Sistem Usahatani Integrasi Tanaman Pangan dengan Kerbau Lumpur (Bubalus bubalus) di Kabupaten Brebes

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

POTENSI INTEGRASI TANAMAN - TERNAK DI SULAWESI TENGGARA

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak bawah pengawasan pemiliknya. Peran ternak domba di lokasi tersebut

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

KONDISI PETERNAKAN KERBAU DI DESA TAMBAKBOYO KECAMATAN AMBARAWA, KABUPATEN SEMARANG

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

UKURAN-UKURAN TUBUH TERNAK KERBAU LUMPUR BETINA PADA UMUR YANG BERBEDA DI NAGARI LANGUANG KECAMATAN RAO UTARA KABUPATEN PASAMAN

KOMPOSISI BOTANI HIJAUAN PAKAN UNTUK SAPI POTONG DI KABUPATEN REMBANG (Botanical Composition of Forages for Beef Cattle in Rembang Regency)

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak yang Iebih besar. Selain itu jumlah bagian dagingnya lebih banyak d

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

MATERI DAN METODE. Materi

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

PENAMPILAN REPRODUKSI DAN PRODUKSI KERBAU PADA KONDISI PETERNAKAN RAKYAT DI PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur

POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

Daya Dukung Produk Samping Tanaman Pangan sebagai Pakan Ternak Ruminansia di Daerah Sentra Ternak Berdasarkan Faktor Konversi

PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

KAJIAN POTENSI LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG DI KOTA PARE-PARE

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI

MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

PERAN TERNAK PADA USAHATANI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (In Farming And Livestock Role Of Its Contribution To Farmer s Revenue)

I. PENDAHULUAN. Populasi ternak kerbau di Indonesia hanya sebesar ekor

ANALISIS KELAYAKAN USAHA ITIK ALABIO DENGAN SISTEM LANTING DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENAMPILAN BUDIDAYA KERBAU DAN PELUANG PENGEMBANGANNYA MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN (KASUS DESA HARKATJAYA KECAMATAN SUKAJAYA)

KETERSEDIAAN BIOMASA TANAMAN JAGUNG DI DESA SUKAJADI (P-6) KARANG AGUNG TENGAH, SUMATERA SELATAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN PADA KELOMPOK TERNAK KAWASAN BARU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kosong (empty body weight). Ternak telah berpuasa sejak diberi makan pada sehari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

II. Beberapa Istilah di dalam Hijauan Pakan Ternak Di dalam buku ini yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak (HPT) adalah semua pakan sumber serat

PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS PADA TINGKAT KELUARGA TANI (Studi Kasus di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kertanegera)

V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK. umum perilaku ekonomi rumahtangga petani di wilayah penelitian.

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

ANALISIS USAHATANI INTEGRASI ANTARA TANAMAN TERUBUK (SACCHARUM EDULE HASSKARL) DENGAN TERNAK SAPI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

Pengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI PROVINSI JAMBI

PENDAHULUAN. satu ternak penghasil daging yang sifatnya jinak dan kuat tetapi produktivitasnya

PENDAHULUAN. Hasil sensus ternak 1 Mei tahun 2013 menunjukkan bahwa populasi ternak

PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK. ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK

Transkripsi:

Sains Peternakan Vol. 5 (2), September 2007: 34-38 ISSN 1693-8828 Sistem Usahatani Integrasi Tanaman Pangan dengan Kerbau Lumpur (Bubalus bubalus) di Kabupaten Brebes Prasetyo dan Muryanto Laboratorium Ternak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Ungaran INTISARI Agroekosistem pada dataran tinggi beriklim basah dan agroekosistem dataran rendah beririgasi di tepi sungai yang terdapat di Kabupaten Brebes berpotensi untuk pengembangan sektor tanaman pangan dan peternakan. Tujuan dari survei untuk mengetahui kontribusi usaha ternak kerbau dalam sistem usahatani tanaman pangan pada agroekosistem dataran rendah dan dataran tinggi. Studi dilaksanakan dengan cara survei menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Sampel diambil tiap desa sentra ternak pada kecamatan dimana populasi kerbau terbanyak. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden diketahui usahatani yang dilakukan petani sebagian besar adalah padi, jagung bawang merah dan ternak kerbau. Kabupaten Brebes mempunyai luas panen lahan sawah adalah 63.266 Ha. Daya dukung pakan berupa jerami padi terhadap ternak adalah 1.064.381,87 ton BKC/ST. Daya dukung jerami jagung terhadap ternak adalah 78.386,01 ton BKC/ST dan daya dukung limbah bawang merah terhadap ternak 43.551,51 ton BKC/ST. Hasil studi dapat disimpulkan bahwa usaha pemeliharaan kerbau dilakukan sebagai usaha sampingan (membajak sawah, tabungan, mengawinkan anak, perbaikan rumah) sehingga manajemen pemeliharaan masih tradisional. Usaha utama adalah bertanam padi, jagung dan bawang merah. Usaha yang dilakukan petani masih layak untuk diusahakan karena nilai R/C yang dihasilkan lebih besar dari 1. Usahatani pada agroekosistem dataran rendah kontribusi terbesar pada usahatani bawang merah yaitu 75,78%. Pada agroekosistem dataran tinggi kontribusi terbesar pada usaha ternak kerbau sebesar 57,78%. Kata kunci : integrasi, tanaman pangan, kerbau, agroekosistem The Integrated Farming System Food Plants With Swap Buffalo (Bubalus bubalus) on Brebes Regency ABSTRACT The upland agro ecosystem wet climate and lowland agro ecosystem succulence on riverside that occur Brebes Regency potential for sector food plant and livestock development. The destination of survey for knows farming contribution buffalo into food plant farming system in upland and lowland agro ecosystem. The study application with survey method used questioner. The central livestock each village sample collected on district all over buffalo population. The based result debriefing to respondent know farming that application farmer largely is rice s, corns, onions and buffalos. The Brebes Regency having wide rice s land is 63.266 Ha. The feed capacities rice waste to livestock is 1.064.38,87 tons digested dry matter/livestock unit. The capacities corns waste to livestock is 78.386,01 tons digested dry matter/livestock unit and the capacities onions waste to livestock is 43.551,51 tons digested dry matter/livestock unit. The conclusion of study that buffalo breeding application as side effort (land plow, save, married child, house repaired) so that traditional bred management. The main farm is rice plants, corns and onion. The value of R/C ratio 34

output more than one, farmer application farming system still reasonable for effort. The farming on lowland agro ecosystem big contribution in onions farm is 75,78%. At upland agro ecosystem big contribution in buffalo farm is 57,78%. Key words: integrated, food plants, buffalo, agroecosystem PENDAHULUAN Ada tiga komponen utama dalam sistem integrasi tanaman dengan ternak yaitu : (a) budidaya ternak; (b) budidaya tanaman pangan; dan (c) pemanfaatan jerami dan kompos. Kabupaten Brebes mempunyai lahan pertanian yang beragroekosistem dataran rendah beririgasi dengan banyak sungai yang mengalir ke laut Jawa dibagian utara. Agroekosistem dataran tinggi beriklim basah, dibagian Selatan sehingga masih baik ditanami tanaman pangan. Kondisi ini sangat berpotensi untuk usahatani tanaman dengan ternak kerbau. Populasi ternak kerbau di Jawa sampai tahun 2000, mengalami penurunan yang cukup memprihatinkan. Akan tetapi penurunan populasi kerbau di Pulau Jawa tidak merata. Di Jawa Barat populasi kerbau masih bertahan. di Taman Nasional Baluran Jawa Timur, perkembangan populasi kerbau lebih tinggi dari pada sapi bali (Muhammad dan Kusumaningrum, 2005). Ternak kerbau di Kabupaten Brebes dipelihara secara tradisional, dengan mengandalkan pakan jerami padi dan jagung pada musim panen, kemudian digembalakan. Kelemahan ternak kerbau yaitu mempunyai kemampuan terbatas untuk merubah kelebihan energi menjadi jaringan lemak dibanding dengan ternak sapi sebagaimana yang dilaporkan Moran, (1978), sehingga diduga daging kerbau berkolesterol rendah. Kelebihan ternak kerbau adalah kemampuan untuk mencerna pakan yang mengandung serat kasar tinggi. Sehingga ternak kerbau mampu mencerna jerami padi yang tersedia melimpah saat musim panen dan dapat disimpan sebagai cadangan pakan pada musim kemarau. Populasi ternak kerbau di Jawa Tengah hanya 144.384 ekor, Kabupaten Brebes populasi ternak kerbau sebesar 14.876 ekor, merupakan populasi tertinggi di Jawa Tengah (Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah, 2003). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi usaha ternak kerbau dalam sistem integrasi usahatani tanaman pangan di Kabupaten Brebes. MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Brebes pada tahun 2005, dalam bentuk survey secara langsung di lapangan kepada petani/peternak dengan menggunakan kuisioner untuk mendapatkan data primer, sedang data sekunder diperoleh dengan studi pustaka di instansi terkait. Pengambilan sampel berdasarkan 2 kategori yaitu agroekosistem dataran rendah dan agroekosistem dataran tinggi dengan kecamatan sentra ternak kerbau. Untuk agroekosistem dataran rendah meliputi Kecamatan Brebes, Tanjung, Jatibarang, Wanasari dan Banjarharjo. Agroekosistem dataran tinggi meliputi Kecamatan Bantarkawung, Salem, Tonjong dan Paguyangan. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan analisis ekonomi usahatani. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden diketahui usahatani yang dilakukan petani di Kabupaten Brebes sebagian besar adalah padi, jagung, bawang merah dan ternak kerbau. Kabupaten Brebes mempunyai luas panen lahan sawah adalah 63.266 ha. Daya dukung berupa jerami padi terhadap ternak adalah 1.064.381,87 ton Bahan Kering Tercerna (BKC/ST). Daya dukung jerami jagung terhadap ternak 35 Sains Peternakan Vol. 5 (2), 2007

adalah 78.386,01 ton BKC/ST dan daya dukung brangkas bawang merah terhadap ternak 43.551,51 ton BKC/ST. Pada agroekosistem dataran rendah usahatani tanaman (padi, bawang merah dan ternak kerbau) dengan pola tanam padi bawang merah bawang merah. Sektor tanaman pangan masih mendominasi sebagai usaha utama sedangkan ternak kerbau sebagai usaha sampingan. Namun demikian pakan yang diberikan ternak kerbau porsi yang terbesar adalah jerami padi 70%, pakan tambahan berupa rumput lapang sebanyak 25% dengan digembala di pinggir sungai dan lahan kosong. Pemanfaatan brangkas bawang merah sebagai pakan ternak kerbau belum optimal sebanyak 5%, walaupun ketersediaan melimpah pada musim panen. Petani yang menggunakan kotoran ternak kerbau sebagai pupuk di lahan adalah sebanyak 40%. Kotoran ternak digunakan langsung di lahan tanpa proses pengomposan demikian juga pemanfaatan jerami padi sebagai pakan langsung belum dilakukan fermentasi atau amoniasi untuk meningkatkan kualitas (Tabel 1). Tabel 1. Kontribusi Pendapatan dari Usahatani Pada Agroekosistem Dataran Rendah (Tahun) Uraian Input Output Pendapatan R/C (%) BawangMerah 30.291.000 59.850.000 29.558.500 1,98 75,78 (ha) Padi (ha) 2.300.500 6.120.000 3.819.500 2,66 9,79 Ternak Kerbau 13.041.078 18.669.048 5.627.969 1,46 14,43 Komposisi pakan: - Jerami padi 70 - Jerami 5 Bw.Merah - Rumput lapang 25 - Pupuk kandang 40 Kontribusi pendapatan pada agroekosistem dataran rendah yang terbesar pada usahatani bawang merah 75,78%, usahatani padi 9,79% dan ternak kerbau 14,43%. Kontribusi terbesar pada usahatani bawang merah karena kecamatan ini merupakan daerah sentra bawang merah sehingga curahan beaya produksi dan tenaga kerja sebagian besar pada usahatani bawang merah, biasanya musim tanam dimulai bulan Mei, selama setahun rata-rata menanam dua kali, dengan beaya produksi Rp 300 sampai 500 per kg sedangkan nilai jual bawang merah Rp 4000 sampai 7000 per kg. Pada agroekosistem dataran tinggi usahatani yang dilakukan (Padi, jagung, ternak kerbau) dengan pola tanam padi jagung bera. Pemanfaatan limbah jerami padi sebagai pakan ternak kerbau porsinya masih tinggi yaitu 60%, kemudian ditambah jerami jagung apabila musim panen sebanyak 15%, biasanya setelah digunakan untuk membajak sawah kerbau digembalakan sampai sore hari sekitar 4 jam setiap harinya. Di dataran tinggi ternak kerbau sebagian besar digunakan untuk membajak sawah dengan upah bervariasi dari jam 06.00 sampai 11.00 Rp. 30.000 sampai 45.000. Kotoran ternak sebagian besar digunakan untuk memupuk lahan pertaniannya, hasil wawancara yang menggunakan sebagai pupuk sekitar 60%. Kontribusi pendapatan pada agroekosistem dataran tinggi terbesar justru pada usahatani ternak kerbau yaitu 57,78% sedangkan usahatani padi sebesar 36,48%, jagung 5,74% (Tabel 2.). Kondisi ini disebabkan pada lahan dataran tinggi produksi padi dan jagung tidak tinggi seperti pada dataran rendah, hal ini berkaitan Sistem Usahatani Integrasi Tanaman Pangan... (Prasetyo dan Muryanto) 36

dengan intensitas cahaya matahari yang tidak optimal, tingkat kesuburan tanah yang rata-rata tidak subur dan ketersediaan air tanah yang terbatas. Disamping itu pada dataran tinggi kepemilikan ternak kerbau rata-rata lebih tinggi ± 8 ekor tiap peternak. Tabel 2. Kontribusi Pendapatan dari Usahatani Pada Agroekosistem Dataran Tinggi (Tahun). Uraian Input Output Pendapatan R/C (%) Padi (Ha) 2.003.586 4.634.483 2.630.897 2,31 36,48 Jagung (Ha) 2.340.000 2.754.000 414.000 1,17 5,74 Ternak Kerbau 13.967.054 18.133.934 4.166.879 1,29 57,78 Komposisi pakan: - Jerami padi 60 - Jerami jagung 15 - Rumput lapang 25 - Pupuk kandang 60 Penampilan ternak kerbau di agroekosistem dataran rendah lebih baik, terutama yang berlokasi di sepanjang sungai Kaliwlingi, Kecamatan Brebes. Dikarenakan sebagian keturunan kerbau Murah hasil IB, ternak kerbau mayoritas tidak digunakan untuk membajak, hanya dipelihara dengan diberi pakan jerami padi dan digembala dipinggir sungai dimana ketersediaan rumput lapang sepanjang tahun ada. Ekosistem yang banyak air berdampak positif terhadap pertumbuhan bobot badan, dimana ternak kerbau perlu melakukan aktifitas berkubang atau mandi sambil berendam dalam air. Menurut Kasim dan Baharin (1979), kerbau rawa berkubang disiang hari selama 4,47 jam sampai 5,90 jam. Akan tetapi dikemukakan Zulbardi et al. (1982), dengan memberikan waktu berkubang ± 30 menit telah memberikan efek pertambahan bobot hidup lebih baik dibandingkan dengan kerbau yang tidak diberi kesempatan berkubang. Menurut Zulbardi, M. dan D.A. Kusumaningrum (2005), menyatakan bahwa ukuran kerbau lumpur di Kabupaten Brebes untuk betina umur > 24 bulan dari 77 ekor contoh mempunyai panjang padan 117,13 ± 14,59 cm, maksimum 196 cm dan minimum 82 cm, tinggi pundak 121,55 ± 9,16 cm, maksimum 176 cm dan minimum 107 cm dan lingkar dada adalah 178,96 ± 20.08 cm, maksimum 212 cm dan minimum 115 cm. Ukuran kerbau jantan umur > 24 bulan dari 9 ekor contoh panjang badan 106,00 ± 13,07 cm, maksimum 123 cm dan minimum 83 cm, tinggi pundak 113,2 ± 28,20 cm, maksimum 121 cm dan minimum 100cm dan lingkar dada 162,11 ± 15,02 cm, maksimum 175 cm dan minimum 129 cm. Tabel 3. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan di Kabupaten Brebes (%) Energi/ Bahan BK Abu LK PK SK 100 g Cal P Ca Jerami fermentasi **) 91,91 22,59 1,68 6,02 33,63 148,83 0,45 1,63 Jerami biasa 80,00 21,50 1,60 4,10 78,30-0,10 0,22 Jerami Jagung **) 89,84 6,16 3,18 9,69 12,94 294,90 0,24 2,53 Brangkas Bw. Merah *) 94,25 19,67 3,24 11,33 39,26 349,40 - - Rumput grinting *) 96,58 22,58 2,20 5,12 36,00 356,16 - - Rumput rayapan *) 94,13 14,72 0,45 4,62 43,98 340,96 Sumber : **) Analisa Laboatorium Fak. Teknologi Pertanian UGM Yogyakarta, 2000 *) Analisa Laboratorium Ilmu Makanan Ternak UNDIP Semarang, 2006 Keterangan : BK = Bahan kering; LK = lemak kasar; PK = protein kasar; SK = serat kasar; P = phospor; Ca = kalsium 37 Sains Peternakan Vol. 5 (2), 2007

Peternak kerbau baik pada agroekosistem dataran rendah dan tinggi masih bersifat sampingan sehinga sistem pemeliharaan tradisonal. Kepemilikan ternak hanya untuk tabungan, membajak sawah, dan dijual bila akan meningkahkan anak serta membangun rumah. Harga jual ternak kerbau menurut patokan petani untuk kerbau betina umur > 24 bulan rata-rata Rp. 4.390.000 ± 780.000 dengan harga maksimal Rp. 6.000.000 dan harga minimal Rp. 1.700.000. Harga jual ternak kerbau jantan rata-rata Rp. 3.470.000 ± Rp. 1.000.000 dengan harga maksimal Rp. 5.000.000 dan harga minimal Rp. 2.500.000. Dalam memberikan pakan jerami padi masih dalam bentuk jerami padi biasa tanpa proses fermentasi untuk meningkatkan kualitas nutrisinya. Hal ini disebabkan peternak belum mengetahui teknologi fermentasi. Namun ternak kerbau merupakan ruminansia yang mempunyai kemampuan baik dalam mencerna serat kasar tinggi. Apabila jerami padi tersebut dilakuan fermentasi akan meningkatkan kecernaan dimana jerami biasa kandungan serat kasar 78,30 % setelah dilakukan fermentasi kandungan serat kasar menurun menjadi 33,63 % dan nilai protein kasar naik sedikit dari 4,10 % menjadi 6,02%, demikian pula kandungan P dan Ca. Brankas daun bawang merah dan jerami jagung hasil analisa mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi, namun pemanfaatan sebagai pakan belum optimal, seperti pada Tabel 3. Demikian pula dalam pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk di lahan pertanian belum dilakukan proses pengomposan, dikarenakan keterbatas pengetahuan peternak KESIMPULAN Usahatani yang dilakukan petani masih layak untuk diusahakan karena nilai R/C yang dihasilkan dari masing-masing usahatani lebih besar dari 1. Usahatani pada agroekosistem dataran rendah kontribusi terbesar pada usahatani bawang merah yaitu 75,78%. Pada agroekosistem dataran tinggi kontribusi terbesar pada usahatani ternak kerbau sebesar 57,78%. DAFTAR PUSTAKA Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah. 2003. Laporan Tahunan Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah, Ungaran. Kassim, M. dan K. Baharin. 1979. Grazing Behaviour of the water buffalo (Bubalus bubalus). Pertanika. 2(2). 125 127. Moran, J.B. 1978. Perbandingan Performance Jenis Sapi Daging Indonesia. Seminar Ruminansia. P4 Bogor dan Fakultas Peternakan IPB, Bogor. Hal. 28 31. Muhammad, Z. dan D.A. Kusumaningrum, 2005. Proc. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 12 13 September, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Zulbardi, M., Andi Djajanegara dan M Rangkuti. 1982. Pengaruh Pelepasan Terhadap Konsumsi Jerami Padi Pada Kerbau. Proc. Seminar Penelitian Peternakan. Puslitbang Peternakan, Bogor. Hal. 30 36. Sistem Usahatani Integrasi Tanaman Pangan... (Prasetyo dan Muryanto) 38