BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
II. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Usia : 4. Alamat :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION

IV. METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Sampel

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen

IV. METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

Sebesar 85 persen responden menyatakan bahwa atribut. kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat

KUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK

6.1. Karakteristik Responden Bakso Kota Cakman Bogor

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR

III. METODE PENELITIAN

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun

PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN SERTA ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN TERHADAP TAHU DJADI SARI DI KOTA BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

Kata kunci : Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen

IV. METODE PENELITIAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA)

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood

III. METODELOGI PENELITIAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sayuran organik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi produsen dan super market

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. medium (dwiguna). Tipe petelur memiliki ciri-ciri tubuh ramping, cuping telinga

2.6.2 Nonprobability Sampling Menentukan Ukuran Sampel Skala Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Instrumen...

LEMBAR PERSETUJUAM SEBAGAI RESPONDEN (INFORM CONSENT)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR. Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR. Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

Kuisioner Penelitian Nomor Kuisioner :.. Tanggal Kuisioner :..

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU Tandangsari. Tanjungsari No. 50, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah peran bauran pemasaran terhadap perilaku

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran umum dan sejarah TV LED merek Sharp di Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuesioner Penelitian

VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. melakukan survei pada tahun 2012, jumlah perusahaan industri besar dan

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING SAPI OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA (Kasus: Hipermarket Giant Taman Yasmin Bogor)

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada produk tahu saat ini sangat pesat ditandai dengan

Transkripsi:

6.1 Karakteristik Umum Konsumen BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Tahu Djadi Sari yang dibeli oleh konsumen bertujuan untuk dikonsumsi oleh keluarganya/rumah tangga. Hal ini dikarenakan tahu yang dijual oleh Djadi Sari adalah tahu yang akan diolah lebih lanjut untuk dikonsumsi oleh keluarga. Konsumen yang membeli tahu bukan hanya perempuan saja namun persentase laki-laki juga cukup besar yaitu 24 persen laki-laki dan 76 persen perempuan. Konsumen perempuan pada pagi hari memiliki banyak aktivitas sehingga dalam rumah tangga laki-laki juga ikut beperan. Persentase tersebut hanya untuk membeli namun untuk mengonsumsi dilakukan bersama. Mayoritas konsumen tahu berusia lebih dari 50 tahun yaitu 17 persen dan usia 41 sampai 50 tahun yaitu 16 persen. Hal ini disebabkan karena konsumen Tahu Djadi Sari adalah rumah tangga dimana tahu yang dibeli untuk kebutuhan rumah tangga. Selain itu, konsumen yang membeli tahu adalah orang tua yang sudah tidak atau mengurangi konsumsi protein hewani demi menjaga kesehatan. Masih adanya anggapan bahwa tahu merupakan makan tradisional yang tidak sesuai dengan tren sekarang membuat orang muda tidak ingin mengonsumsi tahu. Namun dalam penelitian ini persentase tersebut juga dipengaruhi oleh konsumen yang berusia muda memiliki aktivitas yang lebih banyak dari pada orang yang berusia > 41 tahun sehingga sulit untuk diwawancarai. Tahu Djadi Sari memiliki harga cukup mahal bila dibandingkan dengan tahu tahu di pasar yang berkisar antara Rp 200,00 sampai Rp 500,00 per potong tahu, karena kualitas yang dimiliki. Harga tahu Djadi Sari yaitu Rp 800,00 untuk tahu cetak per potong dan Rp 1300,00 untuk tahu PK per potong namun konsumen tetap mengonsumsi tahu Djadi Sari. Hal ini dikarenakan pendidikan konsumen sangat berpengaruh besar terhadap pembeliannya. Sebanyak 40 persen konsumen berpendidikan Sarjana dan 20 persen berpendidikan Diploma. Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi wawasan yang dimiliki oleh konsumen sehingga konsumen lebih mengerti bagaimana mencari, menerima dan mencerna informasi-informasi yang ada serta lebih selektif terhadap apa yang ia konsumsi. Dalam hal ini banyaknya informasi tentang tahu beformalin dan mengandung 51

boraks membuat konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi lebih dapat memperkirakan kesesuaian harga dengan kualitas produk yang dibeli. Tabel 9. Karakteristik Umum Konsumen Tahu Djadi Sari : Karakteristik Umum Konsumen Jumlah Persentase (%) 1. Jenis Kelamin Laki-laki 12 24 Perempuan 38 76 2. Usia 17-30 Tahun 6 12 31-40 Tahun 11 22 41-50 Tahun 16 32 > 50 Tahun 17 34 3. Pendidikan Terakhir SMP 2 4 SMA 18 36 Diploma 10 20 Sarjana/Pasca Sarjana 20 40 4. Pekerjaan PNS 7 14 Pegawai Swasta 27 54 Pensiunan 8 16 wirausaha 8 16 5. Pendapatan Rata-rata per Bulan Keluarga Rp. 500.000 Rp. 1.499.999 2 4 Rp. 1.500.000 Rp. 2.499.999 4 8 Rp. 2.500.000 Rp. 3.499.999 8 16 Rp. 3.500.000 Rp. 4.500.000 12 24 > Rp. 4.500.000 24 48 Berdasarkan pendapatan rumah tangga, konsumen tahu Djadi Sari paling banyak adalah konsumen dengan pendapatan > Rp 4.500.000,00 yaitu 48 persen. Kemudian diikuti dengan pendapatan Rp. 3.500.000,00 Rp. 4.500.000,00 sebanyak 24 persen, Rp. 2.500.000,00 Rp. 3.499.999 sebanyak 16 persen, Rp. 1.500.000,00 Rp. 2.499.999 sebanyak 8 persen, Rp. 500.000,00 Rp. 1.499.999 sebanyak 4 persen. Pendapatan konsumen yang semakin tinggi 52

meningatkan kemampuan dan keinginan konsumen untuk membeli tahu yang lebih berkualitas. Semakin kecil pendapatan konsumen maka konsumen akan semakin memikirkan harga suatu barang yang akan dibeli. Tahu Djadi Sari yang cukup mahal membuat konsumen yang berpendapatan kecil lebih sedikit. Bahkan dari 50 responden, prensentase konsumen dengan pendapatan konsumen < Rp. 500.000,00 adalah 0 persen atau tidak ada. Pendapatan konsumen ini juga dapat dikaitkan dengan pekerjaan konsumen yang pada umumnya adalah pegawai swata yaitu 54 persen dan wirausaha yaitu 8 persen. Sedangkan konsumen yang sudah pensiun ingin membeli tahu Djadi Sari dikarenakan untuk menggantikan konsumsi mereka terhadap protein hewani menjadi protein nabati demi menjaga kesehatan. 6.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Konsumen memutuskan melakukan pembelian terhadap suatu produk melalui beberapa tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan hasil pembelian (Engel et al 1994): 6.2.1 Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan konsumen dapat dilihat dari motivasi/alasan konsumen membeli tahu. Pada umumnya konsumen tahu Djadi Sari ingin membeli tahu dikarenakan untuk pemenuhan gizi yaitu 32 orang atau 64 persen. Tahu berasal dari kacang kedelai sehingga tahu memiliki protein yang tinggi dimana protein tersebut dibutuhkan oleh konsumen untuk pemenuhan gizi. Selain itu persentase konsumen yang membeli tahu karena kebiasaan sejak dahulu juga cukup besar yaitu 36 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tahu sudah dikenal baik oleh konsumen sejak dahulu dan tingkat loyalitas konsumen terhadap tahu tinggi sehingga sampai sekarang konsumen tetap mengonsumsi tahu. Berdasarkan manfaat yang dicari konsumen dalam mengonsumsi tahu, kebanyakan konsumen mengonsumsi tahu yaitu 40 persen bertujuan untuk menggantikan konsumsi protein hewani. Hal ini disebabkan karena pada umumya konsumen sudah berusia > 50 tahun sehingga lebih mengurangi konsumsi makan yang mengandung lemak hewani. Serta ada sebesar 28 persen konsumen yang bertujuan untuk menjaga kesehatan, hal ini berkaitan dengan karakteristik konsumen tahu Djadi Sari adalah 53

konsumen menengah ke atas dan kebanyakan berpendidikan tinggi dimana konsumen tersebut lebih melihat kualitas dan dampak terhadap kesehatan dari pada harga. Selain itu juga konsumen ingin membeli tahu dikarenakan rasa tahu yang enak yaitu 32 persen konsumen. Hal ini berkaitan dengan motivasi konsumen ingin membeli tahu karena kebiasaan sejak dahulu, rasa tahu yang enak membuat konsumen terus mengonsumsi tahu. Tabel 10. Pengenalan Kebutuhan Konsumen Tahu Djadi Sari A. Pengenalan Kebutuhan Jumlah Persentase (%) 1. Alasan/motivasi yang membuat konsumen membeli tahu : Kebiasaan sejak dulu 18 36 Pemenuhan gizi 32 64 2. Manfaat yang dicari oleh konsumen dalam mengonsumsi tahu : Manfaat pengganti protein hewani 20 40 Untuk menjaga kesehatan 14 28 Rasanya yang enak 16 32 3. Intensitas mengonsumsi tahu dalam seminggu: Setiap hari (7 kali) 9 18 3-5 kali 25 50 1-2 kali 16 32 Dilihat dari intensitas konsumen mengonsumsi tahu dalam seminggu, konsumen yang mengonsumsi tahu setiap hari dalam seminggu hanya sebesar 18 persen. Dimana konsumen ini adalah konsumen yang sangat loyal terhadap tahu dan konsumen yang berusia > 50 tahun yang harus menghindari makanan yang mengadung lemak hewani. Pada umumnya konsumen Djadi Sari mengonsumsi tahu berkisar 3-5 kali dalam seminggu yaitu ada 25 orang atau 50 persen. Hal ini menunjukkan konsumen sangat suka dan menginginkan tahu namun konsumen tidak mengonsumsi setiap hari agar tidak jenuh dalam mengonsumsi tahu. Serta ada 16 persen konsumen yang mengonsumsi tahu sekitar 1-2 kali dalam seminggu karena konsumen ini tidak terlalu loyal terhadap tahu dan adanya kesulitan konsumen dalam memperoleh tahu yang diinginkan. 54

6.2.2 Pencarian Informasi Konsumen yang mengenal kebutuhannya dengan mengetahui motivasi dan manfaat dari membeli dan mengonsumsi tahu maka konsumen akan melakukan pencarian informasi tentang tahu yang akan dibeli. Tabel 11. Pencarian Informasi Tahu Djadi Sari B. Pencarian Informasi Jumlah Persentase (%) 4. Konsumen melakukan pencarian informasi secara khusus atau tidak sebelum membeli tahu Djadi Sari : Ya 9 18% Tidak 41 82% 5. Konsumen mendapatkan informasi tentang tahu Djadi Sari dari : Teman/Kenalan 16 32% Keluarga 1 2% Pedagang 33 66% 6. Pengaruh sumber informasi : Menarik sehingga membeli 40 80% Tidak berpengaruh sama sekali 10 20% 7. Bentuk promosi yang menarik bagi konsumen untuk membeli tahu : Iklan televisi/radio 3 6% Media cetak 1 2% Promosi Langsung 40 80% Mulut ke mulut 6 12% Berdasakan penelitian yang dilakukan, sumber informasi tahu Djadi Sari bagi konsumen biasanya berasal dari pedagang yaitu sebanyak 33 orang atau 66 persen dan keluarga atau teman sebanyak 34 persen. Hal ini dikarenakan tahu Djadi Sari masih berdiri selama 1 tahun sehingga yang paling banyak mengetahui tentang tahu Djadi Sari adalah pedagang tahu Djadi Sari sendiri. Selain itu tahu Djadi Sari tidak memiliki website atau blog sehingga konsumen mengetahui tentang tahu Djadi Sari hanya melalui teman atau keluarga yang telah membeli tahu Djadi Sari. Pengaruh informasi yang diberasal pedagang dan keluarga atau teman sangat berpengaruh sehingga konsumen ingin membeli tahu Djadi Sari. Hal 55

ini dilihat dari persentase pengaruh informasi terhadap konsumen yaitu sebesar 80 persen. Serta ada sebesar 20 persen konsumen yang menganggap informasi yang diberikan oleh sumber informasi tersebut tidak berpengaruh sama sekali. Konsumen ini membeli tahu Djadi Sari dengan mencoba sendiri tahunya dan membandingkannya dengan tahu yang lain. Hal ini juga dapat ditunjukkan dengan konsumen yang melakukan pencarian informasi terlebih dahulu yaitu sebesar 18 persen. Bentuk informasi yang dianggap paling menarik bagi konsumen adalah promosi langsung yaitu sebanyak 80 persen. Promosi langsung melalui pedagang membuat konsumen dapat langsung mencoba tahu yang dibeli. Selain itu konsumen tahu Djadi Sari adalah konsumen yang berpendidikan sehingga konsumen dapat mengetahui ciri-ciri tahu yang baik untuk dikonsumsi. 6.2.3 Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif dilakukan oleh konsumen setelah konsumen mengenali kebutuhannya dan mencari informasi. Konsumen akan mempertimbangkan kriteria produk yang ingin dibeli berdasarkan kebutuhan dan informasi yang ada kemudian konsumen akan dapat menentukan pilihan akhirnya. Berdasarkan informasi, pada umumnya yang menjadi bahan perhatian dan pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu Djadi Sari adalah variabel rasa. Hal ini dapat dilihat pada tabel 12, variabel rasa dijadikan oleh konsumen sebagai faktor utama dalam pembelian tahu Djadi Sari. Kemudian konsumen melakukan pembelian dengan melihat dari kemudahan untuk memperolehnya yaitu ada 17.67 persen. Adanya berbagai aktivitas konsumen dan perkembangan zaman membuat setiap orang ingin melakukan banyak hal dengan waktu yang lebih singkat termaksud membuat konsumen ingin mendapatkan tahu dengan lebih mudah sehingga dapat melakukan aktivitas yang lainnya. Setelah melihat dari kemudahan untuk memperoleh, konsumen juga melihat dari variabel harga yaitu sebesar 15.5 persen dimana konsumen akan membandingkan produk yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Pada umumnya konsumen tahu Djadi sari ini merupakan langganan tahu merek lain namun adanya kemampuan konsumen dalam mencari informasi dan pengetahuan tentang tahu membuat konsumen merasa tahu Djadi Sari lebih murah. Namun tahu Djadi Sari memiliki 56

kualitas yang hampir sama dengan produk yang sebelumnya dikonsumsi. Konsumen juga melihat pelayanan dari pedagang yang menjual tahu yaitu sebesar 12.83 persen. Sebelum membeli tahu Djadi Sari, konsumen membeli tahu merek lain dimana pedagang yang menjual tahu tersebut adalah padagang yang sama. Adanya keuntungan yang lebih dari menjual tahu Djadi Sari dari pada tahu merek yang sebelumnya membuat pedagang berpindah ke tahu Djadi Sari. Namun konsumen lebih memilih berganti merek tahu dari pada berganti pedagang, hal ini karena adanya kepuasan konsumen terhadap pedagang sehingga membuat konsumen percaya dan loyal terhadap pedagang. Tabel 12. Sebaran Tingkat Informasi yang menjadi Perhatian dan Pertimbangan Konsumen Tahu Djadi Sari 8. Informasi yang paling menjadi fokus perhatian dan pertimbangan konsumen dalam pembelian tahu Djadi Sari : Persentase (%) Harga 15.50 Pelayanan 12.83 Kemasan 4.67 Merek 0.50 Rasa 33.50 Warna 5.50 Volume 0.50 Kemudahan untuk memperoleh 17.67 Bentuk 3.33 Label halal, tgl kadar luarsa, & BPOM 6.00 Konsumen tahu Djadi Sari yang mengetahui bahwa tahu yang dikonsumsi adalah tahu tanpa bahan formalin sebesar 100 orang. Konsumen menyatakan tahu Djadi Sari tanpa bahan formalin biasanya berdasarkan pengetahuan konsumen yaitu tahu tidak kenyal atau mudah pecah, tahu tidak terlalu asam, bila dalam kulkas dapat bertahan sampai 3 hari dan bila dalam keadaan luar tidak sampai 1 hari. Konsumen juga dapat melihat dari warna tahu yang tidak terlalu pucat atau terlalu cerah serta ada juga konsumen yang melakukan uji laboratorium. Selain itu adanya kepercayaan konsumen kepada pedagang, adanya tulisan tahu tanpa bahan formalin dan pengawet di kotak tahu pedagang serta adanya izin dari Departemen Kesehatan kota Bogor semakin menguatkan kepercayaan konsumen terhadap tahu Djadi Sari. 57

Tahu merek lain yang paling sering dibeli oleh konsumen adalah tahu Yun Yi yaitu sebanyak 29 orang atau 58 persen, hal ini menunjukkan bahwa konsumen Tahu Djadi Sari adalah konsumen menengah ke atas dan lebih memikirkan kualitas dari pada harga. Karena tahu Yun Yi memiliki harga cukup besar diatas tahu Djadi Sari namun menurut konsumen kualitas tahu Yun Yi hanya lebih sedikit dari pada tahu Djadi Sari. Kemudian alternatif lain bagi konsumen yaitu membeli tahu di pasar sebanyak 15 orang atau 30 persen, tahu Bandung 3 orang atau 6 persen, tahu Sutra 2 persen dan tahu dari Parung 2 persen. Adanya kesulitan dalam memperoleh tahu Djadi Sari dan tahu Yun Yi membuat konsumen membeli tahu di pasar dan tahu lainnya. Tabel 13. Sebaran Konsumen Berdasarkan Produk Tahu Merek Lain yang Sering Dibeli dan Dikonsumsi 9. Produk tahu lain yang sering dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen : Jumlah Persentase (%) Tahu Yun Yi 29 58 Tahu di pasar 15 30 Tahu sutra 1 2 Tahu dari parung 1 2 Tahu Bandung 3 6 6.2.4 Keputusan Pembelian Tahap selajutnya adalah tahap keputusan pembelian dimana dari alternatif yang ada, konsumen memutuskan untuk membeli tahu Djadi Sari. Berdasarkan tabel, konsumen yang membeli tahu Djadi Sari secara terencana yaitu sebanyak 32 orang atau 64 persen. Hal ini dikarenakan pedagang tahu Djadi Sari biasanya memiliki hari tertentu berjualan tahu di daerah tersebut sehingga konsumen selalu merencanakan kapan harus membeli. Sedangkan sebesar 36 persen konsumen membeli tahu Djadi Sari secara mendadak dikarenakan pedagang tidak tentu kapan berjualan di daerah tersebut. Adanya konsumen yang menjadikan tahu sebagai cemilan membuat konsumen tidak bisa memprediksi kapan ia akan memakan tahu. Serta kurang atau tidak bisanya konsumen memprediksi secara pasti kapan tahu yang dibeli akan habis oleh konsumsi keluarga. 58

Konsumen dalam pembelian tahu Djadi Sari biasanya berperan sebagai pemilik ide, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi yaitu sebanyak 30 orang atau 60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen melakukan semua peran tersebut kecuali mempengaruhi orang lain untuk membeli. Dan sebanyak 20 orang atau 40 persen adalah pemilik ide, pemberi pengaruh, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi. Konsumen ingin memberi pengaruh kepada orang lain untuk membeli dikarena kepuasan konsumen terhadap tahu yang dibeli. Tabel 14. Keputusan Pembelian Konsumen Tahu Djadi Sari D. Keputusan pembelian Jumlah Persentase (%) 10. Konsumen membeli tahu Djadi Sari secara : Terencana 32 64 Mendadak 18 36 11. Peranan konsumen dalam pembelian tahu Djadi Sari : pemilik ide, pemberi pengaruh, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi. 20 40 pemilik ide, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi. 30 60 12. Tempat konsumen membeli tahu Djadi Sari : Langsung ke pabrik 1 2 Melalui pedagang 49 98 13. Hal yang dilakukan konsumen saat tahu Djadi sari tidak tersedia : Berusaha mencari tahu yang lain 27 54 Mencari produk pengganti 11 22 Menghubungi sales 2 4 Tidak membeli 10 20 14. Tahu yang paling sering dibeli konsumen : Tahu PK 33 66 Tahu Cetak 17 34 Konsumen membeli tahu Djadi sari dapat melalui pedagang, langsung ke pabrik atau restoran. Berdasarkan tabel, konsumen membeli tahu Djadi Sari paling banyak melalui pedagang yaitu ada 49 orang atau 98 persen. Konsumen 59

menyatakan bahwa membeli ke pedagang lebih mempermudah karena langsung diantar kerumah. Konsumen membeli ke pedagang juga karena konsumen belum mengetahui keberadaan pabrik atau restoran yang bekerja sama dengan tahu Djadi Sari. Namun ada 1 orang atau 2 persen yang membeli langsung ke pabrik karena konsumen tersebut mengenal baik pemilik tahu Djadi Sari sehingga ia melakukan kerjasama. Dari kerjasama tersebut konsumen memperoleh harga beli yang lebih murah dari pada konsumen yang membeli ke pedagang atau ke restoran. Konsumen yang membeli ke restoran biasanya membeli tahu yang telah diolah lebih lanjut sehingga konsumen tidak mengetahui merek dari tahu yang dimakan. Saat tahu Djadi Sari tidak tersedia seperti saat pedagang libur atau saat pedagang sudah habis menjual tahu di daerah sebelumnya. Ada 27 orang atau 54 persen konsumen yang memilih untuk mencari tahu merek lain seperti Yun Yi, tahu di pasar, Tahu Bandung, dan tahu yang lainnya. Ada 11 orang atau 22 persen konsumen yang memilih untuk mencari produk pengganti seperti tempe, susu kedelai dan bahan pangan lain yang berprotein. Ada juga 2 orang atau 4 persen konsumen yang memilih untuk menghubungi pedagang agar pedagang tetap mengatar tahu ke rumahnya. Serta ada juga yang memilih untuk tidak membeli yaitu 10 orang atau 2 persen dikarenakan konsumen tidak percaya kepada tahu lain dan tidak adanya tahu merek lain yang berjualan didaerah tesebut yang dipercaya tidak mengandung formalin dan bahan pengawet. Berdasarkan tabel, konsumen paling banyak membeli tahu PK yaitu ada 66 persen. Konsumen mengatakan bahwa tahu PK lebih lembut dari pada tahu cetak. Tahu PK dan tahu cetak memiliki proses pembuatan yang sama kecuali saat pencetakan. Tahu PK dicetak dengan menggunakan tangan sehingga lebih lembut sedangkan tahu cetak menggunakan alat. Konsumen yang membeli tahu cetak juga cukup besar yaitu 34 persen. 6.2.5 Hasil Pembelian Konsumen yang telah melakukan pembelian akan menilai produk yang dibeli sehingga penting untuk melihat apakah tahu yang telah diterima konsumen sesuai. Berdasarkan tabel, ternyata terdapat 94 persen konsumen yang menyatakan bahwa manfaat yang diterima konsumen sesuai dan 6 persen menyatakan tidak sesuai. Dengan demikian menunjukkan bahwa tahu Djadi Sari 60

telah memberikan produk dan pelayanan yang sesuai bagi konsumen. Namun terdapat sebagian kecil konsumen yang menyatakan bahwa manfaat yang diterima tidak sesuai dimana harga tahu masih sedikit terlalu tinggi dan pelayanan yang kurang karena terkadang tahu Djadi Sari tidak tersedia. Tabel 15. Sebebaran Konsumen Berdasarkan Manfaat dan Perasaan Konsumen Tahu Djadi Sari E. Hasil Pembelian Jumlah Persentase (%) 15. Manfaat yang diterima konsumen : Sesuai 47 94 Tidak sesuai 3 6 16. Perasaan konsumen saat tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari : Ada yang kurang 20 40 Tidak ada yang kurang 30 60 Berdasarkan perasaan konsumen, sebanyak 60 persen konsumen mengatakan tidak ada yang kurang bila tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari karena konsumen dapat mencari tahu merek lain atau mencari produk pengganti. Hal ini juga berkaitan saat tahu Djadi Sari tidak tersedia maka adanya 54 persen konsumen yang memilih tahu merek lain dan 22 persen mencari produk pengganti lain. Ada sebanyak 40 persen yang mengatakan ada yang kurang bila tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari. Sehingga perusahaan harus lebih memperhatikan kekurangan perusahaan agar konsumen semakin loyal kepada tahu Djadi Sari. Tabel 16. Kekurangan Tahu Djadi Sari Menurut Konsumen 17. Hal yang paling kurang dari Djadi Sari : Persentase (%) Harga 24.67 Kemasan 5.00 Rasa 15.67 Warna 3.00 Kemudahan untuk meperoleh 17.00 Bentuk 12.67 Persentase kekurangan yang dirasakan konsumen paling banyak pada variabel harga yaitu 24.67 persen, karena adanya peningkatan harga dari Rp. 61

12.000,00 menjadi Rp. 13.000,00 per 10 potong tahu PK dan Rp. 7.000,00 menjadi Rp. 8.000,00 untuk tahu cetak. Peningkatan ini terjadi karena adanya kenaikan harga kedelai namun konsumen masih menganggap kenaikan harganya cukup tinggi. Setelah itu persentase kekurangan yang cukup besar juga dirasakan pada variabel kemudahan untuk memperoleh yaitu 17 persen, dikarenakan pedagang kurang sering datang. Kekurangan juga dirasakan pada variabel rasa yaitu 15.67 persen, bentuk 12.67 persen dan warna 3 persen. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan tahu menggunakan tenaga manusia sehingga rasa tahu terkadang lebih asin, bentuk tahu yang tidak seragam dan terkadang retak saat sampai ketangan konsumen serta warna kuning pada tahu kuning tidak merata. Sehingga perlu bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan kemampuan pekerja dalam mengolah atau meproduksi tahu. Bedasarkan ketersediaan untuk membeli kembali sebanyak 100 persen konsumen bersedia untuk membeli kembali. Adanya pengetahuan konsumen tentang tahu, pengalaman membeli tahu merek lainya serta kemampuan untuk membeli membuat konsumen tetap bersedia untuk membeli kembali tahu Djadi Sari. Karakteristik umum dan proses pengambilan keputusan konsumen yang dominan dapat dilihat pada tabel rekap olahan data. Tabel rekapan data menjelaskan secara ringkas tentang karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen secara keseluruhan. Dengan demikian akan mempermudah dan memperjelas untuk memahami secara umum karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen tahu Djadi Sari. Rekapan olahan data menunjukkan karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen Tahu Djadi Sari yang dominan saja. Tabel rekap olahan data sebaran kuesioner konsumen tahu Djadi Sari dapat dilihat pada Tabel 17. 62

Tabel 17. Rekap Olahan Data Sebaran Kuesioner Konsumen Tahu Djadi Sari Karakteristik Umum Konsumen Jumlah Persentase (%) 1. Jenis Kelamin Perempuan 38 76 2. Usia 41 Tahun 33 66 3. Pendidikan Terakhir: Diploma/ Sarjana/Pasca 30 60 4. Pendapatan Rata-rata per Bulan Keluarga Rp. 3.500.000 36 72 A. Pengenalan Kebutuhan 1. Alasan/motivasi yang membuat konsumen : Pemenuhan gizi 32 64 2. Manfaat yang dicari oleh konsumen: Manfaat pengganti protein hewani 20 40 Rasanya yang enak 16 32 3. Intensitas mengonsumsi tahu 3-5 kali dalam seminggu. 25 50 B. Pencarian Informasi 4. Konsumen mendapatkan informasi tentang tahu Djadi Sari dari teman/kenalan dan pedagang. 49 98 5. Bentuk promosi yang menarik bagi konsumen untuk membeli tahu adalah promosi langsung 40 80 6. Informasi yang menjadi fokus perhatian konsumen dalam pembelian tahu: Rasa 33.50 Harga 15.50 7. Tahu lain yang sering dibeli adalah Tahu Yun Yi 29 58 D. Keputusan pembelian 8. Konsumen berperan sebagai pemilik ide, pihak yang memutuskan, pembeli (tidak untuk diri sendiri) dan pengonsumsi. 30 60 9. Konsumen membeli melalui pedagang. 49 98 10. Konsumen mencari tahu yang lain jika tahu Djadi sari tidak tersedia. 27 54 11. Tahu PK yang paling sering dibeli konsumen. 33 66 E. Hasil Pembelian 12. Konsumen menerima manfaat yang sesuai. 47 94 13. Konsumen merasa tidak ada yang kurang saat tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari : 30 60 14. Hal yang paling kurang dari Djadi Sari : Harga 24.67 Rasa 15.67 Karakteristik konsumen dapat dihubungkan dengan proses keputusan pembelian konsumen dengan menggunakan tabulasi silang. Berdasarkan tabel 63

tabulasi silang pada Lampiran 3, dapat diketahui bahwa konsumen yang berusia 50 tahun mengosumsi tahu dikarenakan pemenuhan gizi. Namun, konsumen yang berusia > 50 tahun mengonsumsi tahu dikarenakan kebiasaan sejak dulu. Konsumen yang berusia 30 tahun mencari manfaat dari mengonsumsi tahu karena rasanya yang enak, konsumen yang berusia 31-50 tahun untuk mengganti protein hewani, serta konsumen yang berusia > 50 untuk menjaga kesehatan. Berdasarkan intensitas membeli, pada umumnya konsumen tahu Djadi Sari membeli tahu sebanyak 3-5 kali dalam seminggu. Konsumen Tahu Djadi Sari mendapat informasi umumnya berasal dari pedagang, konsumen juga membeli tahu umumnya dari pedagang dan promosi yang menarik bagi konsumen pada umumnya yaitu promosi langsung. Konsumen umumnya berusaha mencari tahu lain saat tahu Djadi Sari tidak tersedia. Tahu merek lain yang sering dikonsumsi oleh konsumen dalam segala usia umumnya adalah tahu Yun Yi. Konsumen yang berusia 30 tahun umumnya mengonsumsi tahu Cetak dan konsumen yang berusia > 30 tahun umumnya mengonsumsi tahu PK. Menurut konsumen dalam segala usia, umumnya manfaat yang diterima konsumen dari Tahu Djadi Sari sesuai dengan harapan konsumen. Pendapatan konsumen berbeda-beda, konsumen yang berpendapatan Rp 1.499.999,- melakukan pembelian dikarenakan kebiasaan sejak dulu. Sedangkan konsumen yang berpendapatan Rp 1.500.000,- melakukan pembelian dikarenakan untuk pemenuhan gizi. Konsumen yang berpendapatan Rp 1.499.999,00 mencari manfaat dari mengonsumsi tahu yaitu untuk mengganti protein hewani dan rasanya yang enak. Konsumen yang berpendapatan Rp 1.500.000,00 Rp 3.499.999,00 mencari manfaat dari mengonsumsi tahu yaitu untuk mengganti protein hewani. Sedangkan konsumen yang berpendapatan Rp 3.500.000,00 mencari manfaat dari mengonsumsi tahu yaitu untuk menjaga kesehatan dan rasanya yang enak. Konsumen yang berpendapatan Rp 1.499.999,00 mengonsumsi tahu dalam seminggu sebanyak 3-7 kali. Konsumen yang berpendapatan Rp 1.500.000,00 Rp 3.499.999,00 mengonsumsi tahu dalam seminggu sebanyak 1-2 kali. Sedangakan konsumen yang berpendapatan Rp 3.500.000,00 mengonsumsi tahu dalam seminggu sebanyak 3-5 kali. Konsumen yang berpendapatan Rp 3.499.999,00 mendapatan informasi dari 64

teman/kenalan dan pedagang. Sedangkan konsumen yang berpendapatan Rp 3.500.000,00 mendapatan informasi dari pedagang. Berdasarkan pendapatan, umumnya konsumen tahu Djadi Sari membeli tahu dari pedagang. Bentuk informasi yang diinginkan oleh konsumen yang berpendapatan Rp 1.499.999,00 adalah promosi langsung dan dari mulut ke mulut. Konsumen yang berpendapatan Rp 1.500.000,00 menginginkan promosi langsung. Pada umumnya konsumen merasa tidak ada yang kurang bila tidak mengonsumsi tahu Djadi Sari. Konsumen yang berpendapatan Rp 1.499.999,00 dan Rp 3.500.000,00 berusaha mencari tahu lain saat tahu Djadi Sari tidak tersedia. Konsumen yang berpendapatan Rp 1.500.000,00 Rp 3.499.999,00 akan menghubungi pedagang atau mencari tahu lain saat tahu Djadi Sari tidak tersedia. Berdasarkan pendapatan, umumnya konsumen mengonsumsi tahu merek lain yaitu tahu Yun Yi. Tahu yang sering dibeli oleh konsumen adalah tahu PK. Berdasarkan pendapatan, umumnya konsumen merasa manfaat yang diterima sesuai dengan harapan konsumen. 6.3 Analisis Kepuasan Konsumen 6.3.1 Importance and Performance Analysis (IPA) Tingkat kepentingan konsumen merupakan penilaian seberapa penting suatu atribut yang melekat pada suatu produk bagi konsumen. Sehingga tingkat kepentingan konsumen tidak bisa dipengaruhi oleh perusahaan. Namun perusahaan harus berusaha untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut bagi konsumen sehingga dapat menyesuaikan dengan kinerja yang harus dilakukan. Dengan menggunakan metode Importance and Performance Analysis (IPA) maka dapat diketahui atribut yang mana yang akan menjadi prioritas untuk diperbaiki dan ditingkatkan oleh perusahaan. Metode Importance and Performance Analysis (IPA) menggunakan ratarata kepentingan dan rata-rata tingkat kinerja setiap produk yang dimasukkan kedalam diagram kartesius. Sehingga dapat diketahui atribut-atribut yang mana yang akan dipertahankan, dihilangkan atau diperbaiki. Diagram kartesius terbagi kedalam empat kuadran dimana masing-masing kuadran dibatasi dengan garis total rata-rata kinerja dan tingkat kepentingan semua atribut yang dipertanyakan. Berdasarkan Tabel 18, rata-rata skor kepentingan adalah 3.90 dan rata-rata skor 65

kinerja adalah 3.80. Kedua nilai tersebut yang akan dijadikan sebagai garis pembatas setiap kuadran atau garis tengah yang memisahkan setiap kuadran. Skala yang digunakan yaitu nol (0) sampai lima (5), melihat dari rata-rata skor kepentingan dan skor kinerja bahwa setiap atribut dianggap penting oleh konsumen dan tikat kinerja perusahaan sudah cukup baik. Atribut-atribut dimasukan kedalam setiap kuadran berdasarkan rata-rata kepentingan dan ratarata kinerja yang diperoleh. Sehingga dapat diketahui atribut mana yang akan menjadi prioritas untuk diperbaiki, dihilangkan dan dipertahankan oleh perusahaan. Tabel 18. Nilai Rata-rata Atribut Tahu Djadi Sari Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Rata-rata Skor Kepentingan Rata-rata Skor Kinerja 1 4.52 4 2 4.1 3.52 3 3.18 3.68 4 4 3.78 5 3.6 3.7 6 3.76 3.72 7 3.46 3.72 8 4.64 3.76 9 3.48 3.68 10 4.22 4 Total 38.96 37.56 Rata-rata 3.90 3.80 Keterangan atribut: 1. Rasa 6. Kemasan 2. Harga 7. Merek 3. Bentuk 8. Label halal, izin BPOM dan tgl kadarluarsa 4. Warna 9. Iklan atau promosi 5. Ukuran 10. Pelayanan 1. Kuadran I (Prioritas Utama) Kuadran I merupakan kuadran yang atribut-atributnya dianggap penting namun kinerja atribut yang dirasakan masih rendah. Kuadran ini menunjukkan tingkat kepuasan konsumen masih rendah sehingga prioritas utama bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dari atribut produknya. a. Harga Harga merupakan atribut yang sering diperhatikan konsumen dalam membeli suatu produk. Kesesuaian antara harga, kualitas, dan pelayanan harus 66

benar-benar diperhatikan. Konsumen sekarang adalah konsumen yang kritis dimana konsumen selalu meperhatikan dan mengharapkan kesesuaian harga, kualitas dan pelayanan. Harga juga harus menyesuaikan dengan kalangan konsumen yang dituju dimana semakin tinggi kemampuan konsumen untuk membeli maka konsumen tidak terlalu dipertimbangkan namun semakin kecil pendapatan konsumen akan sangat peka terhadap harga suatu produk. Konsumen tahu Djadi Sari lebih memperhatikan kualitas dari pada harga namun konsumen masih tetap memperhatikan kesesuaian harga dengan produk yang dibeli. Berdasarkan kuadran Importance Performance Analysis (IPA), harga berada pada kuadran 1 dimana konsumen menganggap harga tahu Djadi Sari masih kurang sesuai dengan kualitas produk. Hal ini juga ditunjukkan oleh analisis deskriftif proses keputusan pembelian oleh konsumen pada tahap hasil pembelian, masih banyak kekurangan yang ada pada tahu Djadi Sari yaitu warna, bentuk, rasa, kemasan dan kemudahan untuk memperoleh. Pentingnya bagi perusahaan untuk memerbaiki kekurannganya tersebut sehingga kepuasan konsumen semakin meningkat. Tetapi menurut konsumen, tahu Djadi Sari sebaiknya lebih murah dengan kualitas yang tetap tetapi harus meningkatkan rasa dan kemudahan untuk memperoleh. Hal ini dikarenakan konsumen sering membeli tahu dan tahu merupakan kebutuhan sehari-hari bagi konsumen sehingga konsumen butuh untuk memperkirakan pengeluaran. b. Warna Warna tahu menunjukkan kualitas tahu, tahu yang bewarna terlalu pucat atau terlalu cerah akan membuat konsumen tidak percaya pada tahu tersebut. Tahu tersebut diperkirakan adalah tahu yang menggunakan zat pewarna, pengawet atau tahu yang sudah lama sehingga menimbulkan warna yang tidak sesuai. Tahu Djadi Sari menurut konsumen sudah baik artinya tidak terlalu pucat atau terlalu cerah. Hal ini juga dapat dilihat pada gambar Importance Performance Analysis (IPA) diatas bahwa atribut warna hampir mendekati kuadran III. Atribut warna memiliki rata-rata 3.78 yang hampir mendekati total rata-rata tingkat kinerja yaitu 3.8. Ada juga konsumen yang melakukan uji laboratorium terhadap tahu Djadi Sari dan hasilnya tahu tersebut benar menggunakan pewarna kunyit asli dan bebas dari pewarna makanan yang membahayakan. Tetapi tahu kuning Djadi Sari 67

memiliki warna yang tidak rata, terkadang dijumpai bercak-bercak warna kuning pada tahu kuning tersebut. Hal ini penting menjadi perhatian perusahaan agar meningkatkan tenaga kerja manusia yang digunakan sehingga warna tahu merata. Tahu putih tidak mengalami masalah menurut konsumen karena tahu putih tidak menggunakan pewarna apapun. c. Label halal, Izin BPOM dan Tanggal Kadarluarsa Label halal, izin BPOM dan tanggal Kadarluarsa merupakan atribut yang membuat konsumen semakin percaya akan kualitas dan keamanan produk tersebut. Tahu Djadi Sari mempunyai izin Dinas Kesehatan kota Bogor. Izin Dinkes tersebut dianggap oleh konsumen sudah cukup membuat konsumen percaya akan tahu Djadi Sari. Hal ini juga dapat dilihat bahwa pada gambar Importance Performance Analysis (IPA) bahwa rata-rata skor atribut label halal, izin BPOM, dan tanggal kadarluarsa yaitu 3.76 mendekati rata-rata total tingkat kinerja yaitu 3.8. Perusahaan harus lebih memperhatikan tanggal kadarluarsa dan label halal yang masih belum dimiliki sehingga konsumen tahu bahwa tahu yang dibeli masih baik atau tidak untuk dikonsumsi. 2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Kuadran II menggambarkan posisi atribut yang dianggap penting dan kinerja atribut, sesuai dengan yang dirasakan konsumen. Kuadran ini menunjukkan tingkat kepuasan konsumen relatif tinggi sehingga perusahaan perlu mempertahankan prestasi dari atribut produknya. a. Rasa Rasa adalah hal yang paling penting dan diperhatikan oleh kosumen saat membeli produk. Rasa yang baik atau dapat memuaskan konsumen akan menimbulkan loyalitas yang tinggi. Berdasarkan gambar Importance Performance Analysis (IPA), rata-rata atribut rasa pada tingkat kinerja tahu Djadi Sari sangat baik yaitu 4. Hal ini menunjukkan rasa tahu Djadi Sari yang terkadang terlalu asin tidak sampai membuat konsumen merasa tidak puas terhadap kinerja perusahan. Karena konsumen memilki pengetahuan tentang tahu merek lain masih banyak yang lebih tidak sesuai rasanya sehingga membuat konsumen menilai baik atribut rasa tahu Djadi Sari. Perusahaan sebaiknya tetap mempertahankan rasa tahu yang 68

dimiliki namun tetap harus berusaha meningkatkannya karena tinggi persaingan akan membuat tahu merek lain dapat menyaingi tahu Djadi Sari. b. Pelayanan Pelayanan merupakan atribut yang dapat meningkatkan kenyamanan bagi konsumen dalam membeli dan mengonsumsi tahu. Konsumen menginginkan pelayanan yang baik sehingga saat membeli konsumen tidak hanya membeli produk tetapi juga dapat menjalin rasa sosial. Berdasarkan gambar Importance Performance Analysis (IPA) pelayanan berada pada kuadran II yang menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan sangat baik. Hal ini juga ditunjukkan oleh analisis deskriftif proses keputusan pembelian oleh konsumen pada tahap evaluasi alternatif, konsumen lebih memilih berganti merek dari pada berganti pedagang. Sehingga perusahaan harus mempertahankan kepercayaan konsumen dengan pelayanan yang baik. 3. Kuadran III (Prioritas Rendah) Kuadran III menggambarkan atribut yang kurang penting dengan pelaksanaan yang tidak baik. Kuadran ini menunjukkan bahwa perlu memperhatikan atribut-atribut yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan perlu untuk meningkatkan kinerja perusahaan. a. Bentuk Bentuk merupakan atribut yang membuat produk semakin menarik, bentuk dapat berupa bulat, kotak, halus, kasar dan lainnya. Bentuk tahu pada umumnya kotak terutama tahu yang masih akan diolah kembali. Tahu Djadi Sari berbentuk kotak dan konsumen juga menginginkan bentuk tahu Djadi Sari kotak atau tidak berbentuk bulat, lonjong atau yang lainnya. Tetapi tahu Djadi Sari terkadang pecah sehingga perusahaan juga harus memperhatikan bentuk tahu agar tetap utuh sampai ke tangan konsumen. b. Volume Volume atau ukuran tahu tidak terlalu menjadi perhatian konsumen, karena tahu sangat lembut sehingga sangat mudah bagi konsumen untuk memotong tahu sesuai ukuran yang diinginkan. Namun konsumen juga tetap memperhatikan kesesuaian ukuran tahu dengan harga tahu tersebut. Tahu Djadi 69

Sari memiliki ukuran yang sesuai bagi konsumen sehingga perusahaan cukup mempertahankan ukuran tahu untuk menjaga kepercayaan konsumen. c. Kemasan Kemasan merupakan atribut yang membuat produk lebih menarik perhatian konsumen dan menjaga produk agar tetap dalam kondisi baik. Kemasan yang menarik akan membuat konsumen tertarik untuk membeli walau kualitas produknya kurang. Kemasan yang baik akan membuat produk yang dikemas terjaga dengan baik. Konsumen mengatakan bahwa tahu tidak perlu kemasan yang terlalu menarik karena kemasannya akan langsung dibuang karena tahu akan diolah kembali. Perusahaan hanya perlu membuat kemasan dengan mencantumkan merek, komposisi, label dan tanggal kadarluarsa serta menggunakan plastik biasa. Tetapi perusahaan harus memastikan plastik atau kemasan yang dipakai dapat menjaga tahu tetap dalam kondisi baik dan higienis. Kemasan tahu Djadi Sari sudah memakai kemasan yang baik tetapi belum mencantumkan label halal dan kadarluarsa sehingga perlu menjadi perhatian konsumen. d. Merek Merek adalah atribut yang menjadi identitas bagi perusahaan agar semakin dikenal oleh konsumen. Semakin dikenal baik merek konsumen dengan kualitas produk yang baik maka akan menimbulkan kepercayaan bagi perusahaan. Merek pada produk tahu tidak terlalu penting namun bila terkenal hanya akan membuat konsumen ingin mencoba tahu tersebut. Selanjutnya konsumen akan merasakan tahu tersebut dan membandingkannya dengan tahu yang lain. Saat ada tahu yang lebih baik namun mereknya tidak terlalu terkenal, konsumen akan memilih tahu tersebut. Tahu Djadi Sari masih berdiri sekitar 1 tahun sehingga masih belum dikenal baik oleh konsumen sehingga tahu Djadi Sari harus tetap memperhatikan mereknya agar dikenal baik oleh konsumen dan tetap menjaga kualitas. e. Iklan atau promosi Iklan atau promosi adalah atribut yang akan memperkenalkan produk dan merek suatu perusahaan. Iklan atau promosi harus disesuaikan dengan produk yang hendak dijual agar perusahaan tetap mendapatkan keuntungan. Bagi konsumen iklan atau promosi untuk tahu perlu dilakukan untuk memberi 70

Tingkat Kepentingan informasi tentang keberadaan tahunya. Selanjutnya konsumen akan menilai kualitas tahu tersebut dengan sendirinya dengan melihat atribut lain yang melekat pada tahu. Tahu Djadi Sari mempromosikan produknya dengan promosi langsung melalui pedagang sehingga masih kurang diketahui oleh konsumen. Perusahaan perlu mempromosikan produknya dengan media cetak agar semakin dikenal oleh konsumen. Diagram Importance Performance Analysis (IPA) Tahu Djadi Sari 3.8 4.8 4.6 4.4 4.2 4.0 3.8 3.9 3.6 3.4 3.2 3.0 3.5 3.6 3.7 3.8 Tingkat Kinerja 3.9 4.0 Keterangan : 1. Rasa 6. Kemasan 2. Harga 7. Merek 3. Bentuk 8. Label halal, izin BPOM dan tgl kadarluarsa 4. Warna 9. Iklan atau promosi 5. Ukuran 10. Pelayanan Gambar 5. Diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA) Tahu Djadi Sari. 4. Kuadran IV (Berlebihan) Kuadran IV menggambarkan atribut yang dianggap kurang penting pengaruhya bagi kepuasan kosumen namun kinerjanya dinilai berlebihan. Perusahaan perlu mengurangi atribut yang tidak terlalu berpengaruh sehingga akan menghemat biaya. Atribut yang dianggap penting untuk dipertanyakan 71

kepada konsumen tidak ada yang terletak di kuadran ke IV. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahu Djadi Sari tidak ada yang berlebihan. 6.3.2 Analisis Customer Satisfaction Index (CSI) Analisis Importance and Performance Analysis (IPA) yang telah dilakukan menggambarkan tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja yang telah dilakukan perusahaan sehingga akan menunjukkan tingkat kepuasan konsumen. Dengan menggnakan analisis Customer satisfaction Index (CSI) maka akan diketahui seberapa besar kepuasan konsumen terhadap produk yang dibeli. Tabel 19. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Atribut Rata-rata Skor Kepentingan Rata-rata Skor Kinerja Weight Factors Weight Score 1 4,52 4 11,60% 0,46 2 4,1 3,52 10,52% 0,37 3 3,18 3,68 8,16% 0,30 4 4 3,78 10,27% 0,39 5 3,6 3,7 9,24% 0,34 6 3,76 3,72 9,65% 0,36 7 3,46 3,72 8,88% 0,33 8 4,64 3,76 11,91% 0,45 9 3,48 3,68 8,93% 0,33 10 4,22 4 10,83% 0,43 Total 38,96 37,56 1 3,76 Customer Satisfaction Index 75,28% Nilai Customer satisfaction Index (CSI) diperoleh dari rata-rata skor kepentingan dan rata-rata skor tingkat kinerja. Pertama mencari nilai Weight Factors yang diperoleh dari hasil persentase rata-rata skor kepentingan setiap atribut terhadap total rata-rata skor kepentingan semua atribut. Setelah itu menghitung nilai Weight Score dengan cara mengalikan nilai Weight Factors dengan rata-rata skor kepentingan setiap atribut. Akhirnya diperoleh nilai Customer satisfaction Index (CSI) dari pembagian nilai Weight Score dengan skala Likert yaitu 5. Berdasarkan tabel, nilai Customer satisfaction Index (CSI) yang diperoleh adalah 75,28 persen dan kriteria nilai Customer Satisfaction Index menyatakan bahwa konsumen puas bila nilai CSI sebesar 66 persen sampai 80 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsumen merasa puas terhadap tahu 72

Djadi Sari. Tetapi perusahaan masih perlu meningkatkan kualitas produknya karena masih terdapat sebesar 24,72 persen ketidakpuasan konsumen terhadap Tahu Djadi Sari. Hal ini juga didukung dengan analisis deskriptif diatas yang menyatakan masih adanya kekurangan pada tahu Djadi Sari. 6.4 Implikasi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 1. Strategi Produk (product) Strategi produk dilakukan agar produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen dengan memperhatikan setiap atribut yang melekat pada produk. Berdasarkan gambar Importance Performance Analysis (IPA) dan analisis deskriftif proses keputusan pembelian oleh konsumen pada tahap hasil pembelian menunjukkan bahwa masih banyak kekurangan yang ada pada tahu Djadi Sari yaitu warna, bentuk, rasa, kemasan, label halal, izin BPOM dan tanggal kadarluarsa. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga kerja manusia yang digunakan sehingga dapat menghasilkan warna dan rasa tahu yang lebih seragam setiap kali produksi. Sedangkan untuk bentuk tahu yang terkadang retak, sebaiknya pedagang yang membawa tahu sebaiknya lebih hati-hati agar tahu yang dibawah tidak rusak saat sampai ke tangan konsumen. Selain itu, perusahaan juga sebaiknya mencantumkan label halal dan tanggal kadarluarsa serta segera mendapatkan izin BPOM sehingga konsumen merasa lebih aman dalam mengonsumsi tahu dan lebih percaya terhadap tahu Djadi Sari. Hal ini juga berkaitan dengan kenaikan harga tahu Djadi Sari. Jika harga tahu terus mengalami kenaikan maka kepuasan konsumen terhadap harga tahu Djadi Sari akan semakin menurun. Dengan adanya peningkatan kualitas seperti rasa, warna, bentuk dan kekurangan lainnya maka kenaikan harga tidak terlalu menurunkan kepuasan konsumen. 2. Strategi Harga (price) Harga sangat menentukan dalam pembelian konsumen terhadap suatu barang. Pada umumnya konsumen membeli suatu barang terlebih dahulu melihat harga sehingga penting bagi perusahaan untuk menentukan harga yang sesuai dengan produk dan layanannya. Berdasarkan tabel Importance Performance Analysis (IPA), harga tahu Djadi Sari berada pada kuadran I dan memiliki rata- 73

rata skor kinerja yang paling rendah. Hal ini karena adanya peningkatan harga tahu sehingga menurunkan kepuasan konsumen terhadap harga tahu. Kenaikan harga ini dikarenakan adanya kenaikan kacang kedelai. Perusahaan sebaiknya memberikan potongan harga terhadap pembelian tahu yang retak atau rusak. Sehingga produk akan tetap terjual dan konsumen tidak merasa kecewa. 3. Strategi Promosi (promotion) Promosi akan membuat konsumen mengenal dan mengingat tentang produk tersebut bahkan akan menimbulkan kepercayaan bagi perusahaan. Cara promosi yang dipilih juga sangat mempengaruhi keberhasilan promosi seperti melalui televisi, radio dan media cetak. Menurut konsumen, promosi yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan adalah promosi langsung melalui pedagang sehingga dapat langsung dicoba. Perusahaan juga sudah melakukan promosi melalui media cetak, tetapi masih belum berjalan dengan baik sehingga masih banyak konsumen yang belum mengetahui tahu Djadi Sari. 4. Strategi Tempat (place) Tempat merupakan suatu variabel yang sangat menentukan keberhasilan pemasaran dan distribusi. Berbagai macam strategi tempat dilakukan untuk dapat menarik para pengunjung atau konsumen seperti dekat dengan pemasok atau konsumen sehingga mengurangi biaya, tempat yang mudah terlihat dan terjangkau, tempat yang memiliki dekorasi yang unik, dan tempat dimana banyak produsen lain yang berjualan. Tahu Djadi Sari selalu diantar langsung kepada konsumen yang membeli sehingga membuat konsumen merasa puas. Namun, perusahaan sebaiknya menambah pedagang atau intensitas untuk mengunungi masing-masing daerah penjualan sehingga konsumen tidak merasa kekurangan layanan tahu Djadi Sari. Perusahaan juga dapat melakukan penjualan pada sore hari sehingga konsumen yang tidak sempat membeli pada pagi hari karena aktivitas dapat membeli tahu pada sore hari. Berdasarkan strategi bauran pemasaran 4P yang telah dirumuskan dan berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA) maka strategi yang sebaiknya dilakukan perusahaan adalah meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia sehingga dapat memperbaiki warna yang tidak merata dan rasa tahu yang tidak tetap setiap harinya. Perusahaan juga sebaiknya mencantumkan label halal, 74

tanggal kadarluarsa, label BPOM sehingga konsumen lebih percaya dan konsumen merasa lebih aman saat mengonsumsi tahu Djadi Sari. Selain itu saat harga tahu meningkat tidak terlalu menurunkan kepuasan konsumen karena adanya peningkatan kualitas dan volume penjualan akan meningkat. Namun, perusahaan juga harus mempertahankan harga yang lebih murah dari tahu lain sehingga dapat mempertahankan konsumen bahkan konsumen semakin bertambah. 75