BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

: PENENTUAN PRIORITAS PEMBANGUNAN MELALUI ANALISIS SEKTOR-SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN GIANYAR. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era Otonomi Daerah, Bangsa Indonesia tidak dapat melepaskan diri

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2012

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

PROFIL PEMBANGUNAN BALI

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk mencapai keadaan tersebut. Adanya pembangunan selain

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang bertujuan untuk meningkatkan harkat,martabat serta memperkuat kepribadian dan jati diri masyarkat Bali lokal,regional maupun nasional. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat, oleh karena itu pelaksanaan pembangunan harus menjamin pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang sekaligus untuk mencegah adanya jurang antara si kaya dan si miskin. Pembangunan sebagaimana dikonsepkan oleh para ahli ekonomi telah menciptakan perubahan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang memasuki tahapan modernisasi sebagai titik lompatan menuju kehidupan yang maju dan sejahtera. Hakekatnya pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi (Wijono, 2005:1), maka untuk mencapai hal tersebut pemerintah dalam melaksanakan pembangunan akan semakin mengandalkan pada aktifitas dan peran aktif masyarakat itu sendiri agar terwujud masyarakat yang sejahtera. Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat 1

kesejahteraan masyarakat, sehingga pendapatan dapat mencerminkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat (Lincolin Arsyad, 1999:25). Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia sudah berkembang pesat, salah satunya pertumbuhan yang terjadi di sektor industri. Pertumbuhan sektor industri di Indonesia akan sangat dipngaruhi oleh skala usaha atau skala produksi dari suatu perusahaan yang masuk dalam industri tersebut, dan biasanya semakin besar skala usaha atau skala produksinya cenderung akan menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi atau input yang tinggi sehingga perusahaan akan berkembang lebih pesat. Perkembangan ekonomi khususnya sektor industri adalah salah satu kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu, sehinga diusahakan jika semakin besar kegiatan ekonomi khususnya sektor industri maka semakin luas lapangan kerja produktif bagi masyarakat (Lincolin Arsyad, 1999:353). Perkembangan yang terjadi di sektor industri sekarang ini mulai menjadikan sektor industri sebagai sektor yang sangat diminati dan bisa berkembang dengan pesat apalagi dengan didukung oleh teknologi tepat guna yang juga terus mengalami perkembangan. Perkembangan sektor industri di Indonesia merupakan harapan pemerintah, akan tetapi tidak dengan mengurangi kontribusi dari sektor-sektor ekonomi lainnya. Pemerintah berharap semua sektor bisa berkembang secara seimbang dan terus mengalami perkembangan. Peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat di perlukan untuk meningkatkan sektor industri, peran pemerintah diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. 2

Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memilki sektor industri yang berkembang pesat, akan tetapi perkembangan sektor industri di bidang migas tidak terlalu baik ini disebabkan karena Provinsi Bali tidak memiliki sumber daya mineral yang banyak, sehingga pembangunan sektor industri di Bali diarahkan di bidang non migas. Pembangunan sektor industri di bidang non migas di Bali diarahkan pada pembangunan-pembangunan industri rumah tangga kecil dan menengah dimana salah satunya adalah industri pakaian jadi tekstil, Perkembangan industri pakaian jadi tekstil di Bali sangat pesat dikarenakan sektor industri tekstil juga pesat perkembangannya dimana sektor industri pakaian jadi tekstil melengkapi industri tekstil dalam menambah nilai produk yang dihasilkan sektor industri tekstil ini. Perkembangan sektor industri pakaian jadi tekstil dan industri lainnya di Provinsi Bali tidak terlepas dari peran masing-masing kabupaten/kota dan salah satunya Kota Denpasar yang merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian di Bali. Kota Denpasar yang merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian memiliki laju pertumbuhan rata-rata PDRB tahun 2005-2009 dari sektor industri masih lebih rendah dibandingkan dua sektor lainnya dimana hal tersebut terlihat dari data PDRB Kota Denpasar atas dasar harga konstan tahun 2000 menurut lapangan usaha pada tahun 2005-2009 pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 menunjukkan, bahwa laju pertumbuhan dari sektor industri pada tahun 2006 sempat mengalami penurunan menjadi 4,61 persen dari tahun 2005 atau turun sebesar 0,09 persen, kemudian tahun 2007 mengalami peningkatan yang tinggi yaitu 5,06 persen menjadi 9,67 persen, ini dikarenakan dampak dari sektor tersier 3

yaitu perdagangan, hotel dan restoran dalam perdagangan besar dan eceran yang meningkat pertumbuhannya pada tahun 2007, dan pada tahun 2008 sektor industri mengalami penurunan lagi sebesar 1,96 persen menjadi 7,71 persen, laju pertumbuhan dari sektor industri kembali meningkat pada tahun 2009 menjadi 7,74 persen. Pada Tabel 1.1 juga menunjukan meskipun PDRB rata-rata sektor industri menempati urutan ketiga dari kesembilan sektor yang ada, tetapi PDRB rata-rata sektor industri masih lebih tinggi dari rata-rata seluruh sektor yang ada pada tahun 2005 sampai 2009. Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Denpasar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2005 2009(Persen) No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] 1. Pertanian 3,87 5,47 2,80 2,06 6,81 4,20 2. Pertambangan dan 0,32 0,28 0,29 0,25 5,38 1,30 Penggalian 3. Industri Pengolahan 4,70 4,61 9,67 7,71 7,74 6,89 4. Listrik, Gas & Air 7,21 8,05 3,84 8,19 8,78 7,21 Bersih 5. Bangunan 6,97 6,73 4,28 5,61 3,88 5,50 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 6,73 5,23 9,92 9,99 7,35 7,84 7. Pengangkutan & 5,53 5,92 4,87 4,83 6,87 5,60 Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan 4,84 5,15 3,67 4,01 4,10 4,36 & Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 8,47 9,53 2,85 4,29 4,71 5,97 PDRB 6,05 5,88 6,60 6,83 6,53 6,38 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2009 Tabel 1.2 adalah rekapitulasi industri rumah tangga, kecil dan menengah yang ada di Provinsi Bali berdasarkan Kabupaten pada tahun 2010,sebagai berikut: 4

Tabel 1.2 Rekapitulasi Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah di Provinsi Bali Berdasarkan Kabupaten Tahun 2010 No. Kabupaten Jumlah Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi (Unit) (orang) (Rp.000) 1. Badung 873 12.232 393.558.508 2. Buleleng 557 3.685 7.168.275 3. Bangli 275 2.675 2.275.017 4. Denpasar 3.561 27.855 275.203.628 5. Gianyar 508 8.477 357.578.183 6. Jembrana 1.335 8.655 4.4934.935 7. Karangasem 426 3.726 1.539.284.358 8. Klungkung 398 4.156 7.886.713 9. Tabanan 473 6.368 59.206.528 Total 8.406 77.829 2.687.105.140 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2010 Tabel 1.2 menunjukan bahwa pada tahun 2010 Kota Denpasar memiliki jumlah unit usaha di sektor industri rumah tangga, kecil dan menengah yang terbanyak di Provinsi Bali yaitu sebanyak 3.561 unit usaha, dengan jumlah tenaga kerja terbesar yaitu 27.855 orang. Perkembangan industri rumah tangga, kecil dan menengah di Kota Denpasar menjadikan Kota Denpasar sebagai kabupaten/kota yang paling banyak memiliki unit usaha di sektor industri rumah tangga, kecil dan menengah salah satunya adalah industri pakaian jadi tekstil. Perkembangan industri di Kota Denpasar menjadikan Kota Denpasar sebagai kabupaten/kota yang paling banyak memiliki unit usaha pakaian jadi dari tekstil. Jumlah unit usaha, tenaga kerja, dan investasi industri pakaian jadi tekstil menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali pada tahun 2010 terlihat dalam Tabel 1.3. 5

Tabel 1.3. Rekapitulasi Industri Pakaian Jadi Tekstil per Kabupaten di Provinsi Bali Berdasarkan Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Nilai Investasi Tahun 2010 No. Kabupaten Jumlah Unit usaha Tenaga Kerja (Orang) Nilai Investasi (Rp.000) 1. Jembrana 26 58 80.605 2. Buleleng 17 85 144.514 3. Tabanan 27 641 3.820.867 4. Badung 145 4.180 321.933.320 5. Gianyar 29 596 2.744.318 6. Klungkung 16 239 305.664 7. Karangasem 25 246 126.150 8. Bangli 4 37 62.117 9. Denpasar 525 8.798 6.048.272 Total 818 14.880 331.444.960 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2010 Tabel 1.3.menunjukan bahwa jumlah unit usaha pakian jadi dari tekstil di Kota Denpasar merupakan jumlah terbanyak di Provinsi Bali sebanyak 509 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 8.798 orang serta nilai investasi sebesar Rp.331.444.960,- dan selanjutnya pada tahun 2010 untuk Kota Denpasar industri pakain jadi tekstil mengalami perkembangan. Jumlah unit usaha, tenaga kerja, investasi industri pakaian jadi tekstil berdasarkan kecamatan di Kota Denpasar tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.4. 6

Tabel 1.4. Jumlah Industri Pakian Jadi Tekstil di Kota Denpasar tahun 2007-2010 No Tahun Jumlah Indsutri Pakaian Jadi Tekstil (Unit) Persentase(%) 1 2007 430-2 2008 459 6,3% 3 2009 509 9,8% 4 2010 525 3,0% Sumber : Disperindag Kota Denpasar, 2011 Tabel 1.4 menunjukan bahwa jumlah unit usaha pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar terus mengalami kenaikan setiap tahunya, Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2008 dimana jumlah industri pakaian jadi dari tekstil di kota denpasar mengalami pertambahan sebanyak 29 industri. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 jumlah industri pakaian jadi dari tekstil mengalami peningkatan menjadi 525 industri dari jumlah industri pakaian jadi dari tekstil pada tahun 2009 yang berjumlah 509 industri. Jumlah industri pakaian jadi dari tekstil se-kecamatan di Kota Denpasar tahun 2010 dapat dilihat di tabel 1.5, Tabel 1.5 Jumlah Industri Pakian Jadi Tekstil Se-Kota Denpasar Tahun 2010 No Kecamatan Jumlah (Unit) Perkembangan (%) 1 Denpasar Utara 87 16,5 2 Denpasar Timur 44 8,3 3 Denpasar Selatan 181 34,4 4 Denpasar Barat 213 40,5 Jumlah 525 100 Sumber : Disperindag Kota Denpasar, 2011 Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 industri pakain jadi tekstil telah menyebar di empat kecamatan di Kota Denpasar. Data pada tabel 7

1.5 Menunjukkan bahwa Kecamatan Denpasar Barat memiliki jumlah industri pakaian jadi dari tekstil yang lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan lainya. Jumlah industri pakaian jadi dari tekstil di kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2010 sebanyak 213 industri dari 525 industri pakian jadi dari tekstil yang berada di Kota Denpasar. Denpasar Selatan berada diperingkat ke dua dengan jumlah industri sebanyak 181 industri dari 525 industri pakaian jadi dari tekstil di Kota Denpasar. Denpasar Timur memiliki jumlah industri paling sedikit yakni sebanyak 44 industri dari 525 industri pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar. Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Denpasar diikuti dengan pertambahan jumlah tenaga kerja, Maka salah satu kegiatan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor industri pakaian jadi tekstil, Dimana sampai sekarang masih dapat bertahan bahkan cenderung semakin mengalami peningkatan. Seperti diketahui bahwa produk yang dihasilkan oleh industri ini adalah merupakan kebutuhan pokok masyarakat, Jadi dengan bertambahnya penduduk diharapkan juga produksi dari industri pakian jadi ini ikut meningkat. Perkembangan nilai produksi pakaian jadi tergantung dari pada faktor-faktor yang digunakan dalam proses produksi. Dimana nilai produksi sangat dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang diserap dan modal yang digunakan oleh perusahaan itu sendiri. pada Tabel 1.6 disajikan jumlah nilai produksi industri pakian jadi dari tekstil Kota Denpasar tahun 2007-2010. Tabel 1.6 Jumlah Nilai Produksi Industri Pakian Jadi Tekstil di Kota Denpasar Tahun 2007-2010 No Tahun Jumlah Nilai Produksi (Rp.000) Persentase (%) 1 2007 357.879.208-2 2008 387.904.507 7,7% 3 2009 450.374.257 13,8% 4 2010 499.837.157 9,8% Sumber : Disperindag Kota Denpasar, 2010 8

Berdasarkan Tabel 1.6 Jumlah nilai produksi industri pakaian jadi dari tekstil di Kota Denpasar terus mengalami peningkatan tiap tahunya. Peningkatan jumlah nilai produksi pakaian jadi tertinggi terjadi pada tahun 2009 dimana jumlah nilai produksi meningkat sejumlah 13,8 %.pada tahun 2010 jumlah nilai produksi mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi sejumlah 9,8 %. Faktor tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam kegiatan produksi. peranan tenaga kerja akan semakin besar di dalam industri kecil yang bersifat umum, Dimana ketelitian keterampilan dari pada karyawan yang menangani proses produksi mempunyai akibat langsung terhadap produksi yang dihasilkan (Ashyari 1985:55). kenaikan produksi yang dilakukan di industri akan menambah penggunaan teanaga kerja. Jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 1.7. Tabel 1.7 Jumlah Tenaga Kerja Industri Pakian Jadi Tekstil di Kota Denpasar tahun 2007-2010 Jumlah Tenaga Kerja Persentase (%) No Tahun (Orang) 1 2007 7.534 0% 2 2008 7.902 4,6% 3 2009 8.521 7,2% 4 2010 8.798 3,1% Sumber : Disperindag Kota Denpasar,2011 Berdasarkan Tabel 1.7 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri paian jadi tekstil di kota denpasar terus mengalami kenaikan tiap tahunnya. Peningkatan tenaga kerja tertinggi terjadi pada tahun 2009 dimana pada tahun ini jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 7,2%. Pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan menjadi 3,1 %. Faktor Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi, Dimana modal dapat meningkatkan produksi dengan jalan meningkatkan kapasitas produksi (Sukirno 2000:368). Investasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses produksi. Karena investasi mempunyai peranan yang penting karena dapat 9

meningkatkan produksi yang dihasilkan. Jumlah modal industri pakian jadi di Kota Denpasar pada tahun 2007-2010 dapat dilihat pada Tabel 1.8 Tabel 1.8 Jumlah Investasi Industri Pakian Jadi dari tekstil di Kota Denpasar Tahun 2007-2010 No Tahun Nilai Investasi (Rp.000) Perkembangan(%) 1 2007 48.943.876-2 2008 51.347.466 4,6% 3 2009 67.285.397 23% 4 2010 70.728.684 4,8% Sumber : Disperindag Kota Denpasar, 2011 Berdasarkan Tabel 1.8 dapat dilihat bahwa jumlah investasi industri pakian jadi dari tekstil di kota denpasar selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2009 dimana jumlah investasi mengalami peningkatan sebesar 23%,. Perkembangan industri pakaian jadi di Kota Denpasar menghadapi banyak kendala yang hampir sama dengan yang dialami industri rumah tangga kecil dan menengah lainnya dimana masalah utamanya adalah dalam kurangnya dari segi permodalan bagi beberapa usaha industri pakaian jadi yang masih berbasis usaha mikro dan kecil di Kota Denpasar yang membuat adanya ketimpangan permodalan dengan usaha industri pakaian jadi yang mempunyai modal kuat, Selain itu persaingan usaha yang sangat ketat mengingat Kota Denpasar sebagai sentra industri usaha, Serta penggunaan tenaga kerja dan jam kerja yang terbatas dan belum optimal sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja usaha pakaian jadi tekstil ini untuk mengetahui skala ekonomis serta bagaimana sifat produksi pada industri pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, Maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut. 10

1) Bagaimanakah skala ekonomis industri pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar? 2) Apakah sifat produksi industri pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar bersifat padat modal atau padat karya? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisa skala ekonomis pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar. 2. Untuk menganalisa sifat produksi industri pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar bersifat padat modal atau padat karya. 1.2.2 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai pengaplikasian teori yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi terutama mengenai skala ekonomis dan pendapatan pengusaha industri pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar akibat adanya tenaga kerja dan modal usaha yang berbeda antar pengusaha pakaian jadi tekstil. 11

2) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada pengusaha industri pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar mengenai beberapa faktor yang mendasari besar kecilnya jumlah produksi yang dihasilkan pengusaha industri pakaian jadi tekstil sehingga diharapkan pemerintah maupun pihak yang terkait dapat mengambil kebijakan yang mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat. 1.3 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan, metode penulisan, serta sistematika penyajian. Bab II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan yang dibahas dalam laporan ini yaitu mengenai skala ekonomis dan sifat produksi industri pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai objek penelitian, jenis data serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.. 12

Bab IV Pembahasan Bab ini menguraikan gambaran umum Daerah Penelitian dan pembahasan mengenai permasalahan dalam penelitian, yaitu Skala Ekonomis dan Sifat Produksi Industri Pakaian jadi tekstil di Kota Denpasar. Bab V Penutup Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan laporan dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan kesimpulan yang diperoleh. 13