PEMBELIAN TBS (TANDAN BUAH SEGAR)/PENERIMAAN SUPPLIER BARU

dokumen-dokumen yang mirip
Lingkup hunbungan kemitraan meliputi :

1.000 ha Kelapa Sawit. Karet. tahun

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

Corp surat perusahaan seller EXECUTIVE SUMMARY

REGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERIAN HAK ATAS TANAH UNTUK PERKEBUNAN

SURAT TANDA DAFTAR USAHA BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN (STD-B) Kabupaten/Kota... Kecamatan...

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA

PENYAMPAIAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PIHAK TERKAIT

Traceability to Plantation. Ketelusuran ke Kebun Kelapa Sawit

(sop - LEGAL.GN-014) PROSEDUR PENYELESAIAN KONFLIKTANAH & LAHAN. #{ifq,fril{i. Halaman :{dari7. Disetuiui. Direlrtur Utama.

PEMERINTAH ACEH BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Buku Panduan Pelaksanaan Traceability to Plantation (TtP) (kemamputelusuran produk hingga kebun)

TATA CARA PENETAPAN HAK GUNA USAHA KEMENTERIAN AGARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL DIT. PENGATURAN DAN PENETAPAN HAK TANAH DAN RUANG

Adapun lingkup hunbungan kemitraan meliputi :

Disampaikan dalam Semiloka Refeleksi setahun nota kesepakatan bersama (NKB) Selasa, 11 November 2014 Hotel Mercure Ancol, Ancol Jakarta Baycity

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

STANDARD OPERATING PROCEDURE SENGKETA LAHAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 27/PJ/2017

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN

LAPORAN VERIFIKASI TERKAIT PRESS RELEASE GREENOMICS MENGENAI PELANGGARAN MORATORIUM DI AREAL PT. BUMI MEKAR HIJAU DI KALIMANTAN BARAT TIM VERIFIKASI

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

Lampiran 1. Kajian Persamaan dan Perbedaan Prinsip, Kriteria dan Indikator ISPO Terhadap RSPO

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

05/12/2016 KUALA PEMBUANG

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGADAAN TENAGA KERJA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 111 TAHUN 1998 TENTANG

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA IPK PT SAWIT LAMANDAU RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH OLEH LVLK PT INTI MULTIMA SERTIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengolahan Tandan

KERTAS POSISI Kelompok Masyarakat Sipil Region Sulawesi Sistem Sertifikasi Bukan Sekedar Label Sawit Berkelanjutan

PERATURAN BUPATI BERAU

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

Peremajaan Perkebunan Rakyat dan Kemitraan Petani

BAB I PENDAHULUAN. Namun tidak sedikit perusahaan yang mengalami kerugian dalam kurangnya berat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Bidang Kelembagaan Usaha dan Penyuluhan DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PROGRAM PEREMAJAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT

Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA IPK PT PERSADA SEJAHTERA AGRO MAKMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH OLEH LVLK PT INTI MULTIMA SERTIFIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DAN PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN YANG

KEADAAN UMUM. Letak Geografi

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

RESUME HASIL VERIFIKASI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 013 TAHUN 2012 TENTANG

PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

2017, No /KUM.1/11/2016 tentang Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Budidaya yang Berasal dari Hutan Hak; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahu

Pertanyaan Umum (FAQ):

DEFORESTASI DAN SAWIT. Fakta danmelangkah ke depan

Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Tantangan dan Hambatan Di Masa Depan. Oleh : Asmar Arsjad APKASINDO

2011, No Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.49/Menhut-II/2008 tentang Hutan Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tah

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGECEKAN DEKLARASI KESESUAIAN PEMASOK

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA HUTAN HAK KOPERASI PADU PILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT OLEH LVLK PT INTI MULTIMA SERTIFIKASI.

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI SWAKELOLA

JUMLAH BIAYA BIAYA SATUAN NO TAHAPAN KEGIATAN SATUAN KETERANGAN. Persiapan

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

CATATAN AKHIR TAHUN 2011 SERIKAT PETANI KELAPA SAWIT

PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI JAWA TIMUR

BAB IV UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH PT. KUTAI BALIAN NAULI DALAM MELAKUKAN PERLUASAN LAHAN

2011, No c. bahwa dalam rangka menjamin kepastian terhadap calon pemegang izin pada areal kerja hutan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Menter

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

RESUME HASIL PENILIKAN KE-1 VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PKTHR ALAS MADANI

FORMAT PERMOHONAN HAK GUNA USAHA

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PAGUYUBAN GAPOKTANHUT MARGO LUHUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

No Prinsip Kriteria Indikator Verifier Metode Verifikasi Norma Penilaiaan

SELEKSI DAN EVALUASI SUPPLIER/SUBKONTRAKTOR

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman pohon tropis yang

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berlokasi di Desa Pagaran Tapah Darussalam Kec. Pagaran Tapah Darussalam

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

PENERIMAAN SUPPLIER BARU Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh

Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh

Daftar Isi 1. Tujuan...4 2. Ruang Lingkup...4 3. Referensi...4 4. Definisi...4 5. Tanggung Jawab...4 6. Prosedur...4

1. Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk memastikan TBS yang dibeli dapat dipertanggung jawabkan secara legal, lingkungan, dan sosial, serta tidak terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam pembelian TBS. 2. Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku untuk bagian pembelian TBS yang berasal dari pihak ketiga. 3. Referensi Peraturan Menteri Pertanian Indonesia No.11/Permentan/OT.140/3/2015 terkait ISPO 4. Definisi 4.1. TBS: Tandan Buah Segar 4.2. SPB: Surat Pengantar Buah, yang berisi informasi mengenai sumber TBS dan kendaraan pengangkut TBS 5. Tanggung Jawab Penanggungjawab kegiatan adalah : (disesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing perusahaan) 6. Prosedur 6.1. Calon supplier baru mengajukan diri sebagai supplier kepada bagian pembelian TBS atau sebaliknya. 6.2. Calon supplier mengisi formulir untuk melengkapi data profil, sebagai berikut: nama supplier/vendor name, tipe pemasok TBS (kebun/estate, dealer/agent/ pengumpul, petani swadaya/smallholder), nama PT/kebun/estate, alamat kebun, luas (Ha), jenis tanah (gambut/mineral), tahun tanam, jenis bibit, untuk kebun/estate > 25 Ha (HGU, IUP/IU -B), untuk kebun/estate < 25 Ha (surat kepemilikan lahan: SKT, Girik, SHM), status lahan (APL/non APL), peta kebun berkoordinat, volume produksi TBS (ton/hari,

ton/bulan), untuk pemasok TBS tipe dealer/agent harus mendata profile kebun pemasok TBS nya). 6.3. Petugas pembelian TBS melakukan sosialisasi kepada calon supplier baru terkait dengan persyaratan-persyaratan atau kebijakan dalam melakukan pembelian TBS, sebagai berikut : 1. TBS harus berasal dari kebun yang telah memiliki legalitas kepemilikan lahan yang sah (Girik/SHM, legalitas lahan yang diakui BPN). 2. TBS harus TIDAK berasal dari kebun Plasma yang memiliki ikatan dengan perusahaan lain. 3. TBS harus TIDAK berasal kebun yang berada dalam kawasan hutan 4. TBS harus TIDAK berasal dari kebun yang ditanam di areal gambut setelah tahun 2015. 5. TBS harus TIDAK berasal dari kebun yang ditanam di daerah aliran sungai (DAS) yang dilakukan aplikasi bahan kimia 6. TBS harus TIDAK berasal dari hasil curian atau tindak pidana lain 7. TBS harus berasal dari kebun yang TIDAK melakukan eksploitasi terhadap pekerja ataupun masyarakat sekitar 6.4. Petugas pembelian TBS melakukan survey terhadap kebun calon suplier baru (mengisi form data profil calon pemasok TBS) dan mengumpulkan beberapa informasi sebagai berikut: 1. Bukti legalitas lahan dan legalitas operasional kebun yang hasil TBS nya akan dipasok ke pabrik 2. Lokasi kebun seperti jenis lahan, luas kebun, alamat dan koordinat kebun (jika memungkinkan koordinat diambil dibeberapa titik yang menjadi batas kebun) 3. Tanaman kelapa sawit seperti jenis bibit dan tahun tanam (jika penanaman dilakukan bertahap, maka dicatat tahun pertama dan tahun terakhir penanaman 4. Kondisi DAS yang ada di lokasi kebun. 5. Kegiatan operasional kebun terkait dengan apakah terdapat indikasi eksploitasi terhadap pekerja ataupun masyarakat sekitar.

6.5. Petugas pembelian TBS membuat laporan hasil survey dan menyerahkannya kepada tim GIS/pemetaan. 6.6. Tim GIS/pemetaan menganalisa lokasi kebun melalui data koordinat dan memastikan bahwa lokasi kebun tidak tumpang tindih dengan peta kawasan hutan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan atau provinsi setempat. 6.7. Tim GIS/pemetaan memberikan hasil analisa kepada tim pembelian TBS untuk diteruskan ke Manager atau KTU. 6.8. Manager atau KTU memeriksa laporan hasil survey untuk memastikan apakah calon supplier sudah memenuhi kebijakan yang berlaku di pabrik dan mengajukan permohonan ke pihak direksi atau top management. 6.9. Direksi atau top management memberikan keputusan setuju atau tidak setuju calon supplier tersebut menjadi supplier di pabrik. 6.10. Jika calon supplier disetujui untuk menjadi supplier, maka tim pembelian TBS akan melakukan negosiasi kepada calon supplier untuk menentukan: 1. Mutu TBS yang diterima pabrik 2. Mekanisme penentuan dan penyampaian harga TBS kepada supplier 3. Syarat dan ketentuan pengiriman dan penerimaan TBS 4. Syarat dan ketentuan pembayaran TBS oleh bagian keuangan 5. Kondisi-kondisi lain yang dapat terjadi dalam perjanjian jual beli TBS 6.11. Berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi, bagian pembelian TBS membuat perjanjian jual beli, yang didalamnya tercantum hasil kesepakatan serta surat pernyataan terkait kebijakan perusahaan dalam pembelian TBS (poin 6.1) 6.12. Bagian pembelian TBS memberikan blanko SPB kepada supplier baru, yang akan digunakan dalam pengiriman TBS ke pabrik 6.13. Supplier baru mendaftarkan nomor kendaraan yang akan digunakan untuk mengangkut TBS ke pabrik (Pabri k hanya menerima buah yang dikirim menggunakan. 7. Lampiran