BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional menempatkan manusia sebagai titik sentral sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat Pembangunan mengandung makna yang luas sebagai suatu proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan lembaga-lembaga nasional maupun lokal dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjagan, dan pemberantasan kemiskinan (Todaro, 2000). Tujuan pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan nasional yang mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah. Tujuan pembangunan tersebut harus diperjuangkan mengingat selama ini pembangunan diidentikkan dengan industrialisasi sehingga sering kali kurang memerhatikan aspek pemerataan. Pembangunan di berbagai sektor yang pada intinya mengarah pada perluasan kesempatan kerja tidak selamanya mampu menyerap seluruh tenaga kerja yang jumlahnya semakin bertambah besar. Perwujudan tujuan masyarakat yang adil makmur dapat berupa penciptaan lapangan kerja, pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan stabilitas nasional. Juga perlu adanya jaminan bagi para penganggur, 1
2 orang-orang kehilangan pekerjaan harus beralih ke sektor informal atau pertanian. Perwujudan tersebut sempat terhambat dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997. Pada saat krisis ekonomi, kondisi perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan yang mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar menurun, banyak bank-bank yang dilikuidasi dan banyak perusahaan-perusahaan besar mengalami kebangkrutan. Pada saat yang sama justru sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang tetap bertahan ketika krisis ekonomi melanda bahkan mampu memberikan kontribusi yang besar dalam usaha pemulihan keadaan perekonomian. Kuatnya daya tahan Usaha Kecil dan Menengah ini karena didukung oleh konsistensi mereka dalam memproduksi barang maupun jasa yang mereka perdagangkan dan kemampuan mereka dalam menciptakan lapangan perkerjaan dan memberi upah pada karyawannya. Potensi UKM ini dipandang sebagai senjata ampuh untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain membawa dampak langsung, UKM juga dipandang sebagai salah satu upaya pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan jika dibandingkan dengan sektor ekstratif seperti pertambangan skala besar. Usaha kecil menengah terbukti mampu menampung 99,45 persen dari total tenaga kerja atau 73,24 juta tenaga kerja (Marimbo, 2008). Sektor UKM harus diperjuangkan keberlangsunganya karena UKM dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat pencari kerja, karena jumlah penduduk indonesia yang sangat besar berbanding terbalik dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang sangat minim. Apalagi di jaman teknologi modern saat
3 ini dimana banyaknya usaha yang dapat dibuka hanya bermodalkan promosi melalui internet saja, sehingga dapat mempermudah para produsen untuk mempromosikan barangnya kepada konsumen, jadi pentingnya pengetahuan para pengusaha UKM terhadap pentingya peran teknologi agar dapat bersaing di pasar global. Tahun 2015 Indonesia akan menghadapi pasar AFTA (Asean Free Trade Area). Indonesia masih belum siap dengan adanya AFTA. Berkaca dari hal tersebut pelu adanya langkah-langkah antisipasi dalam menghadapi AFTA. Salah satunya dengan mencitakan perusahaan yng kreatif dan inovatif serta mapu bersaing dengan pihak asing dalam hal ini adalah UKM. Dimana UKM disini harus terus diberi kelonggaran serta kemudahan dalam berproduksi sehingga bisa tetap eksis dalam menghadapi AFTA. UKM tersebar diseluruh daerah, desa dan kota, dan meliputi hampir seluruh jenis lapangan usaha yang ada. Ketangguhan UKM sebagai salah satu pilar yang dapat menopang perekonomian bangsa telah terbukti, karena sektor ini mampu bertahan hidup dan bersaing di tengah krisis ekonomi. Menurut Diah dalam (Panjaitan, 2009) keunggulan usaha mikro ini, dibuktikan pasca kerusuhan Mei 1998, mereka mampu bertahan sampai sekarang sebagai penyelamat perekonomian nasional. Sementara bidang usaha lain justru tiarap dan porakporanda.usaha kecil mikro merupakan jenis usaha yang menyerap banyak tenaga kerja dan memiliki daya tahan dan fleksibilitas yang lebih baik dalam menghadapi dinamika kehidupan ekonomi suatu negara. Perkembangan usaha kecil mikro terus meningkat. Secara sektoral, sekitar 60 persen dari total usaha kecil mikro
4 adalah usaha yang bergerak dibidang pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, kemudian sekitar 23 persen bergerak di sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sekitar 7 persen bergerak dibidang industri pengolahan dan komunikasi dan sisanya tersebar di sektor pertambangan dan penggalian, jasa keuangan, bangunan, listrik, gas dan air bersih. Mengingat pentingnya peranan sektor usaha kecil mikro, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka sudah sewajarnya sektor ini mendapat perhatian untuk lebih dikembangkan sehingga benar benar bisa menjadi penyangga utama perekonomian nasional. Menurut Andang dalam (Wiwin, 2010) proses pemulihan ekonomi di Indonesia, UKM memiliki peranan yang sangat strategis dan penting yang dapat ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar. Ketiga, kontribusi UKM dalam pembentukan PDRB cukup signifikan yakni sebesar 54,22 persen dari total PDRB dan sumbangan UKM terhadap ekspor sebesar 70 persen. Sektor UKM dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional maupun penyerapan tenaga kerja. Industri di Indonesia secara kuantitatif, 80 persen dikuasai oleh industri kecil dan menengah yang pada umumnya dijalankan oleh masyarakat kecil. Peranan UKM sangat penting bagi perkembangan ekonomi lokal, karena sesuai
5 dengan tujuan pembangunan lokal yaitu membuka lapangan kerja bagi masyarakat, selain itu industri kecil juga menggunakan sumber daya yang ada dan dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal (Rejekiningsih, 2004: Saputra, 2010). Peranan UKM dalam penyerapan tenaga kerja pada tahun 2013, Menurut kementerian koperasi dan UKM, jumlah UKM di Indonesia kini mencapai 55,2 juta unit atau 99,98 persen dari total unit usaha indonesia bahkan sektor ini telah menyerap 101,72 juta orang tenaga kerja atau 97,3 persen sedangkan usaha besar hanya mampu menyerap 4,38 juta orang atau 1,2 persen dari total tenaga kerja indonesia yaitu 110,80 juta orang. Deputi pemasaran dan jaringa usaha kementerian koperasi dan UKM mengatakan sektor UKM telah terbukti menopang perekonomian nasional, menyediakan lapangan pekerjaan dan menekan angka kemiskinanserta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tinggi kemampuan UKM dalam menciptakan kesempatan kerja dibandingkan usaha besar mengindikasikan bahwa UKM memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan dan dapat berfungsi sebagai katub pengaman permasalahan tenaga kerja (pengangguran). UKM memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga. Selain itu UKM juga memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) (Tambunan, 2008). UKM telah memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap perekonomian Kota Denpasar. Dimana UKM merupakan bagian dari lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran. Hal
6 tersebut dapat dilihat pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Denpasar pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (Juta Rupiah), 2010-2014 Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 Perdagangan, Hotel & Restoran 2.195.132,92 2.409.328,50 2.615.213,66 2.809.328,50 3.015.213,66 Produk Domestik Regional Bruto 5.710.412,32 6.097.167,27 6.535.171,36 6.937.186,12 7.355.991,56 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2015 Tabel 1.1, PDRB Kota Denpasar menunjukkan bahwa sektor perdagangan hotel dan restoran menjadi penyumbang tertinggi terhadap PDRB provinsi Bali. Dimana dari tahun 2010-2014 terus mengalami peningkatan. Itu menunjukan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi leading sektor dalam perkembangan PDRB provinsi Bali. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran tiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Sektor ini diharapkan menjadi penunjang sektor-sektor lainnya. Tahun demi tahun sektor UKM terus mengalami peningkatan karena didukung oleh konsistensi mereka dalam memproduksi barang maupun jasa yang mereka perdagangkan dan kemampuan mereka dalam menciptakan lapangan perkerjaan dan memberi upah pada karyawannya. Usaha kecil dan menengah (UKM) di kota Denpasar dibagi menjadi 4 sektor usaha yaitu UKM yang bergerak
7 pada sektor pertanian, sektor non pertanian, sektor perdagangan, sektor aneka usaha. Pada kota Denpasar dari tahun 2009 sampai tahun 2013, sektor usaha perdagangan mempunyai jumlah tertinggi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 disajikan peningkatan jumlah UKM di kota Denpasar menurut sektor usaha. Tabel 1.2 Peningkatan Jumlah UKM Menurut Sektor Usaha dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Denpasar Tahun 2010-2014 Tahun Sektor Usaha Total Penyera pan Industri Pertanian Industri Non Pertanian Perdagangan Aneka Usaha dan Jasa Tenaga Kerja (%) 2010 958 965 7062 1925 10910 1,5 2011 971 670 7801 2073 11515 1,5 2012 984 682 7805 2074 11545 1,5 2013 991 690 7811 2083 11575 1,6 2014 998 698 7820 2095 11580 1,6 Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar 2015 Tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah UKM dari tahun 2010-2014 terus mengalami peningkatan. Terlihat bahwa UKM sektor perdagangan menjadi sektor dengan jumlah terbanyak dan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dibandingkan sektor lainnya. Melihat jumlah UKM sektor perdagangan begitu besar dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, maka UKM tersebut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Jika dibina dengan baik maka sektor ini akan menjanjikan dengan meningkatkan pendapatan UKM itu sendiri
8 dan dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Kota Denpasar secara geografis terbagi dalam 4 cakupan wilayah kecamatan yakni diantaranya wilayah Kecamatan Denpasar timur, wilayah Kecamatan Denpasar barat, wilayah Kecamatan Denpasar selatan dan wilayah kecamatan Denpasar Utara. Pada Tabel 1.3 disajikan jumlah UKM diseluruh kecamatan yang ada di Kota Denpasar. Tabel 1.3 Jumlah UKM Sektor Perdagangan Menurut Kecamatan di Kota Denpasar Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah UKM Sektor Perdagangan 1 Denpasar Selatan 2346 2 Denpasar Timur 2128 3 Denpasar Barat 1812 4 Denpasar Utara 1534 Total 7820 Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar 2015 Tabel 1.3 menyajikan jumlah UKM di Kota Denpasar unit UKM, dimanajumlah UKM tertinggi ada di Denpasar selatan dan yang terendah ada di Denpasar Utara, total keseluruhan UKM di kota Denpasar berjumlah 7820 unit. Tingkat upah merupakan pemberian penghargaan kepada tenaga kerja dalam suatu kegiatan produksi yang pada dasarnya adalah imbalan atau balas jasa dari para produsen kepada tenaga kerja atas prestasinya dalam kegiatan produksi. Sistem pengupahan haruslah adil dan kompetitif agar pekerja termotivasi dan bisa
9 meningkatkan kesejahteraannya. Pendapatan UKM juga dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat upah yang didapat oleh para pekerja. Tingkat upah juga berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan UKM yang memiliki beberapa arti yaitu semakin besar tingkat upah yang didapat para pekerja itu dikarenakan tingkat produktivitas perusahaan mengalami peningkatan dalam memproduksi barang dagangannya dan pendapatan yang diterima perusahaan mengalami peningkatan, sehingga pengusaha ingin memberikan sebuah bentuk penghargaan untuk para pekerja atas prestasi yang dibuatnya dalam bentuk peningkatan upah. Dan juga peningkatan upah diberikan agar para pekerja lebih bersemangat dalam bekerja. Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prabawatma (2007) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat upah itu dikarenakan meningkatnya produktivitas perusahaan dalam berproduksi, sehingga pendapatan perusahaan pun semakin meningkat. Waktu yang dimiliki seseorang dapat dialokasikan untuk waktu luang dan untuk bekerja. Seseorang yang menghargai waktu luang, akan bersedia mengorbankannya jika memperoleh pendapatan lebih banyak. Seseorang yang menghargai pendapatan akan bersedia mengorbankan waktu luangnya untuk bekerja. Curahan jam kerja adalah jerih payah yang dilaksanakan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang bersifat ekonomi (Hermanto, 2009). jam kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan pekerja. teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anik (2003) yang menyatakan bahwa semakin tinggi jam kerja yang digunakan, maka semakin tinggi pula pendapatan pekerja yang akan diperoleh. Angka koefisien regresinya sebesar 1265,363, ini berarti
10 setiap kenaikan 1 jam, maka pendapatan pekerja genteng akan naik sebesar Rp. 1.265,363. Modal berpengaruh positif terhadap penjualan dalam suatu industri. Dimana semakin besar modal usaha sebuah pedagang, maka semakin besar pula pendapatannya, karena semakin banyaknya stok barang yang dapat dibeli oleh pedagang akibat dari besarnya modal dagang. Penelitian yang dilakukan Supriadi dan Puspitasari (2012) bahwa setiap kenaikan modal 1 rupiah, maka penjualan akan meningkat sebesar 1854 rupiah. Modal yang dimiliki suatu UKM akan mempengaruhi pendapatan UKM tersebut. Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yustinus (2001) yang menyatakan bahwa setiap penambahan modal sebesar Rp 1.000,00 maka akan terjadi peningkatan sebesar Rp 30,00 pada pendapatan. Pendidikan berpengaruh positif terhadap pendapatan sebuah usaha, dimana semakin tinggi pendidikan seorang pedagang maka semakin besar juga pendapatannya, Sesuai dengan teori human capital dalam Simanjuntak (1998) yang menyatakan bahwa seseorang dapat meningkatkan pendapatannya melalui peningkatan pendidikan, karena pendidikan tidak saja menambah pengetahuan akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dimana setiap penambahan 1 tahun sekolah berarti di satu pihak menunda pendapatan selama satu tahun dalam mengikuti sekolah tersebut. Dengan demikian, pendidikan dipandang sebagai investasi yang imbalannya dapat diperoleh beberapa tahun kemudian dalam bentuk pertambahan hasil kerja. Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Noor Fitria (2014) yang menyatakan bahwa variabel tingkat pendidikan
11 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel pendapatan dengan nilai signifikansi (probabilitas) sebesar 0,007. Dan memiliki nilai koefisien sebesar 0,069 dan bertanda positif yangmenyatakan bahwa meningkatnya satu tahun pendidikan pedagang tape singkong yang berdagang di Jln. Soekarno Hatta, Kota Probolinggo maka dapat meningkatkan pendapatan sebesar 69 ribu rupiah atau dapat dijelaskan bahwa peningkatan tingkat pendidikan akan meningkatkan pendapatan pedagang tape singkong di Jln. Soekarno Hatta, Kota Probolinggo. Jumlah penjualan berpengaruh positif terhadap pendapatan sebuah usaha. Dimana semakin tinngi jumlah penjualan semakin tinggi pula pendapatan dagang, karena semakin banyak barang yang dapat dijual maka semakin banyak pula uang yang didapat sehingga pendapatan semakin tinggi. Teori ini didukung oleh Penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2011) yang menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah penjualan maka terjadi peningkatan pada pendapatan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat ditarik rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh upah, jam kerja, modal dan pendidikan terhadap jumlah penjualan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sektor perdagangan di Kota Denpasar? 2) Bagaimana pengaruh upah, jam kerja, modal, pendidikan dan jumlah penjualan terhadap pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sektor perdagangan di Kota Denpasar?
12 3) Apakah upah, jam kerja, modal, dan pendidikan berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap pendapatan UKM melalui jumlah penjualan UKM pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sektor perdagangan di Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Penulisan Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk menganalisis pengaruh upah, jam kerja, modal dan pendidikan terhadap pendapatan melalui jumlah penjualan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sektor perdagangan di Kota Denpasar. 2) Untuk menganalisis pengaruh upah, jam kerja, modal, pendidikan, dan jumlah penjualan terhadap pendapatan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sektor perdagangan di Kota Denpasar. 3) Untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara tidak langsung upah, jam keja, modal, dan pendidikan terhadap pendapatan melalui jumlah penjualan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sektor perdagangan di Kota Denpasar. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi kegunaan teoritis dan praktis. 1) Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat serta memperkaya ragam penelitian dan mampu menambah pengetahuan dan wawasan khususnya bagi pengembangan ilmu pendidikan dan menjadi referensi sehingga dapat
13 membandingkan teori-teori dengan kenyataan dilapangan khususnya tentang masalah Usaha Kecil dan Menengah. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada pemerintah dan pihak yang berkepentingan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan masyarakat khususnya UKM.
14