BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandar udara pengumpul atau hub di satu dari 12 bandar udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II. Pertumbuhan penumpang di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta diperkirakan mencapai 4,1% - 5,7% per tahun. Bandar Udara Soekarno-Hatta dirancang untuk dapat melayani 22 juta penumpang per tahunnya. Namun, pada tahun 2012 menurut PT. Angkasa Pura II (Persero), Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta melayani pergerakan penumpang sejumlah 53,67 juta penumpang sepanjang tahun. Airports Council International (ACI) di Swiss melansir hasil statistik Bandar Udara tersibuk di dunia (Bussiest Airport in the World) tahun 2012, dan menempatkan Bandara Soekarno-Hatta (CGK) berada di urutan 9 dengan 57.772.762 penumpang, dengan tingkat pertumbuhan 12,1%. Hasil ini membuat Bandara Soekarno-Hatta naik tiga peringkat dari tahun 2011 yang berada di peringkat 12 dengan 52.446.618 penumpang dan tingkat pertumbuhan 19,3 % (Airport Council International, 2013). Sedangkan International Air Transport Assosiaction atau IATA memprediksi pada 2014, Indonesia akan menjadi pasar terbesar kesembilan di dunia untuk penerbangan domestik. Selain itu, Indonesia juga diprediksi menjadi pasar dengan pertumbuhan tercepat keenam di dunia untuk penerbangan internasional. 1
2 Tabel 1.1. Pergerakan penumpang bandar udara tersibuk di dunia (Sumber: Airport Council International, 2013) Peningkatan pertumbuhan transportasi udara di Indonesia ini bertolak belakang dengan kondisi infrastruktur transportasi udara di Indonesia. Berdasarkan laporan dari WEF Global Competitiveness Report 2011-2012, kondisi infrastruktur Indonesia berada pada peringkat ke-80 diantara infrastruktur transportasi udara di seluruh dunia. Peringkat tertinggi dimiliki oleh Singapura (posisi ke-1), Hongkong (ke-2), Malaysia (ke-20), Australia (ke-29), Thailand (ke- 32), Jepang (ke-50), India (ke-67), dan China (ke-72). Kualitas infrastruktur transportasi udara di Indonesia dinilai masih buruk, bahkan masuk ketiga terburuk di Asia Tenggara. Tabel 1.2. Kualitas infrastruktur transportasi udara (Sumber: The Global Competitiveness Report 2012, 2013)
3 Hal ini menjadi tantangan bagi bandar udara di Indonesia untuk mengembangkan infrastrukturnya. Salah satu infrastruktur tersebut adalah apron yang merupakan area yang terdiri dari tempat parkir pesawat (aircraft parking position) dirancang untuk pesawat menurunkan dan menaikkan penumpang, barang, serta servis lainnya dan gates untuk penumpang naik dan turun pesawat. Analisa tentang kapasitas apron ini perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak volume pergerakan pesawat, dan seberapa banyak pesawat yang dapat dilayani oleh apron dalam kurun waktu tertentu (kondisi saat ini dan tahuntahun mendatang), serta solusi optimalisasi yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan sistem apron ini. Sehingga seiring dengan pertumbuhan transportasi udara di Indonesia yang semakin pesat, akan mampu diimbangi dengan perkembangan infrastrukturnya. Inilah yang melatarbelakangi penelitian tentang analisis kapasitas apron di bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sebagai batasan, penelitian ini hanya dilakukan di apron Terminal 1 Bandar Udara Soekarno-Hatta yang melayani penerbangan domestik. Hal ini didasari oleh pertimbangan bahwa pertumbuhan transportasi udara di Indonesia sangat pesat terjadi untuk penerbangan domestik. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat jumlah penumpang domestik pesawat bertumbuh 20% pada tahun 2012 lalu. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari perkiraan Kemenhub yang hanya sebesar 15%. Sedangkan untuk pertumbuhan penerbangan internasional hanya sebesar 4,5% (Metro TV News, 2013). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini, diantaranya sebagai berikut : 1. Berapa jumlah pergerakan pesawat yang menggunakan apron pada saat jam puncak di Bandar Udara Soekarno-Hatta? 2. Apakah parking stand yang ada masih cukup menampung pergerakan pesawat pada jam puncak?
4 3. Berapa kebutuhan parking stand untuk 5 dan 10 tahun mendatang? 4. Apakah langkah yang dilakukan untuk mengoptimalisasi apron untuk 5 dan 10 tahun mendatang? C. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian adalah : 1. Menghitung jumlah pergerakan pesawat yang menggunakan apron pada saat jam puncak di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada saat ini (eksisting) dan untuk 5-10 tahun mendatang. 2. Menganalisis komposisi parking stand kondisi eksisting (kapasitas apron). 3. Menghitung kebutuhan parking stand untuk 5-10 tahun mendatang. 4. Melakukan langkah optimalisasi apron untuk 5 dan 10 tahun mendatang. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini yaitu: 1. Menambah wawasan tentang optimalisasi apron bagi penulis maupun bagi mahasiswa lain. 2. Sebagai referensi pihak pengelola Bandar Udara untuk melakukan optimalisasi dalam penggunaan apron di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta jakarta untuk rentang 5 dan 10 tahun mendatang. E. Batasan Masalah Dalam melakukan penelitian di Bandar Udara Internasional Soekarno- Hatta ditetapkan berbagai batasan sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian adalah di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
5 2. Data yang digunakan dalam analisis merupakan data sekunder yang diperoleh dari PT. Angkasa Pura II dan tidak melakukan pengukuran di lapangan. 3. Analisis kapasitas apron, dilakukan untuk apron Terminal 1 Bandar Udara Soekarno-Hatta (Sub terminal 1A, 1B, 1C) yang melayani penerbangan domestik. 4. Hanya memperhitungkan pergerakan pesawat penumpang di Terminal 1 dan tidak memperhitungkan pergerakan pesawat Kargo. 5. Metode yang digunakan mengacu kepada ICAO sesuai Annex 14. 6. Proporsi pergerakan penumpang Terminal 1 terhadap pergerakan penumpang domestik total diasumsikan sama seperti proporsi di tahun 2012.