TEMPLATE OSCE STATION

dokumen-dokumen yang mirip
Template osce station

CHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA

KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila 1. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk menceritakan penyakitnya dengan pertanyaanpertanyaan

Objective Structured Clinical Examination. HPEQ Project Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia

riwayat personal-sosial

CHECKLIST KELUHAN UROGENITAL. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

IDENTITAS RIWAYAT PENYAKIT

Di unduh dari

PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

PANDUAN PENULISAN SOAL OSCE Pendidikan DIII Keperawatan dan Ners

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

Pengembangan Skenario untuk Pasien Simulasi

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK CLINICAL SKILLS INTEGRATION 1

Uji Coba Kedua OSCE UKDI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENGUKURAN KUANTITAS NYERI DASAR TEORI

BAB 2 NYERI KEPALA. B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda

GLAUKOMA ABSOLUT POST TRABEKULEKTOMI DAN GLAUKOMA POST PERIFER IRIDEKTOMI

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN PADA LEHER ( ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 7 PENURUNAN DAYA INGAT

OSCE EXAMINER ENHANCED

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK)

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

SOP KATARAK. Halaman 1 dari 7. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon SMF. Ditetapkan Oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon.

THT CHECKLIST PX.TELINGA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

Standard Operating Procedure. Mini-CEX. (Mini Clinical Evaluation Exercise)

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE

Metodologi Asuhan Keperawatan

FASE I FASE II FASE III Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Daftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

PEDOMAN PERSIAPAN DAN PENYELENGGARAAN OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE) UJI KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NASKAH ROLEPLAY PENERIMAAN PASIEN BARU DAN ORIENTASI

TEMPLATE OSCE STATION

TEMPLATE OSCE STATION

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

LAPORAN TUTORIAL BLOK MUSKULOSKELETAL SKENARIO II MENGAPA LUTUT NENEK NYERI DAN BENGKAK?

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

SILABUS BLOK MATA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014

maka dilakukan dengan carafinger counting yaitu menghitung jari pemeriksa pada jarak 1 meter sampai 6 meter dengan visus 1/60 sampai 6/60.

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lakukan pemeriksaan visus, refraksi terbaik dan segmen anterior.anamnesis

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

BAB 3 PENURUNAN KESADARAN

BAB 11 KELUMPUHAN OTOT WAJAH

BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR

KETERAMPILAN MEMBUAT APUSAN, MEWARNAI, MENGAWETKAN TINJA, DAN MENGIDENTIFIKASI PARASIT PADA APUSAN TINJA

CLINICAL PROCESS dan POMR

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

Definisi Bell s palsy

..., Yang membuat pernyataan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

DETEKSI DAN MANAJEMEN PENYAKIT SISTEMIK PADA PASIEN GIGI-MULUT DENGAN KOMPROMIS MEDIS. Harum Sasanti FKG-UI, Departemen Ilmu Penyakit Mulut

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. xiii DAFTAR SKEMA. xiv DAFTAR LAMPIRAN. xv

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Pada saat ini kegiatan pelayanan kesehatan tidak. terlepas dari aspek hukum yang melindungi pasien dari

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mencegah keadaan bertambah buruk, cacat tubuh bahkan kematian

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

Disusun oleh :.2013 Tim Dinas Kesehatan dan Pengelola Prog. NIP. Suatu pemeriksaan yang di lakukan untuk mengetahui adanya gangguan kesehatan mata.

LAPORAN KASUS GLAUKOMA KRONIK

INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Hubungan Persepsi Mutu

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

Transkripsi:

TEMPLATE OSCE STATION 1. Nomor station Tidak perlu diisi 2. Judul station neurology 3. Waktu yang dibutuhkan 15 menit 4. Tujuan station Menilai anamnesis, pemeriksaan fisik dasar neurologis, menentukan diagnosis dan perilaku profesional 5. Kompetensi (tebalkan beberapa atau semua kompetensi yang dinilai) 6. Kategori (tebalkan kategori yang dinilai) 8. Instruksi untuk peserta ujian Bagian ini mencantumkan skenario klinik station serta tugas yang harus dilakukan peserta ujian secara jelas. Skenario klinik menggambarkan kasus yang dihadapi. Tulislah informasi yang relevan (mislanya mencantumkan jenis kelamin, umur pasien, lokasi kejadian, permasalahan yang dihadapi). Tuliskan tugas yang harus dilakukan secara jelas, sehingga tidak membingungkan peserta ujian. Bila dianggap perlu, tugas yang tidak perlu dilakukan oleh peserta dapat dicantumkan pula. 9. Instruksi untuk penguji Bagian ini mencantumkan kembali skenario klinik serta tugas yang harus dilakukan peserta ujian. Selanjutnya tugas untuk penguji dituliskan dengan jelas, termasuk hal-hal yang harus maupun tidak boleh dilakukan penguji. Selain itu terdapat pedoman penilaian untuk station tersebut sehingga membantu penguji memahami tujuan station serta memiliki penilaian yang sama. Jika ada pertanyaan yang perlu diujikan maka dicantumkan beserta jawaban dan modalitas nilainya. Informasi tambahan terkait hasil pemeriksaan fisik pasien dicantumkan beserta kapan informasi tersebut diberikan kepada peserta ujian. 1. Kemampuan anamnesis 2. Kemampuan pemeriksaan fisik 3. Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding atau diagnosis 4. Penegakan diagnosis/diagnosis banding 5. TatalaksanaNonfarmakoterapi 6. Tatalaksana Farmakoterapi 7. Komunikasi dan edukasi pasien 8. Perilaku profesional 1. Sistem saraf 2. Psikiatri 3. Sistem indra 4. Sistem respirasi 5. Sistem kardiovaskuler 6. Sistem gastrointestinal, hepatobilier dan pankreas 7. Sistem ginjal dan saluran kemih 8. Sistem reproduksi 9. Sistem endokrin, metabolik dan nutrisi 10. Sistem hematologi dan imunologi 11. Sistem muskuloskeletal 12. Sistem integumen Skenario klinik : Seorang laki-laki umur 68 tahun datang dengan keluhan berbicara pelo dan anggota gerak sebelah kiri lumpuh Tugas : 1. Lakukan anamnesis! 2. Lakukan pemeriksaan fisik neurologis dan sampaikan hasilnya ke penguji! 3. Tentukan diagnosis klinis, topis dan etiologis sampaikan ke penguji! 4. Berikan edukasi pada pasien Skenario klinik : Seorang laki-laki umur 68 tahun datang dengan keluhan berbicara pelo dan anggota gerak sebelah kiri lumpuh Tugas : 1. Lakukan anamnesis! 2. Lakukan pemeriksaan fisik neurologis dan sampaikan hasilnya ke penguji! 3. Tentukan diagnosis klinis, topis dan etiologis sampaikan ke penguji! 4. Berikan edukasi pada pasien Instruksi : Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta berdasarkan lembar penilaian Penguji tidak diperbolehkan interupsi ataupun bertanya kepada peserta selain yang ditentukan Penguji berhak menginterupsi peserta jika tindakan membahayakan Langkah pemeriksaan neurologis : o Menerangkan tujuan dan cara pemeriksaan serta meminta persetujuan

o Memeriksa nervus cranialis dari nervus cranialis I-XII secara sistematis o Memeriksa N I o Memeriksa N II o Memeriksa N III,IV, dan VI o Memeriksa N V o Memeriksa N VII o Memeriksa N VIII o Memeriksa N IX o Memeriksa N X o Memeriksa N XI o Memeriksa N XII o Memeriksa motoric o Memeriksa trofi o Memeriksa tonus o Memeriksa reflex fisiologis dan membandingkannya dengan kontralateral o Memeriksa reflex patologis o Memeriksa sensibilitas o Lakukan skoring gajahmada dan shiriraj score Diagnosis klinis: pharese N VII sinistra tipe sentral, pharese NXII sinistra tipe sentral, hemipharese sinistra spastik Diagnosis topis: capsula interna dekstra Diagnosis etiologis: stroke non hemoragik 10. Instruksi untuk pasien simulasi Bagian ini mencantumkan instruksi untuk pasien standar termasuk bagaimana dia berperan sesuai skenario klinik yang diharapkan pembuat soal. Hal-hal yang perlu dicantumkan diantaranya: 1. Identitas pasien sesuai kasus (jika tidak PSesifik, lebih baik dibuat sesuai dengan identitas pasien) 2. Riwayat penyakit sekarang (keluhan utama, perjalanan penyakit, hal yang menambah atau mengurangi keluhan, riwayat pengobatan) 3. Riwayat penyakit dahulu 4. Riwayat penyakit keluarga (jika 5. Riwayat kebiasaan sosial (jika 6. Harapan terhadap penyakit (jika 7. Peran yang harus dilakukan, termasuk bagaimana posisi saat masuk/duduk, raut muka/ekpsresi serta peran yang harus dilakukan dengan cukup lengkap sehingga tidak membingungkan peserta ujian Nama Rentang usia Jenis kelamin Pekerjaan Status pernikahan Pendidikan terakhir : nama PS sendiri : 68 tahun : laki-laki : petani : kawin : SD Riwayat penyakit sekarang (History of present illness) : Keluhan utama : berbicara pelo Lokasi : mulut Sejak kapan :.sejak 1 hari yang lalu Perjalanan penyakit : saat di rumah, baru bangun tidur tiba tiba bicara jadi pelo, anggota gerak kiri lemah, tidak ada sakit kepala, tidak muntah, pada saat kejadian sardar, Keluhan lain terkait keluhan utama : anggota gerak sebelah kiri terasa lemah Hal-hal yang memperburuk keluhan : - Hal-hal yang mengurangi keluhan : - Riwayat pengobatan sekarang : belum diobati Riwayat penyakit dahulu (Past Medical History) : Penyakit kronis : hipertensi, kolesterol tinggi, asam urat tinggi Riwayat pengobatan penyakit terdahulu : tidak ada Riwayat penyakit keluarga (Family history): Ibu pasien memakai kacamata sejak masih sekolah Riwayat kebiasaan sosial (Social history) : Olah raga.: pasien jarang berolah raga Diet : sesuai PS Merokok 1 bungkus 1 hari Peran yang harus dilakukan : Berbicara cadel Jika peserta menyuruh pasien senyum, senyum yang sebelah kanan saja, dan jika disuruh mengerutkan dahi, pasien mengerutkan dahi kanan dan kiri Jika perserta menyuruh pasien menjulurkan lidah, maka pasien menjulurkan lidah dan paosisi lidah menjulur kearah kiri Pasien harus memperlihatkan bahwa kaki kiri dan tangan kiri pasien terlihat sangat lemah, namun masih bias sedikit digerakkan

Jika peserta memukul badan pasien dengan palu reflaks, maka reaksi pasien lebih pada anggota gerak sebelah kiri Selain disebut diatas, pasien menuruti dan menjawaab seadanya yang pasien rasakan kepada peserta 11 Peralatan yang dibutuhkan Cantumkan semua peralatan dan jumlah yang dibutuhkan untuk semua peserta ujian. Termasuk bagaimana tata ruang yang sesuai dengan station - Meja dan kursi dokter - Kursi pasien - Meja dan kursi penguji - Meja peralatan - Bed pemeriksaan - Wastafel atau simulasi wastafel - Snellen chart - Pen light - ophtalmoskop - senter - hammer reflex - sarung tangan - alcohol/gliserin - Rekam medis - Blanko pemeriksaan penunjang - Blanko resep - Tempat sampah tertutup - Tissue - Jam dinding (dipasang di tembok agar dapat dilihat peserta) - Ballpoint 1 pak 15 lembar 1 bendel 1 bendel 1 kotak 12 Penulis Tulislah dengan lengkap: a. nama dan gelar penulis soal b. bagian dan institusi penulis 13 Referensi Tuliskan referensi utama yang dipakai sebagai rujukan dr. Yuliana Laksmini, MSc, SpKK TIM OSCE KOMPREHENSIF 1. Soemarsono. A.,1998, Diagnosis Fisik Penyakit Mata, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta 2. Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan-Eva, P. 1995, Oftalmologi Umum, Alih bahasa: Tambajong J., Pendit, B.U., 2000. edisi 14. Widya Medika, Jakarta. I. Rubrik Penilaian Kompetensi 0 1 2 3 Kandidat hanya Kandidat hanya Kandidat menanyakan Kandidat menanyakan 1. Anamnesis menanyakan menanyakan identitas identitas dan keluhan identitas dan keluhan identitas dan dan keluhan utama, utama serta utama serta menanyakan keluhan utama pasien, tidak anamnesis lainnya langsung pemeriksaan fisik atau hanya menanyakan sebagian kecil Maksimal hanya 2 pertanyaan yang ditanyakan. menanyakan sebagian besar Maksimal hanya 3 pertanyaan yang ditanyakan. secara LENGKAP RPS: - Penglihatan kabur jarak jauh - Tidak mendadak - Mata nyeri (-), gatal (-), berair(-), kotoran mata(-) RPD: - Tidak ada DM - Tidak ada trauma RPK: - Ibu memakai kacamata Riwayat Sosial: - Membaca sambil tidur - Menggunakan komputer/tv lebih

Kompetensi 0 1 2 3 dari 4 jam/hari 2. Pemeriksaa n Fisik (35%) tidak pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah klinik pasien secara tidak benar secara benar tetapi tidak lengkap secara benar dan lengkap 1. Visus 2. Segmen anterior 3. Refleks fundus 3. Menentuka n diagnosis dan visus (20%) tidak dapat menentukan diagnosis dan visus hanyadapat menentukan diagnosis tanpa menyebutkan visus atau nilai visus yang disebutkan salah dapat menentukan diagnosis dan menyebutkan secara benar nilai salah satu visus (OD atau OS) menetapkan diagnosis dan diagnosis banding yang lengkap, sesuai dengan masalah klinik pasien Myopia, visus OD 5/60, visus OS 2/60 4. Komunikasi dan atau edukasi pasien Hanya salah satu langkah menerapkan DUA dari LIMA langkah tadi menerapkan EMPAT dari 5 langkah tadi menerapkan MINIMAL EMPAT dari 5 prinsip tersebut METODE : LIMA LANGKAH menggali perspektif pasien dengan bahasa yang bisa dimengerti, memberikan kesempatan bertanya kepada pasien, menanggapi pertanyaan/pernyataa n pasien baik verbal maupun non verbal diskusi dan negosiasi, membina hubungan baik dengan pasien 5. Perilaku profesional Kandidat tidak meminta informed consent Hanya meminta informed consent Meminta informed consent, dan MAKSIMAL DUA Meminta informed consent, dan melakuan di bawah ini secara LENGKAP setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien memperhatikan kenyamanan pasien tindakan sesuai prioritas menunjukan rasa hormat kepada pasien menunjukkan keterbatasan

II. Global rating Beri tanda ( ) pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda secara umum terhadap peserta ujian! Tidak lulus Borderline Lulus Superior