menembus 5 persen, yaitu di angka 4,81 persen. Market share tersebut terbentuk dari perolehan aset yang mencapai Rp 227,7 triliun, naik 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan aset ini lebih tinggi daripada pertumbuhan aset perbankan konvensional yang hanya mencapai 15,4 persen secara year on year (yoy). Bahkan, pertumbuhan ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan keuangan syariah global yang rata-rata 15-20 persen per tahun. Dari berbagai indikator diatas, dapat disimpulkan bahwa telah terbukti perbankan syariah di Indonesia terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah, berbagai kebijakan pun dirumuskan oleh Bank Indonesia sebagai pengawas perbankan sebelum nantinya pada tahun 2014 akan digantikan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Kebijakan-kebijakan hadir guna mendorong masing-masing bank syariah untuk semakin meningkatkan kinerja perusahaannya. Hal inilah yang menarik untuk diteliti mengenai bagaimana kinerja perbankan syariah yang ada di Indonesia. Pendekatan SCP vs Pendekatan Relative Efficiency Kinerja perbankan dapat dilihat dengan dua pendekatan (hypotheses), yaitu pendekatan structure-conduct-performance (SCP) dan pendekatan relative 6

efficiency (RE). Pendekatan SCP menurut Gibert dan Hannan adalah tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh bank sangat tergantung oleh struktur pasar dan derajat kompetisinya (Samad, 2007). Semakin kecil derajat persaingan (kompetisi) didalam suatu industri maka keuntungan yang akan diperoleh perusahaan akan semakin besar dan semakin tinggi rasio konsentrasi (concentration ratio) suatu industri maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Didalam analisis ekonomi industri pendekatan ini menjelaskan hubungan yang searah (linier) ataupun hubungan timbal balik antara struktur, perilaku dan kinerja perusahaan. Pendekatan SCP menggunakan rasio konsentrasi (concentration ratio) sebagai variabel yang menjadi proxy struktur pasar dan derajat kompetisi dalam industri. Pendekatan kedua adalah pendekatan relative efficiency (RE). Didalam pendekatan ini market share (pangsa pasar) digunakan sebagai variabel yang menjadi proxyefisiensi sebuah perusahaan (bank). Telah banyak penelitian yang dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan tersebut untuk industri perbankan. Hasil dari beberapa penelitian tersebut pun bervariasi. Gilbert (1984), Berger dan Hannan ( 1992), Hannan dan Liang (1993) serta Hannan (1991) memberikan dukungan terhadap hipotesa SCP. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Calem dan Carlino (1991) di USA dan Samad (2007) di Bangladesh menolak hipotesa SCP dan mendukung hipotesa RE. Dibenua Eropa hasil yang sedikit berbeda ditunjukkan oleh Goldberg dan Rai (1996), Bikker dan Groenveld (2000) serta Punt dan Van Rooj (2001) yang 7

menunjukkan hasil yang mixed, antara hipotesa SCP maupun RE (Sugiyanto dan Ghani, 2011). Maka selanjutnya penelitian ini akan ditujukan untuk lebih fokus didalam analisis SCP dan RE terhadap industri perbankan syariah di Indonesia. Dua pendekatan tersebut akan digunakan didalam penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara struktur pasar dan profitabilitas. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa Perbankan Syariah ternyata memiliki peran penting dalam menunjang pembangunan Indonesia. Dengan semakin berkembangnya industri perbankan di Indonesia, Bank Islam kian bermunculan sebagai lembaga keuangan alternatif bagi bank-bank konvensional yang dianggap kurang berhasil mengemban misi utamanya. Namun karena industri perbankan syariah tergolong masih baru (infant) bila dibandingkan dengan bank-bank konvesional maka perlu dilakukan pengukuran dari potensi industri perbankan syariah agar kekuatan pasarnya lebih mudah dan akurat untuk diketahui. Dalam paradigma SCP, kondisi dasar pasar menentukan struktur pasar, struktur pasar menentukan perilaku dan perilaku mencerminkan kinerja dengan efek feedback yang sama signifikannya (Scherer& Ross, 1990). Penelitian ini menggunakan paradigma SCP dalam konteks perbankan, khususnya perbankan syariah. Asumsi yang berlaku dalam analisis SCP adalah struktur industri merupakan faktor utama yang menentukan kinerja industri (Hodge, 8

2003). Mengingat Industri perbankan menunjukan perkembangan maka analisa SCP industri ini menjadi penting dan menarik untuk dilakukan agar penyusunan kebijakan demi kemajuan industri ini dapat menjadi lebih tepat sasaran dan kontribusi dari industri perbankan syariah dapat terus ditingkatkan dalam rangka menyokong pembangunan ekonom di Indonesia. Selain itu yang menarik adalah pada ranah teori terdapat perbedaan pendapat mengenai pengaruh struktur pasar terhadap profitabilitas perusahaan antara Hipotesis Structure-Conduct-Performance (SCP) dan Hipotesis Relative Efficiency (RE). Perbedaan dari kedua teori ini terletak pada variabel yang digunakan, teori SCP menggunakan variabel rasio konsentrasi (CR) sedangkan teori RE menggunakan variabel pangsa pasar (MS) dalam mengukur kinerja. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pemaparan tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diwujudkan dalam bentuk pertanyaan: 1. Apakah terjadi perbedaan nilai ROE, NIM, BOPO dan GDPK antara bank umum syariah devisa dan bank umum syariah non devisa? 2. Apakah industri perbankan syariah Indonesia tahun 2010-2013 terkonsentrasi pada dua perbankan terbesar? 9

3. Apakah profitabilitas industri perbankan syariah Indonesia tahun 2010-2013 dipengaruhi oleh perilaku efisien? 4. Apakah variabel perilaku, yaitu NIM, BOPO dan DPK memiliki pengaruh terhadap profitabilitas industri perbankan syariah tahun 2010-2013? 5. Apakah paradigma yang berlaku dalam industri perbankan syariah Indonesia tahun 2010-2013 dalam menganalisis hubungan struktur pasar dan profitabilitas industri perbankan Indonesia: apakah Hipotesis Structure, Conduct, Performance (SCP) atau Hipotesis Relative Efficiency? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi pengaruh kapasitas kegiatan bank syariah, yaitu bank syariah devisa dan bank syariah non devisa terhadap ROE, NIM, BOPO, dan GDPK. 2. Menganalisis apakah industri perbankan syariah Indonesia tahun 2010-2013 terkonsentrasi pada dua bank terbesar, yaitu Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. 3. Menganalisis apakah ROE industri perbankan syariah Indonesia dipengaruhi oleh pangsa pasarnya. 10

4. Menganalisis pendekatan manakah yang lebih sesuai dalam menggambarkan kondisi industri perbankan syariah di Indonesia tahun 2010-2013, pendekatan SCP atau pendekatan RE. 5. Mengetahui pengaruh variabel perilaku NIM, BOPO, dan GDPK terhadap ROE industri perbankan syariah Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dilakukan berkaitan dengan analisis perbankan syariah adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat didalam mengetahui kondisi yang mempengaruhi kinerja bank syariah sehingga memiliki gambaran mengenai perbankan syariah. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembuat keputusan dalam mengambil kebijakan yang nantinya akan mempengaruhi kinerja bank syariah Indonesia. 3. Dapat memberikan manfaat bagi para akademisi dalam hal pengembangan ilmu ekonomi khususnya mengenai perbankan syariah. 4. Dapat memberi gambaran tentang analisis pendekatan SCP atau pendekatan RE terhadap industri perbankan syariah di Indonesia tahun 2010-2013. 11

1.6 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bank umum syariah yang dipilih dalam penelitian ini adalah bank yang tergolong bank umum syariah devisa dan non devisa dari tahun 2010-2013 yaitu Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank BCA Syariah, Bank BRI Syariah,Bank Jabar Banten Syariah,Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, dan Bank Victoria Syariah. 2. Informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank syariah adalah berdasarkan laporan publikasi keuangan bank selama periode 2010-2013. Data yang diambil adalah laporan neraca dan rasio keuangan triwulanan masing-masing bank yang dipublikasikan di website Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan juga di website masing-masing bank yang diteliti. 3. Kinerja profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Equity (ROE). 4. Variabel perilaku dalam penelitian ini adalah CR (Concentration Ratio), MS (Market Share), NIM (Net Interest Margin), BOPO ( Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional), dan GDPK (Growth Dana Pihak Ketiga). 12

1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bagian kedua memuat tinjauan pustaka, landasan teori, jenis dan sumber data, model dan hipotesis penelitian serta alat analisis. Bagian ketiga memuat hasil dan pembahasan. Bagian terakhir memuat kesimpulan dan saran. 13