Analisis Repair Policy dan Preventive Maintenance pada Mesin KDS 800 PT. Phapros

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang

Analisis Kebijakan Maintenance dengan Mempertimbangkan Biaya Maintenance Teroptimal pada Sub Bagian Forklift PT Pura Barutama PM 5/6/9 Kudus

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Afina Fauziyyah 1, Sriyanto 2

Mustofa Muthi Said Susilo. *), Hery Suliantoro

PERENCANAAN KEBIJAKAN OVERHAUL

ANALISIS PENERAPAN PERBAIKAN JADWAL PERAWATAN POMPA PRODUK DI PT PERTAMINA TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK SEMARANG GROUP

POLITEKNIK KEDIRI MANAJEMEN PERAWATAN NO: 4973/E3.SP4/2013 SEMESTER 6 BAB I BAB VII BAB II PROSEDUR DAN STRAREGI PERAWATAN

*

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

MINIMASI BIAYA PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREVENTIVE MAINTENANCE POLICY

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS KEBIJAKAN PERAWATAN MESIN CONTINOUS SHIP UNLOADER 1 PT PETROKIMIA GRESIK

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

STUDY SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 700 KW PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PKS PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ

CORRECTIVE MAINTENANCE

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.

Kebijakan Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

Nama : Hendra Nim : Matakuliah : Manajemen Perawatan Dosen : Prof. Dr. Sukaria Sinulingga, M.Eng.

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Perhitungan Nilai Overall Equipment Effectivness Pada Mesin Gang Rip Saw. (Studi Kasus CV Cipta Usaha Mandiri)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Sistem Manajemen Maintenance

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V ANALISA HASIL. mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil. Availability Ratio (%)

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci: CNC Waldrich Siegen, preventif maintenance, repair policy

ANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENDEKATAN THE AMERICAN PRODUCTIVTY CENTER MODEL (Studi Kasus PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

ANALISIS KEBIJAKAN PERAWATAN DAN PENENTUAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG ROLL KARET YANG OPTIMAL DI PT. MASSCOM GRAPHY SEMARANG

PREVENTIVE MAINTENANCE

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan secara kontinu karena mesin memiliki batas umur dalam

Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma. Disusun Oleh : Fazri Akbar ( )

Laporan Rapat Tinjauan Manajemen 20 Juni 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

f. Detailkan kebutuhan biaya pemeliharaan preventif yang akan

SKRIPSI. Disusun Oleh : VIDIANTORO NPM :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang (Assauri, 2004:1) Assauri (2004:95) Tampubolon (2004:251)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan produksi terus menerus. Mesin-mesin merupakan komponen

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperpanjang dengan melakukan pemeriksaan dan perbaikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta biaya. Hal ini memicu para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Efektivitas Mesin Batching Plant 1 dan Mesin Batching Plant 2 dengan Overall Equipment Effectiveness Pada PT. X

PROCEDURE No. Dok : PR-MEK-01 Revisi : 01 Tanggal : 28/08/15 Halaman : 1 dari 7 MEKANIK. Departement Name Signature. Manager PT.

Manajemen Montir dalam Perbaikan Mesin berdasarkan Simulasi Discrete-Event (Studi Kasus: PT. ISTW Semarang)

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN ENGINE ARROWVRG TYPE 330 TA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA

FTK-JTSP OLEH: TEGUH IMANI W NRP

PENERAPAN SISTEM PERAWATAN TERPADU DALAM UPAYA MENINGKATKAN KONDISI OPERASIONAL PERALATAN WORKSHOP DAN LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

Manajemen Persediaan. Manajemen Pembelian. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

ANALISA SITEM PENJADWALAN PERAWATANMESIN DEPARTEMEN UTILITY DI PT.INDORAMA SYNTHETICS, Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE MTBF

ANALISA SISTEM PERAWATAN KOMPONEN BEARING BOTTOM ROLLER DAN V BELT MESIN RING FRAME RY-5 PADA DEPARTEMEN SPINNING II A (DI PT DANLIRIS SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu dan pelayanan yang lebih baik dari pada persaingnya. Selain itu

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Analisis Penetapan Harga Sewa Berdasarkan Tingkat Subsidi Tertentu Rusun Grudo Kota Surabaya

J. Kakiay, Thomas Dasar Teori Antrian Untuk Kehidupan Nyata. Penerbit Andi (Andi Offset). Yogyakarta.

Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

MODEL SIMULASI PENGALOKASIAN JUMLAH MONTIR PERAWATAN MESIN DI PT. ISTW SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan produksi sebuah

Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang

Transkripsi:

Analisis Repair Policy dan Preventive Maintenance pada Mesin KDS 800 PT. Phapros 1, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang 39 Tel/Faks. (04) 74600 Email : adi.luhung.pekerti@gmail.com Abstraksi PT. Phapros merupakan perusahaan yang bergerak dibidang farmasi dengan berbagai jenis produk obat. Dari sekian banyak mesin pada kegiatan produksinya, mesin packaging merupakan mesin yang paling sering digunakan salah satunya adalah mesin KDS 800 yang berfungsi untuk pengepakan obat jenis strip yang merupakan jenis obat yang paling banyak digunankan pada PT. Phapros, sehingga dirasa perlu untuk melakukan kebijakan perawatan mesin yang optimal untuk menjaga kondisi mesin tetap pada kondisi prima, namun menurut data historis perusahaan mesin KDS 800 sering mengalami break yang mengakibatkan kegiatan packaging produk terganggu dan mengakibatkan cost yang harus ditanggung oleh perusahaan, sehingga departemen maintenance merasa perlu untuk mengkaji kebijakan perawatan mesin KDS 800 apakah telah sesuai kebutuhan atau terdapat kesalahan sehingga mengakibatkan performa mesin menjadi tidak optimal dan rawan break, Metode perawatan mesin yang paling sering digunakan adalah kebiajakan preventive maintenance dan preventive maintenance, dan tak jarang kedua kebiajakn ini digabung untuk mendapatkan hasil yang lebih baik PENDAHULUAN Pada setiap kegiatan bisnis memerlukan berbagai jenis mesin untuk melakukan kegiatan produksinya. Setiap mesin memiliki kemungkinan degradasi karena usia dan pemakaian. Kegagalan mesin dapat berakibat serius bagi performansi bisnis perusahaan. Kegiatan Preventive maintenance (PM) digunakan untuk mengontrol penurunan performansi mesin dan kegagalannya, sedangkan corrective maintenance (CM) digunakan untuk mengembalikan kemampuan mesin kembali ke keadaan operasionalnya. Preventive maintenance menghasilkan biaya tambahan dan hanya bermanfaat bila nilainya lebih rendah jika dibandingkan dengan corrective maintenance. Pada PT. Phapros mesin KDS 800 merupakan mesin packaging jenis strip yang paling sering digunakan, karena beberapa produk PT. Phapros menggunakan packaging jenis strip, namun dalam sejarah penggunaannya mesin KDS 800 ini sering mengalami break yang dapat mengganggu kegiatan bisnis perusahaan Pada data historis perusahaan terdapat beberapa kali mesin KDS 800 mengalami kerusakan dengan rentang waktu yang beragam dengan total waktu break selama 8,4 jam, masing-masing,8 jam untuk mesin KDS 1, 3,3 untuk mesin KDS, dan 11, untuk mesin KDS 3. Hal ini sangat memperngaruhi kemampuan produksi PT. Phapros, karena dengan tingginya permintaan maka perusahaan dituntut untuk bekerja ekstra memenuhi permintaan tersebut. Sedangkan jika dilihat waktu tersedia untuk masing-masing mesin KDS 800 rata-rata mesin memiliki waktu kerja yang tidak sama setiap bulan dengan rata-rata msetiap mesin bekerja 68,6389 jam setiap bulan tak jarang salah satu mesin tidak dapat beroprasi sama sekali pada satu bulan karena harus mengalami break dan harus dilakukan corrective maintenance. Pada data historis perusahaan didapatkan tingkat efectiveness rata-rata mesin hanya 6,71% ini jauh dibawah standar perusahaan yang nenetapkan tingkat efektiveness mesin setidaknya 7%, hal ini mengakitabatkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat pada waktunya METODOLOGI Kegiatan bisnis memerlukan jenis perlengkapan yang berbeda-beda untuk memproduksi produk dan jasanya. Setiap

perlengkapan akan mengalami pengurangan kemampuan karena usia dan atau pemakaian. Kegagalan pada perlengkapan akan mempengaruhi kegiatan bisnis secara signifikan. Preventive maintenance (PM) digunakan untuk mengontrol penurunan fungsi dan kegagalan pada peralatan, sedangkan corrective maintenance (CM) bertujuan untuk mengembalikan peralatan yang telah gagal kembali kekeadaan operasionalnya (Opertimal preventive maintenance of leased equipment with corrective minimal repairs, J. Jaturonnatee) Maintenance merupakan kegiatan yang berhubungan dengan mempertahankan suatu mesin/ peralatan agar tetap dalam kondisi siap untuk beroperasi, dan jika terjadi kerusakan maka diusahakan mesin/ peralatan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi yang baik. Peranan dari adanya pemeliharaan akan terasa apabila sistem mulai mengalami gangguan atau tidak dapat beroperasi, Pada dasarnya terdapat dua () prinsip utama sistem perawatan yaitu : 1. Menekan (memperpendek) periode kerusakan (break period) sampai batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis.. Menghindari kerusakan (break) tidak terencana kerusakan tiba-tiba. (Kostas N. D, 1981 : 703) Suatu perusahaan akan dikatakan memiliki kebijakan perawatan yang baik apabila perusahaan dapat menjaga kondisi mesinnya pada kondisi operasionalnya dengan menggunakan biaya yang rendah ini merupakan tujuan utama dari sistem perawatan. Dalam sistem perawatan terdapat dua () kegiatan yang berkaitan dengan tindakan perawatan yaitu: - Preventive maintenance Perawatan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan peralatan sebelum peralatan itu menjadi rusak. Pada dasarnya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak diduga dan menentukan keandalan yang dapat menyebabkan fasilitas produk mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses operasi. Dengan demikian semua fasilitas operasi yang mendapat perawatan preventif akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi yang siap digunakan untuk setiap proses waktu, hal ini memerlukan suatu rencana dalam jadwal perawatan yang sangat cermat dan rencana yang lebih tepat - Corrective maintenance Perawatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki perawatan yang rusak. Pada dasarnya aktivitas yang dilakukan adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan ataupun kelainan pada mesin tersebut. Perawatan korektif dapat didefinisikan perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi tidak dilakukan perawatan preventif tapi sampai pada waktu tertentu rusak. Jadi dalam hal ini kegiatan perawatan sifatnya harus menunggu sampai terjadi kerusakan. (Hakim, Arman Nasution. 006.) Dalam menentukan kebijakan sistem perawatan yang optimal kita harus dapat menentukan setiap berapa periode sekali kegiatan perawatan ini akan dilakukan dan perkiraan biaya yang harus ditanggung perusahaan. Proses pengambilan data dilakukan dengan mengambil data historis perusahaan periode januari 0 hingga juli 0, serta menggunakan data pendukung yang diambil dari departemen maintenance untk mengetahui nilai vari yang berpengaruh terhadap kebijakan maintenance. Data variabel yang digunakan pada jurnal ini adalah: - Setiap pergantian parts diasumsikan Rp. 300.000 jika terjadi kerusakan dan Rp. 7.000 untuk service berkala - Terdapat 3 staff maintenance, dengan asumsi gaji 1.000 perhari dan jam kerja 1 jam perhari HASIL DAN PEMBAHASAN Data diambil dari data historis perusahaan pada periode Januari 0 hingga Juli 0 pada departemen maintenance,diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3 Periode Jumlah Kerusakan Probabilitas Break

Jan- 10 0,166666667 Feb- 6 0,1 Periode Lanjutan tabel 3 Jumlah Kerusakan Probabilitas Break Mar- 6 0,1 Apr- 8 0,133333333 Mei- 1 0, Jun- 0,33333333 Jul- 4 0,066666667 Jumlah 60 1 Tabel 4 KDS 1 KDS KDS 3 janu ari 46, 1, 0 0,3 190 4 febr uari 77, 3,3 79, 1,3 96, 0, mare t 188 6 3 0 0 0 april 317, 1 3, 0, 49, 1 mei 34 6 41 9, 9, 0, juni 37, 0,7 366 11,7 33, juli 1 4,3 189 0 04, 0 TO TA L 1887,8 199 3,3 168 11, Pada tabel dapat kita lihat perbandingan antar waktu kerja mesin dengan waktu break setiap mesin, dari dapat masih terlihat waktu break mesin masih diluar batas toleransi yang telah ditentukan oleh perusahaan, sedangkan pada tabel 1 dapat kita lihat jumlah break mesin pada periode januari 0 hingga juli 0, dari tabel dapat kita lihat bahwa jumlah kerusakan mesin yang masih diluar batas toleransi perusahaan, maka perusahaan merasa perlu untuk mengevaluasi kebijakam perawatan mesin untuk memberikan kebijakan perawatan yang optimal untuk mesin KDS 800 Perhitungan Biaya Perawatan Repair (Cr) Perhitungan biaya perawatan atau perhitungan biaya (Cr) digunanakan untuk mengetahui berapa besar pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan pada setiap kegagalan mesin yang terjadi, dengan menggunakan rumis: Cr = {(waktu untuk memperbaiki x jumlah tenaga kerja x biaya tenaga kerja per jam) + biaya material/ sparepart} (Kostas N. D. 1981 : 707) Dimana : - Biaya tenaga kerja = Rp 1.0.-/ jam - Biaya sparepart = 300.000 - Jumlah tenaga kerja = 3 orang - Waktu repair = 1, jam Sehingga didapat biaya perawatan sebesar : Cr = {(1, jam x 3 orang x Rp 1.0/ jam) + Rp300.000 bulan} = Rp 77.0/ break Perhitungan Biaya Perawatan Preventive (Cm) Perhitungan biaya perawatan preventive digunakan untuk mengetahui berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk setiap perawatan yang dilakukan, dengan menggunakan rumus: Cm = {(waktu untuk memperbaiki x jumlah tenaga kerja x biaya tenaga kerja per jam) + biaya material/ sparepart} (Kostas N. D. 1981 : 707 Dimana : - Biaya tenaga kerja = Rp 1.0.-/ jam - Biaya sparepart = 7.000 - Jumlah tenaga kerja = 3 orang - Waktu repair = 6,6 jam Sehingga didapat biaya repair sebesar : Cm = {(6,6 jam x 3 orang x Rp 1.0/ jam) + Rp 7.000 bulan} = Rp 309.7/ perawatan Biaya Repair Policy yang Diperkirakan Biaya yang timbul dalam repair policy ini adalah biaya repair dan biaya : (repair policy) = Namun karena operator tidak hanya menangani satu buah mesin. maka dapat diasumsikan bahwa cost of dapat

diabaikan. Sebelum kita menentukan TCr. terlebih dahulu kita menghitung rata-rata run tiap mesin (Tb) yang kemudian menghitung rata-rata break tiap bulan. Gambar Rat-rata run mesin Biaya repair policy 4,0667 Rp. 8.806,89 Biaya Preventive Maintenance Policy yang diperkirakan pada Tiap Periode Penentuan pemilihan jadwal perawatan mesin merupakan salah satu proses penting dalam kegiatan ini kita akan menentukana berapa pengeluaran perusahaan jika akan melakukan perawatan mesin pada beberapa periode sekali, dengan memperhitungkan komulatif break pada periode tersebut, rata-rata jumlah break, perkiraan biaya repair dan biaya preventive N o 1 3 4 6 7 Perio de Jan- Feb- Mar- Apr- May- Jun- Jul- Bn (mesin/ n bulan Tabel 6 B (mesin/ n bulan) 0, 0, 0,8834 1,973 711 1,837,41 096 3,3 1 4,30 89 0,4417 0,434 7 0,4634 3 0,48 019 0,891 7 0,607 84 TCr bula n) 3787 3346 07 37 86 310 48 364 9 4463 00 460 4 TCm bula n) 99 4646 3097 33 13 188 148 7 137 TMC bulan ) 13080 00 7993 63733 6 8336 1 134 60117 999 1000000 0000 0 Gambar Grafik Biaya Repair dan Preventive Maintenance Mesin KDS 800 PT. Phapros tcr tcm repair TMC Tabel 6 dan gambar merupakan rekapan hasil perhitungan repar policy dan preventive maintenance policy, pada tabel dapat kita lihat perbandingan total biaya untuk setiap kebijakan dan probabilitas mesin break pada periode tersebut. Dari gambarr dapat kita lihat bahwa biaya preventive maintenance yang paling murah adalah setiap 7 periode sekali dengan biaya sebesar Rp.13.7, sedangkan untuk nilai corrective yang diharapkan paling rendah terdapat pada bulan ke 1 dengan biaya Rp. 3787 dan untuk biaya preventive maintenance termahal terdapat pada kebijakan setiap 1 bulan sekali dengan biaya Rp. 99., sedangkan untuk biaya corrective maintenance yang diharapkan paling tinggi adalah pada kebijakan corrective maintenance setiap 7 bulan dengan total perkiraan biaya Rp. 460.4. untuk biaya repair mesin setiap break sebesar Rp 8.806 Dari gambar dan hasil perhitungan didapatkan bahwa biaya tertinggi adalah jika perusahaan menggunakan kebijakan preventive dan corrective maintenance dilakukan pada setiap bulan dengan total biaya sebesar Rp. 1.308.000 dengan total biaya preventive maintenance Rp. 99. dan corrective maintenance Rp. 378.7, sedangkan biaya paling rendah terdapat pada kebiajan maintenance setiap bulan sekali dengan total biaya Rp. 1.34dengan total biaya preventive maintenance Rp. 18.8 dan corrective maintenance Rp. 36.49

PENUTUP Kebijakan maintenance yang disarakan untuk mesih KDS 800 adalah gabungan preventive maintenance dan preventive maintenance pada perhitungan diatas didapatkan hasil perhitungan paling ekonomis terdapat pada repair policy dan maintenance policy setiap bulan sekali dengan total biaya Rp. 134,044, terdiri dari biaya repair policy Rp. 3649,044 dan biaya preventive maintenance Rp. 188, perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai prmakaian mesin untuk mengetahui penyebab utama kerusakan mesin Kostas. 1981. Operation Manajemen. edition. New York: Mc Graw Hill International Book Company. Amitava Mitra. Fundamental of Quality Control and Improvement. New York. Macmillan Publishing Company J. Jaturonnatee, Journal Opertimal preventive maintenance of leased equipment with corrective minimal repairs, DAFTAR PUSTAKA Hakim, Arman Nasution. 006. Manajemen Industri. Yogyakarta : CV Andi Offset