VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 2, No. 1, April 2017, 45-54

dokumen-dokumen yang mirip
1. Penyakit Tetelo (ND=Newcastle Disease) Penyebab : Virus dari golongan paramyxoviru.

BAB I PENDAHULUAN. energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah

Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Ayam Muhammad Hasbi 7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

Lampiran 1. DFD Level 1 (Data Flow Diagram). Lampiran 2. Halaman utama sistem.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BUDIDAYA BURUNG PUYUH. : Coturnix-coturnix Japonica

Peluang Bisnis Beternak Puyuh

KUESIONER PENELITIAN

RESISTENSI AYAM LOKAL JAWA BARAT: AYAM SENTUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. badan yang bertujuan untuk memproduksi daging. Ayam pedaging dikenal dengan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT AYAM BROILER DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Unggas Cekaman (Stress)

Sistem Diagnosa Pendeteksi Penyakit Pada Ayam Oleh Baskara Ekaputra ABSTRAK

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

BAB I PENDAHULUAN. kandungan berbagai asam amino, DHA dan unsur-unsur lainnya yang dibutuhkan

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM

ANALISIS PERBANDINGAN IMPLEMENTASI KERNEL PADA LIBRARY LibSVM UNTUK KLASIFIKASI SENTIMEN MENGGUNAKAN WEKA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Sistem Pakar Pendeteksi Penyakit Ayam Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Berbasis Desktop. Artikel Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah

BUDIDAYA TERNAK AYAM BURAS

STUDI KOMPARASI METODE KLASIFIKASI DUA KELAS

TUGAS AKUISISI PENGETAHUAN SISTEM PAKAR

PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN AYAM JANTAN

BUDIDAYA BURUNG PUYUH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler

Selama ini mungkin kita sudah sering mendengar berita tentang kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. tanaman tembakau yang termasuk dalam genus Nicotiana. Secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA AYAM PETELUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya berdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gejala awal campak berupa demam, konjungtivis, pilek batuk dan bintik-bintik

PENGEMBANGAN SISTEM DIAGNOSA AWAL GANGGUAN KESEHATAN PADA AYAM POTONG MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

Journal of Control and Network Systems

BAB 2 TINJAUAN TEORI

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT AYAM STUDI KASUS:PADA CV. INTAN JAYA ABADI SUKABUMI

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BUPATI KULON PROGO INSTRUKSI BUPATI KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam subfamily Paramyxovirinae, family Paramyxoviridae (OIE, 2009).

ABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Salah Satu Manajemen Perkandangan pada Peternakan Ayam Broiler.

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT INFEKSI VIRUS PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Diagnosa Penyakit Ayam Broiler Berbasis Metode Depth First Search

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mikroblog adalah salah satu bentuk blog yang memungkinkan

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras pedaging atau dikenal dengan istilah ayam broiler adalah ayam

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG FLU BABI DENGAN SIKAP PETERNAK BABI DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI DI DESA BRONTOWIRYAN NGABEYAN KARTASURA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas

NEWCASTLE DISEASE VIRUS,,,, Penyebab Newcastle Disease. tahukan Anda???? Margareta Sisca Ganwarin ( )

TINJAUAN PUSTAKA Newcastle Disease (ND)

BAB III ANALISIS SISTEM

Analisis Akurasi Support Vector Machine...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Indonesia dengan populasi mencapai lebih dari 110 juta ekor (Data Direktorat

BETERNAK AYAM RAS PETELUR

Budaya Hidup Sehat. Pola hidup sehat harus ditekankan sejak dini. Tentu kamu pernah mendengar peribahasa Kebersihan Pangkal

Deteksi Mobil Menggunakan Histogram of Oriented Gradient

Studi tentang Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas 4 dan 5 Dalam Pencegahan Flu Burung SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

BAB II LANDASAN TEORI

1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN METODE ZONING DAN SUPPORT VECTOR MACHINE

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

UPAYA MANDIRI PENCEGAHAN PENULARAN FLU BURUNG KE MANUSIA Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi Staf Pengajar FMIPA UNY Pendahuluan Di awal tahun 2007,

Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya

Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem

Rahmat Tullah, Arni R Mariani, dan Eric Sendy Christian Jurnal Sisfotek Global ISSN : Vol. 6 No. 1 / Maret 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS

Transkripsi:

P-ISSN: 2528-5688 E-ISSN: 2528-5696 VOLT Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 2, No. 1, April 2017, 45-54 KLASIFIKASI PENYAKIT AYAM MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE Eka Dwi Nurcahya 1 1Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo 63471, Indonesia Corresponding author e-mail: ekadwi_te@umpo.ac.id Received: 11 March 2017. Received in revised form: 26 April 2017. Accepted: 28 April 2017 Abstrak pada ayam memiliki banyak jenis tetapi mempunyai beberapa gejala yang mirip dengan perbedaan yang sedikit. Gejala penyakit yang sulit dibedakan membuat peternak rentan melakukan kesalahan penanganan. Klasifikasi menggunakan teknik komputasi dapat membedakan jenis penyakit dengan lebih baik. Support Vector Machine adalah salah satu teknik komputasi yang dapat digunakan. Penelitian ini menggunakan jenis penyakit ayam antara lain Avian Influenza, Cronic Respiratory Disease, Corryza, Newcastle Disease, Gumboro, dan Koksidiosis. Gejala-gejala yang ditimbulkan dari enam penyakit yang di teliti berjumlah 26 jenis gejala dengan objek penelitian berjumlah 105 ekor ayam. Metode pengambilan data menggunakandata lapangan hasil dari pengamatan peternak sesuai rujukan ahli peternakan. Support Vector Machine sebagai pengklasifikasi memberikan bobot pembeda pada setiap penyakit dengan dasar gejala yang dimiliki setiap penyakit. Hasil penerapan Support Vector Machine pada klasifikasi penyakit ayam medapatkan nilai akurasi sebesar 84,7% atau 89 data sesuai dengan rujukan ahli. 2017 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FKIP UNTIRTA Kata kunci: klasifikasi, penyakit ayam, svm. PENDAHULUAN Besarnya kebutuhan membuat manusia melakukan rekayasa peternakan dari tradisional ke modern untuk menjaga tercukupinya kebutuhan. berbagai metode dikembangkan untuk dapat menghasilkan hewan unggas yang lebih cepat besar dan berproduksi sehingga memperpendek masa pemeliharaan dan menghemat modal. Rekayasa biotik dan kimia digunakan untuk menunjang perkembangan unggas. Efek dari percepatan pertumbuhan dengan biotik dan kimiawi membuat daya tahan unggas

menurun dan sangat rentan dengan penyakit. Berbagai penyakit mematikan bahkan menular melalui unggas seperti flu burung (avian influenza). Selain flu burung penyakit- penyakit yang sering menjangkit ayam broiler adalah: Cronic Respiratory Disease (CRD), Corryza, Newcastle Disease (ND), Gumboro, Koksidiosis (Berak Darah), setiap penyakit tersebut memiliki gejala yang hampir sama namun membutuhan penanganan dan tindakan yang bebeda-beda sehingga banyak peternak yang sulit mengidentifikasi penyakit apa yang menjangkit ternak. Avian Influenza (AI) Flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung/unggas/ayam. Menurut (Darmansjah, 2011) dalam salah satu tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan kode genetik H5N1 yang selain dapat menular dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia. Gejala yang ditimbulkan diare, lemas, tidak nafsu makan, jengger bengkak, leher kepuntir, bintik merah dikaki, nafas tersengal, mati mendadak. Cronic Respiratory Disease (CRD) ini menyerang ayam broiler pada masa pertumbuhanya yaitu antara umur 3-5 minggu. ini menyerang saluran pernafasan sehingga dikenal pula dengan nama MG (Mycoplasma Gallisepcticum) atau penyakit saluran pernafasan atau disebut juga PPLO (Pleuropneminia Like Organism). Gejala yang ditimbulkan antara lain bersin-bersin, batuk, ngorok, mata bengkak, pincang, lumpuh. 46 Coryza Serangan coryza atau pilek ayam biasanya diikuti oleh penyakit-penyakit lainnya, antara lain fowl pox, CRD, dan kekurangan vitamin A sehingga sulit dibedakan secara kasat mata antara ayam yang yang terserang CRD atau coryza karena keduanya sering menyerang pada waktu bersamaan. Gejala penyakit coryza antara lain mengeluarkan cairan mata, muka sembab, sayap menggantung, bersin-bersin, hidung berlendir berbau dan kental, tidak nafsu makan. Newcastle Disease (ND) atau Tetelo Penyebaran penyakit ini dapat melalui peralatan peternakan yang baru masuk ke kandang yang tidak dicuci terlebih dahulu, selain itu dapat juga disebarkan melalui burungburung liar yang ada disekitar kandang. Satusatunya cara untuk pencegahanya adalah dengan vaksinasi. Hanya saja vaksinasi harus dilakukan dengan cara yang benar, dalam vaksinasi harus diperhatikan jenis vaksin dan batas kadaluarsanya (Rasyaf, 2011 :150). Gejala penyakit ND antara lain tubuh gemetar, diare putih hijau, tersengal-sengal, batuk, bersin, mata keruh, lesu, lumpuh, gangguan syaraf, kejang, dan leher terpuntir. Gumboro ini disebabkan oleh virus yang belum diketahui secara spesifik seluk-beluknya. gumboro umumnya menyerang ayam pada masa pertumbuhan. Virus gumboro sulit dideteksi sehingga mampu hidup di luar tubuh ayam selama berbulan-bulan. Kandang yang kotor serta tempat pakan dan peralatan yang tidak bersih menjadi sumber utama penyebaran penyakit ini. Gejalanya antara lain gemetar, lemah, tidak nafsu makan, sesak nafas, diare putih kapur, dehidrasi.

Koksidiosis atau Berak Darah Ayam yang terserang penyakit ini akan menunjukan gejala cukup jelas. Dalam kasus yang sudah parah pada lantai (litter) akan ditemukan bercak-bercak berwarna merah pada kotoran ayam karena usus rusak. Gejala lainnya anatara lain lemas, anemia, bulu kusam, kurus. Cacingan cacing pada ayam umumnya adalah terinfeksi cacing dengan jenis tertentu. Gejala penyakit cacingan pada ayam adalah sayap gantung,tidak nafsu makan, lemah lesu, kurus, bulu kusam, dan kotoran berdarah. Support Vector Machine Support Vector Machine (SVM) berusaha menemukan hyperplane yang terbaik pada input space, prinsip dasar svm adalah linear classifier, dan selanjutnya dikembangkan agar dapat bekerja pada problem non-linear dengan memasukkan konsep kernel trick pada ruang kerja berdimensi tinggi. saat ini svm telah berhasil diaplikasikan dalam masalah dunia nyata (real-world problems), dan secara umum memberikan solusi yang lebih baik dibandingkan metode konvensional seperti misalnya artificial neural network (Nugroho, dkk, 2003). Gambar 1. SVM mencari hyperplane terbaik (Nugroho, dkk., 2003) Gambar 1 memperlihatkan beberapa pattern yang merupakan anggota dari dua buah kelas : +1 dan 1. Pattern yang tergabung pada kelas 1 disimbolkan dengan warna merah (kotak), sedangkan pattern pada kelas +1, disimbolkan dengan warna kuning (lingkaran). Masalah klasifikasi dapat diterjemahkan dengan usaha menemukan garis (hyperplane) yang memisahkan antara kedua kelompok tersebut. Data yang tersedia dinotasikan sebagai sedangkan label masing-masing dino- untuk i= 1, 2, 3...l. Dengan l adalah tasikan banyaknya data. Diasumsikan kedua kelas 1 dan +1 dapat terpisah secara sempurna oleh hyperplane berdimensi d, yang didefinisikan: w x + b = 0 (1) Hiperplane dapat dicari menggunakan persamaan 1 yang terdiri dari variable koordidat support vector (x), weight (w), dan bias (b). METODE Metode penelitan terbagi menjadi beberpa tahapan pengerjaan. Tahapan pertama adalah pengumpulan literatur dari karakteristik gejala penyakit dan prinsip kerja SVM. Tahapan kedua adalah pengumpulan data yang bersumber dari Dinas Peternakan dan peternak di Kabupaten Ponorogo. Tahapan ketiga adalah menata data yang disesuaikan dengan metode pengolahan menggunakan SVM. Langkah keempat adalah pengolahan menggunakan bantuan aplikasi weka 3.7, untuk menerapkan pengolahan metode SVM. Langkah kelima adalah pengukuran performa pengklasifikasi. Langkah pengolahan menggunakan SVM dapat digambarkan dalam bagan gambar 2. 47

Inialisasi data Menentukan data uji dan latih Tabel 1. pengukuran kehandalan klasifikasi Ukur Rumus Presisi (3) Menentukan support vector sensitivitas (4) Menentukan hiperplane Hasil Klasifikasi Gambar 2. Tahapan Kerja SVM akurasi atau Eksprimen ini menggunakan fungsi polynomial sebagai kernel atau pemisah kelas. Dengan rumusan: (2) f-measure (5) (6) Receiver Operating Characteristics (ROC) Hasil yang diperoleh pada tahap klasifikasi dilakukan perbandingan sehingga diperoleh empat nilai yaitu masing-masing adalah true positive, false positive, true negative dan false negative. Actual Label Positive Negative Predicted Label Positive True Positif False negatif Gambar 3. Confusion Matrix Negative False negative True negative Dari gambar 3 dapat digunakan pengukuran kehandalan klasifikator dengan rumusan pada tabel 1. ROC menggambarkan kondisi antara true positif dan false positif. Koordinat (0,1) pada grafik ROC adalah mewakili nilai dari sentivity 100% (tidak terdapat nilai false negative) atau specifity sebesar 100% (tidak terdapat false positive). Titik (0,1) juga disebut klasifikasi yang sempurna. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan hasil diawali dengan menyeleksi data yang layak uji dan valid. Ketidak validan data dikarenakan data hanya mempunyai satu atau dua gejala penyakit, sehingga tidak dapat diasumsikan untuk memenuhi satu penyakit. Setiap penyakit diambil 15 sampel dari data lapangan untuk diuji. Data sampel dapat menunjukkan ciri umum dan khusus dari setiap penyakit. Data penyakit dan gejalanya dapat digambarkan dalam diagram berikut. 48

Gambar 4. Diagram gejala penyakit Avian Influenza. Gambar 4 menyatakan bahwa penyakit avian influenza memiliki data yang dominan lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain. Data dominan tersebut adalah caiaran mata, lender hidung, tidak nafsu makan, jengger kebiruan, sesak nafas, mata keruh, lemah lesu, leher muntir, cairan mulut, mati mendadak Gambar 6. Diagram Gejala penyakit Coryza Gambar 6 menyatakan gejala yang dominan adalah bersin, muka bengkak, cairan mata, sayap gantung, lender hidung, tidak nafsu makan. Gambar 7. Diagram Gejala penyakit Newcastle Deasease. Gambar 5. Diagram gejala Cronic Respiratory Disease (CRD). Gambar 5 menyatakan bahwa penyakut Cronic Respiratory Disease (CRD) mempunyai gejala dominan pada bersin, batuk, ngorok, muka bengkak, dan lumpuh. Gambar 7 menyatakan gejala dominan yaitu bersin, batuk, lumpuh, gemetar, diare, jengger kebiruan, sesak nafas, mata keruh, lemah lesu, gangguan syaraf, dan leher muntir. Gambar 8. Diagram Gejala Gumboro 49

Gambar 8. menyatakan bahwa gejala yang dominan pada penyakit gumboro adalah gemetar, diare, sesak nafas dan dehidrasi. Gambar 9. Diagram gejala penyakit berak darah. Gambar 9. menunjukkan data gejala penyakit berak darah yang dominan adalah lemah lesu, anemia, kurus, bulu kusam, kotoran berdarah. Gambar 11. Sebaran dan irisan gejala penyakit ayam. Hasil Pengolahan dengan SVM Pengolahan dengan metode SVM menggunakan complexity paramer dengan nilai 100 dengan kernel polykernel yaitu pemisah dengan gari dan Using training set yaitu memakai seluruh data sebagai training set, sekaligus testing set yang menghasilkan akurasi akan sangat tinggi. Gambar 10. Diagram gejala penyakit cacingan Gambar 10 menunjukkan gejala yang dominan pada penyakit cacingan pada ayam adalah sayap gantung,tidak nafsu makan, lemah lesu, kurus, bulu kusam, dan kotoran berdarah. Gejala yang dominan akan menjadi nilai weight pada SVM. Data sebaran gejala jika dilihat dalam sebuah diagram lingkaran akan terlihat sebaran irisan antar penyakit. Gambar 12. Hasil klasifikasi 50

Dari hasil gambar 12 diketahui ada data persegi dan silang, persegi adalah data yang tidak sesuai antara data lapangan dan hasil klasifikasi. Hal ini dikarenakan gejala yang terdapat pada ayam tersebut menurut SVM lebih condong pada penyakit lain berdasarkan gejala yang diderita oleh ayam tersebut. Tabel 2. Confusion Matrix a b c d e f g 12 2 1 0 0 0 0 a 0 13 2 0 0 0 0 b 1 2 11 0 0 1 0 c 0 0 0 13 0 1 1 d 0 0 0 0 15 0 0 e 0 0 0 0 1 13 1 f 0 0 0 1 1 1 12 g Keterangan: a = Cronic Respiratory Disease (CRD) b = coryza c = Newcastle deasease d = gumboro e = berak darah f = Avian Influenza g = cacingan Avian Influenza 0.867 Cacingan 0.8 Rata-rata 0.848 Tabel 4. Perolehan False Positif Nilai False Positif Cronic Respiratory Disease 0.011 Coryza 0.044 Newcastle deasease 0.033 Gumboro 0.011 Berak darah 0.022 Avian Influenza 0.033 Cacingan 0.022 Rata-rata 0.025 Tabel 5. Perolehan presisi Nilai Presisi Cronic Respiratory Disease 0.923 Coryza 0.867 Newcastle deasease 0.786 Gumboro 0.829 Berak darah 0.882 Avian Influenza 0.813 Cacingan 0.857 Rata-rata 0.851 Hasil ini selanjutnya diolah untuk mendapatkan nilai true positive (TP), False Positive (FP), Presisi, sensitivitas, F-measure, tingkat akurasi dari SVM sebagai pengklasifikasi dan ROC area Tabel 3. Perolehan True Positif Nilai True Positif Cronic Respiratory Disease 0.8 Coryza 0.867 Newcastle deasease 0.733 Gumboro 0.867 Berak darah 1 Tabel. 6 Perolehan Sensitivitas Nilai Sensitivitas Cronic Respiratory Disease 0.8 Coryza 0.867 Newcastle deasease 0.733 Gumboro 0.867 Berak darah 1 Avian Influenza 0.867 Cacingan 0.8 Rata-rata 0.848 51

Tabel.7 Perolehan F-measure Nilai F-Measure Cronic Respiratory Disease 0.857 Coryza 0.813 Newcastle deasease 0.759 Gumboro 0.897 Berak darah 0.938 Avian Influenza 0.839 Cacingan 0.828 Rata-rata 0.847 Tabel. 8 ROC area Nilai ROC Cronic Respiratory Disease 0.949 Coryza 0.966 Newcastle deasease 0.939 Gumboro 0.979 Berak darah 0.989 Avian Influenza 0.968 Cacingan 0.959 Rata-rata 0.964 Akurasi yang dicapai oleh SVM terhadap data penyakit ayam adalah = 84,7% Tingkat akurasi mencapai 84,7% dapat dikatakan klasifikasi berhasil mengelompokkan data sesuai dengan kelasnya. Data yang error dinyatakan gejalanya lebih cenderung ke penyakit lain. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui beberapa tahapan pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa klasifikasi penyakit ayam dengan SVM berhasil mengelompokkan penyakit ayam dengan tingkat akurasi 84,7%. Hasil ini berdasarkan 52 gejala-gejala yang di derita saat ayam terjangkit penyakit. Saran yang diajukan adalah pengujian dengan metode lain untuk membandingkan kehandalan SVM sebagai pengklasifikasi. Penelitan ini juga dapat dikembangkan untuk aplikasi sistem informasi yang dapat digunakan peternak secara langsung untuk mengetahui penyakit ayamnya. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih ditujukan kepada Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang telah mendanai penelitian ini serta mahasiswa dan rekan-rekan yang telah membantu pelaksanaan dan penulisan artikel ini. DAFTAR PUSTAKA Darmansjah, I. (2011). The Use of Antibiotics in Children. Journal of the Indonesian Medical Association Sunarti, Ira. (2013). Perubahan Pengetahuan Peternak Ayam Ras Broiler Tentang Flu Burung dengan Menggunakan Media Cetak Brosur Di Kecamatan Marusu Kabupaten Maros. Skripsi : Universitas Hasanudin. Makasar. Nugroho, A.S., Witarto, B.A., Handoko, D.. (2003). Support Vector Machine Teori dan Aplikasinya dalam Bioinformatika. Kuliah Umum Ilmu Komputer.com Retrieved from http://asnugroho.net/papers/ikcsvm.p df Nurcahya, Eka D. (2013). Identifikasi Pola Gerakan Mata pada Kondisi Fisik Segar dan Lelah Menggunakan Support Vector

Machine. Tesis: Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Rasyaf, Muhammad. (2011). Panduan Beternak Ayam Pedaging. Depok: Penebar Swadaya. 53

54