BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI A. Tahap Penelitian

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN AIR BERSIH DI UMY

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

TUGAS AKHIR PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN AIR BERSIH DI UMY

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

menumnkan konsentrasi besi total dan mangan. Serta untuk mengetahui

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI MENGGUNAKAN SARINGAN PASIR BERTEKANAN (PRESURE SAND FILTER) UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

Debit (1)_soal Kelas 6 SD. 1. Nilai dari cm 3 =... liter. A. 2 B. 3 C. 4 D Hasil dari 5 liter =... dm 3. A. 3 B. 4 C. 5 D.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

TUGAS AKHIR PENGELOLAAN AIR BUANGAN SISA WUDHU MASJID DALAM UPAYA PENERAPAN KONSEP ZERO Q POLICY DI KAMPUS UMY

BAB 4 Analisa dan Bahasan

DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG)

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

Terpadu Universitas Islam Indonesia. Namun dalam pemanfaatannya air tanah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

IMPLEMENTATION of RAPID SAND FILTER TECHNOLOGY for GROUNDWATER PROCESSING in KULIM TENAYAN RAYA, PEKANBARU

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hardini, I. 1) Karnaningroem, N. 2) 1) Mahasiswi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS Surabaya,

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan sehat. Kualitas air meliputi sifat air dengan segala komponen yang ada di

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting di dunia sebagai

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

STUDI PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN LOGAM MANGAN (Mn) PADA LEMPUNG TERHADAP PERUBAHAN ARUS LISTRIK DALAM SOLENOIDA.

Rancang Bangun, Jumsan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

Saringan Rumah Tangga ( SARUT )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

PENGARUH KOMBINASI RESIN (MANGAN ZEOLIT) DENGAN PASIR DALAM MENURUNKAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR

Transkripsi:

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Sampel Hasil pengujian sampel air yang berasal dari tandon Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY yang dilakukan oleh BBTKLPP Yogyakarta adalah sebagai berikut : Parameter Hasil Uji Metode Uji Kadar Maksimum Kekeruhan 4 NTU SNI 06-6989.25-2005 25 NTU Besi 1,1246 mg/l SNI 6989.4-2009 1,0 mg/l Mangan 0,5332 mg/l SNI 6989.5-2009 0,5 mg/l Coliform 160/100 ml APHA 2012 (10-50)/100mL Tabel 4.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakarta Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel air yang diuji oleh BBTKLPP Yogyakarta hanya uji kekeruhan yang memenuhi standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/Menteri Kesehatan/Perturan/IX/1990 Tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih. Sehingga dapat diartikan bahwa air di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY tidak memenuhi standar untuk dikatakan sebagai air bersih. Tingginya kandungan Mangan (Mn) terjadi karena daerah tersebut merupakan pesawahan sebelum dibangun perumahan dahulunya. Disamping itu secara fisik apabila dicium dan dirasakan air sumur itu berbau amis dan berasa, hal ini dikarenakan adanya kandungan Besi (Fe) dalam air sampel tersebut. Tingginya total coliform disebabkan oleh perkembangbiakan bakteri di air sampel yang tidak bisa dihentikan karena belum ada teknologi pengolahan bakteri tersebut. 34

35 B. Menaikan Kualitas Air Ada beberapa cara untuk menaikkan kualitas air, salah satu cara yang digunakan penulis adalah dengan menambahkan metode filtrasi dan metode koagulasi yaitu dengan menambahkan karbon aktif, mangan zeolit, dan pasir silika sebagai media meningkatkan kualitas air parameter. Pemilihan metode pengolahan air dengan filtrasi dan koagulasi didasarkan pada alat minimalis yang dibuat oleh Purwono dan Karbito. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Purwono dan Karbito terjadi peningkatan kualitas air dengan sampel air sumur gali. Penelitian Purwono dan Karbito menggunakan kombinasi karbon aktif, mangan zeolit, dan pasir silika. PARAMETER KUALITAS AIR PRESENTASE SEBELUM SESUDAH PENURUNAN Kekeruhan 42,90 NTU 30,80 NTU 28,2 ph 6,80 6,87 +1,0 Besi (Fe) 3,45 mg/l 2,40 mg/l 30,4 Mangan (Mn) 0,92 mg/l 0,56 mg/l 29,1 Coliform 271/100mL 72/100mL 73,4 Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Baku. (Purwono dan Karbito, 2012) Hasil di atas menunjukkan presentase penurunan yang dicapai apabila menggunakan alat minimalis Purwono dan Karbito. Langkah selanjutnya adalah menghubungan antara hasil penelitian BBTKLPP dengan hasil presentase penurunan menggunakan media karbon aktif, mangan zeolit, dan pasir silika milik Purwono dan Karbito.

36 Kosentrasi Kekeruhan air baku hasil pengujian BPTKLPP adalah 4 NTU dengan efektifitas penurunan sebesar 28,2 % milik Purwono dan Karbito, maka analisis hitungan penurunannya sebagai berikut : Hasil dengan alat minimalis = = = 2,872 NTU Kosentrasi besi (Fe) air baku hasil pengujian BPTKLPP adalah 1,1246 mg/l dengan efektifitas penurunan sebesar 30,4 % milik Purwono dan Karbito, maka analisis hitungan penurunannya sebagai berikut : Hasil dengan alat minimalis = = = 0,7827 mg/l Kosentrasi mangan (Mn) air baku hasil pengujian BPTKLPP adalah 0,5332 mg/l dengan efektifitas penurunan sebesar 29,1 % milik Purwono dan Karbito, maka analisis hitungan penurunannya sebagai berikut : Hasil dengan alat minimalis = = = 0,378 mg/l Kosentrasi total coliform air baku hasil pengujian BPTKLPP adalah 160/100mL dengan efektifitas penurunan sebesar 73,4 % milik Purwono dan Karbito, maka analisis hitungan penurunannya sebagai berikut : Hasil dengan alat minimalis = = = 42,56/100mL setara 43/100mL

37 Parameter Efektifitas Penurunan dengan Konsentrasi setelah menggunakan alat Kadar Maksimum Alat Minimalis (%) minimalis Kekeruhan 28,2 2,872 NTU 25 Besi (Fe) 30,4 0,7827 mg/l 1,0 Mangan (Mn) 29,1 0,378 mg/l 0,5 Coliform 73,4 43 /100mL 10-50 Tabel 4.3 Hasil Penurunan Konsentrasi Air Sampel dengan Alat Minimalis Berdasarkan hasil penelitian Purwono dan Karbito terlihat bahwa efisiensi pengolahan coliform tertinggi yaitu 73,4 %, dilanjutkan pengolahan Besi dan Mangan, dan efisiensi terendah terjadi pada pengolahan kekeruhan yaitu 28,2 %. Hal ini disebabkan karena karbon aktif, mangan zeolit, dan pasir silika dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukuran dan konfigurasi dari molekul sehingga didapat air yang sesuai rencana. Hasil diatas menunjukkan bahwa alat minimalis yang dirangkai oleh Purwono dan Karbito dapat diterapkan di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY karena hasil konsentrasi setelah menggunakan alat minimalis tersebut menghasilkan data berupa angka-angka yang sesuai standar kualitas air bersih sesuai dengan PERMENKES No. 416/MENKES/PER/IX/1990. C. Desain Alat Untuk menentukan desain alat pengolahan air di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

38 1. Dimensi alat Menentukan dimensi alat dibutuhkan data primer berupa debit yang dibutuhkan untuk diterapkan di Masjid K. H. Ahmad Dahlan, dari hasil samplying didapatkan debit yang dibutuhkan adalah 2 liter/detik. Kemudian dari penelitian dengan alat minimalis buatan Purwono dan Karbito didapatkan debit input ke rangkaian alat minimalis adalah 12 liter/menit. Untuk mendapat efektifitas penurunan yang sama, maka dilakukan analisis hitungan perbandingan dimensi alat di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY dengan alat minimalis Purwono dan Karbito sebagai berikut : Perbandingan alat = = = = 10 kali Dari analisis hitungan diatas didapatkan perbandingan antara alat minimalis dengan alat yang akan diterapkan di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY, yaitu sebesar 10 kali. Maka, dari hasil hitungan tersebut dapat diketahui tebal media pengolahan air yang akan dipakai di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY. Setelah didapat perbandingan alat minimalis dengan alat yang akan dipasang di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY, langkah selanjutnya untuk mendapatkan hasil efektifitas penurunan yang sama maka dilakukan analisis perhitungan ketebalan media pengolahan air, berupa karbon aktif, mangan zeolit, pasir silika dan diameter alas. Analisis hitungan sebagai berikut :

39 Tebal karbon aktif pada alat minimalis adalah 8 cm, maka tebal karbon aktif di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY adalah : = 10 * tebal karbon aktif alat minimalis = 10 * 8 cm = 80 cm Tebal mangan zeolit pada alat minimalis adalah 8 cm, maka tebal mangan zeolit di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY adalah : = 10 * tebal mangan zeolit alat minimalis = 10 * 8 cm = 80 cm Tebal pasir silika pada alat minimalis adalah 5 cm, maka tebal pasir silika di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY adalah : = 10 * tebal pasir silika alat minimalis = 10 * 5 cm = 50 cm Karena luas penampang mempengaruhi kinerja filtrasi, maka diamater alas alat juga dihitung. Diameter alas alat pengolahan air minimalis adalah 18 cm, maka diameter alas alat pengolahan air di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY adalah : = 10 * diameter alas alat minimalis = 10 * 18 cm = 180 cm Tinggi muka air juga mempengaruhi kinerja filtrasi, maka ketinggiannya juga dihitung. Tinggi muka air diatas media pada alat minimalis adalah 4,2 cm, maka tinggi muka air alat pengolahan aair di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY adalah :

40 = 10*tinggi muka air diatas pada alat minimalis = 10*4,2 cm = 42 cm Hasil di atas menunjukkan besarnya alat yang akan digunakan pada rangkaian pengolahan air di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY, dengan mengetahui dimensi alat maka dapat ditentukan pula penampungan yang sanggup menampung alat pengolahan tersebut, penulis memilih tandon tipe TB 800, karena tandon tersebutlah yang paling mendekati perhitungan dimensi di atas. Pemilihan menggunakan tandon agar pembuatan alat lebih cepat dan biaya lebih hemat. 2. Kebutuhan air harian maksimum Perhitungan ini dilakukan guna mengetahui debit yang dibutuhkan setelah alat pengolahan air, diketahui jumlah pengguna air di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY adalah berjumlah 1434 orang. Jumlah tersebut didapatkan dari asumsi pemakaian pada hari Jum at, karena pemakaian maksimumnya pada hari tersebut. Hitungan sebagai berikut : Lantai 1 = 876 orang Lantai 2 = 558 orang Lantai 1 dan 2 = 876 + 558 = 1434 orang Pemakaian air rata-rata untuk satu orang adalah 5 liter/hari, maka untuk memenuhi kebutuhan air sebanyak 1434 orang setiap hari adalah : 1434 x 5 = 7170 liter/hari = 7,17 m³/hari Jam pengguaan efektif adalah 24 jam, jadi total kebutuhan air setiap jamnya adalah : = 0,29 m³/jam

41 Jumlah air yang disadap dari sumber air baku = konsumsi harian maksimum x 1,1 sampai 1,5 (Sularso dkk). Untuk keamanan distribusi pemakaian air di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY diambil 1,5, maka debit air baku yang keluar dari alat pengolahan air adalah : 0,29 m³/jam x 1,5 = 0,44 m³/jam Karena alat minimalis milik Purwono dan Karbito tidak diketahui debit yang keluar dari rangkaian maka untuk mendapatkan debit sebesar 0,44 m³/jam digunakan pompa setelah selesai pengolahan air. 3. Kriteria desain Kriteria desain dari rangkaian pengolahan air di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY adalah : a. Media dari pengolahan air berupa karbon aktif, mangan zeolit, dan pasir silika sesuai dengan alat minimalis yang dibuat oleh Purwono dan Karbito. b. Alat menggunkan penampungan media berupa tandon tipe TB 800, dengan harapan selain dapat kukuh menampung media setebal 2,1 meter juga dapat menghemat biaya dan pembuatan alat lebih cepat. c. Mampu menurunkan kandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn), serta jumlah Coliform yang terdapat dalam air di sumur K. H. Ahmad Dahlan UMY. Karena menurut hasil penelitian BPTKLPP Yogyakarta kandungan tersebutlah yang menyebabkan air tidak masuk dalam kategori air bersih.

42 4. Data desain Rangkaian pengolahan air diletakkan sebelum tandon penampungan utama (berisi air bersih). Tabel di bawah ini merupakan tabel data desain alat pengolahan air, kemudian data-data dibawah ini disajikan dalam bentuk gambar 4.3 dan gambar 4.4. Data Desain Alat Pengolahan Air di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY Parameter Hasil Perhitungan Tebal karbon aktif 80 cm Tebal mangan zeolit 80 cm Tebal pasir silika 50 cm Tinggi muka air diatas media 42 cm Debit Input 2 liter/detik Debit Output 0,44 m 3 /jam Diameter pipa distribusi 2 inch Tipe penampung media (Tandon) Pinguin TB 800 Diameter alas tandon Pinguin TB 800 214 cm Tinggi tandon Pinguin TB 800 241 cm Tabel 4.4 Data Desain Alat Pengolahan Air

43

44

45

46

47 D. Langkah Pengoperasian Alat Pengolahan Air Unit pengolahan air ini dinamakan Bodreks 1.0, langkah pengoperasian Bodreks 1.0 adalah dengan membuka kran 1 dan kran 2, kemudian menutup kran 3, selanjutnya menyalakan pompa yang mengalirkan air dari sumur ke dalam rangkaian pengolahan air dengan debit 2 liter/detik, kemudian air akan diolah menjadi air bersih oleh Bodreks 1.0. Setelah pengolahan selesai air bersih akan dinaikkan keatas menuju tandon penampungan utama dengan pompa yang akan menghasilkan debit 0,44 m 3 /jam, kemudian air dari tandon penampungan utama akan didistribusikan ke tempat wudhu dan kamar mandi. Secara singkat hal ini dapat dilihat pada flowchart di bawah ini : Mulai Persiapan : 1. Kran 1 dan kran 2 dibuka 2. Kran 3 ditutup Nyalakan pompa air sumur, matikan pompa kolam pembuangan Proses filtrasi air melalui lapisan : 1. Karbon aktif 2. Mangan zeolit 3. Pasir Silika Air bersih pada tandon penampungan utama Selesai Gambar 4.5. Flowchart Pengoperasian Alat Pengolahan Air (Bodreks 1.0)

48

49 E. Langkah Perawatan Alat Pengolahan Air Kegiatan perawatan alat pengolahan air dengan nama Bodreks 1.0 ini sebaiknya dilakukan dalam periode sebulan sekali, agar dalam proses pengolahan air dapat berjalan maksimal. Berikut adalah flowchart perawatan Bodreks 1.0 : Mulai Persiapan : 1. Kran 1 dan kran 2 ditutup 2. Kran 3 dibuka Nyalakan pompa kolam pembuangan, matikan pompa air sumur Tunggu air dalam alat habis Matikan pompa kolam pembuangan Buka CO 1, keluarkan karbon aktif Buka CO 2, keluarkan mangan zeolit Buka CO 3, keluarkan pasir silika Masukkan pasir silika baru, tutup CO 3 Masukkan mangan zeolit baru, tutup CO 2 Masukkan pasir silika baru, tutup CO 1 Persiapan pengolahan : 1. Kran 1 dan kran 2 dibuka 2. Kran 3 ditutup Selesai Gambar 4.7. Flowchart Perawatan Alat Pengolahan Air (Bodreks 1.0)

50

51 F. Rencana Anggaran Biaya Bahan Pembuatan Bodreks 1.0 RAB yang dibuat ini merupakan RAB bahan pembuatan Bodreks 1.0, RAB dibuat berdasarkan harga yang ada di pasaran. Pembuatan RAB ini diharapkan dapat mempermudah dalam persiapan modal untuk bahan pembuatan Bodreks 1.0. RAB dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut : No Uraian Bahan Satuan Unit Jumlah Harga (Rupiah) 1 Tandon tipe TB 800 Buah 1 2.000.000 2 Stop Kran 2 Buah 2 130.000 3 Knee 2 PVC Buah 4 18.000 4 Sambungan T 2 Buah 1 12.500 5 CO PVC 16 Buah 3 300.000 6 Sok Drat Dalam 2 Buah 2 13.000 7 Sok Drat Luar 2 Buah 2 14.000 8 Saringan Buah 2 17.000 9 Lem Epoxy Buah 4 76.000 10 Lem PVC (kaleng) Buah 1 27.000 11 Dempul Kg 1 35.000 12 Amplas Lembar 5 20.000 13 Pipa PVC 2 Batang 3 259.800 14 Seal tape Buah 5 12.500 15 Karbon Aktif Kg 250 3.000.000 16 Mangan Zeolit Kg 250 3.200.000 17 Pasir Silika Kg 200 500.000 Total Biaya 9.634.800 Tabel 4.4 RAB Bahan Pembuatan Bodreks 1.0.