PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA AERASI, BAK PENGENDAP, DAN BIOSAND FILTER SEBAGAI PEREDUKSI COD, NITRAT, FOSFAT DAN ZAT PADAT PADA BLACK WATER ARTIFISIAL

Dosen Pembimbing: Prof. DR. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc

Unit Aerasi, Sedimentasi, dan Biosand Filter Sebagai Pereduksi COD, TSS, Nitrat, dan Fosfat Air Limbah Artificial (Campuran Grey dan Black Water)

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

PENGARUH PENAMBAHAN GEOTEKSTIL PADA UNIT SLOW SAND FILTER UNTUK MENGOLAH AIR SIAP MINUM

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

ANALISIS PROSES PADA UNIT AERASI, SEDIMENTASI, DAN BIOSAND FILTER SEBAGAI PEREDUKSI COD, NITRAT, FOSFAT DAN TSS DARI LIMBAH ARTIFICIAL GREY WATER

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

UNIT AERASI, SEDIMENTASI, DAN BIOSAND FILTER SEBAGAI PEREDUKSI COD, TSS, NITRAT, DAN FOSFAT AIR LIMBAH ARTIFICIAL ( CAMPURAN GREY DAN BLACK WATER)

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN MOBIL DENGAN REAKTOR SARINGAN PASIR LAMBAT DAN KARBON AKTIF

PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER. Oleh : Satria Pratama Putra Nasution

Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Proses Aerasi, Pengendapan, dan Filtrasi Media Zeolit-Arang Aktif

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

kompartemen 1, kompartemen 2, kompartemen 3 dan outlet, sedangkan untuk E.Coli

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

Tembalang, Semarang

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN LARUTAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN)

penelitian ini reaktor yang digunakan adalah reaktor kedua dan ketiga. Adapun

1. PENDAHULUAN. yang disebabkan limbah yang belum diolah secara maksimal.

STUDI PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DISUSUN OLEH TIKA INDRIANI ( ) DOSEN PEMBIMBING WELLY HERUMURTI, ST, MSc.

ANALISIS PENGOLAHAN HASIL SAMPING N₂O DENGAN KARBON AKTIF DAN SEDIMENTASI UNTUK MENURUNKAN NILAI TDS DAN TSS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

KINERJA BIOSAND FILTER DALAM MENYISIHKAN TOTAL COLIFORM DI AIR TANAH DANGKAL

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM)

Pengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik

PENGOLAHAN AIR BAKU DARI AIR KALI MAS SURABAYA DENGAN ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER TREATMENT OF RAW WATER FROM KALI MAS SURABAYA USING

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN BIOSAND FILTER DAN ACTIVATED CARBON

PENGARUH RASIO WAKTU PENGISIAN : REAKSI PADA REAKTOR BATCH DALAM KONDISI AEROB

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN ALTERNATIF MEDIA BIOFILTER (STUDI KASUS: KEJAWAN GEBANG KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA)

PEMANFAATAN AERASI UNTUK MENGURANGI KADAR COD DAN FOSFAT DALAM AIR LIMBAH CAR WASH

HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

STUDI EFEKTIVITAS BIOSAND FILTER TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI LUAS PERMUKAAN DAN TINGGI FREEBOARD JURNAL

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN MOBIL DENGAN REAKTOR SARINGAN PASIR LAMBAT DAN KARBON AKTIF

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PABRIK TEMPE DENGAN BIOFILTER. Indah Nurhayati, Pungut AS, dan Sugito *)

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

INTEGRASI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI BENANG DAN TEKSTIL MELALUI PROSES ABR DAN FITOREMOVAL MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

EFEK AERASI DAN KONSENTRASI SUBSTRAT PADA LAJU PERTUMBUHAN ALGA MENGGUNAKAN SISTEM BIOREAKTOR PROSES BATCH

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

II. METODE PENELITIAN

METODE Persiapan tempat

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

PENGARUH AERASI DAN PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KEMAMPUAN HIGH RATE ALGAE REACTOR (HRAR) DALAM PENURUNAN NITROGEN DAN FOSFAT PADA LIMBAH PERKOTAAN

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN TANAMAN Alisma plantago DALAM SISTEM LAHAN BASAH BUATAN ALIRAN BAWAH PERMUKAAN (SSF-WETLAND)

Veronica Susan Purba, Sri Sumiyati, S.T, M.Si, Ir. Irawan Wisnu Wardana, MS Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

KAJIAN INTERMITTENT SLOW SAND FILTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PDAM Dwi Ermawati Rahayu ABSTRAK

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : IPAL Pusat pertokoan, proses aerobik, proses anaerobik, kombinasi proses aerobik dan anaerobik

PENAMPILAN SARINGAN PASIR LAMBAT PIPA (SPL-P) PADA BERBAGAI TINGGI GENANGAN (HEADLOSS) DALAM MEMISAHKAN POLUTAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET

ANALISA KINERJA HORISONTAL BIO-BALL FILTER UNTUK PENGOLAHAN GREY WATER (LIMBAH DOMESTIK)

Oleh: Afina Kibtiyah Hidayati Dosen Pembimbing: IDAA. Warma Dewanti, S.T., M.T., Ph.D

BAB 6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES TRICKLING FILTER

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

KOMBINASI PROSES AERASI, ADSORPSI, DAN FILTRASI PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PERIKANAN

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO

STUDI KEMAMPUAN SPIRULINA SP. UNTUK MENURUNKAN KADAR NITROGEN DAN FOSFAT DALAM AIR BOEZEM PADA SISTEM HIGH RATE ALGAL REACTOR (HRAR)

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

PERBANDINGAN KETEBALAN MEDIA TERHADAP LUAS PERMUKAAN FILTER PADA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

Effect of Aeration and Natural Light in Capability of High Rate Algae Reactor (HRAR) for Organic Matter Removal of Domestic Urban Wastewater

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan Proses Aerobik-Anoksik untuk Menurunkan Nitrogen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER Afry Rakhmadany 1, *) dan Nieke Karnaningroem 2) 1)Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail: afry.rakhmadany@gmail.com 2) Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Rumah makan adalah suatu usaha yang berkembang pesat dengan meningkatnya jumlah penduduk sehingga membawa dampak berupa limbah rumah makan yang apabila langsung dibuang ke saluran akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan banjir.penelitian ini membahas upaya peningkatkan pengolahan terhadap air limbah rumah makan (restoran). Teknologi pengolahan yang akan digunakan adalah aerasi, sedimentasi, dan biosand filter untuk mereduksi parameter COD, TSS, Nitrat, dan Phospat. Penelitian menggunakan dua jenis biosand filter yaitu Biosand filter A yang mengolah air limbah dengan kualitas air limbah yang rendah dan Biosand filter B yang mengolah air limbah dengan kualitas air limbah yang tinggi. Kedua biosand terbagi menjadi 4 biosand filter yang memiliki variasi dalam tinggi media pasir halus dan besar diameter pasir halus yang digunakan. Dari hasil analisis disimpulkan ketinggian dan diameter media pasir halus mempengaruhi efisiensi setiap biosand filter. Biosand filter yang paling efektif mengolah air limbah rumah makan adalah biosand filter dengan ketinggian pasir halus 50 cm dan diameter pasir halus 0,15 mm. Efisiensi yang dihasilkan oleh biosand filter tersebut untuk mereduksi parameter COD, TSS, Nitrat dan Fosfat adalah 60,26 %, 90,89 %, 33,01 % dan 25,82 % untuk air limbah rumah makan yang minimal. Untuk air limbah rumah makan yang maksimal adalah 55,37 %, 88,10 %, 23,22 % dan 17,32 %. Kata kunci: Aerasi, Air Limbah Rumah Makan (Restoran), Biosand Filter, Sedimentasi. PENDAHULUAN Rumah makan adalah suatu usaha yang berkembang pesat dengan meningkatnya jumlah penduduk sehingga membawa dampak berupa limbah rumah makan yang apabila langsung dibuang ke saluran akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan banjir.dari sisi pengolahan air limbah, sebagian besar pengolahan air limbah restoran yang berasal dari efluen tangki septik (sistem on site) di kota besar, dilengkapi dengan resapan yang belum memenuhi persyaratan teknis. Oleh karena itu,dalam penelitian ini akan membahas upaya pencegahan pencemaran air dengan melakukan pengolahan terhadap air limbah rumah makan (restoran). Aerasi merupakan salah satu proses dari transfer gas yang lebih dikhususkan pada transfer oksigen dari fase gas ke fase cair.bangunan bak pengendap digunakan untuk memisahkan suspended solid dari fase liquid dengan menggunakan gaya gravitasi.biosand filter adalah alat penyaring dimana air yang diolah dilewatkan pada media proses dengan kecepatan rendah. Kecepatan penyaringan dipengaruhi oleh diameter butiran pasir. Pada A-37-1

media tersebut juga telah dilakukan penanaman bakteri sehingga terjadi proses biologis di dalamnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh efisiensi penyisihan terhadap parameter COD, TSS, nitrat dan fosfat pada tiap unit pengolahan yaitu aerasi, sedimentasi, dan biosand filter dalam mengolah air limbah rumah makan, memperoleh efisiensi penyisihan terhadap parameter COD, TSS, nitrat dan fosfat dari rangkaian unit pengolahan yaitu aerasi, sedimentasi, dan biosand filter dalam mengolah air limbah rumah makan dan memperoleh dan menganalisis kemampuan kinerja unit biosand filter dalam mengolah air limbah rumah makan dengan konsentrasi yang maksimal dan minimal. METODE Penelitian ini menggunakan bangunan pengolah air limbah meliputi aerasi, sedimentasi dan biosand filter.proses pertama yang dilakukan adalah pembuatan ketiga bangunan pengolah air limbah tersebut. Setelah ketiga bangunan tersebut dibangun, biosand filter diisi dengan media meliputi kerikil, pasir kasar dan pasir halus. Media pasir halus divariasi berdasarkan diameternya dan ketinggiannya. Diameter pasir halus yang digunakan sebesar 0,15 mm dan 0,30 mm. Ketinggian pasir halus yang digunakan adalah 40 cm dan 50 cm. Sampling dan Uji Karateristik Air Limbah Rumah Makan (Restoran) Peneliti melakukan sampling terhadap kualitas air limbah rumah makan. Sampling dilakukan selama 5 hari untuk mengetahui fluktuasi kualitas air limbah rumah makan. Setelah itu dibuat air limbah buatan sampai didapatkan kondisi yang sesuai dengan karakteristik dari air yang disampling. Hal ini dilakukan karena pihak rumah makan tidak bersedia untuk diambil air limbahnya selama proses running. Selain itu air limbah yang diproduksi oleh rumah makan ini tidak mencapai 120 liter per harinya sesuai dengan kebutuhan penelitian selama proses running. Konsentrasi air limbah buatan (artifisial) divariasikan menjadi dua yaitu konsentrasi air limbah artificial rumah makan dengan konsentrasi minimal dan maksimal. Parameter yang diukur antara lain, COD, TSS, nitrat, dan fosfat Seeding dan Aklimatisasi Seeding dan aklimatisasi adalah tahap mengkondisikan mikroorganisme agar dapat hidup dan melakukan adaptasi. Proses seeding dilakukan dengan cara merendam media yang sudah terisi pada biosand filter dengan sampel air limbah (secara batch culture) dan ketinggian air pada lapisan biofilm dijaga setinggi 5 cm dari permukaan media pasir halus. Proses aklimatisasi untuk pembentukan biofilm pada media pada penelitian ini dilakukan sekitar ± 10-20 hari sebelum proses running pada reaktor dilakukan. Running dan Analisis Karakteristik Air Efluen Proses selanjutnya adalah running pada rangkaian bangunan pengolah tersebut dengan menggunakan air limbah buatan yang sesuai dengan kualitas air limbah rumah makan (restoran) sebagai sampel. Running dilakukan dengan cara menuangkan 60 L air sampel ke dalam reservoir lalu dilakukan aerasi dan dialirkan menuju bak sedimentasi dan unit biosand filter dengan pengaturan debit sesuai dengan perhitungan perencanaan menggunakan valve / kran. Running dilakukan satu hari sekali pada pagi hari selama kurang lebih 7 hingga 10 hari. A-37-2

Kemudian dari hasil running tersebut dilakukan analisa karakteristik air efluen yang dihasilkan, lalu membandingkan nilai penyisihan setiap parameter pada tiap-tiap unit yang digunakan dan kemampuan penyisihan total rangkaian unit aerasi, sedimentasi, dan biosand filter sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja reaktor yang digunakan dari persentase penyisihannya.penurunan atau persentase penyisihan tersebut dihitung dengan membandingkan nilai pada inlet dan outlet yang dinyatakan dalam persen (%) Perhitungan Efisiensi: Efisiensi = (Konsentrasi Inlet Konsentrasi Outlet / Konsentrasi Inlet ) x 100 % HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sampling karateristik kualitas air limbah rumah makan (restoran) selama 5 hari dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Kualitas Air Limbah Rumah Makan (Restoran) Hari Ke/ Tanggal COD TSS N P (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) 1 / 3 November 2014 157 196 153,62 14,44 2 / 4 November 2014 134 168 140,65 15,64 3 / 5 November 2014 134 150 160,69 10,69 4 / 6 November 2014 234 242 142,67 20,88 5 / 7 November 2014 160 194 174,59 16,17 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas air limbah yang terendah terjadi pada hari Rabu (Sampling Hari Ketiga) untuk parameter COD, TSS dan fosfat sedangkan untuk parameter nitrat, kualitas terendah terjadi pada hari Selasa (Sampling Hari Kedua). Kualitas air limbah yang tertinggi terjadi pada hari Kamis (Sampling Hari Keempat) untuk parameter COD, TSS dan fosfat juga, sedangkan untuk parameter nitrat terjadi pada hari Jum at (Sampling Hari Kelima). Setelah sampling selesai, peneliti membuat air limbah sesuai dengan karakteristik menyerupai kualitas air limbah yang disampling. Sampel air limbah dibuat dengan dua variasi konsentrasi yaitu konsentrasi air limbah yang minimal dan maksimal. Air limbah yang telah dibuat dimasukkan ke dalam reservoir dan dialirkan melalui ketiga bangunan pengolah air limbah tersebut. Hasil running menunjukkan bahwa rangkaian bangunan aerasi, sedimentasi dan biosand filter dengan diameter pasir halus 0,15 mm dan ketinggian pasir halus 50 cm memiliki efisiensi yang paling efektif untuk mengolah kedua kualitas air limbah. Tetapi pada parameter COD untuk kualitas air limbah yang maksimal, kualitasnya masih diatas baku mutu air limbah yang berlaku. Berikut adalah tabel dan grafik efisiensi dari rangkaian bangunan aerasi, sedimentasi dan biosand filter dengan diameter pasir halus 0,15 mm dan ketinggian pasir halus 50 cm. Tabel 2 Efisiensi Gabungan Aerasi, Sedimentasi dan Biosand Filter A5 Hari Ke Efisiensi Penyisihan Total (%) Aerasi + Sedimentasi +Biosand Filter A5 COD TSS Nitrat Fosfat 1 79.41 95.34 48.94 42.49 2 80.23 96.34 45.53 41.69 3 80.87 96.79 47.80 41.63 A-37-3

4 79.90 97.18 45.31 38.06 5 82.77 96.23 45.97 40.15 6 79.85 97.07 44.72 36.30 7 81.29 96.66 43.72 35.38 8 77.44 96.88 42.37 34.19 9 77.10 96.90 41.36 36.47 10 75.79 96.31 41.80 34.78 Rata-Rata 79.47 96.57 44.75 38.11 Tabel 2 Efisiensi Gabungan Aerasi, Sedimentasi dan Biosand Filter A5 Hari Ke Efisiensi Penyisihan Total (%) Aerasi + Sedimentasi +Biosand Filter B5 COD TSS Nitrat Fosfat 1 70.93 93.68 36.44 29.38 2 72.77 94.57 33.89 29.28 3 73.86 94.82 35.54 29.15 4 74.35 94.54 34.33 29.55 5 78.39 94.94 35.34 30.69 6 75.93 94.98 36.30 28.80 7 76.80 95.60 34.74 30.38 8 75.68 95.63 34.57 28.87 9 76.11 94.74 34.67 31.47 10 74.30 94.86 36.90 29.40 Rata-Rata 74.91 94.83 35.27 29.70 Efisiensi (%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Gabungan Efisiensi Biosand A5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hari Ke- COD TSS N P Gambar 1 Grafik Gabungan Efisiensi Penyisihan untuk Keempat Parameter pada Biosand Filter A5 A-37-4

Efisiensi (%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Gabungan Efisiensi Biosand B5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hari Ke- COD TSS N P Gambar 2. Grafik Gabungan Efisiensi Penyisihan untuk Keempat Parameter pada Biosand Filter B5 Proses Penyisihan COD Proses pengolahan dengan biosand filter mengkombinasikan pengolahan fisik dan biologis. Pengolahan biologis dilakukan dengan menggunakan lapisan biofilm yang berada pada permukaan filter. Lapisan biologis yang banyak mengandung mikroorganisme akan menguraikan zat-zat organik dalam air limbah menjadi CO 2 dan H2O.Penurunan nilai COD dipengaruhi oleh mikroorganisme yang ada dan berperan sebagai pengurai zat-zat organik dalam air limbah. Selain itu, penurunan nilai COD dipengaruhi juga oleh oksigen terlarut yang terjadi dalam proses aerasi sebelumnya. Proses Penyisihan TSS Lapisan biofilm berperan penting dalam menurunkan konsentrasi Total Suspended Solid. Pada lapisan ini pengurangan TSS disebabkan oleh proses predation oleh mikroorganisme, tetapi tidak semua TSS dapat dimakan oleh mikroorganisme, sehingga dibutuhkan juga proses penyaring dalam media filter. Karena proses penyaringan tersebut, oleh karena itu diameter dan ketinggian medis filter menjadi penentu keberhasilan biosand filter dalam menurunkan konsentrasi TSS. Proses Penyisihan Nitrat Pada zona aerobik nitrogen-ammonium akan diubah menjadi nitrit dan nitrat dan selanjutnya pada zona anerobik nitrat yang terbentuk mengalami proses denitrifikasi menjadi gas nitrogen. Oleh karena itu, di dalam sistem biofilm terjadi kondisi anaerobik dan aerobik pada saat yang bersamaan maka dengan sistem proses tersebut proses penghilangan senyawa nitrogen menjadi lebih mudah. Proses Penyisihan Fosfat Penurunan konsentrasi ini dipengaruhi oleh kondisi ph yang ada pada biosand filter. Secara umum bakteri pelarut fosfat dapat hidup pada kisaran ph 4-10,6 (Sen and Paul, 1957). Pertumbuhan kelompok bakteri optimum pada ph sekitar netral dan meningkat seiring dengan meningkatnya ph dan pelepasan fosfat dan nitrat akan meningkat dengan meningkatnya ph dari asam ke netral. Fosfat dan nitrat merupakan nutrient pembatas pada petumbuhan alga dalam badan air A-37-5

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian ini, kesimpulan yang dapat ditarik adalah: 1. Biosand filter dengan diameter pasir halus 0,15 mm dan ketinggian pasir halus 50 cm untuk setiap kualitas air limbah rumah makan baik minimal maupun maksimal memiliki efisiensi yang paling efektif diantar unit-unit pengolahan lainnya. Biosand filter tersebut memiliki efisiensi penyisihan COD, TSS, Nitrat dan Fosfat berturutturut sebesar 60,26 %, 90,89 %, 33,01 % dan 25,82 % dalam mengolah air limbah yang minimal. Biosand filter lainnya memiliki efisiensi penyisihan COD, TSS, Nitrat dan Fosfat berturut-turut sebesar 55,37 %, 88,10 %, 23,22 % dan 17,32 % dalam mengolah air limbah yang maksimal. 2. Rangkaian unit pengolahan yang paling efektif dalam mengolah kedua kualitas air limbah adalah unit rangkaian unit aerasi, sedimentasi dan biosand filter dengan diameter pasir halus 0,15 mm dan ketinggian pasir halus 50 cm Unit aerasi cukup efektif dalam menyisihkan parameter COD sebelum masuk ke unit selanjutnya dibandingkan parameter lainnya. Sedangkan, unit sedimentasi cukup efektif dalam menyisihkan parameter TSS sebelum masuk ke unit biosand filter dibandingkan parameter lainnya. Biosand filter memiliki kemampuan untuk menyisihkan parameter COD dan TSS lebih tinggi dari pada parameter nitrat dan fosfat. 3. Terjadi perbedaan efisiensi yang tidak jauh berbeda dalam mengolah air limbah yang memiliki kualitas air limbah yang minimal dan maksimal untuk parameter COD, TSS, nitrat dan fosfat. Pada biosand filter B, walaupun memiliki efisiensi yang cukup tinggi, untuk parameter COD belum memenuhi baku mutu. Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan variasi bak jenis, ukuran, maupun ketinggian media pasir yang berbeda, melakukan analisis lebih lanjut terhadap parameter coliform, besi, sulfat, warna, kekeruhan dan ph serta Melakukan analisis kinerja biosand filter untuk air limbah dengan sumber yang berbeda dan sesuai permasalahan air limbah sekarang ini. DAFTAR PUSTAKA Alaerts, dkk. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. Blount, J.R. 2003. Design Considerations of High Strength Wastewater. Harris Country Public Infrastructure Department CAWST. 2009. Biosand Filter Manual. September Edition Calgary.Alberta.Canada Huisman, L. dan Wood, W.E. 1974. Slow Sand Filtration. World Health Organization. Genewa Indrawanto,.A. 2013. Analisis Proses Pada Unit Aerasi, Sedimentasi dan Biosand Filter sebagai Pereduksi COD, Nitrat, Fosfat dan TSS dari Limbah Artificial Grey Water. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Lee, T.L. 2001. Biosand Household Water Filter Project in Nepal. Master Thesis, Massachusetts Institute of Technology. A-37-6

Lesikar, B.J, dkk. 2006. Food-Service Establishment WastewaterCharacterization. Water Environment Research. 78:805-809 Manz, D. H., 2007. Guidelines Preparation of media For Biosand Water Filter Three layer System. Diakses melalui http://www.manzwaterinfo.ca Mara, D. 2004. Domestic Wastewater Treatment in Developing Countries.Earthscan. London. Metcalf & Eddy. 1993. Wastewater Engineering Treatment Disposal Reuse, McGraw-Hill Company Purnama,.B. 2013. Analisis Proses Pada Unit Aerasi, Sedimentasi dan Biosand Filter sebagai Pereduksi COD, Nitrat, Fosfat dan TSS dari Limbah Artificial Campuran Grey dan Black Water. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Widyaningsih, V. 2011.Pengolahan Limbah Cair Kantin Yongma Fisip UI. Jakarta Yulistianto,R.2013. Analisis Proses Pada Unit Aerasi, Sedimentasi dan Biosand Filter sebagai Pereduksi COD, Nitrat, Fosfat dan TSS dari Limbah Artificial Black Water. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. A-37-7