BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahapan penelitian ini secara garis besar ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Preparasi sampel. Pembuatan pasta ZnO dan TiO2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERFORMA SEL SURYA TERSENSITASI ZAT PEWARNA (DSSC) BERBASIS ZnO DENGAN VARIASI TINGKAT PENGISIAN DAN BESAR KRISTALIT TiO 2 SKRIPSI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Ana Thoyyibatun Nasukhah Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sel surya generasi pertama berbahan semikonduktor slikon (Si) yang

BAB III METODOLOGI III.1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN WAKTU PEMUTARAN SPIN COATING

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-7

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI KLOROFIL TERHADAP DAYA KELUARAN DYE-SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No.2, (2013) X 1

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB II DASAR TEORI 2.1 PHOTOVOLTAIC Efek Photovoltaic

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

3 Metodologi penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi saat ini yang melanda dunia masih dapat dirasakan terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

SEL SURYA FOTOELEKTROKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL PLATINUM SEBAGAI ELEKTRODA COUNTER GROWTH

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

III. MATERI DAN METODE

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 3 No. 3, Oktober 2015,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

3 METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan eksperimen murni yang

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian

Studi Eksperimental Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Performa DSSC (Dye Sensitized Solar Cell) dengan Ekstrak Buah dan Sayur sebagai Dye Sensitizer

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

PREPARASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) MENGGUNAKAN EKSTRAK ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

Pengujian dan Analisis Performansi Dye-sensitized Solar Cell (DSSC) terhadap Cahaya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1.

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Pengaruh tingkat kekristalan..., Arif Rahman, FT UI, 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Tahapan penelitian ini secara garis besar ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Preparasi sampel Pembuatan TCO Pembuatan pasta ZnO dan TiO2 Pembuatan elektrolit Deposisi counter electrode Deposisi layer oksida, sintering, dan sensitizing Perakitan prototipe DSSC Pengukuran voltase Studi literatur Hasil uji XRD Pengolahan data Kesimpulan Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 27

28 3.2 ALAT DAN BAHAN 3.2.1 Transparent Conductive Glass (TCO) Bahan: - Kaca preparat 2.5x2.5cm, masing-masing 2 buah untuk 1 prototipe - 10 gr SnCl 4.5H 2 O - 10 ml Etanol - 0.1 gr Sb 2 O 3-1 ml HCl Alat: - Timbangan digital - Oven Nabertherm - Beaker glass 25ml - Gelas ukur 10ml - Spatula - Pipet tetes - Botol semprot 3.2.2 Layer Oksida ZnO dan Tio 2 Bahan layer ZnO: - 4 x 3 gr bubuk ZnO Merck - 4 x 5 ml CH 3 COOH ph #3 Bahan layer TiO 2 : - 3.5 gr bubuk TiO 2 Merck - 15 ml etanol Alat: - Timbangan digital - Alu dan lumpang - Spatula - Beaker glass 25ml - Magnetic stirrer - Strirrer plate - Gelas ukur - Pipet tetes 3.2.3 Elektrolit Bahan: - 0.8 gr Kalium Iodida (KI) - 0.127 gr Iodida (I 2 ) - 10 ml Acetonitril

29 Alat: - Timbangan digital - Spatula - Beaker glass 25ml - Gelas ukur - Pipet tetes - Botol tetes 3.2.4 Counter Elektroda Bahan: - Transparent conductive glass - Pensil grafit 2B - Lilin bakar Alat: - Pinset - Cotton bud - Korek api 3.2.5 Zat Pewarna (dye) Bahan: - Kulit bawang merah secukupnya - 50ml aquades - CH 3 COOH secukupnya Alat: - Beaker glass 100ml - Spatula - Hot plate 3.3 PROSEDUR PENELITIAN 3.3.1 Preparasi Sampel 3.3.1.1 Pembuatan Transparent Conductive Glass (TCO) Pembuatan kaca konduktif dibuat dengan mendeposisikan secara bertahap larutan SnCl 4.5H 2 O yang diberi dopant Sb 2 O 3. Dikarenakan variabel penelitian yang terlalu luas, maka pada penelitian ini kaca konduktif yang digunakan sebagai substrate layer oksida dibatasi pada range hambatan 150-300Ω. Sedangkan untuk substrate untuk counter elektroda digunakan kaca konduktif dengan rentang hambatan 300-500Ω

30 Adapun langkah-langkah pembuatan kaca konduktor secara lebih lengkap ditunjukkan oleh Gambar 3.2 di bawah. 10 gr SnCl 4.5H 2 0 dilarutkan dalam 10ml etanol 0.1gr Sb 2 O 3 dilarutkan dalam 1 ml HCL Preheat oven hingga 600 o C dengan alas keramik Larutan Sb 2 O 3 ditambahkan ke dalam larutan SnCl 4, lalu simpan larutan konduktif dalam botol sprayer Kaca preparat dipotong sebesar 2.5 x 2.5 cm Kaca preparat disusun di atas keramik lain, lalu dimasukan ke dalam oven dan diletakan di atas keramik alas,preheat selama 10 menit Kaca dimasukkan kembali ke dalam oven selama 2 menit Kaca dikeluarkan dan langsung semprot dengan larutan konduktif Tahap penyemprotan diulangi hingga 4-5 kali Kaca TCO dikeluarkan lalu uji konduktifitas menggunakan ohm meter Gambar 3.2 Prosedur pembuatan TCO

31 3.3.1.2 Preparasi Pasta Oksida Zno dan TiO 2 Bahan dasar dari layer oksida pada DSSC penelitian ini adalah ZnO komersil Merck. Sedangkan pasta TiO 2 komersil berukuran mikro (Merck) digunakan sebagai variabel yang ditambahkan pada pasta ZnO untuk mengetahui pengaruhnya terhadap efektifitas DSSC. Penelitian ini menggunakan empat variabel komposisi (batch) TiO 2 yang berbeda. masing-masing komposisi (batch) dibuat tiga prototipe. Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.1 di bawah. Tabel 3.1 Komposisi variabel TiO 2 dalam ZnO Batch ZnO TiO 2 (3.5 gr dalam Berat TiO 2 dalam ZnO % TiO 2 dalam ZnO 15 ml) (gr) I 3 gr dalam 5ml II 3 gr dalam 5ml 1 ml 0.23 gr 7.77% III 3 gr dalam 5ml 3 ml 0.7 gr 23.3% IV 3 gr dalam 5ml 5 ml 1.167 gr 38.9% Adapun langkah-langkah pembuatan pasta oksida untuk tiap variabel adalah sebagai berikut : 1. 3.5 gr TiO 2 dilarutkan dengan 15ml etanol di dalam beaker glass. Kemudian letakkan beaker glass di atas stirrer plate dan diaduk hingga merata menggunakan magnetic stirrer. 2. 3 gr ZnO dilumpang di atas cawan. Lalu ditambahkan sedikit demi sedikit 5 ml CH 3 COOH. Kemudian lumpang dan aduk larutan hingga merata dan terbentuk pasta ZnO seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.3.

32 Gambar 3.3 Proses pelumpangan ZnO 3. Larutan TiO 2 ditambahkan ke dalam pasta ZnO sebanyak 1ml, 3ml, dan 5ml untuk tiap batch yang berbeda. Kemudian lumpang dan aduk hingga merata sempurna 4. Pasta oksida disimpan dalam wadah tertutup. 3.3.1.3 Preparasi Larutan Elektrolit Langkah-langkah pembuatan larutan elektrolit triiodide seperti yang diperlihat kan pada Gambar 3.4 adalah sebagai berikut: 1. 0.8 gr KI dilarutkan dengan 10 ml acetonitrile di dalam beaker glass. 2. Kemudian tambahkan 0.127 gr I 2 ke dalam larutan KI dan aduk hingga melarut sempurna. 3. Simpan elektrolit di dalam botol tetes tertutup. Gambar 3.4 Larutan elektrolit

33 3.3.1.4 Preparasi Larutan Zat Pewarna Organik Langkah-langkah pembuatan larutan zat pewarna dari kulit bawang adalah sebagai berikut : 1. Kulit bawang merah dipersiapkan secukupnya dan diletakkan di dalam beaker glass. 2. 50ml aquades ditambahkan ke dalam beaker glass yang berisi kulit bawang. 3. Kemudian beaker glass dipanaskan di atas hot plate dengan suhu rendah. Biarkan mendidih untuk beberapa menit. 4. 3-5 tetes asam cuka ditambahkan ke dalam larutan dye. 5. Kemudian larutan bawang dibiarkan mendidih hingga terbentuk warna kuning pekat. Hasil akhir dari dye diperlihatkan pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 Zat pewarna (dye) organik kulit bawang 3.3.2 Pembuatan Elektroda Semikonduktor Pembuatan elektroda semikonduktor terdiri dari beberapa tahapan kerja. Dimulai dari pendeposisian layer oksida hingga proses sensitasi. Secara garis besar proses deposisi lapisan oksida ditunjukkan pada Gambar 3.6.

34 Gambar 3.6 Tahapan proses deposisi layer oksida 3.3.2.1 Deposisi Layer Oksida pada TCO Siapkan kaca TCO dengan hambatan sekitar 150-300 Ω. Letakkan TCO di atas alas yang rata dan bersih dengan posisi sisi konduktif menghadap ke atas. Tutup tiga sisi TCO (kurang lebih 0.5 dari tepi kaca) menggunakan scotch tape seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.7. Gandakan scotch tape untuk mendapatkan ketebalan yang cukup sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 3.8. 2.5 cm ±1.5 cm ±0.5 cm Gambar 3.7 Ilustrasi ukuran scotch tape Gambar 3.8 TCO yang telah ditutup scotch tape

35 Deposisikan pasta oksida di atas TCO secukupnya. Kemudian dengan menggunakan kaca preparat yang bersih, ratakan pasta oksida hingga menutupi seluruh permukaan TCO dengan ketebalan yang merata. Sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 3.9. Gambar 3.9 Deposisi layer oksida pada TCO 3.3.2.2 Sintering Layer Oksida pada TCO Setelah layer oksida dideposisikan, TCO didiamkan sesaat agar lapisan oksida cukup kering. Kemudian scotch tape dilepaskan perlahan hingga tidak ada layer oksida yang terkelupas. Lalu TCO disusun di atas keramik untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam oven Nabertherm untuk proses sintering. Proses ini dilakukan pada 450 o C selama kurang lebih 35 menit. Hal ini dimaksudkan agar molekul oksida saling mengikat sempurna dan molekul pelarut seperti etanol dan CH 3 COOH dapat menguap dan membentuk nanopori. Kemudian TCO didiamkan hingga mendingin pada suhu ruang. Proses sintering pada oven Nabertherm diperlihatkan pada Gambar 3.10.

36 Gambar 3.10 Proses sintering dalam oven Nabertherm 3.3.2.3 Sensitasi Layer Oksida pada TCO Taruh larutan dye kulit bawang pada sebuah cawan petri. Kemudian celupkan TCO layer oksida yang telah disinter ke dalam larutan dye bawang. Letakkan TCO dengan posisi layer oksida menghadap ke atas, sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 3.11. Gambar 3.11 Proses penyerapan zat pewarna (sensitasi) Diamkan selama kurang lebih dua jam atau hingga zat pewarna menyerap sempurna ke dalam layer oksida. Apabila warna layer di permukaan TCO dengan di bawah TCO sudah sama hal ini menunjukkan bahwa zat pewarna telah

37 menyerap sempuna. Lalu bilas TCO dengan aquades, kemudian bilas dengan etanol, dan keringkan dengan hair dryer. Perbedaan layer oksida sebelum dan sesudah disensitasi ditunjukkan pada Gambar 3.12. Gambar 3.12 Layer oksida sebelum dan sesudah disensitasi 3.3.3 Deposisi Counter Elektroda Counter elektroda berfungsi sebagai untuk merpercepat kinetika reaksi proses reduksi triiodide pada TCO. Langkah-langkah pendeposisian counter elektroda adalah sebagai berikut: 1. Kaca konduktif TCO dengan hambatan 300-500 Ω dipersiapkan sebanyak layer oksida yang dibuat. 2. Kemudian dilakukan pengecekkan untuk menentukann bagian yang konduktif. 3. Pada bagian yang konduktif diarsir pensil 2B hingga merata. 4. Setelah diarsir dengan pensil, kaca dibakar di atas nyala lilin dengan posisi arsiran pensil menghadap api. Pembakaran dilakukan hingga jelaga api rata menutupi permukaan konduktif TCO. Hal ini sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.13.

38 Gambar 3.13 Proses deposisi carbon dengan pembakaran lilin 5. Terakhir pinggiran kaca TCO dibersihkan menggunakan cotton bud, kurang lebih 0.5cm dari tepi kaca. Lakukan hal ini pada tiga sisi kaca. Hasil akhir dari counter elektroda ditunjukkan pada Gambar 3.14. Gambar 3.14 Counter elektroda 3.3.4 Perakitan DSSC Sebuah prototipe DSSC terdiri dari dua buah kaca TCO. Yaitu, TCO layer oksida yang telah tersensitasi zat pewarna dan TCO counter elektroda. Di antara kedua kaca elektroda tersebut, terdapat larutan elektrolit sebagai penghasil pasangan redoks. Susunan sandwich layer DSSC organik dengan DSSC konvensional Grätzel cell pada prinsipnya sama, hal ini sebagaimanaa diilustrasikan oleh Gambar 3.15.

39 Gambar 3.15 Ilustrasi sandwich layer DSSC dengan TiO 2 nanopartikel dan ruthenium dye (Grätzel cell) Adapun tahapan perakitan DSSC adalah sebagai berikut : 1. Tumpuk satu buah TCO layer oksida dan satu buah counter elektroda karbon dengan permukaan yang saling berhadapan. Susun TCO membentuk sebuah sandwich struktur. Pastikan tidak ada air dan udara yang terperangkap dalam prototipe DSSC. 2. Beri offset pada ujung masing-masing elektroda sebesar 0.5 cm untuk kontak elektrik. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.16. Gambar 3.16 Penyusunan sandwich layer DSSC 3. Jepit kedua pinggir sel DSSC yang tidak diberi offset dengan klip agar prototipe melekat sempurna. 4. Teteskan 2-3 tetes larutan elektrolit triiodide dari kedua ujung offset prototipe DSSC. Gaya kapilaritas akan menyerap larutan elektrolit ke dalam layer oksida. Pastikan larutan elektrolit menyerap sempurna ke

40 seluruh layer oksida. Proses penetesan larutan elektrolit diperlihatkan pada Gambar 3.17. Gambar 3.17 Penetesan larutan elektrolit 3.3.5 Pengujian Voltase Dye Sensitized Solar Cell Pengujian dilakukan di bawah sinar over head projector (OHP). Pengujian tidak dilakukan di bawah sinar matahari langsung dikarenakan waktu saat pengujian bertepatan dengan musim hujan. Sehingga dikhawatirkan radiasi sinar matahari yang tidak konstan akan menyebabkan nilai data tidak valid. Prototipe DSSC yang telah dirakit dan diberi tetesan elektrolit selanjutnya akan diuji besar voltase yang dihasilkan menggunakan ohm meter. Di kedua ujung prototipe DSSC yang diberi offset disambung dengan kabel ohm meter. Sisi positif (kabel hitam) dihubungkan pada TCO layer oksida, sedangkan sisi negatif (kabel merah) dihubungkan pada counter elektroda. Kemudian prototipe DSSC diletakkan di bawah sinar OHP. Dengan posisi bagian layer oksida menghadap ke atas. Nilai tegangan diambil pada nilai voltase terbesar yang dapat dihasilkan oleh masing-masing DSSC. Untuk menghindari dan memperkecil kemungkinan penyimpangan waktu pengukuran voltase dibatasi selama 30 detik terhitung semenjak lampu OHP dinyalakan. Sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 3.18.

41 Gambar 3.18 Pengujian voltase tegangan DSSC 3.3.6 Pengujian X-Ray Diffraction (XRD) Uji XRD dilakukan di laboraturium XRD Departemen Teknik Metalurgi dan Material. Menggunakan mesin Phillips X-ray diffractometer, dengan radiasi monokromatik CuK (λ = 1.54056 Å). Gambar mesin XRD ditunjukkan pada Gambar 3.19. Gambar 3.19 Mesin Phillips X-ray diffractometer Uji XRD dilakukan untuk mengetahui ukuran partikel dari layer oksida yang dihitung dari besar kristalitnya. Uji XRD diberikan untuk sampel ZnO Merck, TiO 2 Merck, dan TiO 2 nanopartikel Degussa P25. Untuk uji XRD hanya membutuhkan sampel berupa serbuk minimal 0.5 gr, sehingga tidak dibutuhkan

42 preparasi sampel. Hasil dari uji XRD berupa grafik difraksi partikel sampel diilustrasikan pada gambar 3.20. Gambar 3.20 Ilustrasi grafik hasil uji TiO 2 Uji XRD dilakukan untuk mengetahui nilai broadening atau pelebaran dari tiap sampel kristal. Untuk setiap lima peak tertinggi dari tiap sampel akan dihitung nilai full width at half maximum (FWHM). Nilai FWHM akan dimasukkan ke dalam persamaan Scherrer untuk mendapatkan nilai pelebarannya (Br). Selanjutnya nilai pelebaran akan dimasukkan ke dalam diagram scatter. Kemudian didapat nilai konstanta (c) hasil dari interpolasi ke lima peak tertinggi. Setelah mendapatkan nilai konstanta maka ukuran kristalit rata-rata dapat diketahui. Hal inilah yang selanjutnya akan dihubungkan dengan pengaruh besar partikel atau kristalit terhadap efisiensi dari DSSC.