BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia atau lebih dikenal kanker darah atau sumsum tulang merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal tidak terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan perbanyakan secara tidak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid yang umumnya terjadi pada leukosit, pertumbuhan sel-sel abnormal ini mengganggu fungi normal dari organ-organ vital dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. 1 Leukemia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya pembentukan berlebihan dari leukosit, kedua adanya sel-sel abnormal atau imatur dari sel darah putih sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi leukosit yang sangat meningkat akan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan produksi eristrosit mengakibatkan anemia, trombosit menjadi menurun mengakibatkan trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi sedikit. Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan keadaan leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. Sel-sel kanker darah putih juga dapat menginvasi pada sumsum tulang periosteum yang dapat mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infiltrasi 1
2 keberbagai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa, kelenjar limfe menyebabkan pembesaran dan gangguan pada organ terkait. 1,2 Menurut data Union for International Cancer Control (UICC), setiap tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis leukemia, yang mayoritas berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah. 3 Sementara itu, di Indonesia terdapat sekitar 11.000 kasus leukemia anak setiap tahunnya, dan terdapat sekitar 650 kasus kanker anak di Jakarta. 4 Acute Leukemia pada anak mencapai 97% dari semua leukemia pada anak yang terdiri dari 2 tipe yaitu : Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) 82% dan Acute Myeloblastic Leukemia (AML) 18%. ALL adalah kanker yang sering terjadi pada anak. Kasus baru ALL per tahun terjadi sebanyak kurang lebih 3.000 kasus di Amerika, 5.000 kasus di Eropa dan diperkirakan 2.000-3.000 kasus di Indonesia. Puncak kejadian ALL pada usia 2-5 tahun. Di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, pada tahun 2009 terdapat 101 anak yang menderita Acute leukemia (27,8%), tahun 2010 terdapat 89 anak (24,4%), tahun 2011 terdapat 84 anak (23,1%), dan tahun 2012 terdapat 90 anak (24,7%). 4,5 Terdapat berbagai cara telah dilakukan untuk dapat mengobati penyakit ini, salah satunya dengan cara kemoterapi. Kemoterapi merupakan jenis pengobatan yang menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel neoplasma. Pengobatan semacam ini telah digunakan sejak tahun 1950-an. Di lain pihak terdapat efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obat kemoterapi yang tidak hanya membunuh sel-sel leukemia tetapi juga menyerang sel-sel normal. 1
3 Banyak efek samping dan toksisitas dari kemoterapi yang dapat dilihat pada kulit, adneksa, dan membran mukosa pasien yang menjalani kemoterapi. Penderita kanker pasca kemoterapi rentan terkena berbagai masalah kulit. Di antaranya, kulit kering, erupsi obat alergi, fotosensitivitas, hiperpigmentasi, kelainan kuku, dan kelainan rambut. 1,2 Kulit merupakan lapisan terluar penutup tubuh yang mempunyai fungsi sebagai sawar terhadap segala bentuk/macam trauma dari luar baik fisik (trauma mekanik, cedera termal, radiasi), maupun kimiawi (agen destruktif, zat aktif, xenobiotik, alergen) dan biologis (bakeri, virus dll). Unsur utama dari fungsi pertahanan kulit adalah untuk mempertahankan homeostasis dengan mencegah kehilangan air yang tidak terkendali, ion dan protein serum dan melindungi kulit dari organisme lingkungan. Sawar epidermis, dibentuk oleh pembentukan lipid bilayer antara korneosit dari stratum korneum (Sk). Lipid disekresikan melalui badan lamelar yang berada pada keratinosit stratum granulosum (Sg). Lipid yang disekresi tidak membentuk permeabilitas sawar yang efektif sampai dibentuk menjadi lipid bilayer. Keasaman ph dari permukaan kulit sangat penting untuk fungsi pertahanan sawar epidermal dan untuk pembentukan dan pemeliharaan integritas/kohesi epidermis. ph netral adalah penyebab tertundanya pemulihan sawar epidermal yang rusak. Peran ph dikonfirmasi oleh normalisasi proses pemulihan sawar pada ph yang asam. Nilai ph yang tinggi juga mendukung perkembangan patogen pada permukaan kulit. 5,6 Berdasarkan efek samping kemoterapi terhadap kulit dan pentingnya peranan sawar kulit, belum ditemukan data mengenai gambaran ph permukaan 3
4 kulit pada anak leukemia yang mendapat kemoterapi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran ph permukaan kulit pada anak leukemia yang mendapat kemoterapi, yang pada akhirnya menjadi dasar gangguan pada sawar kulit tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian pendahulu, untuk mengetahui efek kemoterapi terhadap ph kulit. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana gambaran ph kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran ph kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui ph kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi berdasarkan tipe leukemianya. 2. Untuk mengetahui ph kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi berdasarkan lamanya (fase kemoterapi), dan jenis kemoterapi. 3. Untuk mengetahui penyakit kulit penyerta (perubahan pada kulit) pada anak 4. Mengetahui karakteristik demografi (Usia, jenis kelamin dan masa gestasi) pasien leukemia yang mendapat kemoterapi
5 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Institusi pendidikan Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai efek samping kemoterapi terhadap kulit, sehingga dapat mengantisipasi efek tersebut pada umumnya dan ph pada khususnya. 1.4.2 Institusi kesehatan Dapat meningkatkan strategi pelayanan kesehatan kulit pada pasien anak 1.4.3 Masyarakat Dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai efek samping kemoterapi terhadap kulit dan pentingnya perawatan kulit pada pasien anak 1.4.4 Pengembangan penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data pendukung dan data untuk penelitian-penelitian selanjutnya.