KARAKTERISASI SENSOR PHOTODIODA, DS18B20, DAN KONDUKTIVITAS PADA RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEKERUHAN DAN JUMLAH ZAT PADAT TERLARUT DALAM AIR

dokumen-dokumen yang mirip
Desain Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Metode Transmisi Cahaya dengan Lock-In Amplifier

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air

UJI KARAKTERISASI SENSOR SUHU DS18B20 WATERPROOF BERBASIS ARDUINO UNO SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER KUALITAS AIR. Imam Abdul Rozaq *1, Noor Yulita DS 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME

Rancang Bangun Alat Pemurni Air MenggunakanMetode Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALAT UKUR KUALITAS AIR MINUM DENGAN PARAMETER PH, SUHU, TINGKAT KEKERUHAN, DAN JUMLAH PADATAN TERLARUT

Tugas Akhir SISTEM MONITORING LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS WEBSITE

RANCANG BANGUN SISTEM ALAT UKUR TURBIDITY UNTUK ANALISIS KUALITAS AIR BERBASIS ARDUINO UNO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelayakan air yang dikonsumsi. Secara fisis, air bersih

Rancang Bangun Alat Ukur Getaran Mesin Sepeda Motor Menggunakan Sensor Serat Optik

DESKRIPSI KARAKTERISTIK

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI AIR KERUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER DENGAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTOR ( LDR)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suhu di dalam ruangan menjadi semakin panas dan tidak nyaman.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI SENSOR HALL EFFECT SEBAGAI SENSOR MAGNETIK PADA PROTOTIPE PENJELAJAH PENGUKUR MEDAN MAGNET DENGAN SISTEM KENDALI ANDROID

PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan April 2015,

PERANCANGAN ALAT UKUR TDS (TOTAL DISSOLVED SOLID) AIR DENGAN SENSOR KONDUKTIVITAS SECARA REAL TIME

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALAT UJI KELAYAKAN AIR MINUM DENGAN PENGATUR OTOMATIS PADA PENGISIAN AIR MINUM ISI ULANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH BENTUK (POWDER, GRANULE, DAN GRAVEL) KARBON AKTIF DARI BAMBU TERHADAP DEBIT DAN EFISIENSI ABSORBSI PADA PENJERNIHAN AIR SELOKAN MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa

APLIKASI NTC UNTUK MENENTUKAN ENERGI RADIASI DENGAN PENDEKATAN HUKUM STEFAN BOLTZMANN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Sistem Irigasi Sederhana Menggunakan Sensor Kelembaban untuk Otomatisasi dan Optimalisasi Pengairan Lahan

RANCANG BANGUN APLIKASI LUX METER BH1750 SEBAGAI ALAT UKUR KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN. media tanah. Sebagai ganti tanah digunakan larutan mineral yang mengandung

PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH. Skripsi

OTOMATISASI TITRASI ASAM BASA BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRACT

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SENSOR TDS PADA PROSES PENGENDAPAN CaCO 3 DALAM AIR DENGAN METODE PELUCUTAN ELEKTRON DAN MEDAN MAGNET

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. campuran susu madu dan lain lain. kamar dengan kelembaban relatif berkisar 80% maksimum hanya mampu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Sistem Filtrasi Dengan Karbon. (Zulia Nur Rachma) 76. Oleh: Zulia Nur Rachma 1, Suparno 2 1 Mahasiswi Program Studi Fisika FMIPA UNY

UJI KEMURNIAN AIR SUNGAI BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKKANNYA

PENGHITUNG BENIH IKAN LELE OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8

I. PENDAHULUAN. produksi dalam dunia industri yang sangat memerlukan keahlian di bidang

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi

SISTEM PENJEJAK POSISI MATAHARI DENGAN MEMANFAATKAN LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah

Rancang Bangun Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor Berbasis Mikrokontroler ATmega328 Menggunakan Metode Penginderaan Berat

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR SUHU MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DAN MIKROKONTROLER ARDUINO UNO

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE-K PADA BAGIAN UJI HeaTiNG-03 MENGGUNAKAN cdaq-9188 ABSTRAK

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT

BAB III METODE PENELITIAN. Kelurahan Moodu, Kelurahan Heledulaa Selatan dan kelurahan Heledulaan Utara.

BAB I PENDAHULUAN. yang datang. Salah satu dari pelayanan yang tidak dapat dipandang. sebelah mata yaitu tingkat kebersihan air kolam.

Rancangan Sistem Monitoring ph Berbasis Mikrokontroller Arduino dan Wifi Node ESP8266

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Rancang Bangun Sistem Telemetri Pengukur Konsentrasi Gas Amonia Menggunakan Sensor MQ-137 dan Transceiver nrf24l01+

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 4.1. Penampang Alat.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya, diperlukan sebuah sensor

SKRIPSI. Monitoring Kadar ph Air Berbasis Mikrokontroler Arduino Dengan Tampilan LCD dan Grafik Komputer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENGUJI KUALITAS AIR MINUM BERDASARKAN NILAI KONDUKTIVITAS DAN PH SERTA PENGATUR OTOMATIS PADA PENGISIAN AIR MINUM ISI ULANG (AMIU)

Sensor Indeks Bias Larutan Menggunakan Fiber Coupler

DAN KONSENTRASI SAMPEL

Studi Awal Aplikasi Sensor LDR untuk Pemantauan Kinerja Lampu dengan Menggunakan LabVIEW

PERANCANGAN SISTEM MONITORING TINGKAT KEKERUHAN AIR SECARA REALTIME MENGGUNAKAN SENSOR TSD-10

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN ALAT UKUR SALINITAS DAN KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR ELEKTRODA DAN LDR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan merupakan pemaparan dari spesifikasi alat, kinerja

BAB IV DATA DAN ANALISA

Transkripsi:

DOI: doi.org/10.21009/spektra.022.09 KARAKTERISASI SENSOR PHOTODIODA, DS18B20, DAN KONDUKTIVITAS PADA RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEKERUHAN DAN JUMLAH ZAT PADAT TERLARUT DALAM AIR Zulfiah Ayu Kurnia Sari 1,a), Handjoko Permana b), Widyaningrum Indrasari c) 1) Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur 13220 Email: a) a.zulfiah@yahoo.co.id, b) handjoko@unj.ac.id, c) widyafisikaunj@gmail.com Abstrak Air minum yang layak untuk dikonsumsi adalah air minum yang memiliki parameter tidak berbau, tidak berasa, jernih, suhu sebaiknya dibawah suhu udara, dan jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah. Pada sistem deteksi kekeruhan dan jumlah zat padat terlarut dalam air ini diperlukan beberapa perangkat sensor. Keakuratan sensor merupakan suatu hal yang penting untuk menunjang efektivitas sistem. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi sensor ds18b20 sebagai pendeteksi suhu, sensor photodioda sebagai pendeteksi kekeruhan, dan sensor konduktivitas sebagai pendeteksi jumlah zat padat terlarut (TDS) dalam air serta menggunakan arduino sebagai mikrokontrolernya. Karakterisasi dilakukan dengan membandingkan keluaran sensor dengan alat uji laboratorium. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa masing-masing sensor pengukuran memiliki variasi error yaitu sensor photodioda dengan kesalahan relatif sebesar 3.13%, sensor ds18b20 1.77%, dan sensor konduktivitas 2.42%. Kata-kata kunci: suhu, kekeruhan, TDS, arduino. Abstract Drinking water worth consumption are those that should be odorless, tasteless, clean, the temperatures preferably below air temperature, and low amounts of dissolved solids. On this turbidity and total dissolved solid water system is required some sensor devices. The accuracy of the sensor is an important thing to support the effectiveness of the system. In this research, the calibration of ds18b20 sensor as temperature detector, photodiode sensor as turbidity detector, and conductivity sensor as a detector of dissolved solid (TDS) in water and using Arduino as a microcontroller. The characterization is done by comparing the sensor output with laboratory test equipment. The result of characterization means that each measurement sensor has a variation error that is photodiode sensor with relative error 3.13%, sensor ds18b20 1.77%, and conductivity sensor 2.42%. Keywords: temperature, turbidity, TDS, Arduino. 149

PENDAHULUAN Menurut Departemen Kesehatan Indonesia, air minum yang layak untuk dikonsumsi adalah air minum yang memiliki parameter tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah [1]. Dewasa ini sudah ada instrumentasi yang digunakan untuk pengujian kualitas pada air, salah satunya yaitu turbidimeter. Turbidimeter adalah alat pengujian air yang berfungsi untuk mengukur tingkat kekeruhan air. Air yang keruh akan menyebabkan cahaya yang melewatinya akan mengalami pengurangan intensitas cahaya yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan cahaya yang melewati air keruh mengalami penyerapan (absorbsi), pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), dan diteruskan (transmisi) [2]. Saat ini alat uji kualitas air hanya dimiliki olek pihak tertentu, sehingga menyebabkan kurang efisien untuk mengetahui kualitas air yang baik atau tidak. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem deteksi kekeruhan dan jumlah zat padat terlarut dalam air yang portable. Sistem ini didesain untuk mendeteksi parameter kekeruhan, jumlah zat padat terlarut (TDS) dalam air yang dilengkapi oleh sensor suhu. Pada sistem ini digunakan sensor photodioda dan LED biru sebagai pendeteksi kekeruhan, ds18b20 sebagai pendeteksi suhu, dan sensor konduktivitas sebagai pendeteksi jumlah zat padat terlarut (TDS). Untuk mengetahui tingkat akurasi dari masing-masing sensor yang digunakan, maka dilakukan karakterisasi dengan membandingkan nilai keluaran sensor dengan alat uji yang sudah ada pada laboratorium, yang nantinya akan dijadikan acuan dalam pembuatan sistem ini. METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan mengembangkan deteksi kualitas air berdasarkan sifat kekeruhan dan jumlah zat padat terlarut yang berbasis arduino uno dan nantinya akan terintegrasi dengan android. Pada pengukuran kekeruhan digunakan photodioda sebagai receiver dan LED biru sebagai transmitter. Prinsip kerjanya yaitu dengan cara melewatkan larutan diantara receiver dan transmitter. Sedangkan untuk pengukuran suhu menggunakan sensor suhu ds18b20. Sensor digital ini memiliki rentang pengukuran suhu -55 C 150 C [3]. Untuk pengukuran jumlah zat padat terlarut menggunakan sensor konduktivitas. Karakterisasi sensor ds18b20 dan konduktivitas yaitu dengan cara memasukan bagian sensor tersebut kedalam larutan agar dapat dilihat seberapa besar nilai keluarannya. TABEL 1. Daftar sampel larutan uji No Sampel Bahan 1 Air PAM 2 Kopi 1/2sdk kecil 3 Kopi 3/4sdk kecil 4 Kopi 1sdk kecil 5 Kopi 5/4sdk kecil Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan beberapa sampel larutan. Untuk parameter kekeruhan dan jumlah zat padat terlarut digunakan 5 sampel larutan yang berbeda (Tabel 1). Sedangkan untuk parameter suhu, digunakan satu sumber air yang sama dengan tingkat suhu yang berbeda. GAMBAR 1. Sampel larutan 150

Kesalahan Relatif (%) Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya a) b) c) GAMBAR 2. a)sensor photodioda, b)sensor konduktivitas, dan c)sensor ds18b20 Sensor yang digunakan pada saat kalibrasi sebanyak tiga buah yaitu, sensor photodioda, ds18b20, dan sensor konduktivitas. Sensor- sensor tersebut nantinya akan diletakan dalam satu kotak yang sudah terintegrasi dengan mikrokontroler. Besar kesalahan relatif sensor dihitung dengan menggunakan persamaan berikut. PS PL Error(%) x100% (1) PL Dengan PS adalah pembacaan nilai pada sensor yang digunakan, dan PL adalah pembacaan nilai sebenarnya atau yang telah diuji menggunakan alat laboratorium. a. Sensor Suhu ds18b20 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada karakterisasi sensor suhu ds18b20 dilakukan dengan membandingkan nilai keluaran sensor (nilai digital) dengan nilai pada termometer air raksa. Baik keluaran pada sensor maupun pada termometer memiliki satuan celcius ( C). Hasil pengukuran dirangkum pada tabel 2. Kesalahan relatif pengukuran dihitung menggunakan persamaan (1) sehingga diperoleh grafik pada gambar 3. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kesalahan relatif pengukuran maksimum yaitu sebesar 3.53%. 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 10 20 30 40 50 60 Sensor Suhu ( C) GAMBAR 3. Grafik hubungan nilai kesalahan relatif terhadap keluaran sensor suhu 151

Nilai Kekeruhan LAB (NTU) Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya TABEL 2. Data nilai sensor suhu dan termometer Sensor Termometer Kesalahan Relatif (%) Suhu ( C) ( C) 7,84 8 2,02 15,24 15 1,63 17,11 17 0,65 23,45 23 1,94 25,45 25 1,8 39,34 39 0,87 54,87 53 3,53 b. Sensor Photodioda Pada karakterisasi sensor photodioda dilakukan dengan membandingkan hasil tegangan keluaran pada sensor dengan pengukuran sampel kekeruhan pada laboratorium. Hasil pengukuran dirangkum pada tabel 3. Kesalahan relatif pengukuran dihitung menggunakan persamaan (1) sehingga diperoleh grafik pada gambar 4. 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 y = -14.679x + 76.673 R² = 0.9973 2 3 4 5 6 Keluaran Sensor (Volt) GAMBAR 4. Grafik hubungan tegangan keluaran sensor terhadap kekeruhan laboratorium TABEL 3. Data nilai kekeruhan laboratorium dan kekeruhan sensor No Sampel Nilai Kekeruhan LAB (NTU) Nilai Kekeruhan Sensor (NTU) Kesalahan Relatif (%) 1 3 3,28 9,26 2 22 22,01 0,038 3 33 31,72 3,86 4 36 36,2 0,56 5 40 40,78 1,96 152

Nilai TDS LAB (ppm) Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Berdasarkan grafik diatas, terlihat nilai kekeruhan laboratorium berbanding terbalik dengan tegangan keluaran sensor dan memenuhi persamaan : y = -14.679x - 76.673 (2) Dengan y merupakan nilai kekeruhan yang dapat dibaca oleh sensor dalam satuan NTU dan x berupa perubahan tegangan keluaran sensor. Kemudian dari fungsi tersebut dapat diketahui besarnya kesalahan relatif pengukuran. Diperoleh nilai kesalahan relatif pengukuran maksimum ada pada sampel nomer 1 yaitu sebesar 9.26%. Alat ini memiliki pengukuran yang terbatas yaitu untuk kekeruhan antara 3 40 NTU. Grafik pada gambar 4 yaitu berbanding terbalik antara nilai kekeruhan laboratorium dengan tegangan keluaran sensor. Menandakan bahwa semakin keruh suatu larutan makan nilai tegangan keluaran sensor akan semakin kecil atau mendekati nol. Hal ini dikarenakan dari sifat photodioda yang bersifat sebagai resistor jika tidak dipancari cahaya. Dalam gelap, nilai tahanannya sangat besar sehingga tidak ada arus yang mengalir dan nilai tegangan sensor akan nol. c. Sensor Konduktivitas Pada karakterisasi sensor konduktivitas dilakukan dengan membandingkan hasil tegangan keluaran pada sensor dengan pengukuran sampel jumlah zat padat terlarut pada laboratorium. Hasil pengukuran dirangkum pada tabel 4. Kesalahan relatif pengukuran dihitung menggunakan persamaan (1) sehingga diperoleh grafik pada gambar 5. 160 140 120 100 80 y = 265.2x + 24.517 R² = 0.9925 60 40 20 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Keluaran Sensor (Volt) GAMBAR 5. Grafik hubungan tegangan keluaran sensor terhadap TDS laboratorium TABEL 4. Data nilai TDS laboratorium dan TDS sensor No Sampel Nilai TDS LAB (ppm) Nilai TDS Sensor (ppm) Kesalahan Relatif (%) 2 67,85 64,29 5,23 1 143,55 142,53 0,71 3 71,5 72,25 1,05 4 75,55 75,43 0,15 5 79,45 83,39 4,96 153

Berdasarkan grafik diatas, terlihat nilai TDS berbanding lurus dengan tegangan keluaran sensor dan memenuhi persamaan : y = 265.2x - 24.517 (3) Dengan nilai y merupakan nilai TDS yang dapat dibaca oleh sensor dalam satuan ppm dan x berupa perubahan tegangan keluaran sensor. Kemudian dari fungsi tersebut dapat diketahui besarnya kesalahan relatif pengukuran. Diperoleh nilai kesalahan relatif pengukuran maksimum ada pada sampel nomer 2 yaitu sebesar 5.23%. Alat ini memiliki pengukuran yang terbatas yaitu untuk sensor konduktivitas antara 64 142 ppm. Grafik pada gambar 4 yaitu berbanding lurus antara nilai jumlah zat padat terlarut laboratorium dengan tegangan keluaran sensor. Menandakan bahwa semakin besar jumlah zat padat terlarut, maka nilai tegangan keluaran sensor akan semakin besar pula. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah ionion didalam larutan berbanding lurus dengan besarnya nilai jumlah zat padat terlarut. Semakin banyak ion didalam larutan makan beda potensial yang dapat dihasilkan akan semakin besar juga, dimana menandakan semakin banyak juga jumlah padatan terlarutnya. d. Pengujian Sampel Pengujian sistem pengukuran kekeruhan dan jumlah zat padat terlarut air ini dilakukan pada bulan Juli 2017. Pengujian dilakukan dengan pembacaan sensor suhu ds18b20, photodioda, sensor konduktivitas. Digunakan sembilan sampel larutan uji yang berbeda pada pengujian ini dengan volume air 100 ml. GAMBAR 6. Sampel larutan uji TABEL 5. Daftar sampel larutan uji Nilai Suhu Nilai Kekeruhan Nilai TDS Sensor Bahan Sensor (C) Sensor (NTU) (ppm) Air PAM 26.06 3.27 142.53 Air Sungai 26.4 3.27 49.02 Air Danau 26.37 3.27 49.26 Tanah 1/4sdk 27.25 51.6 139.64 Tanah 1/2sdk 27,06 62.48 125.74 Tanah 1sdk 26.87 73.84 123.67 Minyak 2sdk 26.44 3.27 24.51 Air Kalimalang 26.62 3.27 87.37 Pewarna Tekstil 1/8sdk 27.12 41.42 165.25 154

Dari hasil pengujian kesembilan jenis larutan diatas, dapat diketahui bahwa pengujian ini dapat dilakukan untuk rentang pengujian yang sudah dilakukan pada tahap karakterisasi. Untuk air sungai diambil di daerah Citayam, air danau diambil di daerah Cikaret, sedangkan untuk air kali menggunakan air yang diambil dari daerah Kalimalang. Untuk parameter kekeruhan, kurang sensitifnya sensor photodioda pada saat pendeteksian air yang bening sehingga nilai pembacaan untuk air PAM, air sungai, air danau, campuran minyak, dan air kali terbaca sama pada sensor photodioda. Sensor photodioda ini memiliki respon yang cukup sensitif dalam pembacaan nilai kekeruhan 20 NTU dan alat ini memiliki rentang pengukuran untuk kekeruhan antara 3 40 NTU. Pada daftar nilai pengujian sampel dengan parameter TDS, diperoleh nilai TDS paling tinggi ada pada larutan dengan pewarna tekstil 1/8sdk atau sampel no 9. Menurut WHO nilai kemurnian air yang baik dibatasi dengan nilai TDS maksimum 30 ppm saja. Tingginya level TDS memperlihatkan hubungan negatif dengan beberapa parameter lingkungan air yang menyebabkan meningkatnya toksisitas pada organisme didalamnya, serta membuat rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual. SIMPULAN Karakterisasi sensor yang telah dilakukan dengan menggunakan mikrokontroler arduino uno, maka dapat disimpulkan bahwa sensor photodioda dapat bekerja dalam rentang pengukuran 3 40 NTU, dan sensor konduktivitas dapat bekerja dalam rentang 64 142 ppm. Sedangkan untuk kesalahan relatif pengukuran maksimum yaitu, ds18b20 sebesar 3.53%, sensor photodioda sebesar 9.26%, dan sensor konduktivitas sebesar 5.23%. Dengan begitu, maka masing-masing sensor tersebut dapat diaplikasikan pada sistem deteksi kekeruhan dan jumlah zat padat terlarut dalam air yang portable. REFERENSI [1] Deril, M., & Noviriani. Uji Parameter Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Kota Surabaya. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.6 No.1. [2] Nasrudin, A. A., & Dzulkiflih. (2015). Rancang Bangun Aplikasi Lux meter BH1750 Sebagai Alat Ukur Kekeruhan Air Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia. [3] Yudha, Y. A., Pakereng, M. I., & Wellem, T. (2013). Perancangan Dan Implementasi Sistem Monitoring Suhu Ruangan Penyimpanan Vaksin Berbasis Mikrokontroler. Universitas Kristen Satya Wacana. 155

156