2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Agustiana, 2013

ANAK TUNAGRAHITA DAN PENDIDIKANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku adaptif diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memikul

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kata yang mudah untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

BAB I PENDAHULUAN. menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berhitung merupakan aspek yang sangat penting dalam

Oleh: Wahyu Trimei Pujilestari SLB Negeri Surakarta ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Beragam kebutuhan yang dimiliki anak tunagrahita baik kebutuhan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Peran bahasa bagi kehidupan manusia demikian penting sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari membaca mempunyai makna yang. penting. Membaca bukan saja sekedar memandangi lambang-lambang tertulis

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN ANGKA DI RAUDHATUL ATHFAL AL MUTTAQIN KABUPATEN AGAM ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita perlu diberikan pelajaran yang sama seperti anak-anak

BAB III METODE PENELITIAN

MENUJU KEMANDIRIAN ANAK TUNAGRAHITA ( Pengayaan) Oleh: Astati

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neti Asmiati, 2013

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR SUSUN DADU

BAB I PENDAHULUAN. rata-rata dengan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE KARYAWISATA PADA ANAK TUNAGRAHITA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Inne Yuliani Husen, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pasangan memiliki harapan serta keinginan-keinginan menjalani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ali Murtadho Fudholy, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang menangani anak berkebutuhan khusus, termasuk di dalamnya yaitu

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami peneliti, ketika peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ingatan adalah salah satu bagian dalam kognisi. Kata ingatan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini terbagi atas 3 bagian sebagaimana berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

2016 MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PAD A ANAK TUNAGRAHITA SED ANG MELALUI METOD E D RILL D I SLB C SUMBERSARI BAND UNG

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. IPS sejarah dengan menerapkan model pembelajarankartu Domino. Siswa kelas X-B berjumlah 37 siswa terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Irma Rahmawati, 2013

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB II KONSEP DASAR TUNAGRAHITA, MEDIA TANGGA BILANGAN, KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Nurhayati, 2013

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

laku baik intelektual, moral maupun sosial.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012.

Penggunaan Media Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Penjumlahan pada Anak Tunagrahita Ringan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

Jumlah siswa sebanyak 26 anak yang terdiri dari 14 anak laki-laki, 12 anak. dilakukan untuk mempermudah dan mengaktifkan mereka dalam bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan dengan dibantu oleh guru mitra yang bertugas sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Sutjihati Somantri (2005: 107 ) anak tunagrahita sedang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Kedaton Bandar lampung semester 1 tahun ajaran pada materi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut kerjasama antara sejumlah kemampuan. Kesanggupan seseorang dalam membaca atau menangkap makna yang tersirat dari yang tersurat serta mengarahkan pada lambang-lambang tertulis degan lafal dan nada yang tepat tidak sama atau berbeda-beda satu sama lainnya. Perbedaan ini tergantung kepada kemampuan seseorang untuk menangkap, memahami, serta mengungkapkan apa yang dinyatakan lambang-lambang tertulis. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan tentang penggunaan metode yang sesuai dengan karakteristik anak agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan membaca seorang anak, salah satunya adalah kemampuan yang dimiliki oleh anak tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, keterampilan membaca yang dimiliki anak tunagrahita dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan juga sebagai dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Pada kenyataanya, anak tunagrahita mengalami hambatan dalam perkembangan kognitifnya sehingga perkembangan bahasanya juga terhambat. Hambatan tersebut ditunjukkan dengan tidak seiramanya antara perkembangan bahasa dengan usia kalendernya (cronolical age), tetapi lebih seirama dengan usia mentalnya (mental age). Pembelajaran membaca permulaan bagi anak tunagrahita ringan masih dirasakan belum memenuhi apa yang diharapkan. Hal ini benarbenar menjadi suatu masalah bagi guru untuk dicari pemecahannya dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak tunagrahita ringan. Menurut Soendari & Nani (2010, hlm. 66) mengemukakan bahwa membaca permulaan adalah: Proses pemahaman atas hubungan antara huruf (grafim) dengan bunyi (morfem) atau menterjemahkan kata-kata tercetak menjadi bahasa lisan atau sejenisnya.

2 AAMD (dalam Astati, 2011, hlm. 14) mendefinisikan tunagrahita sebagai berikut : Mental retardation refers to significantly subaverage general intellectual functioning resulting in or adaptive behavior and manifested during the developmental period. Artinya, ketunagrahitaan mencacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata (normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian dan semua ini berlangsung (termanifestasi) pada masa perkembangannya. Berdasarkan pengertian diatas maka anak tunagrahita mengalami hambatan intelegensi yaitu dibawah rata-rata anak pada umumnya sehingga berdampak pada hasil akademik yang meliputi menulis, membaca dan berhitung. Selain itu, anak tunagrahita juga mengalami hambatan pada prilaku adaptif yang meliputi kemampuan menolong diri, kemampuan mengurus diri, keterampilan sosial dan komunikasi. Salah satu klasifikasi anak tunagrahita adalah anak tunagrahita ringan, mereka memiliki rentang IQ 50-70 yang berakibat pada terbatasnya pencapaian usia mental mereka. Kemampuan dan kecerdasan maksimal anak tunagrahita ringan setaraf dengan anak usia 12 tahun. Jika melihat pada tahapan kognitif anak pada umumnya menurut Piaget (dalam Hurlock, 1980, hlm 45) menyatakan bahwa Usia 12 tahun adalah tahap konkrit operasional yaitu penalaran anak mulai menyerupai penalaran orang dewasa, namun masih terbatas pada realitas konkret. Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti di SLB Al-Ma rifah Cirebon siswa tunagrahita ringan kelas dua bahwa kondisi kemampuan membaca masih belum optimal, hal ini terlihat dari hasil ulangan bahasa Indonesia semester satu tahun ajaran 2014-2015, siswa belum mampu membaca kata tanpa gambar disamping kata atau dibawah kata. Dalam membaca gambar anak tunagrahita ringan kelas dua bisa dengan lancar membaca bahwa nama itu misalnya bola, padahal di depan gambar bola ada kata ini tetapi siswa hanya bisa membaca gambarnya saja. Sering kali siswa merasa bosan pembelajaran membaca hanya sekedar di tulis di

3 papan tulis atau di buku catatan siswa. Kemudian guru membacakannya diikuti oleh siswa. Dalam hal ini guru sekaligus peneliti ingin agar belajar membaca anak tunagrahita ringan termotivasi dengan baik. Melihat kesulitan membaca siswa tersebut, maka peneliti ingin membantu siswa agar dapat membaca kata lebih mudah, dengan cara peneliti mengupayakan bagaimana caranya agar kemampuan anak tunagrahita ringan dalam membaca permulaan dapat meningkat. Untuk meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan dalam membaca permulaan, guru biasanya menggunakan media gambar sebagai alat dalam mengajar membaca permulaan dengan tujuan menarik minat siswa untuk belajar membaca dan untuk mengurangi hambatan yang dialami siswa dalam membaca. Banyak yang menjadi kendala bagi anak tunagrahita ringan dalam hal membaca permulaan khususnya kelas dua SDLB diantaranya: 1. Terbatasnya kemampuan atau daya ingat anak tunagrhita ringan sehingga akan mempengaruhi kemampuan membaca. 2. Kurangnya penggunaan media pembelajaran akibatnya anak cepat bosan dan kurang menarik minat siswa dalam membaca. 3. Metode mengajar yang digunakan guru kurang tepat. Hasil belajar siswa atau kemampuan siswa dalam membaca masih rendah yakni masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 70. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahasa Indonesia kelas II belum tercapai karena nilai semua siswa masih di bawah KKM. Hasil belajar saat evaluasi yaitu siswa AL mendapat nilai 65, siswa DW mendapat nilai 60 dan siswa UL mendapat nilai 60. Salah satu indikator pada pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dicapai oleh siswa adalah : (1) Siswa dapat membaca kata benda dengan benar tanpa bantuan gambar (2) Siswa dapat membaca kata benda, dengan lancar, dan (3) Siswa dapat membaca gambar dan mencocokannya dengan kata benda.

4 Untuk meningkatkan membaca permulaan anak tunagrahita ringan melalui media kartu kata bergambar guru sekaligus peneliti melakukan refleksi agar hasil belajar siswa meningkat. Menurut Wardhani dkk (2007, hlm. 1.6) untuk melakukan refleksi, guru berusaha bertanya kepada diri sendiri, misalnya dengan mengajukan pertanyaan berikut: a. Apakah penjelasan saya terlampau cepat? b. Apakah saya sudah memberi contoh yang memadai? c. Apakah saya sudah memberi kesempatan bertanya kepada siswa? d. Apakah saya sudah memberi yang memadai? e. Apakah latihan siswa sudah saya komentari? f. Apakah bahasa yang saya gunakan dapat dipahami siswa? Dari pertanyaan tersebut, guru akan dapat memperkirakan penyebab dari masalah yang dihadapi. Berdasarkan penyebab tersebut guru akan mencoba mencari jalan keluar untuk memperbaiki meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mengatasi hambatan yang dialami oleh siswa, maka peneliti berusaha menerapkan media kartu kata bergambar untuk mempermudah membaca permulaan anak tunagrahita ringan. Media kartu kata bergambar yang akan digunakan untuk membantu anak tunagrahita ringan kelas II SDLB Al-Ma,rifah Cirebon dalam membaca permulaan dan membangkitkan motivasi belajar adalah media kartu kata bergambar. Media kartu bergambar adalah media berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat digunakan mengembangkan perbendaharaan katakata dimana guru membimbing siswa sesuai kemampuan siswa serta dapat memotivasi siswa dan konsentrasi dalam belajar siswa. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh saudara Suharjo menunjukan bahwa penelitian dengan menggunakan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan prestasi belajar dan meningkatkan keterampilan anak tunagrahita ringan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti menganggap penting untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK) tentang meningkatkan kemampuan membaca

5 permulaan anak tunagrahita ringan melalui media kartu kata bergambar di kelas II SDLB Al-Ma rifah Cirebon. B. Sasaran Tindakan Penelitian tindakan kelas ini subjek yang akan dijadikan sasaran penelitian tindakan kelas yaitu siswa tunagrahita ringan kelas II yang terdiri dari 3 siswa yaitu dua siswi perempuan dan satu siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan di SLB AL-Ma rifah Cirebon. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai dasar peneliti memilih siswa kelas II C di SLB AL-Ma rifah Cirebon. Sebagai subjek penelitian, antara lain : 1. Pada saat menemukan permasalahan pembelajaran tersebut, peneliti sedang bertugas mengajar bahasa Indonesia di kelas. sehingga peneliti memahami permasalahan yang ada di dalam kelas. 2. Adanya kesesuaian antara kurikulum dengan materi pelajaran yang dijadikan sebagai sasaran dari penelitian. 3. Mendapat dukungan dari pihak sekolah baik kepala sekolah maupun guru - guru SLB Al-Ma rifah Cirebon. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan di kelas II SLB AL-Ma rifah Cirebon? D. Hipotesis Tindakan (Cara Pemecahan Masalah) Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam tiga siklus, setiap siklus direncanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui tiga siklus tersebut dapat diamati meningkatkan membaca permulaan anak tunagrahita ringan melalui kartu kata bergambar. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Untuk Mengetahui

6 Efektifitas penggunaan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan di kelas II SDLB AL-Ma rifah Cirebon? E. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas 1. Tujuan Umum Untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa meningkat dalam proses pembelajaran penggunaan media kartu kata dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan kelas II SDLB AL-Ma rifah Cirebon 2. Tujuan Khusus Untuk memperoleh gambaran apakah siswa tunagrahita ringan mengetahui akan kemampuan membaca permulaan melalui media kartu kata bergambar. F. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Meningkatkan perhatian, minat, mempermudah menyerap materi dan mendorong siswa tunagrahita ringan aktif dalam pembelajaran membaca 2. Bagi Guru Kegiatan penelitian tindakan kelas ini akan melatih peneliti sekaligus guru kelas dalam memecahkan permasalahan dan meningkatkan pembelajaran serta mencari strategi pembelajaran membaca permulaan yang tepat. 3. Bagi Kelas Sebagai perbaikan dalam meningkatkan kualitas kemampuan membaca permulaan.