BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

PENINGKATAN PELAYANAN GIZI DALAM MENUNJANG AKREDITASI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KESIAPAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN GIANYAR DALAM MENGHADAPI AKREDITASI TAHUN 2016

Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA BERPRESTASI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN. Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam

BUPATI BENER MERIAH RANCANGAN QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

PAPARAN KESIAPAN PELAKSANAAN AKRDITASI PUSKESMAS DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN AKREDITASI PUSKESMAS

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan penyelenggaran pembangunan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan, maka fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. seperti klinik harus selalu berusaha untuk memenuhinya dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN SURVEI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan

Lampiran 1 KUISIONER ANALISIS SWOT UNTUK RENCANA STRATEGIK PENGEMBANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN GIANYAR

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

HUBUNGAN STATUS AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May :55 -

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA

PERATURAN MENTERl KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. (Permenkes No.56 th 2014)

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI BANDUNG BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS SEMATANG BORANG

PEDOMAN MUTU PUSKESMAS DAN KESELAMATAN PASIEN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAKSANAAN PONED. Terbitan : 01 No. Revisi : 00. Tgl. Mulai Berlaku : 16/5/2015. Halaman :

1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan

TENTANG STAN DAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS NON RAWAT INAP KOTA MOJOKERTO

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/95/2017 TENTANG TIM KOORDINASI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

Manajemen Puskesmas 1

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS PINKER

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, keuangan, transportasi dan sebagainya, maka dari itu pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan era globalisasi, terbukanya arus informasi dan semakin meningkatnya tuntutan pengguna

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Konsep Akreditasi Pelayanan Kesehatan

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan rekam medis dalam memberikan. penerimaan pasien, yang diteruskan dengan kegiatan pengeluaran berkas

BAB I PENDAHULUAN. bawahan yang berbeda beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa

DR. dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam mewujudkan

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya yang sangat penting untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor serta kesinambungan upaya-upaya yang telah dilakukan pada periode sebelumnya. Untuk meningkatkan keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia, maka Kementerian Kesehatan menetapkan Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Salah satu sasaran dari RPJMN 2015-2019 adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil atau tertinggal (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Upaya peningkatan mutu pelayanan merupakan salah satu upaya yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di bidang kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan merupakan hal yang tidak mudah karena bukan hanya berlaku untuk fasilitas kesehatan tingkat lanjut seperti rumah sakit, tetapi juga berlaku untuk semua tingkatan pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas pembantu dan juga puskesmas, baik di fasilitas pemerintahan maupun swasta (Azwar dalam Sudian, 2012). Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama seringkali dianggap kurang bermutu oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar puskesmas di Indonesia masih memiliki keterbatasan dalam kelengkapan peralatan 1

2 dan jenis pelayanan. Selain itu, masyarakat menganggap bahwa kinerja staf di puskesmas masih kurang professional. Semua kondisi tersebut berkaitan dengan rendahnya insentif yang diterima staf puskesmas, lemahnya leadership dan keterampilan manajerial pimpinan maupun staf puskemas serta kurangnya pembinaan puskesmas oleh dinas kesehatan kabupaten/kota (Muninjaya dalam Gozali,2012). Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat di puskesmas adalah dengan cara membentuk Badan Layanan Umum (BLU) di setiap puskesmas di Indonesia yang dalam lingkup pemerintah daerah disebut dengan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) (Sutiarini,2011). Saat ini, di Indonesia terdapat sekitar 9.510 puskesmas, dari jumlah tersebut sampai tahun 2013 hanya 164 puskesmas yang sudah berstatus BLUD. Perubahan status puskesmas menjadi BLUD bertujuan agar dapat tercapainya peningkatan mutu atau kualitas pelayanan publik, kinerja keuangan, dan kinerja manfaat bagi masyarakat yang dilakukan secara berkesinambungan (Kementerian Dalam Negeri, 2013). Selain itu, dengan dengan berubahnya status puskesmas menjadi BLUD, maka diharapkan puskesmas lebih leluasa untu mengelola keuangan puskesmas secara mandiri namun tetap transparan (Jahra, 2013). Pemerintah di Kabupaten Gianyar juga menjadi salah satu pemerintah daerah yang berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan kesehatan. Di Kabupaten Gianyar terdapat 13 puskesmas yang tersebar di tujuh kecamatan, yang terdiri dari 4 puskesmas rawat inap dan 9 puskesmas non rawat inap. Saat ini seluruh puskesmas di Kabupaten Gianyar telah berstatus sebagai BLUD. Dengan berubahnya status puskesmas di Kabupaten Gianyar menjadi BLUD, diharapkan akan dapat meningkatkan mutu layanan publik di puskesmas tersebut (Pemerintah Kabupaten Gianyar, 2011).

3 Selain merubah status puskesmas di Kabupaten Gianyar menjadi BLUD, pemerintah Kabupaten Gianyar terus-menerus melakukan inovasi untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan publik di puskesmas. Inovasi tersebut dilakukan melalui rencana adanya akreditasi terhadap puskesmas di Kabupaten Gianyar. Hal ini dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi pada pasal 3 yang menyatakan bahwa puskesmas wajib terakreditasi, dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mendukung, memotivasi, mendorong, serta memperlancar proses pelaksanaan akreditasi puskesmas. Pada puskesmas yang akan akreditasi, baik puskesmas rawat inap maupun non rawat inap, akan dilakukan penilaian terhadap tiga kelompok pelayanan di puskesmas, yaitu kelompok administrasi manajemen, kelompok Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), dan kelompok Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Penilaian ini dilakukan berdasarkan Standar Akreditasi Puskesmas yang terdiri dari 9 Bab. Penetapan status akreditasi puskesmas terdiri dari tidak terakreditasi, terakreditasi dasar, terakreditasi madya, terakreditasi utama, dan terakreditasi paripurna (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan dengan Kepala Bidang Pengembangan SDM di Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar yang juga merupakan sekretaris Tim Koordinasi Akreditasi Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, dapat diketahui bahwa persiapan akreditasi puskesmas di Kabupaten Gianyar telah dilakukan sejak akhir tahun 2015. Persiapan yang dilakukan antara lain adalah telah dibentuknya kelompok kerja untuk persiapan akreditasi di masing-masing bidang pelayanan pada seluruh puskesmas di Kabupaten Gianyar.

4 Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan tersebut juga diketahui bahwa pada tahun 2016 puskesmas yang akan diakreditasi adalah UPT Kesmas Ubud I, UPT Kesmas Blahbatuh II, dan UPT Kesmas Sukawati II. Ketiga puskesmas ini dipilih berdasarkan keputusan pada saat dilakukan forum di Dinas Kesehatan dalam menindaklanjuti hasil pelatihan akreditasi puskesmas yang telah dilakukan. Pada ketiga puskesmas yang akan maju akreditasi tahun 2016 telah dilakukan persiapan dan pendampingan akreditasi dari bulan Februari tahun 2016 yang meliputi pelaksanaan lokakarya dan penggalangan komitmen untuk meningkatkan pemahaman tentang akreditasi. Ketiga puskesmas ini ditargetkan untuk mendapatkan status akreditasi dasar pada bulan Agustus/ September tahun 2016. Status terakreditasi dasar didapatkan apabila pencapaian nilai Bab I, II 75%, Bab IV, V, VII 60%, dan Bab III, VI, VII, IX 20%. Untuk dapat mencapai status terakreditasi dasar ini maka puskesmas harus mempersiapkan berbagai sumber daya di puskesmas sehingga dapat melaksanakan kegiatan administrasi dan manajemen, upaya kesehatan masyarakat, dan upaya kesehatan perorangan yang sesuai dengan standar akreditasi yang ingin dicapai puskesmas. Selain itu, untuk melaksanakan kegiatan di puskesmas yang sesuai dengan standar akreditasi puskesmas diperlukan perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen risiko di puskesmas yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga kesiapan dari puskesmas untuk dapat melaksanakan pelayanan berdasarkan standar akreditasi yang ada merupakan hal yang sangat penting (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui gambaran kesiapan puskesmas di Kabupaten Gianyar dalam menghadapi pelaksanaan akreditasi puskesmas yang ditinjau dari kesiapan di bidang administrasi dan manajemen, upaya

5 kesehatan masyarakat, serta upaya kesehatan perorangan di puskesmas, sehingga bisa dijadikan sebagai bahan masukan bagi puskesmas lainnya yang akan akreditasi. 1.2 Rumusan Masalah Saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar sedang mempersiapkan pelaksanaan akreditasi puskesmas yang dilaksanakan berdasarkan Perturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas. Saat ini, di Kabupaten Gianyar terdapat tiga puskesmas yang akan maju untuk akreditasi dan ditargetkan pada bulan Agustus/ September 2016 ketiga puskesmas ini mendapatkan status terakreditasi dasar. Untuk mendapatkan status akreditasi tersebut maka diperlukan kesiapan puskesmas dari ketiga bidang pelayanan yang akan diakreditasi yaitu bidang administrasi dan manajemen, UKM dan UKP. Maka dari itulah perlu dilakukan penelitian mengenai kesiapan puskesmas di Kabupaten Gianyar dalam menghadapi akreditasi puskesmas. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut, Bagaimanakah kesiapan puskesmas di Kabupaten Gianyar dalam menghadapi pelaksanaan akreditasi puskesmas?

6 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran kesiapan unit pelaksana teknis kesehatan masyarakat di Kabupaten Gianyar dalam menghadapi pelaksanaan akreditasi puskesmas. 1.4.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui gambaran kesiapan unit pelaksana teknis kesehatan masyarakat di Kabupaten Gianyar dalam menghadapi pelaksanaan akreditasi puskesmas ditinjau dari segi administrasi dan manajemen. 2. Untuk mengetahui gambaran kesiapan unit pelaksana teknis kesehatan masyarakat di Kabupaten Gianyar dalam menghadapi pelaksanaan akreditasi puskesmas ditinjau dari segi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). 3. Untuk mengetahui gambaran kesiapan unit pelaksana teknis kesehatan masyarakat di Kabupaten Gianyar dalam menghadapi pelaksanaan akreditasi puskesmas ditinjau dari segi Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).

7 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi kepada Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kabupaten Gianyar sehingga dapat mempersiapkan dan melaksanakan akreditasi puskesmas dengan lebih baik. 1.5.2 Manfaat Teoritis 1. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, dan pengetahuan mahasiswa serta dapat dijadikan bahan pertimbangan apabila melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi tambahan dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat, khususnya mengenai akreditasi puskesmas. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan yaitu khususnya mengenai kesiapan unit pelaksana teknis kesehatan masyarakat di Kabupaten Gianyar dalam menghadapi pelaksanaan akreditasi puskesmas. Karena keterbatasan waktu, maka puskesmas yang dijadikan tempat penelitian adalah UPT Kesmas Ubud I sebagai puskesmas rawat inap dan UPT Kesmas Blahbatuh II sebagai puskesmas non rawat inap. Kedua puskesmas tersebut dipilih karena pada tahun ini kedua puskesmas tersebut ditargetkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar untuk terakeditasi dasar pada bulan Agustus/September dan saat ini sedang melakukan tahap persiapan untuk akreditasi puskesmas. Sasaran dari penelitian ini adalah tenaga kesehatan di UPT Kesmas Ubud I dan UPT Kesmas Blahbatuh II.