Jurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU.

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

MATERI DAN METODE. Materi

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Pupuk amonium klorida

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Pupuk dolomit SNI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

METODELOGI PENELITIAN. dan Teknologi Pangan, Laboratorium kimia, dan Laboratorium Biomedik Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Bagan Penetapan Kadar Protein Jangkrik dengan Metode Kjeldhal. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,02 N Dilakukan titrasi blanko Hasil

METODE. Materi. Rancangan

PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Transkripsi:

Jurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU Nurmalasari Program Studi Kimia, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar Nitrogen dalam Guano atau kotoran kelelawar yang terdapat di Gua Andulan Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu. Sampel diperoleh dengan mengambil langsung di Gua Andulan. Sampel dianalisis dengan menggunakan metode Kjeldahl untuk mencari kadar Nitrogen, dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Destruksi setelah diperoleh larutan jernih kemudian didestilasi dan dititrasi dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam sampel yang dianalisis terdapat nitrogen dengan kadar sebesar 0,17%. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara agraris, sebagian besar lahan daratan digunakan untuk aktifitas pertanian dan mayoritas masyarakat mempunyai mata pencaharian sebagai petani yang mendukung lahan pertanian tanaman pangan. Kegiatan pertanian memerlukan pupuk sebagai pendukungnya. Disamping itu kebijakan pemerintah yang mendukung terhadap berbagai upaya pengelolaan sumber daya lokal mendapat sambutan baik dari berbagai komponen strategik seperti lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Hal ini merupakan suatu peluang bagi upaya pengelolaan dan penyediaan pupuk organik. Kondisi Indonesia dewasa ini memaksa kita untuk dapat mencari dan menggali potensi kekayaan hayati untuk dikelola sebagai penghasil devisa negara sekaligus dapat memenuhi permintaan dalam negeri. Indonesia mempunyai banyak kekayaan hayati, baik flora maupun fauna, namun belum mengetahui, atau belum dapat mengelola sumber daya tersebut sebagai pemenuhan berbagai kebutuhan hidup manusia. Pada akhirnya sumber daya tersebut banyak dieksploitasi oleh orang asing dengan harga murah dan dijual kembali ke Indonesia dengan berbagai kemasan dengan harga yang lebih mahal. Seperti halnya dengan pupuk anorganik, Indonesia mengimpor total bahan tersebut padahal dalam negara sendiri 1

mempunyai banyak potensi pupuk organik yaitu kotoran kelelawar dan gua sebagai habitatnya dalam menghasilkan pupuk guano (Wiyatna Fatah, 2002). Pemupukan dapat dikatakan berhasil jika kita mengetahui unsur yang kurang terdapat dalam tanah atau unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman yang memiliki gejala kekurangan unsur hara dan dapat dilihat dari tidak normalnya pertumbuhan tanaman. Disamping mengetahui unsur hara yang kurang, perlu juga diketahui jumlahnya, sehingga kita dapat memberikan pupuk dalam jumlah yang benar-benar efektif. Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik. Sekitar 1.000 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi atas problem kesulitan pupuk di negara kita saat ini. Setiap bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan hara bagi pertumbuhan tanaman dapat dianggap sebagai pupuk. Tetapi akhir-akhir ini istilah pupuk lebih menyatakan pupuk komersial yaitu sebagai bahan tambahan yang mengandung satu hara atau lebih. Terutama digunakan untuk memenuhi kadar hara tanaman dan dirancang untuk digunakan, atau diklaim mempunyai nilai. Salah satu penelitian yang mampu membuktikan kegunaan guano sebagai bahan dasar pupuk organik adalah penelitian yang dilakukan di Universitas Cornell di New York- Amerika Serikat. Hasil penelitian yang dilansir dalam situs www.css.cornell menyatakan bahwa guano memiliki tingkat nitrogen terbesar setelah kotoran merpati. Namun, menduduki urutan pertama dalam bagian kadar unsur fosfat dan menduduki urutan ketiga terbesar bersama kotoran sapi perah dalam kadar kalium. Ratusan bahkan lebih kelelawar sudah sejak lama menjadikan Gua Andulan sebagai tempat tinggalnya. Gua ini berada di kawasan perbukitan, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu. Bagi masyarakat yang ada di sekitar gua Andulan belum menyadari bahwa keberadaan kelelawar di Gua Andulan dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Manfaat yang dapat diterima dari kelelawar yaitu kotorannya dapat dijadikan pupuk organik yang ramah lingkungan. Seperti slogan PBB melalui World Health Organization back to nature. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Nitrogen pada guano yang terdapat di gua andulan, kecamatan walenrang kabupaten Luwu. Sedangkan manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kadar nitrogen pada guano. 2. Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat dipakai sebagai salah satu sumber data bagi instansi terkait dalam usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat 2

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut. METODE PENELITIAN Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sekop, kantong sampel, neraca analitik, labu ukur, lumpang dan alu, labu kjeldahl, kondensor, labu destilasi, buret, pipet volum, pipet gondok, pipet tetes, funnel glass, spatula, pengaduk, erlenmeyer, gelas kimia, penangas listrik, ball, labu semprot kertas timbang. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah aqudest, H 2 SO 4 98%, Selenium, NaOH 40%, Larutan standar asam sulfat 0,02 N, H 3 BO 3 4%, indikator MR (Metil Red) dan indikator BCG (Brom Cresol Green). Penetapan Kadar Nitrogen dilakukan dengan menggunakan metode Kjeldahl. Metode ini dilakukan dengan cara bertahap sesuai yang diuraikan dibawah ini. a. Tahap Destruksi, Sebanyak 1 gram sampel ditimbang kemudian dimasukkan kedalam labu kjeldahl dan ditambahkan 0,5 gram campuran selenium dan 10 ml asam sulfat pekat 98%. Selanjutnya didestruksi dalam lemari asam, mula-mula dengan suhu yang rendah dan perlahan suhunya dinaikkan sampai mendidih dan diperoleh warna larutan sampel berubah menjadi bening. b. Tahap Destilasi, larutan sampel yang telah dingin diencerkan dengan aquades hingga volumenya menjadi 25. Ditambahkan 20 NaOH 40% lalu didestilasi. Destilat yang tersuling ditampung dalam Erlenmeyer berisi 20 asam borat 4% yang telah ditetesi dengan indikator Metil merah dan indikator BCG masing-masing 3 tetes. c. Tahap Titrasi, Destilat yang diperoleh diencerkan dengan aquades dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100. Diambil 5 ml lalu dititrasi dengan larutan asam sulfat 0,02 N. Titrasi dihentikan setelah terjadi perubahan warna pada larutan dari biru menjadi merah muda. B. Tekhnik Analisa data Data yang diperoleh dari analisis laboratorium dimasukkan ke dalam rumus berikut: Kadar nitrogen % = Keterangan : A : Contoh A B ml N H 2SO 4 FP 100 mg sampel B : Blanko N : Normalitas FP : Faktor Pengenceran HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diperoleh kadar Nitrogen pada Guano yang dianalisis dengan menggunakan metode Kjeldahl sebanyak tiga kali analisis. Pada setiap kali analisis dilakukan titrasi sebanyak tiga kali terhadap sampel yang telah diencerkan. Analisis pertama diperoleh volume hasil destruksi sebanyak 7,6 ml. Pada saat destruksi diperoleh asap tebal dengan larutan sampel berwarna coklat kehitaman. Asap mulai berkurang, warna larutan sampel dari coklat berubah menjadi kuning kemudian hijau dan 3

bening. Proses destruksi berlangsung selama 5 jam 49 menit. Setelah destruksi sampel didinginkan sampai 30 menit. Destilasi dilanjutkan dengan menggunakan penampung asam borat yang telah berubah warna menjadi merah setelah ditetesi MR dan BCG. Sebanyak 57 ml destilat diencerkan dalam labu ukur 100 ml, warna destilat yang berwarna ungu berubah menjadi biru. Sebanyak 5 ml destilat hasil pengenceran dititrasi sebanyak tiga kali pengulangan, terjadi perubahan warna dari biru menjadi pink. Volume rata-rata titran yang diperoleh adalah 0,27 ml. Hasil destruksi pada analisis kedua diperoleh larutan sampel berwarna hijau bening dengan volume 8 ml. Destruksi berlangsung selama 5 jam 20 menit. Larutan sampel didinginkan selama 5 menit dan diencerkan hingga volumenya 100 ml. Setelah diencerkan dimasukkan dalam labu destilasi kemudian ditambahkan NaOH, pada saat penambahan NaOH terjadi letupan dan timbul asap putih. Kemudian didestilasi dengan menggunakan penampung asam borat yang telah ditetesi indikator. Hasil destilasi berupa destilat sebanyak 60 ml residu yang berbentuk kristal. Sebanyak 5 ml destilat yang telah diencerkan, dititrasi dengan tiga kali pengulangan. Volume rata-rata titran adalah 0,32 ml. Hasil analisis ketiga tidak jauh berbeda dengan analisis kedua. Diperoleh volume hasil destruksi sebanyak 8,2 ml dan destruksi berlangsung selama 5 jam 10 menit. Hasil destilasi diperoleh volume destilat 59 ml dan endapan kristal. Penambahan NaOH pada sampel juga menimbulkan letupan yang lebih dasyat disertai asap putih yang keluar dari labu destilasi walaupun diberikan batu didih. Volume rata-rata hasil titrasi adalah 0,33 ml. Berdasarkan analisis kuantitatif terhadap larutan sampel dengan larutan asam sulfat diperoleh kadar nitrogen rata-rata dalam satuan persen. Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan tersebut dihitung rata-rata kandungan nitrogen pada guano diperoleh data sesuai dengan tabel berikut. Tabel 1. Kandungan nitrogen rata-rata pada guano Rata-rata Kandungan Pengulangan kandungan Nitrogen nitrogen (%) I 0,15 II 0,18 0,17 III 0,18 A. Pembahasan Dari hasil analisis data sebelumnya diperoleh bahwa kandungan nitrogen rata-rata pada guano adalah 0,17 %. Rendahnya kandungan nitrogen ini sangat jauh dari syarat mutu berdasarkan SNI. Rendahnya kandungan nitrogen kemungkinan disebabkan beberapa faktor diantaranya tempat atau daerah pengambilan sampel yang terkena oleh air. Jenis guano yang ideal ditemukan di daerah yang iklimnya kering, karena hujan (air) akan membilas kandungan nitrogennya. 4

Pengaruh pemanasan yang terlalu lama pada saat destruksi dan destilasi dimana diketahui bahwa sifat nitrogen mudah menguap. Karena sifat nitrogen yang mudah menguap maka dapat disimpulkan salah satu penyebab kurangnya kadar nitrogen adalah pengaruh pemanasan. Salah satu yang berpengaruh yaitu keakuratan alat yang digunakan seperti neraca analitik dan pada saat destruksi pemanasan tidak terlalu maksimal karena usia alat yang sudah lama. Tan, Kim H. 1992. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gadjah Mada University Press : Jogjakarta Yusrani, Awang dan Subroto. 2005. Kesuburan dan Pemanfaatan Tanah. Bayumedia Publishing : Malang Sudarmadji, Slamet, dkk. 1996. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan pertanian (Edisi Kelima). Liberty : KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis kadar nitrogen dalam guano yang terdapat di gua andulan, walenrang utara kabupaten Luwu dapat disimpulkan bahwa kandungan nitrogen rata-rata guano adalah 0,17%. DAFTAR PUSTAKA Dokumen Mentri Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Pert/HK.060/2/2006. Hanafiah, Kemas Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta SNI 02-2871-1992. Pupuk Guano Sutedjo, Mul Mulyani. 1989. Analisa Tanah, Air dan Jaringan Tanaman. Rineka Cipta : Jakarta 5