BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Profil Jaringan Lunak Wajah Analisa profil jaringan lunak wajah yang tepat akan mendukung diagnosa secara keseluruhan pada analisa radiografi sefalometri lateral. Penegakkan diagnosa untuk membedakan profil yang baik atau kurang maka dibutuhkan penilaian klinis yang seksama tentang proporsi wajah. Ada tiga referensi dalam analisa profil wajah : 1. Menentukan relasi rahang dalam arah anteroposterior 2. Evaluasi bentuk bibir dan inklinasi insisivus. 3. Evaluasi proporsi vertikal wajah dan sudut dataran mandibula. Profil yang konveks mengindikasikan relasi skeletal Klas II, sedangkan jika profilnya konkaf berarti relasi skeletalnya Klas III.
Gambar 1. Evaluasi konveksitas skeletal dan jaringan lunak wajah menunjukkan profil datar, cembung (konveks) dan cekung (konkaf) 16 Evaluasi bentuk bibir untuk melihat adanya protrusi insisif yang besar (relative lebih sering) atau retrusi (lebih jarang) yang mempengaruhi lengkung rahang (Gambar 2). A B Gambar 2. A. Bentuk bibir yang protrusive. B Bentuk bibir yang retrusif Insisif yang protrusif membuat lengkung lebih ke depan dan jika insisifnya upright atau retrusif maka lengkung mengecil. Pada kasus insisif yang protrusi dengan ekstrim tetapi alignment giginya ideal membuat bibir menjadi protrude dan susah untuk menutup. Keadaan ini disebut bimaxillary dentoalveolar protrusion, dengan pengertian sederhana yaitu kedua gigi atas dan bawah protusi. Keadaan ini juga selalu disebut dengan bimaxillary protrusion yang sebenarnya kurang tepat karena bukan rahang tetapi gigi geligi yang protrude.
Proporsi wajah vertikal sebenarnya dilihat pada penilaian seluruh wajah tetapi kadang kadang dapat juga lebih jelas melalui profil lateral. Proporsi wajah yang baik dapat dilihat dengan tiga pembagian sama besar (Gambar 3). 5,6,9,14 Gambar 3. Proporsi wajah vertical dengan tiga pembagian sama besar 17 Titik titik pada jaringan lunak yang hampir sama dengan titik titik pada skeletal tidak dapat dipakai untuk melihat konveksitas profil skeletal (Gambar 3). Susunan jaringan lunak yang menutupi skeletal tidak menunjukkan pola yang sama dengan profil tulang. Profil jaringan keras wajah umumnya semakin bertambah datar seiring dengan bertambahnya usia, berbeda dengan jaringan lunak wajah yang cenderung stabil. 3,7,9,10,11,16
Gambar 4. Titik titik pada jaringan lunak hampir sama dengan titik titik pada skeletal 16 Perkembangan bibir selalu mengikuti kurva pertumbuhan pada otot dan jaringan ikat lainnya. Bibir atas dan bawah secara bertahap memanjang, bibir atas semakin menjauhi palatum dan bibir bawah juga semakin menjauhi dagu. Perubahan ini sangat cepat terjadi hingga usia 15 tahun dan setelah itu akan menjadi lambat. Perubahan panjang bibir ini juga disertai dengan penebalan pada daerah prominen bibir atas baik pada pria maupun wanita. 6,9 Aspek prominen bibir atas ini harus menjadi perhatian memiliki hubungan pada jaringan keras pendukungnya yaitu gigi dan prosesus alveolaris. Pada perawatan ortodonti, jika gigi ditegakkan terhadap profil wajah maka bibir akan semakin retrusi terhadap dataran wajah. 15 2.2. Dukungan bibir, posisi gigi dan estetis wajah Perawatan ortodonti cekat sistem edgewise maupun straight wire dengan pencabutan atau tanpa pencabutan dapat mempengaruhi estetis wajah secara jelas. Milo Hellman (1935), ortodontis
yang pertama sekali menyelidiki masalah ini secara ilmiah, memakai teknik antropometri untuk mengukur dan menjelaskan berbagai ciri wajah dan pertumbuhannya. Farkas (1987) mengembangkan teknik antropometri ini secara lebih mutakhir. Arnett dan Bregman (1993) diakui telah membuat sebuah ketentuan yang sangat baik dalam penilaian klinis dan sefalometri pada kontur jaringan lunak wajah. Mereka menetapkan ada 19 ciri pada pengukuran frontal dan profil sehingga ortodontis dan ahli bedah mulut dapat memperkirakan berbagai hubungan jaringan lunak. 3,5,6,9,13,18 Bentuk jaringan lunak pada wajah secara dinamis dan statis ditentukan oleh interaksi dari tiga faktor yaitu : skeletal, dimana pada wajah tengah dan bawah adalah tulang rahang; gigi geligi pendukung; dan jaringan lunaknya, yang dapat dipengaruhi oleh jaringan keras di bawahnya dan komponen komponen jaringan lunak itu sendiri (hidung, dagu, ketebalan bibir, tonus bibir). Faktorfaktor ini dipakai sebagai referensi untuk menentukan apakah estetis wajah masih baik. Protrusi insisivus tidak dapat ditentukan hanya dari sefalometri saja tetapi juga harus menilai secara klinis bentuk dari jaringan lunaknya agar informasi dasar untuk diagnosa yang sesuai dapat diperoleh. 2,7,8,9 2.3. Perubahan jaringan keras setelah retraksi anterior Gigi geligi dan rahang membentuk sebuah susunan kerja yang juga melibatkan otot, jaringan lunak dan pipi. Perawatan ortodonti yang dilakukan untuk mengubah susunan ini akan menentukan bentuk dan susunan wajah menjadi lebih baik atau tidak. Keharmonisan wajah tidak hanya dengan menentukan posisi gigi dan jaringan pendukungnya yang benar tetapi harus memperhitungkan pengaruhnya pada keseluruhan daerah kepala. Alternatif perawatan ortodonti yang sering dilakukan untuk memperoleh estetis wajah yang baik selain dengan bedah ortognati adalah dengan pencabutan premolar. Tindakan perawatan pada dentoalveolar ini selalu dilakukan dengan harapan untuk memperoleh profil wajah yang disebut dish in effect. Profil dish in ini dianggap lebih baik dan dapat
diterima. Pada banyak kasus perbaikan profil wajah memang tercapai, tetapi pada kasus tertentu hal yang berbeda bisa terjadi. Keputusan perlunya pencabutan premolar harus didasarkan bukan atas pertimbangan pada gigi saja. 9,11,20
2.4. Perubahan anteroposterior jaringan lunak wajah setelah retraksi anterior Para peneliti juga banyak meneliti peranan ketiga faktor di atas dalam perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar. Salah satu perubahan jaringan lunak yang penting dinilai untuk perbaikan estetis wajah adalah perubahan bibir dalam arah anteroposterior setelah retraksi anterior (Gambar 4). Hasil laporan peneliti adalah perbandingan retraksi bibir atas dengan retraksi anterior adalah sekitar 1: 3, sedangkan untuk bibir bawah terhadap anterior bawah adalah kira kira 1 : 0,4 dan 1 : 0,59 20 Banyak peneliti saat ini yang mulai meneliti ketebalan dan bentuk bibir serta peranannya pada persepsi menyeluruh dari profil lateral wajah. Para peneliti mengatakan bahwa dengan adanya variasi yang besar pada perubahan bentuk bibir maka pencabutan premolar tidak berpengaruh langsung atau tidak bisa dipakai sebagai prediksi perubahan kedalaman bibir. Disimpulkan bahwa hal hal yang dapat mempengaruhi bentuk bibir dan profil pasien ortodonti adalah kombinasi dari berbagai perubahan pada gigi, skeletal dan penanganan ruang pencabutan yang baik dan benar. 1,7,8,12,15 Gambar 5. Perubahan anteroposterior jaringan lunak wajah setelah retraksi anterior 17