Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605
HASIL BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JUMLAH TANAMAN PERLUBANG KETUT TURAINI INDRA WINTEN ANAK AGUNG GEDE PUTRA PANDE GEDE GUNAMANTA PS. Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Tabanan ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui hasil tanaman bayam cabut ( Amaranthus tricolor L) akibat pemberian pupuk kandang sapi dan jumlah tanaman lubang -1, dilakukan di desa Candikuning, Bedugul Tabanan dari awal Juli sampai dengan akhir September 2014. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari dua faktor yaitu pemberian pupuk kandang sapi dan jumlah tanaman lubang -1 serta perlakuan diulang tiga kali. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa interaksi antara pupuk kandang sapi dan jumlah tanaman lubang -1 berpengaruh tidak nyata (p 0,05) terhadap semua parameter yang diamati. berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap semua parameter yang diamati. Total berat segar tanaman ha -1 didapat pada pemberian pupuk kandang sapi 10 t ha -1 yaitu 9453,46 g meningkat 16,51 % dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk kandang sapi (8113,35 g). Belum didapat hasil optimum dari pemberian pupuk kandang sapi dalam penelitian ini berpengaruh tidak nyata (p 0,05) terhadap berat segar akar petak -1, total berat kering oven tanaman ha -1, dan berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap berat segar daun petak -1, berat segar batang petak -1 serta total berat segar tanaman ha -1. Total berat segar tanaman ha -1 tertinggi didapat pada perlakuan dua tanaman lubang -1 yaitu sebesar 9251,93 g meningkat 14,23 % dibandingkan satu tanaman lubang -1 (8098,84 g) Kata kunci : pupuk kandang sapi, jumlah tanaman lubang -1, tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L ) PENDAHULUAN Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun dimana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Pertumbuhan yang paling baik pada tanah subur dan banyak sinar matahari, dengan ph antara 6 7 (Abidin dkk., 1984) Lahan kering merupakan lahan yang memiliki banyak keterbatasan sifat fisik, kimia dan biologi yang kurang mendukung dalam berusahatani (Suprapto dkk., 2000). Di daerah Candikuning dengan tanah pasir berlempung, struktur tanah kurang baik dengan daya pegang air rendah, porositas tinggi dan unsur hara kurang tersedia bagi tanaman. Di daerah Candikuning lahan sering digunakan untuk tanaman sayuran, dan sayuran membutuhkan tanah sangat gembur sehingga perlu penambahan bahan organik. Demikian pula pada saat melakukan penggemburan tanah sebaiknya diberikan pupuk organik sebagai pupuk dasar (Haryanto dkk., 2003) Ketersediaan bahan organik yang sebenarnya bermanfaat dalam proses produksi pertanian seringkali diluar jangkauan dan pengetahuan petani (Sutanto,2006) Pemberian pupuk untuk kesuburan lahan dapat dipertahankan atau dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman bayam. Salah satu jenis pupuk yang cukup baik, agar sifat fisik tanah dapat dipertahankan adalah pupuk organik (pupuk kandang). Pupuk ini dapat terbentuk dari kotoran hewan yang sudah lapuk/hancur 154 Majalah Ilmiah Untab, Vo. 11 No. 2 Septermber 2014
dan berubah menjadi bagian tanah (Murbandono,1999). Menurut Rukmana (1994) dosis optimal pemberian pupuk kandang per hektar adalah 10 ton untuk keperluan tanaman hortikultura. Penggunaan bahan organik untuk meningkatkan hasil telah dilakukan oleh Rengka (2003) pada tanaman petsai, dengan menggunakan dosis pupuk kandang sapi 15 t ha -1 memberikan hasil krop ha -1 sebesar 57,85 t lebih tinggi dari pada dosis 10 t yaitu 4945 t. Peningkatan populasi tanaman per satuan luas dapat menyebabkan kompetisi antar individu tanaman semakin tinggi. Adanya kompetisi diantara individu tanaman dapat mengubah bentuk dan ukuran tanaman yang pada akhirnya langsung mempengaruhi hasil. Peningkatan populasi tanaman akan mengakibatkan kesempatan tanaman secara individu untuk memperoleh sinar matahari, CO2, air dan unsur hara menjadi terbatas sehingga laju fotosintesis berkurang. Berkurangnya faktor tumbuh yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman mengakibatkan terbatasnya hasil fotosintesis sehingga hasil pertanaman menurun (Harjadi,1983) METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di desa Candikuning, Bedugul Tabanan selama dua bulan pada pertengahan bulan Juli sampai dengan akhir September 2014 dimulai dari pengolahan tanah, tanam dan panen. Bahan yang digunakan adalah bibit bayam cabut, pupuk kandang sapi, Dhitane M 45. Alat yang digunakan adalah timbangan,pisau,kantong kertas, oven. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang dicoba terdiri dari dua faktor yang disusun secara faktorial, yaitu: Faktor pertama adalah tingkat pupuk kandang sapi (K) yang terdiri dari K0 = 0 t ha -1 ; K1 = 5 t ha -1 ; K2 =10 t ha -1. Faktor kedua adalah jumlah tanaman lubang -1 yang terdiri dari B1 = satu tanaman lubang -1, B2 = dua tanaman lubang -1, B3 = tiga tanaman lubang -1. Dengan 3 kali ulangan maka jumlah petakan 27 petak yang ukuran petak 2 m x 2 m serta jarak tanam 5 cm x 10 cm. Tanaman bayam cabut yang digunakan berasal dari semaian dengan umur semaian 2 minggu. Penanaman bayam cabut dilakukan sesuai perlakuan, pupuk kandang sapi diberikan dua minggu sebelum tanam sesuai dengan dosis perlakuan. Parameter tanaman bayam cabut yang diamati yaitu: berat segar daun petak -1, berat segar batang petak -1, berat segar akar petak - 1, total berat segar tanaman petak -1, total berat segar tanaman ha -1, total berat kering oven tanaman ha -1. Data hasil pengamatan dianalisa secara statistik dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5% bila interaksi tidak nyata, sedangkan bila interaksi nyata sampai sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5 % (Gomez dan Gomez, 1995) HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pupuk kandang sapi dan jumlah tanaman lubang -1 berpengaruh tidak nyata (p 0,05) terhadap seluruh parameter yang diamati. Hal ini karena kedua faktor perlakuan tidak saling mempengaruhi atau hasil tanaman dipengaruhi oleh masing- masing faktor itu sendiri. berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap berat segar daun petak -1, berat segar batang petak - 1, berat segar akar petak -1, total berat segar tanaman petak -1, total berat segar tanaman ha - 1, total berat kering oven tanaman ha -1. Ketut Turaini Indra, Anak Agung Gede Putra, Pande Gede Gunamanta, Hasil Bayam Cabut... 155
Tabel 1. Pengaruh tunggal pupuk kandang sapi (K) dan jumlah tanaman per lubang (B) terhadap hasil tanaman Bayam Cabut ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- Perlakuan Berat segar Berat segar Berat segar Total berat Total berat Total berat Daun batang akar segar tan segar tan kering Petak -1 petak -1 petak -1 petak -1 ha -1 oven tan ha -1 (g) (g) (g) (g) (g) (g) Pupuk kandang Sapi (t ha- 1 ) 0 (K 0) 417,36 b 583,34 b 175,34 b 1217,00 b 8113,35 b 51,19 b 5 (K 1) 452,50 b 664,69 ab 199,62 ab 1316,81 ab 8778,73 ab 54,85 ab 10 (K 2) 497,15 a 745,53 a 216,30 a 1418,02 a 9453,46 a 57,56 a BNT 5% 37,247 107,370 26,588 120,550 804,669 5,333 Jumlah tanaman lubang -1 Satu (B 1) 435,25 b 608,51 b 171,37 a 1214,83 b 8098,84 b 50,92 a Dua (B 2) 469,10 a 730,68 a 188,00 a 1387,79 a 9251,93 a 53,05 a Tiga (B 3) 481,70 a 680,87 a 200,29 a 1362,86 a 9085,76 a 55,45 a BNT 5 % 32,257 92,985-104,400 695,998 - Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata ( p 0,05) pada uji BNT taraf 5 % Pupuk Kandang sapi terhadap berat segar daun petak -1 berpengaruh nyata (p < 0,05), hasil tertinggi pada pemberian 10 t ha -1 (K2) yaitu sebesar 497,15 g berbeda nyata dengan pemberian pupuk kandang sapi 5 t ha -1 (K1) 452,50 g dan pemberian pupuk kandang sapi 0 t ha -1 (K0) 417,36 g (Tabel 1). terhadap berat segar batang petak -1 sebesar 745,53 g berbeda tidak nyata (p 0,05) dengan pemberian 5 t ha -1 (K1) sebesar 664,69 g dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan pemberian 0 t ha -1 (K0) 583,34 g (Tabel 1). terhadap berat segar akar petak -1 berpengaruh nyata (p < 0,05) dengan hasil tertinggi pada pemberian 10 t ha -1 (K2) yaitu sebesar 216,30 g berbeda tidak nyata (p 0,05) dengan pemberian pupuk 5 t ha -1 (K1) sebesar 199,62 g dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan pemberian 0 t ha -1 (K0) 175,34 g (Tabel 1). terhadap total berat segar tanaman petak -1 sebesar 1418,02 g berbeda tidak nyata (p 0,05) dengan pemberian pupuk 5 t ha -1 (K1) sebesar 1316,81 g dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan pemberian 0 t ha -1 (K0) 1217,00 g (Tabel 1). terhadap total berat segar tanaman ha -1 sebesar 9453,46 g berbeda tidak nyata (p 0,05) dengan pemberian pupuk 5 t ha -1 (K1) sebesar 8778,73 g dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan pemberian 0 t ha -1 (K0) 8113,35 g (Tabel 1). terhadap total berat kering oven ha -1 sebesar 57,56 g berbeda tidak nyata (p 0,05) dengan pemberian pupuk 5 t ha -1 (K1) sebesar 54,85 g dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan pemberian 0 t ha -1 (K0) 51,19 g (Tabel 1). Jumlah tanaman lubang -1 terhadap berat segar daun petak -1 berpengaruh nyata (p < 0,05) dengan hasil tertinggi pada pemberian tiga tanaman lubang -1 (B3) yaitu sebesar 481,70 g berbeda tidak nyata (p 156 Majalah Ilmiah Untab, Vo. 11 No. 2 Septermber 2014
0,05) dengan dua tanaman lubang -1 (B2) sebesar 469,10 g dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan satu tanaman lubang -1 (B1) 435,25 g (Tabel 1). terhadap berat segar batang petak -1 tertinggi pada pemberian dua tanaman lubang - 1 (B2) yaitu sebesar 730,68 g berbeda tidak nyata (p 0,05) dengan tiga tanaman lubang -1 (B3) sebesar 680,87 g dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan satu tanaman lubang -1 (B1) 608,51 g (Tabel 1). terhadap berat segar akar petak -1 berpengaruh tidak nyata (p > 0,05). Rata-rata berat segar akar petak -1 untuk ketiga perlakuan jumlah tanaman lubang -1 adalah sebesar 186,55 g 1 (Tabel 1). terhadap total berat segar tanaman petak -1 tertinggi pada pemberian dua tanaman lubang - 1 (B2) yaitu sebesar 1387,79 g berbeda tidak nyata (p 0,05) dengan tiga tanaman lubang -1 (B3) sebesar 1362,86 g dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan satu tanaman lubang -1 (B1) 1214,83 g (Tabel 1). terhadap total berat segar ha -1 berpengaruh nyata (p < 0,05) dengan hasil tertinggi pada pemberian dua tanaman lubang -1 (B2) yaitu sebesar 9251,93 g berbeda tidak nyata (p 0,05) dengan tiga tanaman lubang -1 (B3) sebesar 9085,76 g dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan satu tanaman lubang -1 (B1) 8098,84 g (Tabel 1). terhadap berat kering oven tanaman ha -1 berpengaruh tidak nyata (p > 0,05). Rata-rata berat kering oven tanaman ha -1 untuk ketiga perlakuan jumlah tanaman lubang -1 adalah sebesar 53,14 g 1 (Tabel 1). PEMBAHASAN Interaksi antara perlakuan pemberian pupuk kandang sapi maupun jumlah tanaman lubang -1 terhadap hasil tanaman bayam cabut menunjukkan perbedaan tidak nyata (p > 0,05). Hal ini disebabkan karena jumlah pupuk kandang yang diberikan tidak cukup untuk memberikan hasil yang optimal pada tanaman bayam, ini terbukti dari hasil penelitian dimana semakin besar pupuk yang diberikan masih menunjukkan hasil yang semakin tinggi sehingga hasil maksimum belum diperoleh. Akibat pemberian pupuk kandang sapi dengan jumlah tersebut masih bisa menunjang persaingan yang terjadi dengan jumlah tanaman perlubang yang dicoba sehingga seolah-olah masing-masing perlakuan akan memberikan respon secara tersendiri atau belum adanya saling menunjang pada masing-masing perlakuan yang diberikan. Pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh terhadap hasil tanaman bayam cabut seperti berat segar daun, batang, akar petak -1, total berat segar tanaman petak -1 dan ha -1, serta total berat kering oven tanaman ha - 1, hal ini karena dengan pemberian pupuk kandang akan menyebabkan tanah lebih gembur sehingga penetrasi akar lebih dalam dan luas. Luasnya penetrasi akar maka akar akan lebih leluasa menyerap unsur hara yang disediakan oleh pupuk kandang untuk pertumbuhan tanaman baik di atas maupun di bawah tanah. Menurut Yahmadi (1972) bahwa antara akar dan bagian tanaman di atas tanah terdapat korelasi yang positif, dimana semakin baik pertumbuhan akar akan menyebabkan pertumbuhan tanaman di atas tanah semakin baik. Selanjutnya Oades (1995) menyatakan bahwa pupuk kandang akan dapat memperbaiki agregasi tanah, permeabilitas serta peredaran udara tanah, sehingga tanaman dapat membentuk sistem perakaran yang kuat dan mampu menyerap hara serta air lebih banyak. Hasil tanaman bayam juga sangat ditentukan oleh organ penting yang menunjang proses metabolisme tanaman yaitu daun tanaman, dimana daun sangat berperan dalam proses intersepsi cahaya matahari dalam peristiwa fotosintesis (Abidin, 1984). Fotosintesis menghasilkan karbohidrat dari bahan dasar CO2 dan H2O namun proses tersebut tak dapat berlangsung untuk menghasilkan protein, asam nucleat dan Ketut Turaini Indra, Anak Agung Gede Putra, Pande Gede Gunamanta, Hasil Bayam Cabut... 157
sebagainya bilamana nitrogen tidak tersedia dalam klorofil. Perbaikan sifat fisik tanah akibat pemberian pupuk kandang sapi dapat meningkatkan nitrogen sehingga nitrogen dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman bayam ( Harjadi, 1983). Selanjutnya Winaya (1983) menyatakan nitrogen yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah dipergunakan untuk membentuk zat hijau daun, menambah panjang tanaman, perluasan daun dan meningkatkan produksi daun. Semakin meningkatnya pemberian pupuk kandang sapi sampai 10 t ha -1 akan meningkatkan total berat segar ha -1. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang sapi termasuk pupuk dingin yang dalam penguraiannya oleh mikroorganisme berlangsung perlahan-lahan, sehingga tidak terbentuk panas dan unsur hara yang dilepaskan juga secara berangsurangsur, sehingga tanaman mendapatkan hara dalam waktu yang cukup lama. Hasil ini didukung oleh berat segar tanaman petak -1 (r = 1,0000**), berat segar daun petak -1 (r = 0,9979**), berat segar batang petak -1 (r = 0,9908**) dan berat segar akar petak -1 (r = - 0,9947**). Bila dilihat dari hasil analisa tanah kandungan C-organik tanah rendah yaitu sebesar 1,840 %. Pemupukan tersebut dapat memacu tanaman untuk membentuk komponen bahan kering yaitu karbohidrat dan protein lebih banyak melalui proses fotosintesis (Harjadi,1983). Seiring dengan meningkatnya kandungan bahan organik dalam tanah, meningkat pula kandungan nitrogen dan fosfor selama mereka merupakan penyusun-penyusun penting bahan organik ( Foth, 1991). Hal ini terjadi korelasi antara total berat kering oven tanaman ha -1 dengan total berat segar tanaman ha -1 (r = 0,9966**). Perlakuan jumlah dua tanaman lubang - 1 mampu meningkatkan total berat segar tanaman ha -1 dengan nilai tertinggi 9251,93 g dibandingkan dengan satu tanaman lubang -1. Hal ini disebabkan oleh tingkat kompetisi lebih ringan pada perlakuan ini, sehingga pemanfaatan faktor tumbuh baik di bawah tanah (air, unsur hara dan lain-lain) dan di atas tanah (gas-gas, sinar matahari dan lainlain) lebih optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman bayam. Tingkat kompetisi yang paling ringan terjadi pada penanaman dengan satu tanaman lubang -1, tetapi hasil yang diperoleh lebih kecil karena jumlah tanamannya sedikit. Harjadi (1983) menyatakan populasi yang terlalu rendah tidak dikehendaki karena hasil persatuan luas akan rendah, meskipun dari masing masing individu tanaman tinggi. Produksi tiap satuan luas yang tinggi tercapai dengan populasi tinggi, karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal pertumbuhan. Akan tetapi pada akhirnya, penampilan masing masing tanaman secara individu menurun karena persaingan untuk cahaya dan faktor faktor tumbuh lainnya. Tanaman memberikan respon dengan mengurangi ukuran baik pada seluruh tanaman maupun bagian bagian tanaman seperti daun, batang, cabang. Kerapatan tanaman mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman, terutama karena efisiensi penggunaan cahaya. Hal ini terlihat dari tidak berbeda nyatanya (p > 0,05) perlakuan tiga tanaman lubang -1 dengan dua tanaman lubang -1. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Interaksi antara pemberian pupuk kandang sapi dan jumlah tanaman lubang - 1 tidak berpengaruh nyata pada hasil tanaman bayam cabut 2. Pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata dalam meningkatkan hasil tanaman bayam cabut. Namun belum didapat hasil optimum, hasil tertinggi dari pemberian pupuk kandang sapi 10 t ha -1 sebesar 9453,46 g 3. Penggunaan dua tanaman lubang -1 dapat meningkatkan total berat segar tanaman ha -1 sebesar 9251,93 g Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan dosis pupuk kandang 158 Majalah Ilmiah Untab, Vo. 11 No. 2 Septermber 2014
sapi lebih tinggi untuk memperoleh tingkat pemberian pupuk yang optimum, serta penggunaan dua tanaman lubang -1. DAFTAR PUSTAKA Abidin,Z.,Aziz Azirin Asandhi., Swahyo.1984. Pengaruh Kerapatan Tanaman dan dosis Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Cabutan. Lembang: Balai Penelitian Hortikultura Foth, H.D. 1991. Dasar dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. (terjemahan) Gomez,K.A., Gomez, A. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Jakarta : Universitas Indonesia Press (terjemahan) Harjadi,S.S. 1983. Pengantar Agronomi.Jakarta : PT Gramedia Haryanto,E.,Tina, S., Estu,R., Hendro,S. 2003.Sawi & Selada. Jakarta : Eds Rev. Penebar Swadaya Murbandono, L.1999. Membuat Kompos. Jakarta : Penebar Swadaya Rengka,W. 2003. Pengaruh Dosis pupuk kandang dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Petsai (Brassica pekinensis L) (Skripsi). Tabanan: Universitas Tabanan Rukmana, R. 1994. Bertanam selada dan Andewi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Suprapto.,Adijaya., Kartini. 2000. Penerapan Pemupukan Organik dan Anorgnik pada tanaman bawang merah di Lahan Kering. Prosiding Semiar Nasional pengembangan Teknologi Pertanian dalam Upaya Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Sutanto,N.2006. Pertanian Organik. Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan.Yogyakarta : Penerbit Kanisius Winaya, P. D. 1983. Kesuburan Tanah dan Pupuk. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar. Yahmadi, M. 1972. Budidaya dan Pengolahan Kopi. BPP Bogor, Jember : Sub Balai Penelitian Budidaya. Ketut Turaini Indra, Anak Agung Gede Putra, Pande Gede Gunamanta, Hasil Bayam Cabut... 159