BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun urutan penyajiannya adalah sebagai berikut. Pada bagian awal disajikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun urutan penyajiannya adalah sebagai berikut. Pada bagian awal disajikan"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian beserta pembahasannya. Adapun urutan penyajiannya adalah sebagai berikut. Pada bagian awal disajikan deskripsi data berupa tindak ilokusi dari tuturan-tuturan Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure. Tindak ilokusi tersebut akan disajikan juga beserta fungsinya. Selanjutnya, pembahasan tentang teknik-teknik terjemahan yang digunakan dalam tuturan-tuturan Tinker Bell tersebut, disajikan. Kemudian tuturan-tuturan tersebut dinilai kualitasnya berdasarkan tingkat keakuratan dan keberterimaannya. A. Temuan Penelitian 1. Jenis dan fungsi tindak ilokusi tuturan Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure. Searle (1979) mengklasifikasikan lima macam tindak tutur, yaitu: Asertif, Direktif, Ekspresif, Komisif, dan Deklarasi. Analisis tindak ilokusi data yang ada, didasarkan pada klasifikasi Searle seperti tersebut di atas. Dalam penelitian ini ditemukan 279 unit data yang berupa kata, kelompok kata, dan kalimat. Data yang dianalisis dalam penelitian ini berupa tuturan tokoh Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure dan diklasifikasi berdasarkan jenis dan fungsi tindak ilokusinya. Berikut ini akan disajikan klasifikasi data tuturan Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure berdasarkan klasifikasi tindak ilokusi Searle. 54

2 digilib.uns.ac.id 55 Tabel 1-IV : Klasifikasi data tuturan Tinker Bell No Jenis Tindak Ilokusi Fungsi Jumlah Presentase Bsu Bsa Bsu Bsa 1 Asertif Asertif mengatakan mengatakan 61 21,86 % bertanya bertanya 34 12,18 % memberitahu memberitahu 70 25,08 % berpendapat berpendapat 8 2,88 % menjelaskan menjelaskan 6 2,16 % menegaskan menegaskan 1 0,36 % 2 Direktif Direktif menyuruh menyuruh 28 10,03 % meyakinkan meyakinkan 1 0,36 % mengharap mengharap 1 0,36 % memohon memohon 9 3,24 % memanggil memanggil 5 1,79 % mengajak mengajak 2 0,71 % Mengusir mengusir 2 0,71 % 3 Ekspresif Ekspresif Memintamaaf memintamaaf 4 1,44 % khawatir khawatir 2 0,72 % berterimakasih berterimakasih 6 2,15 % kesal kesal 3 1,08 % memuji memuji 8 2,88 % meragukan meragukan 1 0,36 % kagum kagum 2 0,72 % terkejut terkejut 7 2,52 %

3 digilib.uns.ac.id 56 menyalahkan menyalahkan 5 1,8 % menyapa menyapa 6 2,16 % menyesal menyesal 1 0,36 % mencurigai mencurigai 1 0,36 % kecewa kecewa 1 0,36 % Ekspresif Asertif memuji memberitahu 1 0,36 % 4 Komisif Komsif berjanji berjanji 3 0,36 % Berdasarkan deskripsi tabel seperti tersebut diatas, diketahui bahwa dari 279 unit data, terdapat 4 jenis tindak ilokusi yaitu tindak ilokusi asertif, direktif, ekspresif, dan komisif. Berikut dibawah ini akan disajikan pembahasan jenis dan fungsi tindakilokusi dari data-data sepereti pada tabel tersebut di atas. a. Asertif Jenis tindak tutur asertif merupakan jenis tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas hal yang dikatakannya atau dapat juga dikatakan bahwa penutur terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan. Di dalam penelitian ini ditemukan 180 tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur asertif dan merupakan jenis tindak tutur terbanyak dari tuturan Tinker Bell. Jenis tindak tutur asertif yang ditemukan pada tokoh Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure ini terdiri dari beberapa fungsi tuturan, yaitu mengatakan, bertanya, memberitahu, berpendapat, menjelaskan, dan menegaskan. (1). Mengatakan Di dalam Kamnus Besar Bahasa Indonesia (2008:693), berkata berarti melahirkan isi hati dengan kata-kata. commit Jadi to user tuturan dengan fungsi mengatakan

4 digilib.uns.ac.id 57 adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran untuk melahirkan atau mengungkapkan isi hati atau pikiran dari penutur terhadap mitra tutur. Di dalam klasifikasi tuturan dengan jenis asertif ini, terdapat 60 tuturun dengan fungsi ilokusi mengatakan. Dibawah ini disajikan contoh tuturan dengan fungsi mengatakan. Gambar 1-IV: Tuturan dengan fungsi mengatakan Terence Tinker Bell (BSu) Tinker Bel (BSa) : Let her rip! : And now for hydro-drive. : Sekarang penggerak-hidro. Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell mencoba perahu baru ciptaanya yang ketika itu ditemani sahabatnya Terence. Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat berada di sungai dalam rangka mencoba perahu baru hasil karyanya. Ketika itu dia ditemani sahabatnya yang

5 digilib.uns.ac.id 58 bernama Terence. Saat perahu melaju, Tinker Bell melesat meninggalkan sahabatnya dan kecepatan perahunya kian bertambah saat tuas baling-balingnya ditarik dengan sebelumnya mengucapkan tuturan And now for hydro-drive. Tuturan tersebut berfungsi mengatakan karena hanya ingin mengungkapkan pikiran Tinker Bell yang akan menarik tuas baling-balingnya karena dia merasa perahunya melaju dengan kecepatan yang stabil dan berfikir untuk menambah kecepatannya. Tuturan dalam bahasa sasaran melalui terjemahan subtitle yang diterjemahkan seperti tersebut diatas, masih termasuk kedalam jenis tuturan asertif dengan fungsi mengatakan. Karena hanya bermaksud mengutarakan pikiran Tinker Bell yang akan menarik tuas baling-baling perahunya. Sehingga tidak terjadi perubahan jenis dan fungsi ilokusinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pergeseran dalam bahasa sasarannya. (2). Bertanya Di dalam sebuah blog pendidikan ( diutarakan bahwa menurut Munandar (1988:117), bertanya dapat diartikan sebagai keinginan mencari informasi yang belum diketahui. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1628), bertanya adalah meminta keterangan (penjelasan dan sebagainnya) ataupun dapat berarti meminta supaya diberitahu (tentang sesuatu). Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tuturan dengan fungsi bertanya adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk meminta informasi ataupun penjelasan terhadap mitra tutur. Di dalam penelitian ini, dari klasifikasi jenis tindak ilokusi asertif dengan fungsi bertanya ditemukan 33 tuturan. Adapun contoh tuturannya adalah sebagai berikut.

6 digilib.uns.ac.id 59 Fairy Mary : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Why are you counting? : Mengapa kau berhitung? Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell terhadap Peri Mary saat meminta penjelasan terhadap tingkah Peri Mary di Aula Tongkat Kerajaan yang berhitung mundur, ketika batu bulannya bergerak. Gambar 2-IV: Tuturan dengan fungsi bertanya Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat berada di Aula Tongkat Kerajaan. Tuturan Tinker Bell yang berbunyi Why are you counting? berfungsi menanyakan. Karena Peri Mary menghitung mundur setelah batu bulannya bergerak terkena tangan Tinker Bell dan hal tersebut menimbulkan pertanyaan dalam diri Tinker Bell. Oleh karenayatinker Bell mengucapkan tuturan yang

7 digilib.uns.ac.id 60 bermaksud untuk mendapatkan penjelasan atas perilaku Peri Mary tersebut. Tuturan tersebut diterjemahkan menjadi Kenapa kau berhitung?. Jenis maupun fungsi dari terjemahan tuturan tersebut tetap masih dalam klasifikasi jenis ilokusi asertif dengan fungsi bertanya. Dengan demikian, tuturan tersebut tidak mengalami pergeseran. Tuturan dengan fungsi bertanya ini mempunyai presentase 11,91 %. (3). Memberitahu Memberitahu berarti menjadikan supaya tahu atau mengerti (KBBI, 2008:184). Di dalam dijelaskan bahwa memberitahu atau inform berarti to give information to (someone) atau to be or provide the essential quality of (something) : atau to be very noticeable in (something). Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa tuturan dengan fungsi bertanya adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk memberi pengertian ataupun informasi terhadap mitra tutur. Di dalam klasifikasi jenis tindak ilokusi asertif dengan fungsi memberitahu ini, ditemukan data tuturan sebanyak 73 dengan presentase 26,35 %. Dengan demikian tuturan dengan fungsi memberitahu ini, merupakan tuturan paling banyak yang muncul dalam penelitian ini. Adapun contohnya adalah sebagai berikut.

8 digilib.uns.ac.id 61 Gambar 3-IV: Tuturan dengan fungsi memberitahu Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : I have been picked to make the new fall scepter! : Aku terpilih untuk membuat tongkat musim gugur yang baru! Terence : Hey, that means they... They gave you the moonstone? Konteks tuturan : Tinker Bell mengucapkan tuturan tersebut di kediamannya sesaat setelah kedatangan Terence. Tinker Bell terlihat senang dan meminta Terence menebak hal apakah yang sedang terjadi. Ketika Tinker Bell sedang sibuk mencari sesuatu dirumahnya, Terence datang. Tinker Bell yang terlihat begitu senang meminta Terence untuk menebak apa yang sedang terjadi. Kemudian Tinker Bell dengan tuturannya I have been picked to make the new fall scepter, memberitahu kepada Terence perihal yang sedang terjadi. Dengan melihat konteksnya, dapat diketahui bahwa fungsi tuturan

9 digilib.uns.ac.id 62 Tinker Bell ini adalah memberitahu. Di dalam bahasa sasaran yang berupa subtitle tuturan tersebut diterjemahkan menjadi Aku terpilih untuk membuat tongkat musim gugur yang baru. Terjemahan tersebut masih termasuk kedalam klasifikasi jenis tindak ilokusi asertif dengan fungsi memberitahu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tuturan terebut tidak mengalami pergeseran. (4). Berpendapat Dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia (2005:251), kata pendapat mempunyai padanan dengan kata opini dan kata pandangan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:314), pendapat berarti pikiran dan juga anggapan, atau dapat juga berarti buah pemikiran atau perkiraan (tentang suatu hal, seperti orang, dan peristiwa). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tuturan dengan fungsi berpendapat adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk memberikan pandangan ataupun perkiraan tentang suatu hal. Di dalam penelitian ini, tuturan jenis ilokusi asertif dengan fungsi berpendapat mempunyai jumlah sebanyak 8 dengan presentase sebesar 2,88 %. Adapun contoh dari tuturan dengan fungsi berpendapat disajikan dibawah ini. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Terence : I think it s gonna be perfect. : Ku rasa ini pas. : (Looking up) Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell setelah mencoba meregangkan benda melar yang dibawakan oleh Terence.

10 digilib.uns.ac.id 63 Tinker Bell berada di tepi sungai dan sedang dalam tahap penyelesaian perahunya dan dia membutuhkan benda melar. Gambar 4-IV: Tuturan dengan fungsi berpendapat Ketika Tinker Bell sedang dalam proses merampungkan pembuatan perahunya, sahabatnya Terence datang dan membawakan benda melar. Kemudian Tinker Bell memainkannya dan meregangkannya sembari mengujinya. Ternyata benda tersebut memang benda yang dapat melar atau elastic dan Tinker Bell malah terlilit benda tersebut. Kemudian dia menuturkan I think it s gonna be perfect. Tuturan tersebut mempunyai fungsi berpendapat, karena Tinnker Bell berpandangan bahwa benda tersebut akan dapat digunakan untuk motornya. Tinker Bell sudah menguji benda tersebut bahkan dia sendiri sampai terlilit. Tuturan tersebut diterjemahkan dalam bahasa sasaran dengan bentuk subtitlenya yaitu Ku rasa ini pas. Kata I think yang diterjemahkan menjadi Ku rasa

11 digilib.uns.ac.id 64 secara jelas menyiratkan pendapat Tinker Bell. Dengan demikian, dalam terjemahannya tidak terdapat pergeseran. Karena jenis tindak ilokusinya tetap asertif begitu pula fungsinya juga tetap berpendapat. (5). Menjelaskan Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan bahwa, menjelaskan (2008:626) mempunyai arti menguraikan secara terang dan dapat juga berarti menerangkan. Sehingga dengan berdasar pengertian tersebut, maka tuturan dengan fungsi menjelaskan adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk menguraikan secara terang suatu perihal terhadap mitra tutur. Tuturan dengan fungsi menjelaskan ini berjumlah 6 dengan presentase sebesar 2,16 %. Berikut ini adalah contoh tuturan dengan fungsi menjelaskan. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Terence : Terence, this is not sharp. This is round. : Terence, ini tidak tajam. Ini bundar. : Really, look, if you look inside, it's... Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell sewaktu Terence tiba kembali di rumah Tinker Bell dan membawakannya kompas.

12 digilib.uns.ac.id 65 Gambar 5-IV: Tuturan dengan fungsi menjelaskan Tinker Bell hendak menyelesaikan proses akhir pembuatan tongkat kerajaannya dan tinggal memberi taburan serbuk perak. Tiba-tiba sahabatnya Terence sudah sampai di rumah dan membawa benda (berbentuk bundar dan seperti kompas). Sebelumnya Tinker Bell meminta Terence pergi keluar untuk mencarikannya benda tajam. Kemudian Tinker Bell bertanya kepada Terence, perihal benda tersebut dan Terence menerangkan bahwa itu adalah benda tajam untuk Tinker Bell. Benda tersebut adalah kompas. Oleh karenanya Tinker Bell mengucapkan Terence, this is not sharp. This is round. Tetapi terjadi kesalahpahaman, sebab yang dimaksud benda tajam adalah jarum kompas dan bukannya kompasnya. Tuturan tersebut berfungsi untuk menguraikan secara terang bahwa benda tersebut tidak tajam. Karena Tinker Bell berfikir bahwa Terence telah salah dalam mencari benda. Tuturan tersebut diterjemahkan menjadi

13 digilib.uns.ac.id 66 Terence, ini tidak tajam. Ini bundar. Tuturan tersebut masih mempunyai fungsi menjelaskan. Dengan demikian tidak terjadi pergeseran. (6). Menegaskan Tegas diantaranya mempunyai arti tentu dan pasti atau tidak ragu-ragu lagi. Sedangkan menegaskan dapat berarti mengatakan dengan pasti, tidak raguragu lagi (KBBI, 2008:1650). Jadi tuturan dengan fungsi menegaskan maksudnya adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk mengutarakan suatu hal dengan pasti dan tanpa keragu-raguan. Di dalam penelitian ini, untuk klasifikasi jenis tindak ilokusi asertif dengan fungsi menegaskan, ditemukan sebuah tuturan dengan presentase terkecil yaitu 0,36 %. Adapun tuturan dengan fungsi menegaskan adalah berikut ini. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Terence : Me! Me! : Aku! : Hey, that means they... They gave you the moonstone? Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell sewaktu Terence datang ke rumah Tinker Bell. Tinker Bell megaskan bahwa dirinya terpilih untuk membuat tongkat kerajaan.

14 digilib.uns.ac.id 67 Gambar 6-IV: Tuturan dengan fungsi menegaskan Tinker Bell ketika itu sedang mencari benda-benda di rumahnya yang bisa dipakai untuk membuat tongkat kerajaan. Ketika dia sedang mencari benda-benda tersebut, Terence datang. Kemudian dengan perasaan senang, Tinker Bell meminta Terence untuk menebak apa yanga sedang terjadi. Tetapi Terence tidak mengetahui dan Tinker Bell kemudain memberitahukannya bahwa dirinya telah terpilih untuk membuat tongkat kerajaan. Tidak hanya cukup sampai disitu, kemudian Tinker Bell menegaskan lagi ucapannya dengan tuturan Me! Me!. Ucapan tersebut mempunyai maksud ujaran bahwa Tinker Bell ingin mengutarakan dengan pasti bahwa dirinyalah yang terpilih untuk membuat tongkat kerajaan. Tuturan tersebut jelas mempunyai jenis tindak ilokusi asertif dengan fungsi menegaskan. Tuturan tersebut diterjemahkan menjadi Aku!. Meskipun dalam terjemahannya digunakan teknik reduksi, tapi tuturan tersebut

15 digilib.uns.ac.id 68 berfungsi menegaskan. Terlebih dengan penggunaan tanda seru, yang tampak memberikan tekanan akan fungsi tuturan tersebut. Dalam penelitian ini hanya ditemukan sebuah tuturan dengan jenis tindak ilokusi asertif yang berfungsi menegaskan dan tidak didapati terjadinya pergeseran didalamnya. b. Direktif Di dalam situs dikatakan bahwa directive mempunyai makna having power to direct; tending to direct, guide, or govern; showing the way. Sedangkan Yule (2006:93) menjelaskan bahwa tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jadi maksud dari tindak tutur ini adalah agar mitra tutur mau melakukan apa yang dimaksud oleh penutur. Di dalam penelitian ini, ditemukan 48 tuturan dengan jenis tindak ilokusi direktif. Jumlah tuturan dengan jenis tindak ilokusi direktif ini berada di urutan ketiga setelah jenis tindak tutur ilokusi asertif. TuturanTinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure, yang termasuk dalam tindak ilokusi direktif ini, terdiri dari beberapa tuturan dengan fungsi yang berbeda-beda. Adapun beberapa fungsi yang termasuk ke dalam jenis tindak ilokusi direktif ini adalah menyuruh, meyakinkan, mengharap, memohon, meminta, memanggil, dan mengajak. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut. (1). Menyuruh Menyuruh bermakna memerintah supaya melakukan sesuatu atau memerintah supaya pergi ke suatu tempat untuk melakukan sesuatu atau dapat

16 digilib.uns.ac.id 69 juga berarti mengutus (KBBI, 2008:1568). Jadi tuturan dengan jenis tindak ilokusi direktif dengan fungsi menyuruh adalah tuturan dengan maksud ujaran penutur untuk memerintah mitra tutur agar melakukan sesuatu. Terdapat 26 tuturan dengan fungsi menyuruh dan merupakan fungsi tuturan dengan jumlah terbanyak dalam klasifikasi jenis tindak ilokusi direktif ini. Adapun jumlah presentasenya adalah 9,38 %. Berikut disajikan contoh dari tuturan dengan fungsi menyuruh. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Cheeze : Yeah, that s it! Keep going. Keep going! : Ya, seperti itu! Teruskan! : (Paddling) Konteks tuturan :Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat berada di tepi sungai ketika mencoba baling-baling kayuh penggerak perahunya. Gambar 7-VI: Tuturan dengan fungsi menyuruh

17 digilib.uns.ac.id 70 Tinker Bell sedang menyelesaikan pembuatan perahu barunya dan dia ingin mencoba pedal baling-balingnya. Kemudian dia menyesuaikan piranti bagian bawah perahunya dan menyuruh temannya Cheese untuk mengayuhnya. Baling-baling pedalnya ternyata dapat berfungsi dengan baik dan kemudian Tinker Bell menyuruh Cheese lagi untuk tetap mengayuh pedalnya dengan tuturan Yeah, that s it! Keep going! Keep going!. Tuturan tersebut jelas mempunyai fungsi menyuruh, terlebih dari kalimatnya Keep going!. Tuturan tersebut diterjemahkan menjadi Ya, seperti itu. Teruskan! Walaupun terdapat teknik reduksi pada tuturan tersebut, tetapi tidak terdapat pergeseran. Sebab bahasa sasarannya tetap termasuk dalam klasifikasi jenis tindak ilokusi direktif dengan fungsi menyuruh. (2). Meyakinkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1819) kata yakin mempunyai arti percaya (tahu, mengerti) sungguh-sungguh (merasa pasti tidak salah lagi). Ditambahkan lagi, meyakinkan mempunyai makna menjadikan (menyebabkan) yakin. Sedangkan dalam kamus Indonesia-Inggris (1998:616) kata meyakinkan mempunyai arti convince. Sedangkan convince mempunyai makna to cause (someone) to believe that something is true ( Jadi tuturan jenis tindak ilokusi direktif dengan fungsi meyakinkan merupakan tuturan dengan maksud ujaran penutur menjadikan mitra tutur percaya dengan sungguh-sungguh perihal yang dituturkan oleh penutur. Tuturan dengan fungsi meyakinkan ini hanya ada satu dengan presentase sebesar 0,36 %. Adapun tuturan dengan fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

18 digilib.uns.ac.id 71 Tinker Bell (BSu) : I m sure the queen wants to see me about something completely unrelated. Tinker Bell (BSa) : Aku yakin Ratu ingin menemuiku tentang hal yang tak berkaitan. Viola : (Blowing trumpet) Konteks tuturan :Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat dia dijemput Viola (peri pengawal) untuk menemui Ratu Peri di istana. Tinker Bell menduga pemanggilannya berkaitan dengan permasalahannya dengan si kumbang bau. Gambar 8-IV: Tuturan dengan fungsi meyakinkan Ketika Tinker Bell dan Terence sedang berbincang-bincang setelah perahu barunya menabrak pohon, tak selang berapa lama, Viola (peri utusan sang Ratu) datang menghampiri Tinker Bell. commit Tinker to Bell user diminta mengahadap Ratu Clarion.

19 digilib.uns.ac.id 72 Akhirnya Tinker Bell mengikuti Viola menuju istana. Dia berusaha meyakinkan Viola bahwa keinginan Ratu untuk menemuinya karena telah terjadi kesalahpahaman. Mungkin agar Viola tidak berburuk sangka terhadap Tinker Bell. Kemudian dengan tuturan yang befungsi meyakinkan, Tinker Bell mengucapkan I m sure the queen wants to see me about something completely unrelated yang kemudian diterjemahkan dengan Aku yakin Ratu ingin menemuiku tentang hal yang tak berkaitan. Tidak terdapat pergeseran pada terjemahannya. Karena tuturan tersebut masih memiliki fungsi meyakinkan dengan jenis ilokusi direktif. (3). Mengharap Harap berarti keinginan supaya sesuatu terjadi (KBBI, 2008:524). Lebih lanjut ditambahkan bahwa berharap mempunyai arti berkeinginan supaya terjadi. dijelaskan bahwa hope mempunyai makna to want something to happen or be true and think that it could happen or be true. Jadi tuturan dengan fungsi mengharap merupakan tuturan dengan maksud ujaran penutur yang mengingkan sesuatu hal dapat terjadi atau menjadi nyata. Hanya terdapat sebuah tuturan dengan fungsi mengharap di dalam klasifikasi jenis tindak ilokusi direktif ini, dengan presentase sebesar 0,36 %. Adapun tuturan tersebut adalah berikut ini. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Fairies : Please work! Please work! Please work! : Semoga berhasil! : (Cheering) Konteks tuturan :Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat sedang menunggu lintasan sinar yang commit mengarah to user ke tongkat batu bulannya. Semua

20 digilib.uns.ac.id 73 peri yang berada di kerajaan menunggu keberhasilan batu bulan untuk menghasilkan serbuk peri. Gambar 9-IV:Tuturan dengan fungsi mengharap Tinker Bell yang sudah memecahkan Batu Bulan yang menjadi amanat baginya dan telah mengalami petualangan panjang untuk mengembalikan keadaan seperti semula sangat menginginkan apa yang dikehendakinya bisa terjadi. Sekembalinya dari usahanya mencari cermin Incanta, yang ternyata tidak bisa berhasil mengembalikan Batu Bulannya, Tinker Bell mendapat ide untuk merekontruksi tongkat kerajaan beserta batu bulannya. Setelah mencapai kerajaan diapun berharap-harap cemas agar apa yang telah dia kerjakan dapat membawa keberhasilan (Batu Bulan tetap dapat menghasilkan serbuk peri). Dengan menuturkan Please work! Please work! Please work!, dia sangat menginginkan

21 digilib.uns.ac.id 74 usahanya berhasil. Tuturan tersebut diterjemahkan menjadi Semoga berhasil! dan menghasilkan tuturan dengan fungsi yang sama. Sehingga tidak terdapat pergeseran. (4). Memohon Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1196) memohon berarti meminta dengan hormat. Meminta dengan hormat atau sopan dalam bahasa Inggris dapat dilakukan dengan menempatkan I sebagai subjek ataupun dengan you sebagai subjek ( Lebih lanjut ditambahkan bahwa untuk subjek I maka dapat dipasangakan dengan modals could dan may (contoh: May I ask something?, Could I follow you?) sedangkan untuk subjek you dipasangkan dengan modals could, will, would (contoh: Could you open the door?, Will you join me?, Would you accompany me to the campus?). Dengan demikian tuturan dengan fungsi memohon merupakan tuturan dengan maksud ujaran penutur untuk meminta mitra tutur melakukan sesuatu dengan sopan. Terdapat 4 tuturan yang memlikiki fungsi memohon, dengan presentase sebesar 1,44 %. Adapun contoh dari tuturan tersebut adalah sebagai berikut. Blaze : (Grunting and exclaiming) Tinker Bell (BSu) : Will you please get out of here? (DVD A) Tinker Bell (BSa) : Pergilah dari sini! Konteks tuturan :Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat sedang berada di balon terbangnya. Dia bertemu dengan kunang-kunang dan berusaha mengusirnya.

22 digilib.uns.ac.id 75 Gambar 10-IV:Tuturan dengan fungsi memohon Tinker Bell terbang menggunakan balon udaranya menuju pulau dimana kapal bajak laut karam. Di tengah perjalanan dia kebetulan bertemu dengan kunang-kunang. Tapi dia tidak menginginkan keberadaannya dan berusaha mengusirnya. Dia berkali-kali berusaha mengusir kunang-kunang tersebut hingga akhirnya dia meminta dengan lebih halus dengan mengucapkan Will you please get out of here? Tinker Bell sedemikian memohon pada kunang-kunang tersebut untuk pergi, karena Tinker Bell merasa tidak ingin terbebani ataupun terganggu. Tuturan tersebut kemudian diterjemahkan menjadi Pergilah dari sini!. Tuturan dalam bahasa sumber mempunyai fungsi memohon, sedangkan jika diamati, tuturan dalam bahasa sasarannya mempunyai fungsi menyuruh ataupun fungsi mengusir. Sehingga terdapat pergeseran, walaupun hanya dalam tataran fungsi tuturannya.

23 digilib.uns.ac.id 76 Berikut adalah contoh lain dari tuturan dengan fungsi memohon yang tidak mengalami pergeseran. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Terence : Now, would you please get this thing out of here? : Bisakah kau menyingkirkan benda ini dari sini? : (Looking up) Konteks tuturan :Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat Terence dianggap telah selah membawakannya benda yang dimaksud. Tinker Bell merasa gerah dengan aktivitas Terence, hingga dia memintanya keluar untuk mencarikan benda tajam. Setela Terence kembali dan membawakan sebuah benda. Tinker Bell menjadi kian gerah karena benda yang dibawakannya tidak berbentuk tajam, melainkan bundar. Melalui tuturan Now, would you please get this thing out of here? dengan menahan perasaan geramnya, Tinker Bell meminta dengan hormat kepada Terence untuk menyingkarkan benda tersebut. Terjemahannya menjadi berbunyi Bisakah kau menyingkirkan benda ini dari sini? Bahasa sasarannya akan lebih baik lagi jika diterjemahkan menjadi Sekarang, tolong bisakah kamu menyingkirkan benda ini dari sini? Meskipun demikian, Tuturan tersebut jika dibandingakan dengan contoh tuturan diatasnya terlihat berbeda. Sebab contoh tuturan yang kedua ini tidak mengalami perubahan fungsi. Sehingga tidak ditemukan pergeseran. (5). Memanggil Memanggil bermakna mengajak (meminta) datang (kembali, mendekat, dan sebagainya) dengan menyerukan nama dan sebagainya (KBBI, 2008:1117). Jadi tuturan dengan fungsi memanggil meupakan tuturan dengan maksud ujaran

24 digilib.uns.ac.id 77 penutur untuk meminta datang mitra tutur dengan cara menyeru namanya. Tuturan dengan fungsi memanggil yang ditemukan dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure ini berjumlah 4 dengan presentase sebesar 1,44 %. Adapun contoh dari tuturan tersebut adalah sebagai berikut. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Blaze : Blaze! : Blaze! : (Coming) Gambar 11-IV:Tuturan dengan fungsi memanggil Konteks tuturan :Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell sewaktu tersadar setelah terjatuh di sebuah hutan. Dia mencari Blaze dan akhirnya mengucapkan tuturan tersebut (memanggil). Tinker Bell sewaktu terbang mencari balon terbangnya, tertabrak dan terlilit daun yang besar. Akhirnya diapun terjatuh dan sempat pingsan. Setelah dia

25 digilib.uns.ac.id 78 tersadar kemudian dia mencari Blaze dan menyeru namanya dengan tuturan Blaze! Tuturan tersebut memiliki fungsi memanggil dan diterjemahkan dengan Pure Borrowing yaitu Blaze! Terejemahannyapun masih merupakan tuturan dengan jenis tindak ilokusi direktif dengan fungsi memanggil. Karena ucapan Tinker Bell dengan menyeru nama Blaze tersebut bermaksud untuk meminta kedatanggannya. Sehingga tuturan tersebut tidak mengalami pergeseran. (6). Mengajak Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:23) diterangkan bahwa mengajak adalah meminta (menyilakan, menyuruh, dan sebagainya) supaya turut datang dan sebagainya atau mengajak dapat pula berarti membangkitkan hati supaya melakukan sesuatu. Sehingga dapat dimaknai bahwa tuturan dengan fungsi mengajak adalah tuturan dengan maksud ujaran penutur untuk membangkitkan hati mitra tutur supaya turut melakukan sesuatu. Di dalam penelitian ini, hanya terdapat sebuah tuturan dengan fungsi mengajak dengan presentase sebesar 0,36 %. Adapun tuturannya adalah sebagai berikut. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : We gotta find that mirror and fix the moonstone. Let s go! : Kita harus mencari cermin itu dan memperbaiki batu bulan. Ayo! Blaze : (Furrowing in agreement) Konteks tuturan :Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell setelah mencapai pantai dan melihat kapal bajak laut. Dia bersemangat dan mengucapkan tuturan tersebut terhadap Blaze.

26 digilib.uns.ac.id 79 Gambar 12-IV: Tuturan dengan fungsi mengajak Setelah melewati jembatan yang dijaga oleh dua orang raksasa, kemudian Tinker Bell dan Blaze akhirnya mencapai pantai dan menemukan kapal bajak laut tempat dimana cermin ajaib Incanta terkubur. Tinker Bell terlihat begitu bersemangat dan mengucapkan tuturan We gotta find that mirror and fix the moonstone. Let s go! dengan maksud untuk membangkitkan hati temannya Blaze untuk segera bergegas guna menemukan cermin ajaib. Tuturan tersebut diterjemahkan menjadi Kita harus mencari cermin itu dan memperbaiki batu bulan. Ayo!. Jelas sekali bahwa tuturan tersebut mempunyai fungsi mengajak. Sehingga didalamnya tidak terdapat pergeseran. (7). Mengusir Mengusir adalah menyuruh pergi dengan paksa (2008:1792). Jadi tuturan dengan fungsi mengusir merupakan tuturan dengan maksud ujaran penutur untuk

27 digilib.uns.ac.id 80 menyuruh pergi dengan paksa mitra tutur. Di dalam penelitian ini, terdapat 3 tuturan dengan jenis tindak ilokusi direktif dengan fungsi menyuruh. Sedangkan presentasenya berjumlah 1,08 %. Adapun salah satu contohnya adalah berikut ini. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Blaze : Out. Out. Shoo. Go. Find your friends. : Keluar. Pergi Cari teman-temannmu. : (Looking for the friends) Konteks tuturan :Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat sedang dalam perjalanan menggunakan balon terbangnya. Ada seekor kunangkunang secara tidak sengaja masuk ke dalam balon terbangnya. Gambar 13-IV:Tuturan dengan fungsi mengusir Saat sedang dalam perjalanan dengan balon terbangnya, Tinker Bell secara tidak sengaja bertemu dengan seekor kunang-kunang. Tapi Tinker Bell tidak ingin diikutinya dan merasa commit terganggu to user dengan keberadaannya. Akhirnya

28 digilib.uns.ac.id 81 Tinker Bell mengusirnya dengan menuturkan Out. Out. Shoo. Go. Find your friends. Tuturan tersebut jelas mempunyai maksud atau fungsi untuk mengusir mitra tutur, yaitu Blaze. Apalagi dengan adanya tambahan penggunaan Onomatope memberi kesan lebih menyangatkan fungsi mengusir pada tuturan tersebut. Dengan adanya tambahan penggunaan Onomatope pada tuturan tersebut, menegaskan bahwa Tinker Bell memaksa Blaze untuk pergi. Tuturan tersebut dalam bahasa sumbernya diterjemahkan menjadi Keluar. Pergi. Cari temantemanmu. Teknik reduksi yang digunakan pada bentuk Onomatope dalam bahasa sasaran tersebut tampak mengurangi kesan menyangatkan, meskipun terjemahan tersebut tidak mengalami pergeseran. c. Ekspresif Yule (2006:93) menjelaskan bahwa tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang diarasakan oleh penutur dan mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan atau kesengsaraan. Sedangkan dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia (2003:82), ekspresif dapat juga berarti tepat dalam mengungkapkan atau menyatakan maksud perasaan. Jadi maksud dari tindak tutur ini adalah mencerminkan kondisi perasaan penutur. Di dalam penelitian ini, ditemukan 48 tuturan dengan jenis tindak ilokusi ekspresif. Jumlah tuturan dengan jenis tindak ilokusi ekspresif ini berada di urutan ke dua setelah jenis tindak tutur ilokusi asertif. Tuturan Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure, yang termasuk dalam tindak ilokusi ekspresif commit to ini, user terdiri dari beberapa tuturan dengan

29 digilib.uns.ac.id 82 fungsi yang berbeda-beda. Adapun beberapa fungsi yang termasuk ke dalam jenis tindak ilokusi ekspresif ini adalah meminta maaf, berterimakasih, memuji, menyalahkan, menyapa (sapaan), menyesal, mengungkapkan perasaan kecewa, mengungkapkan perasaan ragu-ragu, mengungkapkan perasaan kagum ataupun heran, mengungkapkan perasaan terkejut, mengungkapkan perasaan khawatir, mengungkapkan perasaan kesal, mengungkapkan perasaan curiga. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut. (1). Meminta maaf Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1029), minta berarti berharap supaya diberi atau mendapatkan sesuatu. Pada halaman 960, diterangkan bahwa maaf berarti ampun ataupun pembebasan dari tuntutan kesalahan atau kekeliruan. Dengan demikian meminta maaf berarti mengharapkan supaya mendapatkan ampun atau pembebasan dari tuntutan kesalahan. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tuturan dengan fungsi meminta maaf adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk mendapatkan ampunan atas kesalahannya terhadap mitra tutur. Di dalam penelitian ini, dari klasifikasi jenis tindak ilokusi ekspresif dengan fungsi meminta maaf ditemukan 4 tuturan. Adapun contoh tuturannya adalah sebagai berikut. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Beetle : Sorry. : Maaf. : (Buzzing)

30 digilib.uns.ac.id 83 Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat sedang mencoba perahu barunya. Perahu tersebut melaju sangat kencang dan akhirnya menabrak seekor kumbang. Gambar 14-IV: Tuturan dengan fungsi meminta maaf Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat sedang mencoba menjalankan perahu barunya. Perahu barunya melaju dengan sangat cepat dan akhirnya menabrak seekor kumbang. Kata sorry dalam bahasa sumber jelas-jelas berupa penanda tuturan dengan fungsi meminta maaf. Tinker Bell merasa bersalah karena telah menabrak kumbang dan akhirnya meminta maaf. Tuturan tersebut diterjemahkan dengan akurat kedalam bahasa sasaran dengan maaf, yang berarti juga mengharapkan ampunan. Dengan demikian didalam terjemahannya tidak terdapat pergeseran, karena tuturannya tetap berupa tindak tutur ilokusi ekspresif

31 digilib.uns.ac.id 84 dengan fungsi meminta maaf. Di dalam penelitian ini terdapat 4 tuturan dengan fungsi meminta maaf dan presesentasenya sebesar 1,44 %. (2). Berterimakasih Dalam dijelaskan bahwa thank merupakan ungkapan untuk mengekspresikan rasa syukur. Pengertian yang hampir sama juga dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1692) bahwa berterima kasih berarti mengucap atau melahirkan rasa syukur ataupun dapat berarti membalas budi setelah menerima kebaikan. Sehingga dapat dimaknai bahwa tuturan dengan fungsi berterima kasih adalah tuturan dengan maksud ujaran penutur untuk mengucap atau melahirkan rasa syukur setelah menerima kebaikan dari mitra tutur. Di dalam penelitian ini, terdapat 7 tuturan dengan fungsi berterimakasih dengan presentase sebesar 2,52 %. Adapun contoh tuturannya adalah sebagai berikut. Fairy Mary : Be careful. It is ridiculously fragile. Tinker Bell (BSu) : Thank you! Tinker Bell (BSa) : Terima kasih! Konteks tuturan :Tinker Bell mengucapkan tuturan tersebut saat di dalam istana peri, setelah dia direkomendarisan diberi kepercayaan peri Mary untuk mengemban tugas mulia, yaitu membuat tongkat musim gugur.

32 digilib.uns.ac.id 85 Gambar 15-IV:Tuturan dengan fungsi berterima kasih Tinker Bell direkomendasikan dan diberi kepercayaan oleh peri Mary untuk membawa batu bulan yang sangat berharga untuk ditempatkan pada tongkat musim gugur yang akan dibuat Tinker Bell. Tinker Bell merasa bangga dan berterima kasih kepada peri Mary. Oleh karenanya Tinker Bell mengucapkan Thank you! Tuturan tersebut merupakan tuturan langsung yang berfungsi untuk mengekspresikan rasa syukur. Tuturan tersebut diterjemahkan dengan akurat dalam subtitle menjadi Terima kasih!. Jelas sekali tidak terjadi pergeseran dalam bahasa sasaran, karena terjemahan tersebut mempunyai fungsi tuturan yang sama. (3). Memuji Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1223), kata puji berarti pernyataan rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus akan kebaikan ataupun

33 digilib.uns.ac.id 86 keunggulan sesuatu. Sedangkan memuji diartikan melahirkan keheranan dan penghargaan kepada sesuatu (yang dianggap baik, indah, gagah berani, dan sebagainya). Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tuturan dengan fungsi memuji adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk mengungkapkan penghargaan yang tulus. Di dalam penelitian ini, dari klasifikasi jenis tindak ilokusi ekspresif dengan fungsi memuji ditemukan 8 tuturan. Adapun contoh tuturannya adalah sebagai berikut. Minister of Autumn : Behold, the Hall of Scepters Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : They re beautiful. : Indah sekali. Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat berada di kerajaan, tepatnya saat ditunjukkan ruangan tempat menyimpan tongkattongkat kerajaan. Gambar 16-IV:Tuturan dengan fungsi memuji

34 digilib.uns.ac.id 87 Menteri Musim Gugur menunjukkan Tinker Bell ruangan tempat menyimpan tongkat-tongkat kerajaan (tongkat tempat batu bulan). Tongkattongkat yang tersimpan di dalam ruangan tersebut nampak begitu indah dan akhirnya Tinker Bell menuturkan They re beautiful. Tuturan tersebut berfungsi memuji sebab mengekspresikan penghargaan Tinker Bell akan keindahan tongkattongkat tersebut. Tuturan tersebut kemudian dalam subtitlenya kemudian diterjemahkan menjadi Indah sekali. Terjemahan tersebut juga mempunyai fungsi memuji. Oleh karenanya, terjemahan tersebut tidak mengalami pergeseran. (4). Menyalahkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1345) menyalahkan diartikan dengan melemparkan kesalahan kepada seseorang atau sesuatu. Sedangkan salah itu sendiri berarti tidak benar atau keliru. Definisi yang senada juga diterangkan dalam bahwa blame bermakna to say or think that a person or thing is responsible for something bad that has happened. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tuturan dengan fungsi menyalahkan merupakan tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk melemparkan tanggumg jawab ataupun kekeliruan atas apa yang telah terjadi kepada mitra tutur. Di dalam penelitian ini, ditemukan 5 tuturan yang berfungsi menyalahkan dengan presentase sebesar 1,8 %. Berikut ini adalah contoh dari tuturan dengan fungsi menyalahkan. Blaze Tinker Bell (BSu) : (Buzzing) : This mirror was my last chance. This is all your fault.

35 digilib.uns.ac.id 88 Tinker Bell (BSa) : Cermin ini peluang terakhirku. Ini semua kesalahanmu. Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat permintaannya terhadap cermin ajaib tidak terkabul dan diyakininya bahwa hal tersebut terjadi karena ulah Blaze. Gambar 17-IV:Tuturan dengan fungsi menyalahkan Saat berada di depan cermin ajaib Incanta, Tinker Bell berusaha menenangkan dirinya karena dia merasa gugup. Tetapi Blaze yang bergerak kian kemari membuat Tinker Bell terganggu dan akhirnya dia meminta Blaze untuk diam selama semenit saja. Tidak disangka, ucapan Tinker Bell tersebut dianggap menjadi sebuah permintaan bagi cermin ajaib dan Tinker Bell tidak dapat meminta cermin ajaib mengabulkan permintaannya untuk mengembalikan Batu Bulan yang hancur. Akhirnya Tinker Bell pun marah dan mengucapkan tuturan This mirror was my last chance. commit This is to all user your fault. Maksud ujaran tersebut

36 digilib.uns.ac.id 89 adalah mengungkapkan bahwa kejadian tersebut merupakan kesalahan Blaze. Jadi tuturan tersebut berfungsi menyalahkan. Tuturan tersebut diterjemahkan dengan akurat menjadi Cermin ini peluang terakhirku. Ini semua kesalahanmu! Terjemahan tersebut mempunyai maksud melimpahkan kesalahan atau tanggung jawab kepada Blaze. Dengan demikian, dalam terjemahannya tidak ditemukan pergeseran, karena fungsi tuturannya tidak berubah. (5). Menyapa Sapaan berarti teguran ataupun ajakan untuk bercakap-cakap (KBBI, 2008:1364). Maka tuturan dengan fungsi menyapa, berarti tuturan yang mengacu pada maksud ujaran untuk menegur untuk mengajak bercakap-cakap. Dalam bahasa Inggris, terdapat banyak tuturan sebagai tanda teguran saat hendak melakukan percakapan, misal Hello, Hi, Good morning, Good afternoon, dan sebagainya. Ada pula sapaan yang berupa bahasa gaul atau slang yang digunakan antar teman dekat, misalnya Howdy, Hiya, Whazzup, Yo, G day ( Di dalam kategori tindak tutur jenis ilokusi ekspresif dengan fungsi menyapa ini, terdapat 6 tuturan dengan presentase sebesar 2,16 %. Tuturan dengan fungsi menyapa tersebut tidak ada yang termasuk kedalam kategori bahasa gaul atau slang. Adapun salah satu contohnya adalah sebagai berikut. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Fairy Gary : Fairy Gary. Hi. : Peri Gary. Hai. : Hello, Tink. What brings you here?

37 digilib.uns.ac.id 90 Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat mendatangi tempat bekerja Fairy Gary. Tinker Bell bermaksud meminta serbuk peri kepada peri Gary. Gambar 18-IV:Tuturan dengan fungsi menyapa Setelah menyelesaikan semua persiapan untuk perjalanan petualangannya, Tinker Bell mendatangi tempat kerja peri Gary untuk meminta serbuk peri sebagai tambahan bekal untuk perjalanannya. Dia bertemu peri Gary dan menegurnya dengan tuturan Fairy Gary. Hi. Tuturan tersebut jelas merupakan berfungsi menyapa. Tinker Bell membuka percakapan dengan tuturan tersebut. Tuturan tersebut tidak bersifat sambil lalu, maksudnya hanya menyapa, kemudian tidak ada kelanjutan percakapan. Setelah Tinker Bell mengucapkan tuturan tersebut, terjadi percakapan antara peri Gary dan Tinker Bell perihal permintaan Tinker Bell akan serbuk peri. Tuturan tersebut diterjemahkan dengan akurat kedalam

38 digilib.uns.ac.id 91 bahasa sasaran menjadi Peri Gary. Hai. Terjemahan tersebut juga berfungsi menyapa. Jadi terjemahan dalam bahasa sasaran tidak mengalami pergeseran. (6). Menyesal Menyesal berarti merasa tidak senang atau tidak bahagia (susah, kecewa, dan sebagainya) karena (telah melakukan) sesuatu yang kurang baik, misal dosa, kesalahan, dan sebagainya (KBBI, 2008:1435). Pengertian tersebut dapat memberikan pengertian bahwa tuturan dengan fungsi menyesal bermakna tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk mengekspresikan perasaan tidak senang atau tidak bahagia (misal susah, kecewa) atas kesalahan yang telah dilakukan. Di dalam penelitian ini, hanya ditemukan sebuah tuturan dengan fungsi menyesal. Berikut dibawah ini adalah tuturan dengan fungsi menyesal. Tinker Bell Terence Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : (Reprimanding, expelling) : (Leaving) : No. : Tidak. Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell sesaat setelah dia menendang kompas yang akhirnya mengenai dan memecahkan batu bulannya.

39 digilib.uns.ac.id 92 Gambar 19-IV: Tuturan dengan fungsi menyesal Tinker Bell menjadi marah, memarahi dan menyalahkan Terence karena tongkat musim gugurnya hancur tertimpa kompas. Kemarahan Tinker Bell kian menjadi dan untuk meluapkan kemarahannya, dia menendang kompas. Tetapi malang, tutup kompas menjadi tertarik dan akhirnya menimpa dan memecahkan batu bulan yang ada didekatnya. Akhirnya Tinker Bell mengucapkan No, yang diterjemahkan menjadi Tidak. Tuturan tersebut diterjemahkan secara akurat kedalam bahasa sumber. Meskipun demikian, untuk memahami tuturan tersebut, harus melihat konteksnya. Tuturan tersebut bukan meruapkan sebuah penyangkalan ataupun negasi, tetapi berfungsi untuk mengekspresikan penyesalan atas apa yang telah dilakukannya (menendang kompas dan akhirnya memacahkan batu bulan). Terjemahan tuturan

40 digilib.uns.ac.id 93 tersebut tidak mengalami pergeseran, karena tetap mempunyai fungsi untuk mengekspresikan penyesalan. (7). Mengungkapkan Perasaan Kecewa. Kecewa dapat dimaknai sebagai rasa tidak puas karena tidak terkabul keinginannya ataupun harapannya (KBBI, 2008: 703). Dalam bahasa Inggris kecewa dapat diterjemahkan menjadi disappointed. Adapun pengertiannya adalah feeling sad, unhappy, or displeased because something was not as good as expected or because something you hoped for or expected did not happen ( Dengan demikian, tuturan dengan fungsi mengungkapkan perasaan kecewa merupakan tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk mengekspresikan ketidaksenangan ataupun ketidakpuasan perasaan terhadap sesuatu hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun harapannya. Didalam klasifikasi tuturan jenis tindak ilokusi ekspresif ini, hanya ditemukan sebuah tuturan yang mempunyai fungsi mengungkapkan perasaan kecewa, dengan presentase sebesar 0,36 %. Adapun tuturan yang dimaksud, adalah sebagai berikut. Tinker Bell Blaze Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : (Convincing Blaze) : (Squeaking and waiting for Tinker Bell) : Oh, no. : Oh, tidak. Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell sesaat setelah dia mencapai lokasi yang dia perkirakan sebagai gerbang batu.

41 digilib.uns.ac.id 94 Setelah dia sampai, disadarinya bahwa itu merupakan gerbang pohon dahan bengkok. Gambar 20-IV: Tuturan dengan fungsi kecewa Tinker Bell melabuhkan balon terbangnya pada sebuah pohon. Karena dia merasa melihat sebuah gerbang batu, mirip dengan apa yang diceritakan dan digambarkan pada pertunjukan teater dongeng. Dia terbang menghampiri lokasi tersebut. Setelah sampai, apa yang dia sangkan berbeda dengan apa yang dia lihat. Ternyata lokasi tersebut bukan merupakan gerbang batu, tetapi hanya gerbang pohon dahan bengkok. Dia kemudian mengucapkan Oh, no yang diterjemakan menjadi Oh, tidak. Penjelasan pada tuturan ini, mirip dengan penjelasan pada tuturan dengan fungsi menyesal. Untuk memahami tuturan tersebut, harus melihat kontesnya. Karena tuturan tersebut bukan merupakan pernyataan negasi ataupun penyangkalan. Melainkan mempunyai fungsi mengungkapkan

42 digilib.uns.ac.id 95 perasaan kecewa. Tinker Bell kecewa karena lokasi yang didapatinya tidak seperti apa yang dia harapkan. Tuturan tersebut tidak mengalami pergeseran, karena bahasa sasarannya masih memiliki jenis tindak ilokusi dan fungsi yang sama. (8). Mengungkapkan Perasaan Ragu-ragu Ragu-ragu berarti bimbang, sangsi atau kurang percaya (KBBI, 2008: 1250). Dalam bahasa Inggris, ragu-ragu diterjemahkan menjadi doubt. Doubt memiliki makna to be uncertain about (something) or to have no confidence in (someone or something) ( Dengan demikian tuturan dengan fungsi tersebut diatas, merupakan tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk mengekspresikan ketidakyakinannya akan suatu hal. Di dalam penelitian ini, hanya terdapat sebuah tuturan dengan fungsi mengungkapkan perasaan ragu-ragu. Adapun tuturan tersebut adalah sebagai berikut. Queen Clarion : This year,it is the turn of the tinker fairies. And Fairy Mary has recommended you. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Me? But I m I m. : Aku? Tapi aku... aku Konteks tuturan : Sewaktu berada di Aula Tongkat Kerajaan, Tinker Bell mendapat keterangan dari sang Ratu bahwa dirinya telah direkomendasikan oleh Peri Mary. Kemudian dia mengucapkan tuturan tersebut.

43 digilib.uns.ac.id 96 Gambar 21-IV:Tuturan dengan fungsi ragu-ragu Saat berada di dalam Aula Tongkat Kerajaan, Ratu Clarion memberikan informasi kepada Tinker Bell perihal penunjukannya sebagai peri yang nantinya akan membuat Tongkat Musim Gugur selanjutnya. Ratu Clarion mengatakan bahwa Peri Mary lah yang memberikan rekomendasi akan penunjukannya. Kemudian seolah tidak yakin dengan kemampuan dirinya, kemudian Tinker Bell menuturkan Me? But I m I m yang diterjemahkan menjadi Aku? Tapi aku aku Kalimat yang akan dibentuk melalui tuturan tersebut nampak belum selesai. Tinker Bell terlihat gagap, hingga kata yang dia ucapkan berulang. Di dalam artikel dari American Speech-Language-Hearing Association dijelaskan bahwa Stuttered speech often includes repetitions of words or parts of words ( Pengulangan yang terjadi seolah ingin mengekspresikan keraguan-raguan dalam diri Tinker

44 digilib.uns.ac.id 97 Bell akan kemampuannya. Film Tinker Bell And the Lost Treasure merupakan film anak. Sehingga pembuat film kemungkinan juga akan menambahkan karakter bahasa anak. Dalam cuplikan artikel karya dengan judul The Function of Repetition in Child Language as Part of an Integrated Theory of Developmental Linguistics karya Raffler Engel yang dimuat dalam situs dijelaskan bahwa salah satu tujuan anak melakukan repetisi adalah as a means of easing the process of conveying the message. Walaupun penelitian dalam artikel ini dilakukan pada anak dengan usia dua tahun, setidaknya dapat memberikan gambaran bahwa repetisi atau pengulangan pada anak mempunyai maksud. Tuturan Tinker Bell diterjemahkan dengan akurat kedalam bahasa sasaran dan tidak terdapat pergeseran didalamnya. Tuturan tersebut mempunyai fungsi untuk mengekspresikan keragu-raguan pada diri Tinker Bell. (9). Mengungkapkan Perasaan Kagum Kagum dapat diartikan dengan heran (ada rasa memuji), takjub, atau tercengang (KBBI, 2008: 657). Oleh karenanya, tuturan dengan fungsi mengungkapkan perasaan kagum merupakan tuturan yang mengacu pada maksud ujaran untuk mengekspresikan perasaan takjub penutur akan sesuatu ataupun seseorang. Di dalam penelitian ini, terdapat 2 tuturan dengan fungsi mengungkapkan perasaan kagum. Salah satu contoh tuturan tersebut adalah sebagai berikut. Terence : Just a little bit of pixie dust up front will get this baby going. That should do the trick.

45 digilib.uns.ac.id 98 Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Wow! : Wah! Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell setelah balon udaranya diolesi serbuk peri oleh Terence. Ternyata serbuk peri yang hanya tinggal sedikit masih dapat membuat balon udaranya terbang cepat. Gambar 22-IV:Tuturan dengan fungsi kagum Setelah semua, kemudian Terence mengolesi bagian depan lambung balon terbang dengan sedikit serbuk peri yang masih tersisa. Ternyata serbuk peri yang tinggal sedikit tersebut masih dapat membuat balon terbang tersebut melaju cepat. Karena kagum, akhirnya Tinker Bell mengucakan kata seru Wow! yang diterjemahkan menjadiwah! commit. Kata to user wah berfungsi untuk menyatakan

46 digilib.uns.ac.id 99 perasaan kagum ( Dengan demikian tuturan tersebut tidak mengalami pergeseran. (10). Mengungkapkan Perasaan Terkejut Terkejut mempunyai arti terperanjat ataupun kaget (KBBI, 2008:710). Ketika seseorang mendapati sesuatu hal atau kejadian yang tidak disangka sebelumnya dan terjadi secara tiba-tiba maka orang dapat menjadi terkejut. Tuturan dengan fungsi mengungkapkan perasaan terkejut merupakan tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur saat mengekspresikan perasaan sewaktu mendapati kejadian tiba-tiba terjadi. Didalam penelitian ini, terdapat 7 tuturan yang memiliki fungsi tersebut diatas, dengan presentase sebesar 2, 52 %. Adapun contoh tuturannya adalah sebagai berikut. Gambar 23-IV: Tuturan dengan fungsi terkejut

47 digilib.uns.ac.id 100 Clank Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Hello, Tink! : Clank! Bobble! : Clank! Bobble! Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell atas kedatangan kedua temannya, disaat Tinker Bell sedang berusaha memperbaiki batu bulannya yang pecah. Di rumah, Tinker Bell sedang berusaha memperbaiki dan menyatukan kembali serpihan-serpihan batu bulannya yang telah pecah. Tapi sayangnya usahanya sia-sia. Batu bulannya pecah kembali dan berserakan di atas meja. Tibatiba kedua temannya Clank dan Bobble datang dan menyapanya. Tinker Bell terkejut kemudian menngucapkan tuturan Clank! Bobble!. Tuturan tersebut diterjemahkan dengan akurat dengan menggunakan teknik borrowing, yaitu Clank! Bobble!. Tuturan tersebut berfungsi mengekspresikan keterkejutan Tinker Bell akan kedatangan kedua temannya yang mendadak. Jelas sekali jika melihat konteksnya, kedua teman Tinker Bell datang dan menyapa dirinya. Seharusnya sapaan dibalas juga dengan tuturan yang berfungsi menyapa, tapi ternyata tidak. Tinker Bell langsung menyebutkan kedua nama temannya tersebut sembari berusaha memunguti (dengan diam-diam) serpihan-serpihan batu bulan. Tuturan dalam bahasa sasaran juga tidak mengalami pergeseran. Penandanya adalah penggunaan tanda seru di akhir kata. (11). Mengungkapkan Perasaan Khawatir Kekhawatiran dapat diartikan sebagai ketakutan ataupun kegelisahan terhadap sesuatu yang belum terjadi (KBBI, 2008:766). Dengan demikian tuturan

48 digilib.uns.ac.id 101 dengan fungsi mengungkapkan perasaan khawatir adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk mengekspresikan ketakutatan ataupun kegelisahannya terhadap sesuatu yang belum ataupun akan terjadi. Di dalam penelitian ini, hanya ditemukan 2 tuturan dengan fungsi seperti tersebut diatas. Adapun contoh tuturannya adalah sebagai berikut. Hydro-drive of boat : (too fast) Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Oh, no! : Gawat! Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat perahu barunya mendekati mulut batang kayu dengan kecepatan yang tinggi. Gambar 24-IV:Tuturan dengan fungsi khawatir

49 digilib.uns.ac.id 102 Ketika mencoba perahu barunya di sungai, akhirnya Tinker Bell mengaktifkan tenaga hidro, sehingga perahunya melaju kian cepat tak terkendali. Hingga akhirnya perahunya mendekati mulut potongan batang pohon yang ada di sungai dan Tinker Bell mengucapkan Oh, no! Tuturan tersebut berfungsi untuk mengekspresikan perasaan Tinker Bell yang khawatir karena keadaan akan menjadi berbahaya. Tuturan tersebut diterjemahkan menjadi Gawat! Tuturan tersebut merupakan tuturan langsung yang berfungsi mengekspresikan kekhawatiran terhadap suatu kondisi. Dengan demikian tuturan diatas tidak mengalami pergeseran. (12). Mengungkapkan Perasaan Kesal Kesal dapat diartikan dengan tidak senang hati, dongkol, sebal atau dapat juga diartikan dengan kecewa (menyesal) bercampur jengkel (KBBI, 2008:758). Jadi tuturan dengan fungsi ini berarti tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk mengutarakan atau mengekspresikan kedongkolan atau kekecewaan yang bercampur dengan rasa jengkel. Di dalam penelitian ini, terdapat 3 tuturan dengan fungsi mengungkapkan perasaan kesal. Tuturan tersebut diantaranya adalah berikut ini. Tinker Bell : I can't believe the boat broke. I guess your guys are gonna have to wait a little longer. Terence : I'm impressed. Usually when one of your inventions doesn't work out, you overreact, but I must say, you're Tinker Bell handling this one pretty well. : I drove it into a tree?

50 digilib.uns.ac.id 103 Terence Tinker Bell Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Never mind. : (Groaning) : Jingles! : Sebal! Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell setelah perahunya hancur karena menabrak pohon. Gambar 25-IV:Tuturan dengan fungsi kesal Perahu yang dikendarai Tinker Bell melaju kencang dan akhirnya menabrak pohon. Semuanya menjadi kacau. Seolah dia tidak percaya dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Kedongkolan sedah memuncak dalam hatinya, dan akhirnya diapun menendang tanah sambil mengucapkan Jingles!

51 digilib.uns.ac.id 104 yang diterjemahkan menjadi Sebal! Tuturan tersebut jelas sekali berfungsi mengekspresikan rasa kesal dalam diri Tinker Bell. Terjemahan dalam subtitlenya juga tetap mempunyai fungsi yang sama. Dengan demikian tuturan tersebut tidak mengalami pergeseran. (13). Mengungkapkan Perasaan Curiga Curiga merupakan rasa kurang percaya terhadap orang lain atau dapat juga sikap berhati-hati karena menaruh rasa kekhawatiran pada orang lain (KBBI, 2008:298). Curiga diterjemahkan menjadi suspicious (Kamus Indonesia Inggris, 1998:126). Suspicious diartikan dengan causing a feeling that something is wrong or that someone is behaving wrongly : causing suspicion atau having or showing a feeling that something is wrong or that someone is behaving wrongly : feeling or showing suspicion ( Dengan demikian, dapat dipahami bahwa tuturan dengan fungsi mengungkapkan perasaan curiga adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur yang merasakan adanya kekurangpercayaan akan sesuatu atau seseorang ataupun mitra tutur. Di dalam penelitian ini, hanya terdapat sebuah tuturan dengan fungsi tersebut di atas. Adapun tuturannya adalah sebagai berikut. Clank Bobble Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Came to see if you wanted to join us for fairytale theater. : We figure you could use a real break. : What do you know? : Apa yang kalian ketahui?

52 digilib.uns.ac.id 105 Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat merespon tuturan Clank dan Bobble yang menawarkan dirinya untuk menonton teater dongeng karena dapat memecah waktu (kesibukan). Gambar 26-IV:Tuturan dengan fungsi curiga Tinker Bell berusaha untuk memperbaiki batu bulannya yang hancur, tetapi usahanya gagal. Kemudian tiba-tiba kedua temannya, Clank dan Bobble datang ke rumahnya. Mereka bermaksud mengundang Tinker Bell ke pertunjukan Teater Dongeng. Karena tuturan Bobble yang menggunakan kata break, Tinker Bell menjadi was-was dan curiga, jangan-jangan mereka mengetahuinya. Oleh karenanya, Tinker Bell mengucapkan What do you know?. Dengan melihat konteksnya, tuturan tersebut mempunyai fungsi lebih jauh dan tidak sekedar suatu pertanyaan. Tuturan tersebut diterjemahkan menjadi Apa yang kalian

53 digilib.uns.ac.id 106 ketahui? Dengan melihat konteksnya, tuturan tersebut juga berfungsi untuk mengekspresikan perasaan curiga. Dengan demikian tuturan tersebut tidak mengalami pergeseran. (14). Memuji (Mengalami Pergeseran) Seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya, bahwa tuturan dengan fungsi memuji adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur untuk mengungkapkan penghargaan yang tulus. Di dalam penelitian ini, dari klasifikasi jenis tindak ilokusi ekspresif, terdapat sebuah tuturan dengan fungsi memuji yang mengalami pergeseran. Adapun tuturan tersebut adalah sebagai berikut. Terence Tinker Bell (BSu) tinker Bell (BSa) : So, what do you say? Can I be your wingman? : That would be great. : Boleh sekali. Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell saat ketika Terence menawarkan dirinya untuk membantu Tinker Bell dalam membuat tongkat musim gugur.

54 digilib.uns.ac.id 107 Gambar 27-IV:Tuturan dengan fungsi memuji (mengalami pergeseran) Di kediaman Tinker Bell, Tinker Bell dan Terence bercakap-cakap perihal batu bulan, tongkat kerajaan dan tugas yang diterima Tinker Bell. Kemudian Terence menawarkan diri kepada Tinker Bell untuk membantunya. Terence bertanya apakah dirinya bisa menjadi asistennya? Tinker Bell menjawab dengan mengucapkan That would be great. Tuturan tersebut bersifat jawaban tidak langsung. Tuturan tersebut berfungsi memuji (atau menilai). Meskipun demikian, tuturan tersebut jelas dapat mengindikasikan Terence bisa menjadi asistennya. Jika diterjemahkan, kurang lebih bahasa sasarannya menjadi Itu akan luar biasa. Tetapi, dalam subtitlenya terjemahannya adalah Boleh sekali. Terjemahan tersebut bersifat jawaban langsung, sehingga fungsinya tidak memuji (atau menilai), melainkan memberitahu (bahwa Terence dapat menjadi asistennya). Oleh karena

55 digilib.uns.ac.id 108 itu, tuturan tersebut mengalami pergeseran. Tuturan dengan klasifikasi jenis tindak ilokusi ekspresif dengan fungsi memuji, berubah menjadi tuturan dengan jenis tindak ilokusi asertif dengan fungsi memberitahu. d. Komisif Berdasarkan penjelasan Yule (2006:94) bahwa tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengikat dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Jadi maksud dari tindak tutur ini adalah penutur menegaskan pada dirinya untuk melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Di dalam penelitian ini, ditemukan 3 tuturan dengan jenis tindak ilokusi komisif. Jumlah tuturan dengan jenis tindak ilokusi direktif ini berada di urutan keempat atau urutan terakhir. TuturanTinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure, yang termasuk dalam tindak ilokusi komisif ini, hanya memiliki sebuah fungsi tuturan, yaitu tuturan dengan fungsi menjanjikan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut. (1). Berjanji Berjanji berarti menyatakan bersedia dan sanggup untuk berbuat sesuatu, misal memberi, menolong, datang, dan sebagainya (KBBI, 2008: 616). Janji diterjemahkan menjadi promise (Kamus Indonesia Inggris, 1998: 235). Sedangkan promise bermakna a statement telling someone that you will definitely do something or that something will definitely happen in the future ( Jadi tuturan dengan fungsi berjanji adalah tuturan yang mengacu pada maksud ujaran penutur dalam

56 digilib.uns.ac.id 109 menyatakan kesanggupannya untuk berbuat ataupun melakukan sesuatu. Di dalam penelitian ini, terdapat 3 tuturan dengan fungsi berjanji. Adapun salah satu tuturannya adalah sebagai berikut. Tinker Bell Fairy Mary Tinker Bell (BSu) : Why are you counting? : It helps to calm me down. : Got it. Don t worry, Fairy Mary. I ll make you proud, all of you. Tinker Bell (BSa) : Mengerti. jangan cemas, Peri Mary. Akan aku buat kalian bangga, semuanya. Konteks tuturan : Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell setelah menerima penjelasan dari Ratu clarion, Menteri Musim Gugur, dan Peri Mary. Dia kemudian menerima batu bulan dan menerima tugas tersebut. Gambar 28-IV:Tuturan dengan fungsi berjanji

57 digilib.uns.ac.id 110 Di Aula Tongkat Kerajaan, Tinker Bell mendapat banyak penjelasan dari Ratu Clarion, Menteri Musim Gugur, dan Peri Mary. Dia mendapat kehormatan dan tanggung jawab untuk membuat tongkat musim gugur. Kemudian dia menerima batu bulan dan agar untuk dijaga. Kemudian dia mengucapkan Got it. Don t worry, Fairy Mary. I ll make you proud, all of you, seraya undur diri meninggalkan ruangan. Tuturan tersebut memiliki fungsi berjanji, sebab Tinker Bell sanggup mengemban tanggung jawab tersebut dan akan membuat mereka semua bangga. Tuturan tersebut diterjemahkan dengan akurat menjadi Mengerti. jangan cemas, Peri Mary. Akan aku buat kalian bangga, semuanya. Terjemahan tersebut juga mempunya fungsi yang sama, yakni berjanji. Dengan demikian, tuturan tersebut tidak mengalami pergeseran. 2. Teknik Penerjemahan Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure dan terjemahannya. Setelah data tuturan Tinker Bell dikumpulkan dan diklasifikasikan berdasarkan jenis dan fungsi tindak ilokusinya, kemudian dianalisis teknik penerjemahannya. Teori teknik penerjemahan yang dikemukakan Molina dan Albir digunakan untuk menganalisis data tuturan pada penelitian ini. Tabel 2-IV Teknik Penerjemahan dalam Terjemahan Tuturan Tinker Bell No. Teknik Jumlah Persentase 1. Padanan Mapan ,84 % 2. Literal 29 10,39%

58 digilib.uns.ac.id Peminjaman Murni 16 5,73 % 4. Reduksi 2 0,71 % 5. Modulasi 12 4,30 % 6. Amplifikasi Linguistik 2 0,71 % 7. Duplet 98 35,125 % 8. Triplet 19 6,81 % 9. Kwartet 1 0,35 % Total % Berikut dibawah ini akan disajikan contoh-contoh teknik terjemahan dalam tuturan tokoh Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure: a. Teknik Padanan Mapan Dengan penggunaan teknik ini, penerjemah menggunakan ungkapan yang sudah lazim digunakan baik dalam kamus ataupun bahasa sehari-hari dalam upayanya menerjemahkan bahasa sasaran. Ada yang berpendapat juga, bahwa teknik padanan mapan mirip dengan teknik literal (harfiah), yang membedakannya adalah adanya konteks dalam penggunaan teknik padanan mapan tersebut Sebagai gambarannya adalah kata demi kata diterjemahkan kemudian disesuaikan susunannya sesuai dengan kaidah ataupun struktur dalam bahasa sasarannya dengan disesuaikan konteksnya. Di dalam penelitian ini, terdapat 100 tuturan yang menggunakan teknik penerjemahan padanan mapan. Adapun contoh datanya adalah sebagai berikut.

59 digilib.uns.ac.id 112 Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Terence : Guess what happened! Go on, guess! : Tebak apa yang terjadi! Ayo, tebak! : Well, I. Gambar 29-IV: Terjemahan dengan teknik padanan mapan Pada tuturan diatas tuturan Guess what happened! Go on, guess! diterjemahkan menjadi Tebak apa yang terjadi! Ayo tebak!. Penerjemah mencari padanan kata yang dirasa sesuai, kemudian menyesuaikan kaidah atau strukturnya dalam bahasa sasaran dengan tetap memperhatikan konteksnya. Go on pada bahasa sumbernya tidak serta merta dicari arti harfiahnya. Melainkan kemudian disesuaikan konteks penggunaannya. Go on diterjemahkan menjadi Ayo, karena terjemahan tersebut dirasa paling pas untuk mengekspresikan keinginan Tinker Bell yang meminta Terence tetap menebak perihal apa yang terjadi.

60 digilib.uns.ac.id 113 b. Literal Teknik penerjemahan ini merupakan teknik menerjemahhkan kata demi kata dari suatu ungkapan. Teknik ini dapat digunakan untuk menerjemahkan kata ataupun ungkapan dari bahasa sumber yang masih memiliki struktur yang sederhana. Di dalam penelitian ini, terdapat 29 tuturan yang menggunakan teknik penerjemahan literal. Adapun contoh datanya adalah sebagai berikut. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Little Bird : Hammer! :Palu! : (Getting it for her) Gambar 30-IV: Terjemahan dengan teknik literal Struktutur bahasa sumber tuturan tersebut di atas masih sederhana, sehingga penerapan teknik literal ini tidak menggangu makna ataupun pesan yang ingin disampaikan. Bahkan dengan menggunakan teknik penerjemahan ini, pesan dalam bahasa sumber dapat tersampaikan dengan baik kedalam bahasa sasaran.

61 digilib.uns.ac.id 114 c. Teknik Peminjaman Murni Teknik penerjemahan ini merupakan salah satu teknik yang digunakan penerjemah dengan cara meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber. Di dalam penelitian ini, teknik peminjaman murni banyak digunakan untuk menerjemahkan nama tokoh dan nama tempat. Di dalam penelitian ini, terdapat 16 tuturan yang menggunakan teknik penerjemahan peminjaman murni. Adapun contoh datanya adalah sebagai berikut. Clank Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Hello, Tink! : Clank! Bobble! : Clank! Bobble! Gambar 31-IV:Terjemahan dengan teknik peminjaman murni Tuturan Tinker Bell yang berseru Clank! Bobble! dalam terjemahannya digunakan teknik peminjaman murni. Penggunaan kata ataupun ungkapan dalam bahasa sumber tetap dipertahankan di dalam bahasa sasarannya. Ungkapan tersebut sebenarnya memiliki arti, tetapi karena ungkapan tersebut merupakan

62 digilib.uns.ac.id 115 sebutan nama tokoh, maka bahasa sumbernya tetap dipertahankan. Jika penonton menyimak dengan baik film ini, maka tidak akan mengalami kesulitan untuk memahami ungkapan tersebut. d. Teknik Reduksi Teknik reduksi merupakan teknik penerjemahan yang digunakan untuk mengurangi informasi ungkapan dalam bahasa sumber kedalam bahasa sasaran. Meskipun terdapat pengurangan informasi teks ataupun ungkapan dalam bahasa sasaran, tetapi pengurangan ini dipandang tidak menimbulkan distorsi makna secara keseluruhan. Di dalam penelitian ini, terdapat 2 tuturan terjemahan dari Tinker Bell yang menggunakan teknik reduksi. Adapun salah satu contohnya adalah sebagai berikut. Minister of Autumn : Behold, the hall of scepters. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : They re beautiful. : Indah sekali. Gambar 32-IV:Terjemahan dengan teknik reduksi

63 digilib.uns.ac.id 116 Tuturan Tinker Bell dalam bahasa sumber yang berbunyi They re beautiful diterjemahkan kedalam sasaran menjadi Indah sekali. Di dalam terjemahan tersebut terdapat penggunaan teknik reduksi. Hal ini terlihat dari hilangnya subyek yang terdapat dalam bahasa sumber. Meskipun terdapat penghilangan subyek di dalam terjemahannya, tetapi terjemahan tersebut dipandang tidak menimbulkan distorsi makna dengan cara melihat adegan dalam filmnya dan memahami konteks tuturannya. Dengan demikian pesan dalam bahasa sumber tetap dapat tersampaikan kedalam bahasa sasarannya. e. Teknik Modulasi Teknik modulasi merupakan teknik penerjemahan dengan cara mengubah sudut pandang, fokus ataupun kategori kognitif dari suatu ungakapan dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Perubahan sudut pandang ataupun fokus teks ataupun ungkapan bahasa sumber ini dapat bersifat leksikal dan gramatikal. Di dalam penelitian ini, terdapat 12 data yang menggunakan teknik penerjemahan modulasi. Adapun contohnya adalah sebagai berikut. Gambar 33-IV:Terjemahan dengan teknik modulasi

64 digilib.uns.ac.id 117 Terence : I was just trying to be a good friend. I... Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Just leave me alone! : Jangan ganggu aku! Tuturan Tinker Bell yang berbunyi Just leave me alone diterjemahkan menjadi Jangan ganggu aku. Di dalam terjemahan tersebut terjadi perubahan fokus ungkapan. Jika melihat bahasa sumbernya, fokus ungkapannya adalah permintaan penutur agar ditinggalkan sendirian. Sedangkan jika melihat bahasa sasarannya fokus ungkapannya adalah permintaan penutur untuk tidak diganggu. Meskipun terdapat perubahan fokus didalam bahasa sasarannya, tetapi pesan tetap dapat tersampaikan sebab makna tuturannya adalah pada situasi tersebut, penutur ingin sendirian. f. Teknik Amplifikasi Linguistik Teknik penerjemahan ini diterapkan dengan cara menambah elemenelemen linguistik didalam terjemahannya agar lebih sesuai dengan kaidah bahasa sasaran. Di dalam penelitian ini, ditemukan 2 data yang menggunakan teknik penerjemahan amplifikasi linguistik. Salah satu contoh datanya adalah berikut ini. Tinker Bell Terence Tinker Bell Terence Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Iridessa? Rosetta? : Nope. Try again. : Fawn? : Me! : Just kidding. : Aku cuma bercanda.

65 digilib.uns.ac.id 118 Gambar 34-IV:Terjemahan dengan teknik amplifikasi linguistik Tuturan Tinker Bell yang berbunyi Just kidding diterjemahkan menjadi Aku cuma bercanda. Di dalam bahasa sasarannya terdapat penambahan unsur Subyek. Di dalam proses transfer pesannya, penerjemah berusaha memahami kaidah bahasa sasarannya. Sehingga dengan menambahkan subyek Aku didalam bahasa sasarannya, penerjemah berusaha membuat terjemahannya berterima dengan memperhatikan aturan gramatikannya. Selain itu, hasil terjemahannya tetap dapat mentransfer pesan yang ada dengan baik. g. Teknik Duplet Teknik penerjemahan ini merupakan gabungan dari dua teknik penerjemahan. Di dalam penelitian ini, ditemukan 98 terjemahan tuturan yang menggunakan teknik duplet. Gabungan atau kombinasi teknik yang paling banyak ditemukan adalah kombinasi teknik padanan mapan dan reduksi sebanyak 39 data. Kombinasi teknik literal dan teknik reduksi sebanyak 9 data. Kombinasi berikutnya adalah teknik literal dan commit peminjaman to user muri sebanyak 4 data, kombinasi

66 digilib.uns.ac.id 119 teknik padanan mapan dengan peminjaman murni sebanyak 29 data, kombinasi teknik padanan mapan dan peminjaman naturalisasi sebanyak 6 data. Kombinasi teknik padanan mapan dengan transposisi dan kombinasi teknik padanan mapan dengan modulasi, masing-masing sebanyak 4 data. Kombinasi teknik peminjaman murni dengan modulasi, dan kombinasi teknik reduksi dan amplifikasi linguistik, masing- msing berjumlah 1 data. Berikut ini adalah salah satu contoh teknik duplet. Terence Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : With the : Okay. Yeah, I know. : Ya, aku tahu. Gambar 35-IV:Tuturan dengan teknik duplet Tuturan Okay. Yeah, I know. diterjemahkan menjadi Ya, aku tahu. Dengan tidak menerjemahkan ungkapan Okay kedalam bahasa sasarannya, berarti penerjemah telah menggunakan teknik reduksi. Kemudian ungkapan Yeah, I know diterjemahkan menjadi Ya, aku tahu. Dengan demikian kombinasi teknik padanan

67 digilib.uns.ac.id 120 mapan dan teknik reduksi telah digunakan oleh penerjemah. Penggunaan kedua teknik penerjemahan ini tidak menghambat transfer pesannya atau dengan kata lain, pesan tetap dapat tersampaikan dengan baik. h. Teknik Triplet Teknik penerjemahan ini merupakan gabungan dari tiga teknik penerjemahan. Di dalam penelitian ini ditemukan 19 terjemahan tuturan yang menggunakan teknik triplet. Kombinasi teknik yang sering muncul adalah teknik padanan mapan-reduksi-peminjaman naturalisasi dan kombinasi teknik padanan mapan-reduksi-peminjaman murni, yang masing-masing kombinasi berjumlah 6 data. Kombinasi teknik padanan mapan-modulasi-peminjaman murni, kombinasi teknik padanan mapan-reduksi-amplifikasi linguistik dan kombinasi teknik padanan mapan-peminjaman murni-peminjaman naturalisasi masing-masing berjumlah 2 data. Sedangkan kombinasi teknik padanan mapan-transposisikompresi linguistik berjumlah 1 data. Adapun salah satu contoh teknik triplet adalah sebagai berikut. Terence : The trajectory of the light beam s gotta match the curvature of the moonstone at a 90-degree angle so the light can transmute into pixie dust. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Wow, Terence! Now, how d you know all that? : Wah, Terence! Bagaimana kau tahu semua itu?

68 digilib.uns.ac.id 121 Gambar 36-IV:Terjemahan dengan teknik triplet Contoh data tersebut diatas jika dianalisis teknik penerjemahannya, terdapat kombinasi beberapa teknik, yaitu teknik padanan mapan, teknik reduksi, dan teknik peminjaman murni. Teknik reduksi muncul dari keterangan waktu now dalam bahasa sumber yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Teknik peminjaman murni muncul pada peminjaman nama tokoh Terence ke dalam bahasa sasaran. Sedangkan selebihnya, teknik yang digunakan adalah teknik padanan maan. Penggunaan ketiga teknik penerjemahan sekaligus ini, tidak mengganggu transfer pesan ke dalam bahasa sasarannya. i. Teknik Kwartet Teknik penerjemahan ini merupakan gabungan dari empat teknik penerjemahan. di dalam penelitian ini, hanya ditemukan sebuah data yang menggunakan teknik kwartet. Data tersebut tersusun atas kombinasi empat teknik penerjemahan yaitu teknik padanan mapan, teknik reduksi, teknik peminjaman murni, dan teknik modulasi. Adapun commit datanya to user adalah berikut ini.

69 digilib.uns.ac.id 122 Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Fairy Gary : You know, Fairy Gary, you really run a tight ship. : Peri gary, kau mengelola tempat ini dengan tertib. : That s very sweet, dear. Gambar 37-VI:Terjemahan dengan teknik kwartet Teknik reduksi muncul pada ungkapan You know dan really yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Teknik padanan mapan dan teknik peminjaman naturalisasi muncul pada ungkapan Fairy Gary yang diterjemahkan menjadi Peri Gary. Sedangkan teknik modulasi muncul pada ungkapan run a tight ship yang diterjemahkan menjadi mengelola tempat ini dengan tertib. Titik berat pesan tuturan tersebut ada pada ungkapan run a tight ship. Penggunaan teknik modulasi menghasilkan terjemahan yang pesannya dapat ditangakap dengan baik oleh pemirsa film.

70 digilib.uns.ac.id Evaluasi terhadap tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan Tinker Bell a. Tingkat Keakuratan Tuturan-tuturan Tinker Bell yang diterjemahkan kedalam subtitle dan sudah dianalisis jenis serta fungsi tindak ilokusinya tadi, kemudian dianalis tingkat keakuratannya. Keakuratan berkaitan dengan pesan yang terdapat dalam bahasa sasaran apakah dapat tersampaikan secara tepat kedalam bahasa sasaran atau tidak (subtitle). Untuk menilai tingkat keakuratan terjemahan tuturan Tinker Bell ini, peneliti menggunakan bantuan rater. Hasil penilaian rater kemudian diperbandingkan. Jika terdapat perbedaan penilaian, maka akan dilakukan diskusi untuk mendapatkan kesepakatan penilaian. Jika tidak terjadi kesepakatan, maka diambil kesimpulan berdasarkan argumentasi yang paling kuat. Untuk menilai tingkat keakuratan ini, skala nilai keakuratan dibagi menjadi 3, yaitu tidak akurat, kurang akurat, dan akurat. Berdasarkan atas hasil penilaian data terjemahan tuturan Tinker Bell, dari 279 data, ditemukan 262 (93,18%) data akurat, dan 17 (6,09%) data kurang akurat.

71 digilib.uns.ac.id 124 Kategori Terjemahan Tabel 3-IV:Klasifikasi data berdasarkan tingkat kekuratannya Skor Parameter Kualitatif Jumlah Persentase Akurat 3 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa atau kalimat bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna. Kurang Akurat 2 Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa atau kalimat bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat kedalam bahasa sasaran. Namun, maish terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang menggangu keutuhan pesan ,91% 17 6,09% Berikut ini disajikan contoh-contoh data berdasarkan skala penilaian tersebut di atas. 1). Akurat Berdasarkan tabel tingkat keakuratan tersebut di atas, data yang tergolong akurat berjumlah 260 dengan presentase 93,18 %. Adapun contoh dari data yang termasuk kategori akurat, adalah sebagai berikut. Terence Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : (Whistling) : Not so close. Don t breathe on it. It s fragile. : Jangan terlalu dekat. Jangan bernapas diatasnya. Ini rapuh.

72 digilib.uns.ac.id 125 Gambar 38-IV: Contoh visualisasi data akurat Pada contoh tuturan tersebut makna pesan tersampaikan secara akurat kedalam bahasa sasaran. Tuturan dengan fungsi menyuruh diterjemahkan kedalam bahasa sasaran dengan tidak mengubah fungsinya. Teknik penerjemahan yang digunakan pada tuturan tersebut adalah teknik padanan mapan. Bahasa sumber tuturan tersebut memiliki struktur yang sederhana dan teknik padanan mapan yang digunakan dalam penerjemahannya sudah mampu untuk mentrasfer pesan kedalam bahasa sasaran. Berikut ini disajikan contoh lain dari data yang termasuk kedalam kategori penilaian akurat. Terence Tinker Bell (BSu) : Set it at a 30-degree angle so that the reflective qualities of the moonstone : Yes! You re genius.

73 digilib.uns.ac.id 126 Tinker Bell (BSa) : Ya! Kau jenius. Gambar 39-IV:Contoh visualisasi data akurat Teknik penerjemahan yang digunakan pada tuturan tersebut di atas terdiri dari dua buah teknik, yaitu teknik padanan mapan dan teknik peminjaman naturalisasi. Teknik peminjaman naturalisasi muncul pada kata genius yang diterjemahkan menjadi jenius. Sedangkan selebihnya yang digunakan adalah teknik padanan mapan. Terjemahan tuturan ini tidak mengalami perubahan fungsi ilokusi. Kata jenius sudah lazim digunakan dalam bahasa Indonesia, sehingga penggunaan teknik peminjaman naturalisasi tidak mengurangi makna pesan yang ditransfer ke dalam bahasa sasarannya, bahkan menjadikan terjemahan tersebut menjadi akurat. Kata genius jika diterjemahkan menjadi pintar ataupun pandai, malah tidak akan menghasilkan terjemahan yang akurat, sebab (KBBI, 2008:631) pesan yang terdapat dalam bahasa sumber berupa pujian terhadap Terence akan

74 digilib.uns.ac.id 127 kecerdasannya yang tinggi. Hal ini juga sesuai dengan makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:631), bahwa jenius berarti memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Dengan kata lain, bahwa jenius memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari pada pintar ataupun pandai. 2). Kurang Akurat Terjemahan dikatakan kurang akurat jika sebagian besar makna tindak tutur dialihkan secara akurat, tetapi terdapat distorsi makna ataupun reduksi yang mengganggu keutuhan pesan. Adapun contoh-contoh datanya adalah sebagai berikut. Gambar 40-IV:Contoh data kurang akurat Blaze Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : (Squeaking) : Will you please get out of here? : Pergilah dari sini!

75 digilib.uns.ac.id 128 Penerjemah menggunakan teknik reduksi untuk menerjemahkan tuturan tersebut. Dalam bahasa sumber, tuturan tersebut mempunyai fungsi ilokusi memohon. Tetapi jika diperhatikan hasil terjemahannya, telah terjadi pergeseran fungsi ilokusi. Hasil terjemahan menunjukkan fungsi ilokusi tuturan dalam bahasa sasaran menjadi menyuruh. Hal ini terjadi disebabkan penerjemah tidak menerjemahkan kata please. Kata yang seharusnya dapat diterjemahkan menjadi tolong ini direduksi, sehingga tidak muncul pada hasil terjemahannya. Apabila dilihat dari konteks tuturannya, tuturan Tinker Bell tersebut mempunyai maksud meminta dengan halus kepada Blaze untuk pergi. Permintaan halus ini kemungkinan muncul karena Tinker Bell sudah beberapa kali mencoba mengeluarkan ataupun meminta keluar Blaze dari dalam balon terbang. Dengan nada dan intonasi yang sedikit tegas tetapi dengan tuturan sopan, Tinker Bell berusaha mengusir Blaze. Dengan kata lain, dengan maksud tuturan yang halus tersebut akan dapat membuat Blaze meninggalkan balon udara. Adapun contoh yang lainnya sebagai berikut. Blaze Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : (Squeaking) : I m on a very important mission. : Aku mengemban misi penting.

76 digilib.uns.ac.id 129 Gambar 41-IV:Contoh data kurang akurat Tuturan ini menggunakan 3 teknik penerjemahan sekaligus, yaitu teknik padanan mapan, reduksi, dan peminjaman naturalisasi. Teknik peminjaman naturalisasi muncul pada kata misi yang merupakan terjemahan dari kata mission. Teknik reduksi muncul pada kata very, yang tidak diterjemahkan. Sedangkan selebihnya menggunakan teknik padanan mapan. Penggunaan teknik reduksi pada penerjemahan tuturan tersebut yang menimbulkan sedikit pergeseran makna. Kata very ini berfungsi untuk menyangatkan. Sehingga seharusnya terjemahannya menjadi Aku mengemban misi yang sangat penting. Dengan melihat konteks dan tuturannya, kata very disini mempunyai makna yang dalam. Dengan melihat analogi pada singkatan VIP (Very Important Person) ataupun VVIP (Very Very Important Person), maka orang akan berpikiran pada perlakuan atau pelayanan. Orang yang memiliki tingkat VIP merupakan orang khusus, maka akan

77 digilib.uns.ac.id 130 mendapatkan perlakuan ataupun pelayanan yang lebih baik dari orang biasa. Begitupun VVIP akan mendapatkan pelayanan ataupun perlakuan yang terbaik atau berbeda dari VIP. Oleh karenanya kata very pada tuturan tersebut di atas seharusnya tetap diterjemahkan. Terjemahan kata tersebut akan dapat menunjukkan bahwa misi yang sedang diemban Tinker Bell amat penting. Hal ini tercermin dari tindakan serta upaya Tinker Bell untuk mengembalikan batu bulan dan menyelesaikan tugasnya yaitu membuat tongkat musim gugur. Contoh yang ketiga untuk data dengan kategori penilaian kurang akurat sebagai berikut. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Cheese : Thanks. Okay, try it now, Cheese. : Terima kasih. Coba sekarang, Keju. : (Paddling) Gambar 42-IV:Contoh data kurang akurat

78 digilib.uns.ac.id 131 Terjemahan tersebut menggunakan 2 teknik penerjemahan yaitu teknik padanan mapan dan teknik reduksi. Teknik reduksi muncul pada kata okay dan objek it. Kedua kata tersebut tidak diterjemahkan. Meskipun demikian ketidakmunculannya dalam terjemahan tidak menjadikan terganggunya transfer pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Kata thanks juga diterjemahkan dengan akurat ke dalam bahasa sasaran menjadi terima kasih. Tetapi masalah muncul pada terjemahan Cheese. Cheese diterjemahkan menggunakan teknik literal menjadi Keju. Terjemahan ini tidak salah dikarenakan padanan kata dalam bahasa sasaran sudah tepat. Tetapi jika melihat konteksnya, maka terjemahan tersebut kurang akurat. Sebab Cheese merupakan sebuah nama, lebih tepatnya nama dari salah satu tokoh dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure yang berupa seekor hewan tikus. Sehingga seharusnya Cheese tidak perlu diterjemahkan, seperti halnya nama-nama tokoh yang ada dalam film ini, seperti Tinker Bell itu sendiri, Ratu Clarion, Clank, dan Blaze. b. Tingkat Keberterimaan. Setelah terjemahan tuturan-tuturan Tinker Bell tersebut dianalisis tingkat keakuratannya, selanjutnya dianalisis berdasarkan tingkat keberterimaannya. Untuk menilai tingkat keberterimaan ini, skala nilai keberterimaan dibagi menjadi 3, yaitu berterima, kurang berterima, dan tidak berterima. Berdasarkan atas hasil penilaian data terjemahan tuturan Tinker Bell, dari 279 data, ditemukan 270(96,77%) data berterima dan 9 (3,22%) data kurang berterima.

79 digilib.uns.ac.id 132 Tabel 4-IV Klasifikasi data tuturan berdasarkan tingkat keberterimaan Kategori Terjemahan Skor Parameter Kualitatif Jumlah Persentase Berterima 3 Terjemahan terasa alamiah; istilah teknis yang digunakan lazim digunakan dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Kurang Berterima 2 Pada umumnya terjemahan sudah terasa alamiah; namun ada sedikit masalah pada penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal ,77% 9 3,22% Berikut ini disajikan contoh-contoh data berdasarkan skala penilaian tersebut di atas. 1). Berterima Berdasarkan tabel tingkat keberterimaan tersebut di atas, data yang tergolong berterima berjumlah 266 dengan presentase 95,34 %. Adapun contoh dari data yang termasuk kategori akurat, adalah sebagai berikut. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Fawn : Toll bridge? : Jembatan tol? : Yeah.

80 digilib.uns.ac.id 133 Gambar 43-IV:Contoh terjemahan berterima Dengan menyesuaikan ejaan yang sesuai dalam kaidah bahasa Indonesia, penerjemah melalui teknik peminjaman naturalisasinya, menerjemahkan toll menjadi tol. Jalan tol dalam bahasa Indonesia berarti jalan bebas hambatan. Orang sudah mengenal dan lazim menggunakan kata tol daripada pengertiannya (bebas hambatan). Ketika berada di jalan raya, kata tol sering ditemui ketika orang hendak memasuki jalan tanpa hambatan (traffic light, ataupun kemacetan). Dengan demikian kata tol berterima dan lazim digunakan di Indonesia. Adapun contoh lain dari data yang termasuk kategori berterima, adalah sebagai berikut. Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) Blaze : My boysenberry rolls! : Roti arbeiku! : (Squeaking)

81 digilib.uns.ac.id 134 Gambar 44-IV:Contoh data berterima Penerjemah memilih Roti arbeiku! sebagai pilihan kata untuk menerjemahkan My boysenberry rolls!. Boysenberry merupakan jenis dari buah berry. Sedangkan rolls merupakan roti gulung yang terdiri atas beberapa lapis. Terjemahan tersebut menggunakan teknik generalisasi. Hal-hal yang khusus dalam bahasa sumber yang sekiranya jarang sekali dipergunakan atau ditemukan dalam bahasa sasaran, diterjemahkan secara umum. Orang akan lebih mudah menerima terjemahan Roti arbeiku! daripada gulungan lapis roti arbei hitam kemerah-merahan yang berukuran besar. Dengan demikian terjemahan tersebut dikatakan berterima. 2). Kurang berterima Terjemahan dikatakan kurang berterima apabila terjemahan terasa alamiah, namun terdapat sedikit commit masalah to user dengan pilihan kata dan kesalahan

82 digilib.uns.ac.id 135 gramatikal. Berdasarkan tabel tingkat keberterimaan tersebut di atas, data yang tergolong kurang berterima berjumlah 12 dengan presentase 4,3 %. Adapun contoh dari data yang termasuk kategori kurang berterima, adalah sebagai berikut. Gambar 45-IV:Contoh data kurang berterima Terence Tinker Bell Tinker Bell (BSu) Tinker Bell (BSa) : Let her rip! : (Chuckling) Whoa. : And now for hydro-drive. : Sekarang penggerak-hidro. Fokus utama pembahasan contoh tersebut diatas tertuju pada hasil terjemahan penggerak-hidro. Teknik yang digunakan pada hasil terjemahan tersebut adalah peminjaman naturalisasi. Meskipun demikian, terjemahan tersebut secara umum terasa kurang lazim. Istilah hidro dalam hal ini berarti

83 digilib.uns.ac.id 136 perihal tentang air, mungkin sudah dikenal dibidang biologi, kelautan, ataupun kimia, tetapi diluar bidang-bidang tersebut, kata hidro belum lazim digunakan. Dengan demikian, terjemahan tersebut menjadi kurang berterima. Hydro-drive akan menjadi berterima jika diterjemahkan penggerak atau pendorong bertenaga air. Dengan terjemahan tersebut dan didukung dengan visualisasi dalam film, maka penonton akan dapat merangkai gambaran pesan dari bahasa sumber dengan baik. Adapun contoh lain dari data yang termasuk kategori kurang berterima, adalah sebagai berikut. Gambar 46-IV:Contoh data kurang berterima Tinker Bell Fairy Mary : Why are you counting? : It helps to calm me down.

84 digilib.uns.ac.id 137 Tinker Bell (BSu) : Got it. Don t worry, Fairy Mary. I ll make you proud, all of you. Tinker Bell (BSa) : Mengerti. jangan cemas, Peri Mary. Akan aku buat kalian bangga, semuanya. Pada terjemahan tersebut di atas, permasalahan terletak pada kaidah tata bahasanya. Tata bahasa dalam bahasa sasaran terkesan masih mengikuti tuturan bahasa sumbernya, sehingga terjemahannya menjadi kurang berterima. Tuturan bahasa sumber yang berbunyi I ll make you proud, all of you diterjemahkan menjadi Akan aku buat kalian bangga, semuanya. Di dalam kaidah bahasa Indonesia, terjemahan tersebut terasa kurang alamiah. Terjemahan tersebut akan terasa alamiah dan sesuai dengan tata bahasa yang lebih baik jika menjadi Akan aku buat kalian semua bangga. Jika dilihat pada terjemahan aslinya, terlihat adanya penegasan objek dengan menggunakan tambahan tanda baca koma. Meskipun demikian susunan tata bahasa dalam bahasa sasarannya tampak kurang tepat. Sedangkan pada terjemahan yang disarankan, terjemahan kalian semua bangga, tampak lebih efisien dari segi tata bahasa dan efektif dari segi penyampaian pesannya.

85 digilib.uns.ac.id 138 B. Pembahasan 1. Jenis dan fungsi tindak ilokusi tuturan Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure. a. Jenis dan fungsi ilokusi. Di dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure ini, ditemukan 279 data yang berasal dari tuturan tokohtinker Bell. Data-data tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis dan fungsi tindak ilokusinya. Jenis tindak ilokusi yang ditemukan didalam penelitian ini berjumlah 4, yaitu jenis tindak ilokusi asertif, tindak ilokusi direktif, tindak ilokusi ekspresif, dan tindak ilokusi komisif. Sedangkan jenis tindak ilokusi deklarasi tidak ditemukan. Sementara itu jenis tindak ilokusi tersebut terdiri dari berbagai fungsi tuturan. Secara keseluruhan terdapat 28 fungsi tuturan yang tersebar di keempat jenis tindak ilokusi. Jenis tindak ilokusi asertif mempunyai 6 fungsi tuturan dengan 181 data tuturan, jenis tindak ilokusi direktif mempunyai 7 fungsi tuturan dengan 46 data tuturan, jenis tindak ilokusi ekspresif mempunyai 13 fungsi tuturan dengan 49 data tuturan, dan jenis tindak ilokusi komisif mempunyai 1 fungsi tuturan dengan 3 data tuturan. Sementara itu berdasarkan analisis peneliti, terdapat 1 tuturan yang mengalami perubahan fungsi. Meskipun demikian, tuturan tersebut tidak mengalami perubahan jenis tindak ilokusi. Tuturan tersebut termasuk ke dalam klasifikasi jenis tindak ilokusi direktif dengan fungsi memohon yang mengalami pergeseran dan berubah fungsinya menjadi menyuruh. Selain itu, terdapat satu tuturan lagi yang mengalami pergeseran jenis dan fungsi tindak ilokusinya.

86 digilib.uns.ac.id 139 Tuturan dengan jenis tindak ilokusi ekspresif dengan fungsi memuji berubah menjadi jenis tindak ilokusi asertif dengan fungsi memberitahu. Tindak tutur asertif merupakan jenis tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas hal yang dikatakannya atau dapat juga dikatakan bahwa penutur terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan. Jenis tindak tutur asertif yang ditemukan dalam penelitian ini memiliki beberapa fungsi, yaitu mengatakan, bertanya, memberitahu, berpendapat, menjelaskan dan menegaskan. Fungsi yang paling banyak muncul dari jenis tindak tutur ini adalah fungsi memberitahu dan mengatakan. Tuturan-tuturan yang muncul pada fungsi ini banyak yang berkaitan dengan tanggung jawab tokoh utama Tinker Bell dalam usahanya membuat tongkat musim gugur yang nantinya akan digunakan untuk mengahasilkan serbuk peri. Seluruh tuturan yang termasuk kedalam klasifikasi jenis tindak ilokusi asertif ini tidak mengalami pergeseran. Jenis tindak ilokusi berikutnya yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tindak tutur direktif. Tindak tutur ini mempunyai maksud agar mitra tutur mau melakukan apa yang dimaksud oleh penutur. Di dalam penelitian ini, ditemukan 46 tuturan dengan jenis tindak ilokusi direktif. Tindak tutur ini juga mempunyai beberapa fungsi tuturan yaitu menyuruh, meyakinkan, mengharap, memohon, memanggil, mengajak, dan mengusir. Sedangkan fungsi tuturan menyuruh merupakan fungsi yang banyak muncul. Fungsi tuturan menyuruh ini sering digunakan Tinker Bell untuk member perintah pada mitra tutur yang sebaya ataupun yang lebih muda. Tetapi beberapa tuturan yang berfungsi menyuruh atau memberikan perintah juga diucapkan commit Tinker to user Bell terhadap mitra tutur yang lebih

87 digilib.uns.ac.id 140 tua atau memeliki posisi lebih tinggi. Meskipun demikian, dengan konteks situasi yang berbeda, terdapat beberapa tuturan Tinker Bell terhadap mitra tutur yang sebaya dengan maksud memberikan perintah, diucapkan dengan hormat. Tuturan tersebut diucapkan dengan hormat, sehingga fungsi tuturannya tidak lagi menyuruh, melainkan memohon. Tuturan-tuturan yang terdapat dalam klasifikasi jenis tindak ilokusi direktif ini, sebagian besar tidak mengalami pergeseran. Tetapi ada sebuah tuturan yang mengalami pergeseran fungsi. Tuturan dengan fungsi memohon berubah menjadi fungsi menyuruh. Tuturan Will you please get out of here? yang diterjemahkan menjadi Pergilah dari sini!. Hal ini dapat terjadi dikarenakan penerjemah mengabaikan konteks situasi. Seharusnya penerjemah memperhatikan konteks situasinya. Tinker Bell sudah berusaha mengusir si kunang-kunang Blaze tetapi kunang-kunang tersebut bersikeras untuk tetap tinggal. Kemudian dengan tuturan yang lebih hormat, Tinker Bell berusaha untuk meminta Blaze pergi. Dengan tuturan yang lebih hormat tersebut, kemungkinan Tinker Bell ingin menyentuh perasaan Blaze aga dia mau pergi. Oleh karenanya tuturan tersebut akan lebih baik diterjemahkan menjadi Tolong, bersediakah kamu pergi dari sini? Jenis tindak tutur berikutnya yang terdapat dalam karakter tokoh Tinker Bell adalah jenis tindak ilokusi ekspresif. Jumlah tuturan yang termsuk ke dalam jenis tindak ilokusi ini berada di urutan kedua setelah jenis tindak ilokusi asertif, dengan jumlah tuturan sebanyak 49. Diantara keempat jenis tindak tutur yang ditemukan dalam karakter tokoh Tinker Bell ini, jenis tindak ilokusi ekspresif merupakan jenis tindak ilokusi yang memiliki fungsi paling banyak atau beragam.

88 digilib.uns.ac.id 141 Jenis tindak ilokusi ini memiliki 13 fungsi, yaitu meminta maaf, berterimakasih, memuji, menyalahkan, menyapa (sapaan), menyesal, mengungkapkan perasaan kecewa, mengungkapkan perasaan ragu-ragu, mengungkapkan perasaan kagum ataupun heran, mengungkapkan perasaan terkejut, mengungkapkan perasaan khawatir, mengungkapkan perasaan kesal, mengungkapkan perasaan curiga. Fungsi tuturan yang beragam pada jenis tindak ilokusi ekspresif ini, kemungkinan besar dapat terjadi. Hal ini dikarenakan, tokoh Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure ini memiliki karakter yang sensitif, dalam arti mudah marah, mudah meluapkan ekspresi kebahagiaan dan kesedihan, ataupun mudah dalam mengekspresikan luapan perasaan. Karakter tokoh Tinker Bell mirip dengan karakter anak-anak. Sebagai contoh, ketika masalah terjadi, saat tongkat kerajaan hancur tertimpa kompas, Tinker Bell tidak berusaha introspeksi, mencari solusinya, melainkan, malah menyalahkan, meluapkan kemarahan, dan melampiaskan kekesalan. Sehingga dalam sebuah situasi luapan perasaan Tinker Bell dapat menghasilkan beberapa tuturan dengan fungsi yang berbeda-beda. Hampir sama dengan pembahasan pada jenis tindak ilokusi deskriptif, sebagian besar tuturan yang terdapat dalam jenis tindak ilokusi ekspresif ini tidak mengalami pergeseran. Tetapi terdapat sebuah tuturan yang mengalami pergeseran. Tidak seperti pergeseran pada jenis tindak ilokusi direktif, pergeseran pada jenis tindak ilokusi ekspresif ini, terjadi secara penuh. Maksudnya baik jenis tindak ilokusi maupun fungsinya keduannya mengalami pergeseran. Hal ini terjadi, kemungkinan juga dikarenakan commit karena to user penerjemah tidak memperhatikan

89 digilib.uns.ac.id 142 konteks situasinya. Tuturan tersebut berubah dari jenis tindak ilokusi ekspresif dengan fungsi memuji menjadi jenis tindak ilokusi asertif dengan fungsi memberitahu. Tuturan tersebut adalah That would be great yang diterjemahkan menjadi Boleh sekali. Tuturan tersebut diucapkan Tinker Bell untuk menjawab pertanyaan Terence yang menawarkan dirinya untuk menjadi asisten. Terjemahan tersebut tidak sesuai dengan situasi percakapan yang sedang terjadi. Tinker Bell mengucapkan tuturan tersebut dengan tujuan untuk memuji, meskipun maksudnya memberitahu Terence bahwa dirinya diperbolehkan menjadi asisten Tinker Bell. Tuturan Tinker Bell tersebut bersifat tidak langsung. Terjemahan dalam subtitle bersifat langsung dan sebenarnya mempunyai maksud yang sama. Tetapi perubahan fungsi tersebut akan dapat mempengaruhi suasana perasaan mitra tutur dan penikmat film. Tuturan yang tidak diutarakan pada mitra tutur berbunyi So long, Jenis tindak ilokusi terakhir yang terdapat dalam tuturan karakter Tinker Bell adalah jenis tindak ilokusi komisif. Maksud dari jenis tindak tutur ini adalah penutur menegaskan pada dirinya untuk melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Jenis tindak ilokusi ini adalah jenis tindak ilokusi yang paling sedikit ditemukan dan juga hanya mempunyai sebuah fungsi tuturan. Fungsi tuturan tersebut adalah fungsi berjanji. Fungsi ini berkaitan dengan kesanggupan penutur untuk melakukan sesuatu di masa datang. Fungsi ini, juga hanya mempunyai 3 tuturan. 2 tuturan ditujukan merupakan kesanggupan kepada mitra tutur yaitu Peri Mary dan Blaze, sedangkan sebuah tuturan diucapkaanya sebagai janji kepada Pixie Hollow (tempat tinggal para peri). Pixie hollow. I ll be back soon. yang diterjemahkana

90 digilib.uns.ac.id 143 menjadi Sampai jumpa, Pixie Hollow. Aku akan segera pulang. Berdasarkan tuturan tersebut, Tinker Bell berjanji pada Pixie Hollow, dan bukannya kepada mitra tutur, bahwa setelah berhasil dengan misinya, dia akan segera pulang. Ketiga tuturan yang terdapat pada jenis tindak ilokusi ini, keseluruhannya tidak mengalami pergeseran. b. Teknik Terjemahan Tuturan Tokoh Tinker Bell Penelitian mengenai tuturan Tinker Bell dalam film Tinker Bell And The Lost Treasure ini menemukan 279 data tuturan yang dianalisis. Dari 279 data terjemahan tuturan Tinker Bell tersebut ditemukan 9 teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah. Teknik-teknik itu adalah padanan mapan, literal, peminjaman murni, amplifikasi linguistik, modulasi, reduksi, duplet, triplet, dan kwartet. Teknik penerjemahan merupakan sarana penerjemah untuk mentransfer pesan ke dalam bahasa sasaran agar pesan tersebut dapat tersampaikan dan dipahami dengan baik. Dua teknik terjemahan yang paling sering digunakan adalah teknik padanan mapan dan duplet. Sedangkan teknik penerjemahan yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah teknik padanan mapan. Di dalam penelitian ini, juga terdapat tiga teknik yang kemunculannya hanya sedikit, yaitu teknik amplifikasi linguistik, reduksi, dan kwartet. Sebanyak 100 data terjemahan tuturan yang ditemukan, menggunakan teknik penerjemahan padanan mapan ini. Teknik ini digunakan oleh penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang dapat dipahami pemirsa dengan baik. Di dalam penelitian ini, teknik padanan commit mapan to user digunakan oleh penerjemah dalam

91 digilib.uns.ac.id 144 tataran frasa, klausa dan kalimat. Teknik ini tidak serta merta hanya menerjemahkan kata demi kata dan selesai begitu saja, melainkan selanjutnua susunannya disesuaikan dengan kaidah dalam bahasa sasaran dan disesuaikan dengan konteksnya. Sebagai contoh tuturan Break? Nothing s broken! What do you mean? yang jika diterjemahkan secara kata demi kata, tanpa ada penyesuaian dengan kaidah bahasa sasaran, maka kurang lebih akan menjadi Pecah? Tidak ada (adalah) pecah! Apa (melakukan) kamu maksud?, sehingga terjemahannya akan menjadi tidak akurat dan tidak berterima. Tetapi karena ada penyesuaian dengan kaidah bahasa sasaran, maka terjemahannya menjadi Pecah? Tak ada yang pecah! Apa maksudmu? sehingga terjemahannya menjadi berterima dan akurat. Penggunaan teknik literal di dalam penelitian ini tidak mengakibatkan terjadinya perubahan jenis dan fungsi tindak ilokusi tuturan. Teknik terjemahan kedua yang sering digunakan adalah teknik duplet, dimana teknik ini merupakan kombinasi atau gabungan dari dua buah teknik penerjemahan. Teknik ini digunakan penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang berterima dan juga akurat. Sebagai contoh tuturan I m Tinker Bell. What s your name?. Teknik peminjaman murni muncul pada ungkapan Tinker Bell. Tinker Bell tetap dipertahankan seperti dalam bahasa sumbernya, karena merupakan nama tokoh. Sedangkan sisanya merupakan teknik padanan paman. Penggunaan teknik duplet tersebut berterima dan akurat. Tidak bisa dibayangkan seandainya teknik yang digunakan hanya teknik padanan mapan. Maka terjemahannya kurang lebih menjadi Aku (Namaku) Pengrajin Lonceng. Siapa namamu? dan terjemahan tersebut akan terdengar aneh. Begitu pula ungkapan

92 digilib.uns.ac.id 145 dalam bahasa sumber Mein Name ist Schweinsteiger. Wie heisst du? akan terasa aneh jika ditejemahkan menjadi Namaku Penunggang Babi. Siapa namamu? Oleh karena itu penerjemahan nama tokoh tetap dipertahankan dalam bahasa sasarannya. Dengan demikian dalam penerjemahan tuturan tersebut di atas, sudah tepat jika teknik yang diterapkan penerjemah adalah teknik duplet. Sebanyak 29 data dalam penelitian ini menggunkan teknik literal. Teknik ini dalam bahasa Indonesia juga lazim disebut dengan teknik harfiah. Penerjemah menerjemahkan bahasa sumber secara apa adanya (kata per kata) ke dalam bahasa sasaran. Teknik ini biasanya digunakan untuk terjemahan dengan struktur yang sederhana. Contoh berikut meupakan tuturan (bahasa sumber) yang diterjemahkan menggunakan teknik literal, Hammer! Palu!, Clip. Penjepit., Sorry. Maaf. Contoh-contoh tersebut masih menggunakan struktur yang sederhana, sehingga penggunaan teknik literal dalam terjemahannya jelas tidak akan mengganggu keutuhan pesannya. Teknik peminjaman murni dalam penelitian ini, digunakan pada 16 data terjemahan data. Teknik ini merupakan teknik penerjemahan dengan tetap mempertahankan ungkapan bahasasumber ke dalam bahasa sasarannya. Ungkapan-ungkapan yang biasanya tetap dipertahankan ke dalam bahasa sasaran misalnya adalah nama tokoh dan nama lokasi atau tempat. Pada penelitian ini terdapat banyak data yang menggunakan teknik peminjaman murni, tetapi teknik tersebut dikombinasikan dengan teknik-teknik lainnya. Sedangkan data yang hanya menggunakan sebuah teknik peminjaman murni berjumlah 16. Keseluruhan data yang hanya diterjemahkan menggunkan teknik peminjaman murni

93 digilib.uns.ac.id 146 merupakan nama-nama tokoh. Adapun nama-nama tempat yang diterjemahkan dengan teknik peminjaman murni keseluruhannya dikombinasikan dengan teknikteknik yang lain. Penggunaan teknik peminjaman murni pada terjemahan tuturan Tinker bell ini tidak menimbulkan perubahan jenis dan fungsi ilokusinya. Teknik amplifikasi linguistik yang ditemukan dalam penelitian ini berjumlah 2. Teknik ini digunakan dengan cara menambhakan elemen-elemen linguistik dalam kedalam bahasa sasarannya agar lebih sesuai dengan kaidah bahasanya. Seperti dalam penelitian ini, teknik amplifikasi linguistik salah satunnya ditemukan pada tuturan Just kidding yang diterjemahkan menjadi Aku cuma bercanda. Meskipun terdapat penambahan elemen linguistik yang berupa subyek di dalam bahasa sasarannya, tidak menjadikan tuturan tersebut mengalami perubahan jenis dan fungsi ilokusinya. Penambahan elemen linguistik yang berupa subyek aku, menjadikan pola tata bahasa di dalam bahasa sasarannya lebih baik. Teknik triplet juga ditemukan didalam penelitian ini. Teknik ini hampir sama dengan teknik duplet karena merupakan kombinasi dari beberapa teknik. Jika teknik duplet terdiri dari dua macam teknik, maka teknik triplet terdiri dari tiga macam teknik. Terdapat 19 teknik triplet yang ditemukan dalam penelitian ini. Teknik padanan mapan merupakan salah satu bagian dari kombinasi teknik yang selalu muncul. Tuturan Tinker Bell yang berbunyi I lost my balloon. I lost my pixie dust. I m starving diterjemahkan menjadi Aku kehilangan balonku. Serbuk periku. Aku kelaparan terindikasi menggunakan tiga teknik penerjemahan yaitu padanan mapan, reduksi, dan peminjaman naturalisasi. Tidak selalu

94 digilib.uns.ac.id 147 penggunaan banyak teknik akan menjadikan terjemahan menjadi lebih berterima ataupun lebih akurat. Dari contoh di atas, pesan dalam bahasa sumber tetap tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran, tetapi penggunaan teknik reduksi didalamnya menjadikan kaidah gramatika bahasa sasaran kurang berterima, karena kalimat kedua kehilangan unsur subyek dan predikatnya. Penggunaan teknik triplet dalam penelitian ini, tidak mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi dan jenis ilokusinya. Di dalam penelitian ini, terdapat satu lagi teknik yang juga merupakan kombinasi teknik. Teknik tersebut adalah teknik kwartet. Teknik kwartet ini terdiri dari 4 teknik penerjehan. Di dalam penelitian ini, hanya ditemukan sebuah data yang menggunakan teknik kwartet. Teknik kwartet ini terdiri dari kombinasi teknik reduksi, padanan mapan, peminjaman murni dan modulasi. Penggunaan teknik kwartet pada data penelitian ini juga tidak mengakibatkan perubahan jenis dan fungsi ilokusinya. Teknik selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik reduksi. Teknik ini merupakan pengurangan informasi ungkapan dalam bahasa sumber kedalam bahasa sasaran yang dipandang tidak menimbulkan distorsi makna secara keseluruhan. Di dalam penelitian ini, hanya terdapat 2 data yang menggunakan teknik reduksi. Tuturan yang berbunyi They re beautiful diterjemahkan menjadi Indah sekali. Di dalam tuturan tersebut terdapat reduksi informasi terhadap subyek. Meskipun terdapat pengurangan subyek, dengan melihat konteks dan adegan dalam filmnya, maka tuturan tersebut tidak akan menimbulkan distorsi makna. Dengan kata lain, pesan tetap dapat tersampaikan

95 digilib.uns.ac.id 148 dengan akurat. Penggunaan teknik ini juga tidak mengakibatkan perubahan jenis dan fungsi ilokusinya. Teknik penerjemahan yang terakhir adalah teknik modulasi. Teknik ini merupakan penggantian sudut pandang ataupun fokus dari teks ataupun ungkapan dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Teknik modulasi yang muncul dalam penelitian ini sebanyak 12 data. Tuturan Take your time diterjemahkan menjadi Tak usah buru-buru merupakan salah satu contoh penggunaan teknik modulasi. Tuturan Take your time tidak diterjemahkan menjadi Nikmatilah waktumu melainkan dirubah fokusnya dan menjadi Tak usah buru-buru. Meskipun demikian pesan yang ingin disampaikan tetap akurat dan dapat diterima pemirsa dengan baik. Diantara data-data yang menggunakan teknik modulasi ini, diindakasi terdapat sebuah data dengan teknik modulasi yang mengalami perubahan jenis dan fungsi ilokusinya. Data tersebut adalah sebagai berikut. Tuturan Tinker Bell dalam bahasa sumber yang berbunyi That would be great diterjemahkan menjadi Boleh sekali. Dengan melihat konteksnya, pada saat itu terdapat dua orang yaitu Tinker Bell yang sedang berada di kediaman Tinker Bell. Pada saat itu Tinker Bell bercerita kepada Terence perihal dirinya yang mendapatkan kehormatan dan ditunjuk untuk membuat tongkat musim gugur. Perasaan Tinker Bell ketika itu sangatlah senang. Kemudian Terence mengajukan dirinya untuk menjadi asisten Tinker Bell dalam membuat tongkat musim gugur tersebut. Dengan senang hati Tingker Bell pun menjawab dengan That would be great. Tuturan tersebut merupakan ungkapan rasa senang Tinker Bell dan merupakan persetujuannya terhadap Terence. Tuturan

96 digilib.uns.ac.id 149 Tinker Bell tersebut bersifat tidak langsung dan mempunyai makna implisit. Tuturan tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ekspresif dengan fungsi memuji. Dengan menggunakan teknik modulasi tuturan tersebut di dalam bahasa sasarannya berbunyi Boleh sekali. Tuturan tersebut merupakan tuturan langsung, sehingga terjadi perubahan sudut pandang di dalamnya. Terjemahan tersebut berubah jenis tindak ilokusinya menjadi asertif dengan fungsi memberitahu. Tinker Bell memberitahu Terence secara langsung bahwa dirinya diperbolehkan menjadi asisten dalam proses pembuatan tongkat musim gugur. Ungkapan dalam bahasa sasaran yang merupakan tuturan tidak langsung dengan makna implisit dirubah menjadi tuturan langsung dengan makna eksplisit. Meskipun demikian dengan melihat konteks dan adegan dalam filmnya, maka pemirsa tetap akan mampu memahami pesan tuturannya. Dengan demikian, tuturan tersebut telah mengalami perubahan jenis dan fungsi tindak ilokusinya, meskipun pesan yang ada masih tetap dapat tersampaikan dengan baik. Berikut ini akan disajikan tabel data berdasarkan tindak ilokusi, teknik penerjemahan, dan pergeserannya. Tabel 5-IV: Klasifikasi Tuturan Tinker Bell berdasarkan tindak ilokusi dan teknik penerjemahannya. Jenis Fungsi No.Data Teknik Jml Presentase Asertif Mengatakan 19,21,31,45,46,6 Pad.Mp. 26 9,31% 1,81,100,103,105,107,108,131,132,183,199,215,216

97 digilib.uns.ac.id 150,230,244,247,258,259,260,266,268 51,55,56,66,69,1 Lit 9 3,22% 06,110,129, ,190,210,231, Pem.M 5 1,79 240, 277 Mod. 1 0,35% 34,38,65,90,92,1 Duplet 18 6,45% 04,152,171,174,1 88,189,209,229,2 45,255,264,274, , Triplet 2 0,70% Bertanya 29,36,42,67,96,1 Pad.Mp. 13 4,65% 01,118,153,194,2 11,213,251,254 97,148,149 Lit. 3 1,07% 5,6,88 Pem. M 3 1,07% 98,166, Mod. 2 0,70% 9,99,102,147,151 Duplet 9 3,22%,170,180,186,246 8,44,167, Triplet 2 0,70% Memberitahu 14,54,58,72,91,1 Pad.Mp. 25 8,96%

98 digilib.uns.ac.id ,123,128,138,1 44,146,159,160,1 65,198,203,205,2 17,227,228,233,2 34,236,238,253 57,86,124,219,26 Lit. 5 1,79% Pem M 1 0,35% 94,243, Mod. 2 0,70% 7, Amp.Ling 1 0,35% 13,24,40,59,83,8 Duplet 30 10,75% 7,112,122,125,13 9,140,150,169,18 5,187,195,197,20 0,201,202,218,22 1,224,235,237,23 9,242,265,271, ,137,172,182,1 Triplet 5 `1,79% 91,261 Berpendapat 10,126,257 Pad.Mp. 3 1,08% 20, Mod. 1 0,35% 127,164 Duplet 2 0,70%

99 digilib.uns.ac.id ,156 Triplet 2 0,70% Menjelaskan 93 Reduksi 1 0,35% 26,28,70,71,84 Duplet 5 1,79% Menegaskan 41 Duplet 1 0,35% Direktif Menyuruh 12,39,43,136,143 Pad.Mp. 7 2,5%,145,204 1,11 Lit. 2 0,70% 63,177 Mod. 2 0,70% 85 Amp.Ling 1 0,35% 2,3,78,89,141,15 Duplet 13 4,66% 4,157,161,178,20 6,212,214, ,220,275 Triplet 3 1,08% Meyakinkan 27 Duplet 1 0,35% Mengharap 53 Pad.Mp. 1 0,35% Memohon 62,142,263 Pad.Mp. 3 1,08% 262 Pem M 1 0,35% 73,115,116,222,2 Duplet 5 1,79% 23 Memanggil 117,119,173,181, Pem M 5 1,79% 248 Mengajak 208 Pad.Mp. 1 0,35%

100 digilib.uns.ac.id Triplet 1 0,35% Mengusir 75,135 Duplet 2 0,70% Ekspresif Meminta maaf 232, Pad.Mp. 1 0,35% 16 Lit. 1 0,35% 241 Duplet 1 0,35% 226 Triplet 1 0,35% Khawatir 17,25 Mod. 2 0,70% Berterima Kasih 35,192 Pad.Mp. 2 0,70% 18 Lit. 1 0,35% 184,193,279 Duplet 3 1,08% Kesal 60,68 Pad.Mp. 2 0,70% 22 Mod. 1 0,35% Memuji 47,50 Pad.Mp. 2 0,70% 64 Lit 1 0,35% 32 Red. 1 0,35% 48,267 Duplet 2 0,70% 114 Triplet 1 0,35% 113 Kwartet 1 0,35% Meragukan 33 Pad.Mp. 1 0,35% Kagum 256 Lit. 1 0,35% 52 Duplet 1 0,35% Terkejut 74,133,134,168 Pad.Mp. 4 1,43%

101 digilib.uns.ac.id Lit 1 0,35% 80 Pem M 1 0,35% 158 Duplet 1 0,35% Menyalahkan 76,77,175,176,22 Pad.Mp. 5 1,79% 5 Menyapa 272 Pad.Mp. 1 1,43% 30,120,270 Lit. 3 1,08% 4,111 Duplet 2 0,70% Menyesal 79 Lit. 1 0,35% Mencurigai 82 Pad.Mp. 1 0,35% Kecewa 163 Lit. 1 0,35% Memuji > 49 Mod. 1 0,35% Memberitahu Komisif Berjanji 162 Pad.Mp. 1 0,35% 37,130 Duplet 2 0,70% 2. Hubungan antara teknik penerjemahan dengan tingkat keakuratan dan keberterimaan Dengan melihat penjelasan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan pada sub bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa secara umum data tuturan Tinker Bell dalam penelitian ini, mempunyai tingkat keakuratan dan keberterimaan yang tinggi. Tingginya tingkat keakuratan dan keberterimaan data dalam penelitian ini, tidak dapat dipisahkan dari teknik-teknik penerjemahan yang

102 digilib.uns.ac.id 155 digunakan. Dengan kata lain, teknik-teknik penerjemahan yang digunakan menentukan tingkat kualitas terjemahannya. a. Tingkat Keakuratan Data-data tuturan yang Tinker Bell yang ditemukan dalam penelitian ini secara umum memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Keseluruhan data berjumlah 279. Sebanyak 262 data dengan prosentase sebesar 93,90 % termasuk kedalam kategori akurat. Sedangkan 17 data sisanya termasuk dalam kategori kurang akurat. Teknik yang paling banyak muncul dalam penerjemahan ini adalah teknik padanan mapan yaitu sebanyak 100 data. Dari 100 data yang menggunakan teknik ini, data yang termasuk dalam kategori kurang akurat sebanyak 6 data. Dengan kata lain data yang menggunakan teknik padanan mapan memiliki 94 data akurat. Data dengan teknik padanan mapan ini menyumbangkan keakuratan pada keseluruhan data sebanyak 33,69 %. Data yang menggunakan teknik duplet sebanyak 98 dengan 10 data yang ditemukan termasuk ke dalam kategori kurang akurat. Dengan kata lain tingkat keakuratan yang disumbangkan oleh data yang menggunakan teknik duplet sebanyak 88 dengan prosentase sebesar 31,54 %. Dengan demikian penggunaan dua teknik yaitu teknik padanan mapan dan teknik duplet dalam penelitian ini menyumbangkan tingkat keakuratan yang cukup tinggi pada data, bahkan prosentasenya lebih dari separuh, sebesar 65,23 %. Sedangkan sisa prosentase keakuratan dsumbangkan dari penggunaan teknik-teknik penerjemahan lainnya, yaitu teknik literal 10,39%, teknik peminjaman murni 5,73%, teknik reduksi 0,71%, teknik modulasi 4,3%, teknik amplifikasi linguistik

103 digilib.uns.ac.id 156 0,71%, teknik triplet 6,45% dan teknik kwartet sebesar 0,35%. Berikut ini disajikan tabel hubungan antara teknik penerjemahan dengan tingkat keakuratan Tabel 6-IV: Data tuturan Tinker Bell Berdasarkan Tingkat Keakuratan Dan Teknik Penerjemahannya. Kategori Teknik No.data Jml Prosentase Akurat Pad.Mp. 10,12,14,19,21,29,31,33,35,36, ,61% 9,42,43,45,47,53,54,58,60,61,62, 67,68,72,74,76,77,81,82,91,96, 100,101,103,105,107,108,109,11 8,121,123,126,128,131,132,133, 134,136,143,144,145,146,153,15 9,160,165,168,175,176,183,192, 194,198,199,203,204,205,208,21 1,213,215,216,217,225,227,228, 230,232,233,234,236,238,244,24 7,251,253,254,257,258,259,260, 263,266,268,272 Lit. 1,11,16,18,30,51,55,56,57,64,66, 29 10,39% 69,79,86,97,106,110,120,124,12 9,148,149,155,163,219,249,256, 269,270 Pem Mur. 5,6,80,88,117,119,173,179,181,1 16 5,73% 90,210,231,240,248,262,278

104 digilib.uns.ac.id 157 Red. 32,93 2 0,71% Mod. 17,20,22,25,49,63,94,98,166, ,30%,243,277 Amp.Ling. 7,85 2 0,71% Duplet 3,4,13,24,26,27,28,34,37,38,40, ,54 1,48,52,59,65,71,75,78,83,84,87, 89,90,92,99,102,104,111,112,11 5,116,122,125,127,130,135,139, 140,141,147,151,152,154,158,16 1,164,169,170,171,174,178,180, 184,185,186,187,188,193,195,19 7,200,201,202,206,209,212,214, 218,221,222,223,224,229,235,23 9,241,242,245,246,252,255,264, 265,267,271,273,274,276,279 Triplet 8,15,23,44,95,114,137,156,167,1 19 6,81% 72,182,191,196,207,220,226,250,261,275 Kwartet ,35% Kurang Akurat Pad.Mp. 10,46,50,53,138, ,15% Duplet 2,9,70,73,150,157,189,200,201,2 10 3,58% 37, Triplet ,35%

105 digilib.uns.ac.id 158 Jumlah Total % b. Diskusi Tingkat Keakuratan Untuk mengetahui tingkat keakurata data, maka peneliti meminta bantuan rater. Hasil penilaian para rater kemudain dianalisis dan diperbandingkan hasilnya. Meskipun data dalam penelitian ini memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, tetapi ada beberapa data yang menjadi bahan diskusi dengan para rater. Data-data tersebut berkaitan dengan aspek keakuratan. Para rater bersepakat dengan penilaian tersebut. Tetapi dari pihak peneliti mempunyai pandangan dan dasar yang berbeda sehingga harus mendiskusikannya dengan para rater. Datadata yang berkaitan dengan aspek keakuratan tersebut adalah data-data no.62,70,71, dan 205. Bagian yang menjadi titik fokus permasalahan dari datadata tersebut terletak pada ungkapan sharp. Adapun salah satu tuturannya diambil dari data no.70 yang berbunyi Terence, this is not sharp. This is round. yang diterjemahkan menjadi Terence, ini tidak tajam. Ini bundar. Para rater berpandangan bahwa terjemahan tersebut akurat. Tetapi peneliti tidak sepakat dengan para rater. Peneliti memiliki dua argumen. Argumen yang pertama dengan melihat adegan ataupun lebih teliti memperhatikan konteksnya. Konteks situasi tersebut berkaitan dengan kegiatan Tinker Bell dalam membuat tongkat musim gugur. Dengan segala aktivitasnya, ketika itu Tinker Bell hendak membuat lubang di penopang bagian atas dari tongkat musim gugur. Tinker Bell ketika itu juga ingin membuat dudukan untuk tongkat. Oleh karenanya, Tinker Bell memerlukan benda

106 digilib.uns.ac.id 159 yang dapat ia pergunakan untuk melanjutkan pekerjaanya. Kemudian Terence pergi keluar untuk mencari benda tersebut. Selang beberapa lama Terence datang dan membawa sebuah kompas yang besar. Tinker Bell pun menjadi bingung dan akhirnya menuturkan ungkapan tersebut. Padahal benda yang dimaksudkan Terence adalah jarum yang ada didalam kompas tersebut. Dengan melihat konteksnya, benda yang dimaksud oleh Tinker Bell adalah benda runcing dan bukan benda tajam. Sifat runcing dan tajam mempunyai makna yang sedikit berbeda. Tinker Bell memerlukan benda runcing untuk melubangi penopang atas tongkat musim gugurnya atau juga menjadi sarana untuk menancapkan tongkat musim gugurnya di atas tempat yang sudah disediakan. Dasar yang kedua diambil pengertian sharp dari Kamus Inggris-Indonesia karya John M. Echols (2005:519) yang mempunyai beberapa pengertian diantaranya tajam (knife, turn, words) dan runcing (point). Seperti sedikit disinggung pada bagian atas tadi, bahwa istilah runcing dan tajam itu sedikit berbeda. Dengan mengacu pada pengertian seperti dalam kamus, bahwa istilah tajam dapat dicontohkan penggunaannya pada benda seperti pisau, atau bisa juga pedang, dan lain sebagainya. Sedangkan runcing lebih condong pada bentuk yang lancip. Oleh karena itu dengan mendasarkan pada konteks dan referensi yang ada, dapat disimpulkan bahwa Tinker Bell membutuhkan benda yang ujungnya runcing dan bukannya benda yang tajam.

107 digilib.uns.ac.id 160 c. Tingkat Keberterimaan Keberterimaan dalam penerjemahan berkaitan dengan sejauh mana kealamiahan dan kaidah-kaidah dari teks terjemahan dalam bahasa sasaran. Datadata tuturan yang Tinker Bell yang ditemukan dalam penelitian ini secara umum memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Sama dengan data keakuratan, data berjumlah 279. Terdapat 267 data dengan prosentase sebesar 95,69 % termasuk kedalam kategori berterima. Teknik padanan mapan merupakan teknik yang paling banyak muncul sebanyak 99 data dengan prosentase 35,48%. Berikut ini disajikan tabel hubungan antara teknik penerjemahan dengan tingkat keakuratan. Sedangkan untuk teknik selanjutnya dengan data berterima yang banyak adalah teknik duplet dengan jumlah data sebanyak 91 dengan prosentase sebesar 32,62%. Prosentase keberterimaan data penelitian yang berasal dari teknik literal dan teknik duplet sudah lebih dari separuh, yakni sebanyak 78%. Sedangkan teknik yang paling banyak memiliki data yang kurang berterima adalah duplet, sebanyak 7 data. Kemudian diikuti teknik triplet dengan jumlah data kurang berterima sebanyak 3. Selanjutnya data dengan teknik literal dan reduksi, masing-masing memiliki 1 data kurang berterima. Berikut dibawah ini disajikan tabel hubungan antara teknik-teknik penerjemahan dengan tingkat keberterimaan. Tabel 7-IV: Data tuturan Tinker Bell Berdasarkan Tingkat Keberterimaan Dan Teknik Penerjemahannya Kategori Teknik No.data Jml Prosentase Berterima Pad.Mp. 10,12,14,19,21,29,31,33,35,36, ,48% commit 9,42,43,45,46,47,50,53,54,58,60, to user

108 digilib.uns.ac.id ,62,67,68,72,74,76,77,81,82,9 1,96,100,101,103,105,107,108,1 09,118,121,123,126,128,131,132,133,136,138,142,143,144,145,1 46,153,159,160,165,168,175,176,183,192,194,198,199,203,204,2 05,208,211,213,215,216,217,225,227,228,230,232,233,234,236,2 38,244,247,251,253,254,257,258,259,260,263,266,268,272, Lit. 1,11,16,18,30,51,55,56,57,64,66, 29 10,39% 69,79,86,97,106,110,120,124,12 9,148,149,155,163,219,249,256, 269,270 Pem Mur. 5,6,80,88,117,119,173,179,181,1 16 5,73% 90,210,231,240,248,262,278 Red ,35% Mod. 17,20,22,25,49,63,94,98,166, ,30%,243,277 Amp.Ling. 7,85 2 0,71% Duplet 2,3,4,13,24,26,28,34,38,40,41, ,62%,52,59,65,70,71,73,75,78,83,84,8 commit 7,89,90,92,99,102,104,111,112,1 to user

109 digilib.uns.ac.id ,116,122,125,127,130,135,139,140,141,147,150,151,152,154,1 57,158,161,169,170,171,174,178,180,184,185,186,188,189,193,1 95,197,200,201,202,206,212,214,218,221,222,223,224,229,235,2 37,239,241,242,245,252,255,264,265,267,271,273,274,276,279 Triplet 8,44,95,114,137,156,167,172, ,73% 1,196,207,220,226,250,261,275 Kwartet ,35% Kurang Berterima Pad.Mp ,35% Red ,35% Duplet 9,27,37,164,187,189, ,51% Triplet 15,23, ,08% Jumlah Total % d. Diskusi Tingkat Keberterimaan Sama halnya pada pengujian tingkat keakuratan, untuk mengetahui tingkat keberterimaan data penelitian ini, peneliti meminta bantuan para rater. Seperti halnya pada data keakuratan, pada data keberterimaan ini terdapat sebuah data yang menjadi permasalahan. Data tersebut adalah data no.134 yang berbunyi My mouse cheese1 My pumpernickel commit muffin! to diterjemahkan user menjadi Keju tikusku!

110 digilib.uns.ac.id 163 Kue gandumku! Para rater bersepakat bahwa terjemahan tersebut berterima. Fokus permasalahan terletak pada terjemahan Kue gandumku! Peneliti berpandangan bahwa kue gandum bukanlah istilah yang lazim dikenal masyarakat. Pemirsa pasti akan meraba-raba tentang terjemahan kue gandum tersebut. terlebih lagi di dalam adegan filmnya, gambar dari kue tersebut tidak ada, tentu hal ini akan tambah membingungkan benak pemirsa. Jika merujuk pada istilah muffin, beberapa kelompok orang sudah mengenalnya. Tetapi beberapa kelompok orang juga ada yang belum mengenalnya. Oleh karena itu penulis mendasarkan pandangannya pada perbedaan-muffin-dan-cupcake, bahwa: Penyajian, cupcake biasanya dihias dengan berbagai topping, dari krim hingga gula icing aneka bentuk. Sedangkan muffin biasa disajikan apa adanya dengan puncak yang merekah dan potongan-potongan isi yang terlihat menggoda. Kesamaan cupcake dan muffins adalah mereka menggunakan cup dan cetakan yang sama. Berdasarkan pengertian tersebut, dipahami bahwa kue muffin menggunakan cup. Kue yang sudah dikenal banyak masyarakat dan mirip bentuknya dengan muffin adalah kue bolu atau roti kukus. Berikut adalah salah satu contoh jenis kue muffin. Gambar 47-IV: Visualisasi kue muffin

digunakan paling banyak pada kedua fungsi ilokusi tersebut adalah padanan mapan. Sebanyak 26 data dengan teknik padanan mapan ditemukan pada fungsi

digunakan paling banyak pada kedua fungsi ilokusi tersebut adalah padanan mapan. Sebanyak 26 data dengan teknik padanan mapan ditemukan pada fungsi digilib.uns.ac.id 174 Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa data dengan jenis tuturan asertif merupakan jenis tuturan yang paling sering muncul. Sedangkan pada jenis tuturan ini, fungsi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A HANDLING TAMU E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A CARA PENERIMAAN TAMU Menanyakan nama dan keperluan (RESEPSIONIS) Good Morning. What can I do for you? Good morning, can

Lebih terperinci

Tabel: Jenis dan fungsi tindak ilokusi, teknik penerjemahan, serta kualitas terjemahan (keakuratan dan keberterimaan)

Tabel: Jenis dan fungsi tindak ilokusi, teknik penerjemahan, serta kualitas terjemahan (keakuratan dan keberterimaan) Tabel: Jenis dan fungsi tindak ilokusi, teknik penerjemahan, serta kualitas terjemahan (keakuratan dan keberterimaan) Kode Tuturan Tinker Bell (BSu) Terjemahan/Subtitle (BSa) Jenis Ilokusi Fungsi Ilokusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional seakan menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan lagi. Dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. internasional seakan menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan lagi. Dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan arus informasi dan komunikasi terasa begitu cepat, sehingga interaksi dengan masyarakat internasional seakan menjadi

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 18 Out on the ferry (continued)

English for Tourism Lesson 18 Out on the ferry (continued) English for Tourism Lesson 18 Out on the ferry (continued) Pelajaran 18: Di feri (lanjutan) L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-18. Di Feri. Eng: Lesson 18.

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 12 Shopping (continued)

English for Tourism Lesson 12 Shopping (continued) English for Tourism Lesson 12 Shopping (continued) Pelajaran 12: Berbelanja (lanjutan) L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio Australia.

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 23 Checking out

English for Tourism Lesson 23 Checking out English for Tourism Lesson 23 Checking out Pelajaran 23: Check out L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-23. Check out. Eng: Lesson 23. Checking out. L1: Halo,

Lebih terperinci

Lesson 24: Prepositions of Time. (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu

Lesson 24: Prepositions of Time. (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu Lesson 24: Prepositions of Time (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu Cara menggunakan preposisi waktu Reading (Membaca) I was born in 2000. ( Saya lahir

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 21 Dealing with a situation

English for Tourism Lesson 21 Dealing with a situation English for Tourism Lesson 21 Dealing with a situation Pelajaran 21: Menangani situasi yang serius L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat melakukan tindak tutur. Pada saat penutur menuturkan tuturan tersebut, penutur sekaligus melakukan tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued)

English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued) English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued) Pelajaran 22: Menangani situasi yang serius (lanjutan) L1 Juni Tampi: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-22.

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 14 The Tour Guide (continued)

English for Tourism Lesson 14 The Tour Guide (continued) English for Tourism Lesson 14 The Tour Guide (continued) Pelajaran 14: Pemandu Wisata (lanjutan) L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke- 14. Pemandu Wisata (lanjutan).

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Lesson 31: Interrogative form of Will Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Reading (Membaca) Will it be sunny tomorrow? ( Apakah akan cerah besok?) Will you lend her the car? (Apakah kamu akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana penting bagi aspek kehidupan bermasyarakat. Sebagai sarana untuk berkomunikasi bagi manusia, penggunaan

Lebih terperinci

No Kegiatan Kalimat yang di latih Arti. 2. How are you? 3.- Do you remember about population? - Can you explain about population?

No Kegiatan Kalimat yang di latih Arti. 2. How are you? 3.- Do you remember about population? - Can you explain about population? 45 Lampiran 3. Siklus 1 1 Pendahuluan 1. Good morning/ Good afternoon 2. How are you? 3.- Do you remember about population? about population? 4.- Do you know the meaning of population? - What is the definition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8Latihan Soal 8.1

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8Latihan Soal 8.1 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8Latihan Soal 8.1 Karl : Hello, Sheila. Do you have plan for tomorrow? Sheila : Not, yet. Do you have any idea? Karl : Yeah, how about visiting Yogyakarta Palace?

Lebih terperinci

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan Lesson 63: Reported speech Pelajaran 63: Pidato Laporan Reading (Membaca) He told me that he would come. (Dia bilang kepadaku dia akan datang.) She said that she would be fine. (Dia berkata bahwa dia akan

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 24 Checking out (continued)

English for Tourism Lesson 24 Checking out (continued) English for Tourism Lesson 24 Checking out (continued) Pelajaran 24: Check out (lanjutan) L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-24: Check out. Eng: Lesson 24:

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 10 Giving directions (continued)

English for Tourism Lesson 10 Giving directions (continued) English for Tourism Lesson 10 Giving directions (continued) Pelajaran 10: Memberi Petunjuk Jalan (lanjutan) L1: Anda sedang mendengarkan "Kursus Bahasa Inggris Dasar untuk Pariwisata dan Perhotelan" yang

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 11Latihan Soal 11.1

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 11Latihan Soal 11.1 SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 11Latihan Soal 11.1 1. Manager : You look very exhausted.... to take a rest? Tina : OK, thanks, Sir. What about Are you like Do you order Would you like Kunci Jawaban

Lebih terperinci

PROLOG Im a BARBIE Im a BARDIE BARDIE BARBIE

PROLOG Im a BARBIE Im a BARDIE BARDIE BARBIE PROLOG Im a BARBIE. Aku berasal dari sebuah keluarga terpandang, Daddy seorang pengusaha sukses yang kata orang hartanya ga akan habis sampai 7 turunan, dan Mommy adalah seorang pejabat terpandang di kota

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 19 At the festival

English for Tourism Lesson 19 At the festival English for Tourism Lesson 19 At the festival Pelajaran 19: Di festival L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio Australia. L1: Pelajaran ke-19.

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 16 Discussing a tour

English for Tourism Lesson 16 Discussing a tour English for Tourism Lesson 16 Discussing a tour Pelajaran 16: Membicarakan Perjalanan Wisata L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-16: Membicarakan Perjalanan

Lebih terperinci

L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio Australia dengan Pelajaran Keempat dari Kursus Bahasa Inggris Dasar untuk Pariwisata dan Perhotelan.

L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio Australia dengan Pelajaran Keempat dari Kursus Bahasa Inggris Dasar untuk Pariwisata dan Perhotelan. English for Tourism Lesson 4 Checking in (continued) Pelajaran 4: Check in di hotel (lanjutan) L1 Juni: Eng: Eng: L1 Juni: "Bahasa Inggris Untuk Pariwisata" "English for Tourism" Lesson Four. Checking

Lebih terperinci

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan Lesson 70: Questions Pelajaran 70: Pertanyaan Reading (Membaca) Is your job easy? (Apakah pekerjaanmu mudah?) Has he finished eating? (Apakah dia sudah selesai makan?) Will it keep raining? (Akankah ini

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

Bayu Dewa Murti Universitas Sebelas Maret

Bayu Dewa Murti Universitas Sebelas Maret ANALISIS TEKNIK DAN KEAKURATAN PENERJEMAHAN PADA TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM TEKS KOMIK NARUTO SHIPPUDEN EDISI KE-500 BERJUDUL KELAHIRAN NARUTO (NARUTO S BIRTH) Bayu Dewa Murti Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Lesson 64: Modal verbs Pelajaran 64: Kata Kerja Bantu

Lesson 64: Modal verbs Pelajaran 64: Kata Kerja Bantu Lesson 64: Modal verbs Pelajaran 64: Kata Kerja Bantu Reading (Membaca) He can cook almost any dish. (Dia bisa memasak hamper semua masakan.) You must solve your problems. (Kamu harus menyelesaikan masalahmu.)

Lebih terperinci

giving opinion asking for help asking for an opinion E. Kunci Jawaban : D Pembahasan Teks :

giving opinion asking for help asking for an opinion E. Kunci Jawaban : D Pembahasan Teks : 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10Latihan Soal 10.2 Lira:Dery, what do you think about our new English teacher? Dery: I think she smart. She explained the lesson clearly Lira: I think so. I also

Lebih terperinci

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Lesson 27: Prepositions of Direction (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Bagaimana Menggunakan Kata Depan untuk Arah Reading (Membaca) I come from Austria. ( Saya datang

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 20 At the festival (continued)

English for Tourism Lesson 20 At the festival (continued) English for Tourism Lesson 20 At the festival (continued) Pelajaran 20: Di festival (lanjutan) L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-20. Di festival. Eng: Lesson

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How to do things with word pada tahun 1965. Austin (1962)

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 25 A job interview

English for Tourism Lesson 25 A job interview English for Tourism Lesson 25 A job interview Pelajaran 25: Wawancara Pekerjaan L1 Juni Tampi: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-25. Wawancara Pekerjaan. Lesson 25. A Job Interview.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan

Lebih terperinci

I've learned so much from you. "Number One For Me" Now I'm trying to do it too. Love my kid the way you do. I was a foolish little child

I've learned so much from you. Number One For Me Now I'm trying to do it too. Love my kid the way you do. I was a foolish little child "Number One For Me" I've learned so much from you Now I'm trying to do it too I was a foolish little child Love my kid the way you do Crazy things I used to do And all the pain I put you through [Chorus]

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36 Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia. Manusia berbahasa setiap hari untuk berkomunikasi. Berbahasa adalah suatu kebutuhan, artinya berbahasa merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

3. Surat (Letter) The body of the letter (tubuh surat/susunan surat)

3. Surat (Letter) The body of the letter (tubuh surat/susunan surat) 3. Surat (Letter) Surat merupakan sarana komunikasi tertulis, yang biasanya dikirimkan melalui kantor pos. namun, seiring dengan perkembangan zaman, surat tidak hanya menggunakan media kertas. Sekarang

Lebih terperinci

Jika aku pernah melakukan itu, saya pikir saya akan mendapat serangan jantung! Tidak pernah mengalami kesulitan mendapatkan apa yang saya inginkan,

Jika aku pernah melakukan itu, saya pikir saya akan mendapat serangan jantung! Tidak pernah mengalami kesulitan mendapatkan apa yang saya inginkan, Heart Attack Putting my defenses up, Cause I don't wanna fall in love. Never put my love out on the line, Never said yes to the right guy, Never had trouble getting what I want, But when it comes to you

Lebih terperinci

Not Just A Friendship, We Are Big Family

Not Just A Friendship, We Are Big Family Not Just A Friendship, We Are Big Family He s getting married! ucap Laras setengah ragu. So what? pertanyaan tapi dengan pandangan penuh selidik dilontarkan seperti tanpa punya perasaan oleh Lian, sahabat

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1 SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1 1. Shinta : "Will John pass the exam?" Dewi :.... He is a smart and diligent student. I am quite sure I am uncertain I am not positive I think he

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 5 Making recommendations

English for Tourism Lesson 5 Making recommendations English for Tourism Lesson 5 Making recommendations Pelajaran 5: Mengajukan Saran L1: "Bahasa Inggris Pariwisata Eng: "English for Tourism" L1 Juni Tampi: Hello, Saya Juni Tampi dari Radio Australia, mengantarkan

Lebih terperinci

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya.

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya. Lesson 28: Other Prepositions (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain Cara menggunakan preposisi lainnya. Reading (Membaca) I go to school by bus. ( Saya pergi ke sekolah dengan

Lebih terperinci

James Peyton Wangi

James Peyton Wangi James Peyton Wangi (@MissWangi) Ketika aku masih berusia 4 tahun, aku masih terlalu kecil untuk mengerti pekerjaan ayah. Yang jelas, beliau selalu mengajakku berpergian dari satu tempat ke tempat baru

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah Lesson 19: What Pelajaran 19: Apakah Reading (Membaca) What is it? (Apakah ini?) What is your name? (Saiapa namamu?) What is the answer? (Apakah jawabannya?) What was that? (Apakah itu tadi?) What do you

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut... PRAGMATIK Pengantar Linguistik Umum 10 Desember 2014 APAKAH PRAGMATIK ITU? Sistem Bahasa Penjelasan Pragmatik Dunia bunyi Pragmatik Struk tur baha sa* Dunia makna Pragmatik Di dalam dunia bunyi dan dunia

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 9Latihan Soal 9.1

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 9Latihan Soal 9.1 SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 9Latihan Soal 9.1 1. Aldy : Hi, Ben. I havent seen you for a long time where have you been? Beny : Ive been to Batam. Ive got a job there. Ive been working

Lebih terperinci

God s PERFECT TIMING EDITORIAL

God s PERFECT TIMING EDITORIAL God s PERFECT TIMING EDITORIAL TAKUT AKAN TUHAN. Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik... KEHIDUPAN YANG DIPERSEMBAHKAN. Karena itu saudara-saudara,

Lebih terperinci

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana 1 ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract There are many ways to create a communication

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6 SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6 1. Sender : Andy Tuesday, 28 th April, 2016 09.45 a.m. Boby, our plan to have a picnic today is postponed by Mrs. Sendy because of the heavy

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks :

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8LATIHAN SOAL CHAPTER 8 By the way, you are still going to look around, arent you? Who are talking in the dialog? Bruce Erick Ericks sister Bruce and Erick Kunci

Lebih terperinci

beranjak, dan segera menghampiri meja kasir. Ketika aku memegang kopi ku, tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang

beranjak, dan segera menghampiri meja kasir. Ketika aku memegang kopi ku, tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang Atas Nama Dewa, Black Americano, aku mulai beranjak, dan segera menghampiri meja kasir. Ketika aku memegang kopi ku, tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang pun sigap merebut kopiku. Maaf, itu kopi saya,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Austin membagi tuturan berdasarkan jenisnya menjadi tiga jenis, yaitu tuturan lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Maka

Lebih terperinci

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XII / 2

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XII / 2 PERANGKAT PEMBELAJARAN PEMETAAN SK, KD DAN ASPEK PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XII / 2 Nama Guru :... NIP/NIK :...

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Transaksional Meminta dan Memberi Informasi Tentang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Transaksional Meminta dan Memberi Informasi Tentang RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok : SMP Negeri 2 Ngemplak : Bahasa Inggris : VII/I : Teks Transaksional Meminta dan Memberi Informasi Tentang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Ngemplak : Bahasa Inggris : VII/I : Teks Interpersonal Meminta maaf : 2

Lebih terperinci

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Lesson 30: will, will not Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Reading (Membaca) I hope you will visit me one day. ( Aku harap kamu akan mengunjungi saya satu hari ) I think your sister will like that cellphone.

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 9 Giving directions

English for Tourism Lesson 9 Giving directions English for Tourism Lesson 9 Giving directions Pelajaran 9: Memberi Petunjuk Jalan L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Hello, Saya Juni Tampi dari Radio Australia. Kursus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

LEGENDA TERJADINYA PULAU TIMOR

LEGENDA TERJADINYA PULAU TIMOR LEGENDA TERJADINYA PULAU TIMOR Zaman dahulu di Makassar ada seekor anak buaya. Pada suatu pagi, anak buaya itu keluar dari sarangnya untuk mencari makanan. Saat itu musim kemarau yang paling panas dan

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 11 Shopping

English for Tourism Lesson 11 Shopping English for Tourism Lesson 11 Shopping Pelajaran 11: Berbelanja L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio Australia mengantarkan Kursus Bahasa

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal apology. regret. sympathy. gratitude. purpose

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal apology. regret. sympathy. gratitude. purpose 1. Reny : You looked so sad. Whats the matter with you? SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.1 Yuyun : Ive lost my wallet somewhere between my house and the school, There

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

Lesson 3, Dialogue 2 Over the phone

Lesson 3, Dialogue 2 Over the phone Lesson 3 Cover Sheet Lesson 3, Dialogue 2 Over the phone Language/Grammar Points and Cultural Points covered in this lesson Asking for someone Leaving a message. Clarifying what someone s said Telephone

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 13 The Tour Guide

English for Tourism Lesson 13 The Tour Guide English for Tourism Lesson 13 The Tour Guide Pelajaran 13: Pemandu Wisata L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio Australia, Seksi Indonesia.

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get

Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get Reading (Membaca) Let him go to the concert. (Biarkan dia perdi ke konser.) Make him tell the truth. (Buat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory No : Usia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Interpersonal Menyapa dan Berpamitan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Interpersonal Menyapa dan Berpamitan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Ngemplak : Bahasa Inggris : VII/I : Teks Interpersonal Menyapa dan Berpamitan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

Negeri Peri Di Tengah Hutan

Negeri Peri Di Tengah Hutan Negeri Peri Di Tengah Hutan EXT. Desa Terpencil. Pagi Hari Disebuah desa hiduplah seorang anak perempuan yang lugu, yang bernama. Ia senang sekali bermain ditepi hutan. Namun ibunya sebenarnya melarangnya.

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan dibutuhkan manusia untuk dapat bersosialisasi. Ada dua bentuk komunikasi yaitu verbal dan non-verbal.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Interpersonal Mengucapkan Terimakasih

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Interpersonal Mengucapkan Terimakasih RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Ngemplak : Bahasa Inggris : VII/I : Teks Interpersonal Mengucapkan Terimakasih

Lebih terperinci

UNIT 1. Tegur Sapa Greetings

UNIT 1. Tegur Sapa Greetings UNIT 1 Tegur Sapa Greetings Hi. Good morning, selamat pagi Good afternoon selamat siang Good evening selamat malam Good night selamat tidur Good bye selamat tinggal How are you Apa kabar/halo How do you

Lebih terperinci

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 11LATIHAN SOAL CHAPTER 11

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 11LATIHAN SOAL CHAPTER 11 SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 11LATIHAN SOAL CHAPTER 11 1. Lina : You look very thirsty.... to have some tea? Rosa : Sure, thanks. Are you like Do you order Would you like What about Kunci Jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut

Lebih terperinci

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Lesson 26: Prepositions of inter-place (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Cara menggunakan preposisi antar-tempat. Reading (Membaca) He traveled across

Lebih terperinci

Lesson 22: Why. Pelajaran 22: Mengapa

Lesson 22: Why. Pelajaran 22: Mengapa Lesson 22: Why Pelajaran 22: Mengapa Reading (Membaca) Why are you tired? (Mengapa kamu lelah?) Why is your boss angry? (Mengapa bosmu marah?) Why was he late? (Kenapa dia terlambat?) Why did she go there?

Lebih terperinci

Lesson 67: Tag Questions. Pelajaran 67: Kalimat Tanya Penegasan

Lesson 67: Tag Questions. Pelajaran 67: Kalimat Tanya Penegasan Lesson 67: Tag Questions Pelajaran 67: Kalimat Tanya Penegasan Reading (Membaca) You will come with us, won t you? (Kamu akan datang dengan kami, The water is cold, isn t it? (Airnya dingin, bu You really

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris 1 ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Robi Kuswara (0903653) Pembimbing: Dian Indihadi dan Seni Apriliya ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis ilokusi beserta

Lebih terperinci

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Lesson 66: Indirect questions Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Reading (Membaca) Could you tell me where she went? (Bisakah kamu beritahu aku kemana dia pergi?) Do you know how I can get to the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya senantiasa melakukan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting karena dengan bahasa orang dapat menerima

Lebih terperinci