digilib.uns.ac.id 174 Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa data dengan jenis tuturan asertif merupakan jenis tuturan yang paling sering muncul. Sedangkan pada jenis tuturan ini, fungsi ilokusi mengatakan dan memberitahu merupakan fungsi yang paling banyak muncul. Teknik penerjemahan yang digunakan paling banyak pada kedua fungsi ilokusi tersebut adalah padanan mapan. Sebanyak 26 data dengan teknik padanan mapan ditemukan pada fungsi ilokusi mengatakan, dengan data akurat berjumlah 25, sedangkan data yang kurang akurat hanya berjumlah 1. 25 data dengan teknik padanan mapan ditemukan pada tuturan dengan fungsi ilokusi memberitahu, dengan kategori 24 data akurat dan sebuah data kurang akurat. Teknik penerjemahan yang paling banyak digunakan setelah teknik padanan mapan adalah teknik duplet. Teknik penerjemahan duplet ini, paling banyak tetap pada jenis tuturan asertif dengan fungsi ilokusi memberitahu dan mengatakan. Teknik penerjemahan duplet pada fungsi ilokusi memberitahu sebanyak 30 teknik dengan hanya 4 buah data yang diterjemahkan kurang akurat. Sedangkan pada fungsi ilokusi mengatakan, ditemukan sebanyak 18 teknik duplet dengan sebuah data yang kurang akurat. Secara keseluruhan terdapat 100 tuturan yang menggunakan teknik padanan mapan dengan data kurang akurat sebanyak 6 data. Sedangkan data yang menggunakan teknik duplet sebanyak 98 tuturan dengan 11 data yang kurang akurat. Berdasarkan keterangan dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa teknik padanan mapan dan teknik duplet adalah teknik yang paling banyak digunakan. Penggunaan teknik tersebut menunjukkan tingkat keakuratan yang tinggi. Dari
digilib.uns.ac.id 175 198 data yang menggunakan teknik literal dan duplet, 181 data dengan presentase sebesar 91,4% termasuk kedalam kategori akurat. Kedua teknik tersebut merupakan teknik penerjemahan yang dalam sudut pandang penerjemah mampu menyampaikan pesan kepada pemirsa dengan akurat. Di dalam teknik duplet pun, penggunaan teknik padanan mapan merupakan bagian kombinasi yang paling banyak digunakan. Dari 98 data yang menggunakan teknik duplet, kombinasi penggunaan teknik padanan mapan muncul sebanyak 83 kali. Dengan demikian teknik duplet merupakan teknik yang digunakan untuk mensiasati terjemahan agar pesan yang ada dapat tersampaikan dengan baik. Meskipun demikian, penggunaan teknik penerjemahan duplet hendaklah juga diperhatikan. Hal ini dikarenakan data kurang akurat yang ditemukan dalam penelitian ini, kebanyakan muncul pada data-data yang diterjemahkan menggunakan teknik duplet. Dengan melihat tabel tersebut, dapat diketahui bahwa dari 279 data yang ada, hanya 11 data yang termasuk kedalam kategori kurang berterima. Dengan demikian penggunaan teknik-teknik terjemahan yang ada terasa alamiah dan sesuai dengan kaidah dalam bahasa sasaran sehuingga tidak menimbulkan kejanggalan informasi terhadap pemirsa. Penggunaan teknik padanan mapan dan teknik duplet mampu menjadikan terjemahan dalam bahasa sasaran terasa wajar. Berdasarkan tabel tersebut, dari 11 data yang termasuk kedalam kategori kurang berterima, teknik duplet dan triplet mempunyai sebaran data kurang berterima yang paling banyak. Penggunaan dua atau lebih kombinasi teknik penerjemahan, tidak selalu menjadikan terjemahan menjadi lebih berterima, bahkan sebaliknya.
digilib.uns.ac.id 176 Dengan melihat tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat fungsi ilokusi yang mengalami pergeseran. Tuturan tersebut termasuk kedalam kategori jenis tuturan ekspresif dengan fungsi memuji. Fungsi ilokusi memuji berubah menjadi memberitahu. Teknik penerjemahan yang digunakan pada tuturan tersebut adalah teknik modulasi. Meskipun terdapat pergeseran, tetapi pesan tuturan dapat tersampaikan dengan baik begitupun pilihan kata maupun kaidah kebahasaannya tidak menimbulkan permasalahan. Permasalahannya terletak pada tuturan yang mempunyai makna implisit diterjemahkan menjadi tuturan dengan makna yang eksplisit. Secara umum, terjemahan tuturan Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure mempunyai tingkat keakuratan dan keberterimaan yang tinggi. 4. Analisis Tema Budaya Analisis tema budaya digunakan untuk melihat dan menentukan hubungan antar domain serta hubungan antar domain yang ada dengan nuansa budayanya. Hal ini dilakukan dengan cara menganalisis secara berulang-ulang domain, taksonomi, dan komponen penelitian. Analisis tema budaya dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat dan membandingkan karakter terjemahan tuturan Tinker Bell dalam film Tinker Bell Dan Harta Karun Yang Hilang dengan karakter tokoh Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure. Dengan membandingkan keduanya, akan dapat diketahui apakah terjemahannya tetap mencerminkan karakter tokoh Tinker Bell (seperti dalam bahasa sumber) atau tidak. Tinker Bell merupakan tokoh yang memiliki karakter ekspresif.
digilib.uns.ac.id 177 Karakter ekspresif tercermin dari sikap yang sepert anak-anak, diantaranya control emosi yang kurang. Selain itu jenis tuturan ekspresif dalam penelitian ini merupakan jenis tuturan yang memiliki keragaman fungsi ilokusi paling banyak jika dibandingkan dengan jenis tuturan yang lainnya. Didalam penelitian ini ditemukan beberapa karakter Tinker Bell yaitu mudah marah, bertanggung jawab, tidak mudah mengakui kesalahan, kreatif, tidak mudah menyerah atau putus asa, dan pekerja keras Karakter mudah marah tercermin pada beberapa data tuturan, diantaranya tuturan pada data no.22 yaitu Jingles dan diterjemahkan menjadi Sebal. Gambar 48-IV: Visualisasi karakter Tinker Bell yang mudah marah Tinker Bell marah sebab perahu yang diujicobanya malah melaju terlalu kencang dan menabrak pohon. Tinker Bell marah dan untuk mengekspresikan kemarahannya tersebut dia menendang tanah dan mengungkapkan tuturan
digilib.uns.ac.id 178 tersebut diatas. Tuturan tersebut termasuk kedalam kategori akurat dan berterima. Karena terjemahan Sebal dapat menyampaikan pesan yang ada dengan baik dan ungkapan atau pilihan katanya terasa wajar serta dapat diterima oleh pemirsa. Contoh tuturan yang mencerminkan kemarahan Tinker Bell juga tercermin pada data no.78 yaitu Go away! Just leave me alone! yang diterjemahkan menjadi Pergi! Jangan ganggu aku! Dengan nada marah, Tinker Bell menyuruh Terence pergi. Ekspresi kemarahan Tinker Bell juga didukung dengan visualisasi yang baik. Hal ini tampak pada raut muka tokoh Tinker Bell yang menjadi merah, yang menunjukkan kondisi emosi dirinya menjadi naik. Tuturan tersebut termasuk kedalam kategori berterima dan akurat. Berikut dibawah ini adalah tampilan visualisasi kemarahan Tinker Bell. Gambar 49-IV:Visualisasi karakter Tinker Bell yang mudah marah
digilib.uns.ac.id 179 Di awal dari suatu permasalahan, Tinker Bell merupakan tokoh yang tidak mudah mengakui kesalahannya, sebelum akhirnya dia menyadari. Salah satu contoh tuturan Tinker Bell yang mecerminkan karakter tidak mudah mengakui kesalahannya adalah data no.225, yaitu This mirror was my last chance. This is all your fault. Tuturan tersebut diterjemahkan menjadi Cermin ini peluang terakhirku. Ini semua kesalahanmu. Tuturan tersebut jelas merupakan ungkapan Tinker Bell yang menyalahkan temannya, Blaze. Konteks kejadiannya adalah ketika itu Tinker Bell sedang berada di depan cermin Incanta untuk meminta sebuah permintaan. Tapi Tinker Bell menganggap aktivitas Blaze mengganggunya dan dia meminta Blaze untuk diam sejenak. Dia berbicara kepada Blaze didepan cermin Incanta. Tanpa disadarinya, cermin Incanta mengabulkan ucapannya terhadap Blaze. Mengetahui hal tersebut, dirinya menjadi marah dan menyalahkan Blaze. Padahal kejadian ini merupakan kesalahan dirinya sendiri yang tidak hati-hati. Tuturan tersebut termasuk kedalam kategori akurat dan berterima. Karakter berikutnya adalah bertanggung jawab. Karakter ini tercermin salah satunya pada data no.115 melalui tuturan Got it. Don t worry, Fairy Mary. I ll make you proud, all of you yang diterjemahkan menjadi Mengerti. Jangan cemas, Peri Mary. Akan aku buat kalian bangga, semuanya. Tuturan tersebut termasuk kedalam jenis tuturan komisif dengan fungsi ilokusi berjanji. Tinker Bell diberi amanat untuk membuat tongkat musim gugur. Dari tuturan tersebut, Tinker Bell berjanji untuk melaksanakan tugas tersebut dan membuat Peri Mary, Ratu Clarion, Menteri Musim Gugur, commit dan to semua user peri menjadi bangga. Tinker Bell
digilib.uns.ac.id 180 yakin mampu melaksanakan tugas tersebut dan akan bertanggung jawab terhadap janji dan amanatnya. Terjemahan tersebut termasuk kedalam kategori kurag berterima. Hal ini tampak pada terjemahan yang kurang sesuai dengan kaidah bahasa sasaran. Meskipun demikian, tuturan tersebut memberikan gambaran karakter Tinker Bell yang bertanggung jawab, baik terhadap amanat atau tugas yang diembannya dan terhadap janji ataupun ucapannya. Karakter kreatif tercermin pada tuturan no.264 yaitu If I turn this, then this can go in here yang diterjemahkan menjadi Jika aku memutar ini, ini bisa masuk kedalam sini. Konteks tuturan ini adalah setelah berhasil melewati bahaya yang ada di kapal, selanjutnya mereka bertiga (Tinker Bell, Terence, dan Blaze) terbang kembali menuju Neverland (negeri peri). Di atas balon udara, dengan beberapa peralatan untuk membuat tongkat musim gugur, pecahan-pecahan batu bulan, dan pantulan sinar dari ekor Blaze, akhirnya Tinker Bell mendapat ide untuk membuat tongkat musim gugur yang baru. Tuturan tersebut merupakan salah satu bagian dari tuturan-tuturan Tinker Bell untuk mengakali dalam membuat tongkat musim gugur. Tuturan tersebut termasuk kedalam kategori akurat dan berterima. Dengan demikian Tinker Bell merupakan tokoh yang kreatif, dari pecahan-pecahan batu bulan dan peralatan untuk membuat tongkat musim gugur, dia mendapat ide untuk membuat tongkat musim gugur yang baru dan lebih baik (untuk dapat menghasilkan serbuk peri yang lebih banyak). Karakter tidak mudah menyerah salah satunya tercermin pada data no.172. Tinker Bell menuturkan Okay, okay. We ll get back to that later. We gotta find that ballon dan diterjemahkan menjadi commit Baiklah. to user Itu kita bahasa nanti. Kita harus
digilib.uns.ac.id 181 mencari balon itu. Dengan melihat konteksny, tuturan tersebut muncul saat Tinker Bell kehilangan balon terbang yang berisi peralatan-peralatannya. Tinker Bell meminta bantuan Blaze untuk menjaga balon tersebut, sebab Tinker Bell hendak memastikan apakah sesuatu yang dia lihat adalah gerbang bebatuan seperti yang diceritakan dalam teater dongeng. Saat Blaze sedang menjaga balon terbang tersebut, anging kencang lewat dan menghempaskan balon tersebut. Seluruh peralatan dan perbekalan yang ada ikut raib. Dengan melihat tuturan tersebut, diketahui bahwa meskipun Tinker Bell telah kehilangan balon udaranya, tapi dia tidak menjadi putus asa dalam usahanya mencari cermin ajaib (cermin Incanta). Dia berusaha mencari balon terbangnya untuk melanjutkan misinya dalam mencari cermin tersebut. Penggunaan teknik reduksi pada tuturan tersebut tidak menyebabkan terjemahan menjadi kurang akurat ataupun kurang berterima. Karakter terakhir yang mencerminkan kepribadian Tinker Bell adalah pekerja keras. Salah satu pencerminan karakter tersebut adalah data no.139. Tinker Bell menuturkan No, I don t need any help yang diterjemahkan menjadi Aku tidak perlu bantuan. Ketika memulai perjalanan menggunakan balon terbang dalam upaya mencari cermin Incanta, Tinker Bell secara tidak sengaja bertemu dengan seekor kunang-kunang (Blaze). Kunang-kunang tersebut ingin mengikuti Tinker Bell dan berfikir bahwa Tinker Bell membutuhkan bantuannya. Melalui tuturan tersebut diatas, Tinker Bell menolah keberadaan Blaze. Tinker Bell merasa, bahwa dia mampu melakukan pekerjaannya sendiri dan tidak memerlukan bantuan siapapun. Dengan demikian tuturan tersebut mencerminkan karaakter Tinker Bell yang mandiri dan pekerja commit keras to user sehingga berpandangan bahwa dia
digilib.uns.ac.id 182 mampu menyelesaikan permasalahan atau pekerjaannya sendiri. Dengan menganalisis domain, taksonomi dan komponen penelitian, dapat diketahui bahwa secara umum, terjemahan tuturan Tinker Bell mencerminkan karakter dari tokoh Tinker Bell.